Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 21–30 of 1371 results

  • Menjelang Hari Raya Idul Adha, rencana pengolahan daging kurban diantaranya daging sapi dan daging kambing sudah mulai dipikirkan, terutama oleh para ibu-ibu. Ada yang akan membuatnya menjadi rendang, soto, semur, tongseng, sate, dan masih banyak lagi. Wah, membayangkannya saja sudah bikin lapar ya. Kalau membicarakan rasa, keduanya pasti sama-sama enak. Tapi bagaimana dengan gizinya? Adakah […]

    Daging Sapi VS Daging Kambing, Mana yang Lebih Bergizi?

    Menjelang Hari Raya Idul Adha, rencana pengolahan daging kurban diantaranya daging sapi dan daging kambing sudah mulai dipikirkan, terutama oleh para ibu-ibu. Ada yang akan membuatnya menjadi rendang, soto, semur, tongseng, sate, dan masih banyak lagi. Wah, membayangkannya saja sudah bikin lapar ya.

    Daging Sapi VS Daging Kambing, Mana yang Lebih Bergizi

    Daging Sapi dan Daging Kambing, Mana yang Lebih Bergizi?

    Kalau membicarakan rasa, keduanya pasti sama-sama enak. Tapi bagaimana dengan gizinya? Adakah yang lebih baik antara daging sapi dan daging kambing? Walau sama-sama daging merah, ternyata nilai gizinya berbeda-beda.

    Kalori

    Daging sapi dan daging kambing sama-sama makanan berkalori tinggi. Namun, daging kambing memiliki lebih banyak kalori dibanding sapi. Sebagai informasi, kebutuhan kalori harian perempuan rata-rata sekitar 1800 kalori dan 2000-2200 kalori untuk laki-laki, tergantung dari aktivitas dan faktor lainnya. Pada setiap 100 gram daging kambing terdapat 294 kalori, sedangkan pada sapi hanya 250 kalori. 

    Tetapi, kandungan kalori pada daging dapat berubah secara signifikan dengan pilihan potongan atau cara pengolahan/ memasak yang berbeda. Misalnya, bagian has dalam kambing yang digoreng mengandung 150 kalori, sedangkan sapi sebanyak 168 kalori.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Protein

    Daging sapi memiliki jumlah protein lebih banyak dibanding kambing. Setiap 100 gram daging sapi mengandung 25,93 gram protein sedangkan kambing berbeda sedikit sekitar 24,52 gram protein.

    Walau demikian, kandungan asam amino pada daging kambing lebih banyak sehingga protein yang terkandung dalam kambing lebih berkualitas. Contoh asam amino seperti triptophan, asam aspartat, dan asam glutamat.

    Baca Juga: Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Sapi, Menular Ke Manusia?

    Lemak dan kolesterol

    Antara kedua jenis daging ini, daging kambing memiliki lebih banyak lemak. Ukuran 100 gram daging kambing memiliki lemak sebanyak 21 gram, sedangkan sapi hanya 15,4 gram. Hal ini juga membuatnya memiliki lebih banyak kolesterol.

    Vitamin

    Secara keseluruhan, daging kambing mengandung hampir tiga kali lipat lebih banyak vitamin dibanding sapi. Daging kambing mengandung asam folat, vitamin B, D, K, dan E. Sedangkan, daging sapi hanya mengandung vitamin A dan B.

    Baca Juga: Penyakit Menular Melalui Makanan, Waspada Kulineran Selama Liburan

    Mineral

    Daging bisa menjadi sumber mineral yang cukup lengkap bagi tubuh. Daging kambing tinggi akan tembaga dan daging sapi tinggi akan zat besi dan zink. Jumlah mineral lainnya seperti kalsium, magnesium, fosfor, potasium, dan sodium kurang lebih sama antara keduanya.

    Jadi, mana yang lebih bergizi?

    Secara umum, kandungan gizi dalam daging sapi tidak sepadat daging kambing. Namun faktor-faktor lain seperti potongan daging dan cara mengolahnya dapat memberikan dampak yang berbeda pada kandungan gizinya. Apalagi jika sudah dalam bentuk kemasan yang biasanya mengandung kadar natrium yang tinggi, seperti sosis, kornet, dan lain-lain. Kadar natrium bisa memberikan dampak buruk untuk kesehatan.

    Nah Sahabat Sehat, itulah perbedaan gizi antara daging sapi dan daging kambing. sekarang sudah tahu daging mana yang lebih padat gizi. Walau demikian, pastinya semua juga kembali kepada selera. Sebagian orang tidak suka daging kambing karena baunya, rasanya, dan lain-lain. Itu tidak masalah. Yang penting Sahabat Sehat mengolahnya dengan benar agar mendapatkan nutrisi yang terbaik dan jangan lupa diimbangi dengan sayur dan buah-buahan.

    Baca Juga: 7 Manfaat Daging Kambing untuk Kesehatan Tubuh

    Bagi Sahabat Sehat yang senang olahan daging, jangan lupa juga untuk rutin memeriksakan kesehatan minimal satu tahun sekali. Jika Anda sudah memiliki penyakit tertentu, pemeriksaan kesehatan mungkin diperlukan lebih sering. Ayo periksakan kesehatan Anda bersama Prosehat. Prosehat memiliki berbagai layanan medical check up yang bisa dipesan melalui website atau chat WhatsApp.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokterlayanan vaksinasiimunisasi anaklayanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratoriummultivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Food Struct. Lamb and mutton vs Beef – Health Impact and Nutrition Comparison. 2021.
    Read More
  • Hidangan meja makan keluarga saat Idul Adha mungkin sebagian besarnya merupakan olahan daging kambing dan sapi. Penyajiannya saja yang berbeda tergantung selera, ada yang dibuat sate, gulai tongseng, sop, kari, dan sebagainya. Namun tahukah Sahabat Sehat bahwa daging kambing memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan? Yuk, ketahui apa saja efek baiknya.  Menurunkan Risiko Penyakit Kanker Tak […]

    7 Manfaat Daging Kambing untuk Kesehatan Tubuh

    Hidangan meja makan keluarga saat Idul Adha mungkin sebagian besarnya merupakan olahan daging kambing dan sapi. Penyajiannya saja yang berbeda tergantung selera, ada yang dibuat sate, gulai tongseng, sop, kari, dan sebagainya.

    7 Manfaat Daging Kambing untuk Kesehatan Tubuh

    7 Manfaat Daging Kambing untuk Kesehatan Tubuh

    Namun tahukah Sahabat Sehat bahwa daging kambing memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan? Yuk, ketahui apa saja efek baiknya. 

    1. Menurunkan Risiko Penyakit Kanker
      Tak banyak yang tahu bahwa daging kambing mengandung CLA (conjugated linoleic acid), atau asam lemak, yang dikenal mampu mencegah beberapa jenis kanker dan meminimalisir risiko peradangan. Selain itu, kandungan selenium dan klorin dalam daging kambing juga membantu tubuh untuk menurunkan risiko terkena penyakit kronis.
    2. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
      Daging kambing juga bermanfaat sebagai asupan yang mampu meningkatkan sistem imun tubuh. Hal ini disebabkan oleh zat besi yang terkandung di dalam daging kambing. Zat besi akan membantu melawan berbagai bakteri, kuman, hingga virus untuk dilumpuhkan.
    3. Meningkatkan Massa Otot
      Manfaat daging kambing yang tidak kalah penting untuk diketahui yakni sebagai salah satu asupan penambah massa otot. Hal ini karena daging kambing mengandung tinggi protein, yaitu 25 gram protein setiap 100 gram daging kambing. Nah, bagi Sahabat Sehat yang rutin berolahraga juga bisa memanfaatkan jenis daging merah ini sebagai sumber protein. Tapi, pilih potongan yang rendah lemak seperti sirloin atau bagian kaki, ya!

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah4. Meningkatkan Pembakaran Lemak Tubuh

    Kandungan L-carnitine di dalam daging kambing memiliki peran penting dalam membantu proses pembakaran lemak. L-carnitine adalah asam amino yang berperan dalam mengubah lemak menjadi energi sehingga memiliki efek pembakaran lemak.

    Kebutuhan L-carnitine seseorang setiap harinya sekitar 500 hingga 2000 mg; dan diantara semua jenis daging merah, daging kambing mengandung L-carnitine tertinggi berjumlah sekitar 210 mg setiap 100 gram daging kambing.

    Baca Juga: Benarkah Daging Kambing Penyebab Kolesterol Tinggi?

    1. Mengurangi Nyeri Haid
      Bagi wanita, nyeri haid adalah sesuatu hal yang tak asing lagi. Saat nyeri haid datang, seluruh tubuh seolah terasa pegal dan tak nyaman untuk digunakan beraktivitas. Nah, hal ini dapat dicegah dengan mengambil manfaat daging kambing. Sebab, daging kambing memiliki kandungan zat besi yang cukup tinggi untuk mengurangi rasa nyeri haid hingga mengurangi inflamasi pada area tertentu.
    2. Mencegah Anemia
      Kandungan zat besi pada daging kambing juga berperan aktif untuk menambah suplai darah di dalam tubuh. Sehingga, mengonsumsi daging kambing dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah anemia.
    3. Menjaga Kesehatan Tulang
      Manfaat daging kambing yang satu ini berasal dari beragam mineral yang terkandung, yakni kalsium, kalium, dan fosfor. Dikutip dari jurnal Osteoporosis International, daging kambing kaya akan kalium yang juga bermanfaat untuk tulang. Sebab, kalium membantu menetralkan kadar asam pada tubuh sehingga mengurangi risiko berkurangnya kadar kalsium dalam tulang. Jadi, kepadatan tulang dapat tetap terjaga.

    Sahabat Sehat, itulah sederet manfaat daging kambing yang perlu Sahabat Sehat ketahui. Hal ini telah mematahkan reputasi buruk daging kambing sebagai sumber lemak dan kolesterol yang berbahaya bagi tubuh.

    Sebenarnya, daging kambing merupakan daging yang dianggap paling sehat di antara daging merah lainnya. Berdasarkan data dari Departemen Pertanian AS, daging kambing (per 100 g) menghasilkan kalori paling sedikit dibandingkan daging ayam, sapi, babi, dan domba.

    Baca Juga: Yuk Vaksinasi Mumpung Liburan Sekolah

    Namun menurut dr. Samuel Oetoro, dokter spesialis gizi, Anda tetap harus berhati-hati dalam menyantap hidangan daging kambing karena bahaya darah tinggi (hipertensi) dan penyakit kronis lainnya. Ancaman tersembunyi yang dapat memicu hipertensi dalam hidangan daging kambing bukanlah daging itu sendiri, melainkan garam salah satunya.

    Nah, buat Sahabat Sehat dan keluarga yang ingin memeriksakan tekanan darah, kadar kolesterol, atau kesehatan umum, bisa melakukan medical check up bersama ProSehat.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi
    1. p2ptm.kemkes.go.id. 2018. ‘Ancaman tersembunyi’ dalam hidangan daging kambing
    2. merdeka.com. 2021.  8 Manfaat Daging Kambing bagi Kesehatan, Tingkatkan Massa Otot hingga Cegah Anemia
    3. kompas.com. 2021. 7 Manfaat Daging Kambing bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui

    Read More
  • Ketika berat badan lansia turun sebenarnya adalah hal yang wajar. Namun menjadi masalah jika terjadi secara drastis dan terus menerus. Oleh sebab itu, jika ada lansia yang berat badannya terus menurun secara drastis, maka Sahabat Sehat perlu untuk segera memberikan pertolongan. Proses menua akan dialami setiap manusia. Saat proses penuaan akan terjadi perubahan pada kondisi […]

    Berat Badan Terus Menurun saat Lansia, Apa Penyebabnya?

    Ketika berat badan lansia turun sebenarnya adalah hal yang wajar. Namun menjadi masalah jika terjadi secara drastis dan terus menerus. Oleh sebab itu, jika ada lansia yang berat badannya terus menurun secara drastis, maka Sahabat Sehat perlu untuk segera memberikan pertolongan.

    Proses menua akan dialami setiap manusia. Saat proses penuaan akan terjadi perubahan pada kondisi tubuh. Perubahan tersebut diantaranya terjadi perubahan pada elastisitas kulit dan warna rambut hingga penyusutan berat badan. Hal tersebut dapat terjadi pada wanita maupun pria.

    Berat Badan Terus Menurun saat Lansia, Apa Penyebabnya

    Berat Badan Terus Menurun saat Lansia, Apa Penyebabnya?

    Hal yang turut menjadi perhatian adalah jika lansia mengalami penurunan berat badan tidak terkontrol, sebab dikhawatirkan hal ini menjadi tanda adanya kondisi medis yang memerlukan perhatian serius. Sahabat Sehat, apa saja penyebab berat badan lansia terus menurun ? Mari simak penjelasan berikut.

    Penyebab Berat Badan Lansia Turun Drastis

    Sebenarnya penurunan berat badan pada lansia adalah hal yang wajar. Namun jika penurunan terjadi secara drastis, apalagi sampai terus menerus dan tampak tidak normal maka perlu mendapatkan penanganan serius.

    Beberapa faktor berikut diperkirakan menyebabkan penurunan berat badan yang cukup drasti pada lansia,  diantaranya:

    Pengaruh Hormon

    Diketahui bahwa seseorang berusia lanjut memiliki hormon peptida yang lebih banyak. Hormon peptida mengirim sinyal kepada otak saat lambung terisi penuh dan mudah merasa kenyang.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Berkurangnya Massa Otot

     Saat Sahabat Sehat memasuki usia 30 tahun, biasanya terjadi penurunan massa otot sekitar 3-8% per dekade. Hal ini meningkatkan resiko terjadinya sarcopenia di usia senja. Sarcopenia adalah kondisi ketika massa otot turun perlahan seiring bertambahnya usia akibat metabolisme tubuh. 

    Baca Juga: Berikut ini Alasan Mengapa Lansia Rentan Mengalami Depresi

    Jaringan Menyusut

    Selain massa otot yang berkurang, pada usia 30 tahun ke atas tubuh akan mengalami proses penyusutan secara perlahan. Tak hanya itu saja, berbagai organ tubuh lainnya seperti otot, ginjal, dan hati juga akan kehilangan sebagian sel-selnya.  Sejumlah jaringan tubuh yang hilang tersebut dapat mempengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan, seperti mengurangi total kadar air dalam tubuh lansia. Meski jumlah lemak dalam tubuh akan meningkat, tetapi lapisan lemak yang terdapat dibawah kulit hanya tersisa sedikit saja.

    Masalah Kesehatan

    Adanya masalah kesehatan tertentu yang diderita oleh lansia juga menjadi faktor yang menyebabkan berat badan lansia turun. Beberapa contoh penyakit yang dapat menyebabkan penurunan berat badan pada lansia antara lain penyakit diabetes melitus, depresi,  asam lambung, maupun kanker.

    Oleh sebab itu, demi mencegah penyakit-penyakit tersebut semakin serius, pastikan untuk melakukan pengecekan kesehatan secara berkala. Dengan demikian, pengobatan dapat dilakukan sejak dini sehingga proses penyembuhan akan lebih tinggi peluangnya.

    Baca Juga: Berbagai Jenis Penyakit yang Kerap Dialami Lansia

    Solusi Mengatasi Penurunan Berat Badan yang Tidak Wajar

    Jika Sahabat Sehat memiliki anggota keluarga yang berusia lanjut di rumah dan mengalami penurunan berat badan, sebaiknya jangan menganggap sepele kondisi tersebut. Pasalnya penurunan berat badan yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung lama pada lansia bisa menjadi pertanda adanya masalah kesehatan tertentu pada tubuh. Sahabat Sehat dianjurkan melakukan beberapa hal berikut di rumah:

    • Lakukan pemantauan berat badan lansia secara berkala. 
    • Pantau nafsu makan lansia, pastikan konsumsi makanan tercukupi
    • Berikan makanan bergizi seimbang, seperti buah, sayur, serta suplemen
    • Berikan tambahan seperti protein whey, atau susu kepada lansia. 
    • Ajak lansia berolahraga secara teratur.
    • Hindarkan para lansia dari rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.
    • Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala ke dokter

    Nah Sahabat Sehat, itulah semua hal mengenai masalah berat badan lansia turun secara drastis. Untuk mengembalikan berat badan dan membantu memenuhi kebutuhan gizi lansia, Sahabat Sehat dapat memberikan suplemen dan susu lansia yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan gizi harian lansia. 

    Baca Juga: Berbagai Pilihan Olahraga yang Aman Untuk Lansia

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Medline Plus. Aging changes in body shape: MedlinePlus Medical Encyclopedia.
    2. Gaddey H. Unintentional Weight Loss in Older Adults.
    Read More
  • Human immunodeficiency virus atau yang lebih dikenal sebagai HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuannya dalam melawan infeksi. Pada tahun 2020, sekitar 570.000 orang dewasa dan anak-anak di Indonesia terinfeksi HIV. Sayangnya, hanya seperempatnya atau sekitar 140.000 penderita yang melakukan pengobatan antiretroviral (ARV). HIV bisa ditularkan melalui berbagai media, diantaranya […]

    Penderita HIV Bolehkah Berhubungan Seksual?

    Human immunodeficiency virus atau yang lebih dikenal sebagai HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuannya dalam melawan infeksi. Pada tahun 2020, sekitar 570.000 orang dewasa dan anak-anak di Indonesia terinfeksi HIV. Sayangnya, hanya seperempatnya atau sekitar 140.000 penderita yang melakukan pengobatan antiretroviral (ARV).

    Penderita HIV Bolehkah Berhubungan Seksual

    Penderita HIV Bolehkah Berhubungan Seksual

    HIV bisa ditularkan melalui berbagai media, diantaranya melalui cairan sperma dan vagina saat berhubungan seksual, darah saat menggunakan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba, dan ASI pada ibu menyusui. Lalu, bila HIV bisa ditularkan melalui hubungan seksual, bolehkah penderita HIV tetap berhubungan seksual?

    Walau menderita HIV, Anda tetap boleh melakukan hubungan seksual. Namun, penting sekali agar Anda melakukannya dengan aman guna melindungi diri sendiri dan pasangan. Pasalnya, virus HIV memiliki banyak jenis (strain) dimana satu orang bisa menderita beberapa jenis yang berbeda dalam satu waktu. Maka, seks aman adalah kuncinya. Bagaimana caranya? Simak tips di bawah ini!

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Teratur minum obat antiretroviral (ARV)

    Hal pertama yang paling penting adalah mendapatkan obat antiretroviral dan mengonsumsinya secara teratur setelah Anda mengetahui positif HIV. ARV adalah obat yang menghentikan virus HIV dari menyerang kekebalan tubuh Anda. Setidaknya diperlukan 6 bulan terapi untuk dapat mengurangi jumlah virus (viral load) hingga tidak terdeteksi. Pastikan Anda meluangkan waktu untuk rutin kontrol ke dokter.

    Untuk mendapatkan ARV secara gratis, Anda bisa mengunjungi puskesmas tertentu atau rumah sakit rujukan AIDS. Walau ARV diberikan secara gratis, kemungkinan masih diperlukan biaya untuk pemeriksaan laboratorium, administrasi rumah sakit, atau lainnya. Tanyakan dengan lengkap pada pihak rumah sakit mengenai pembiayaan yang dijamin dan tidak dijamin oleh asuransi atau BPJS.

    Baca Juga: 4 Metode yang Umum Digunakan Dalam Tes Pemeriksaan HIV

    Gunakan kondom

    Kondom adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang cukup ampuh dalam mencegah penularan HIV. Seberapa besar kondom dapat melindungi dari penularan bergantung kepada cara berhubungannya. Seks anal adalah cara berhubungan yang paling berisiko dibanding seks vaginal dan oral dalam hal penularan HIV. Selain cara berhubungan, menggunakan kondom dengan benar juga sangat mempengaruhi efektivitasnya.

    Minum obat profilaksis prapajanan (PPrP)

    Obat PPrP adalah obat untuk mencegah penularan HIV. Untuk bisa mendapatkan obat PPrP, Anda dan pasangan harus berkonsultasi dulu dengan dokter. Obat ini diminum oleh mereka yang tidak HIV namun memiliki risiko tinggi tertular, misalnya karena pasangan adalah penderita HIV. Dengan mengonsumsi PPrP setiap hari sesuai arahan dokter, Anda dapat terlindungi hingga 99%. Namun, obat ini membutuhkan setidaknya 7 hari untuk mulai bekerja.

    Baca Juga: Bagaimana Cara Penderita HIV/AIDS Menghadapi Covid-19?

    Cek rutin penyakit infeksi menular seksual (IMS)

    Orang dengan HIV memiliki kekebalan tubuh yang lemah sehingga membuatnya rentan terhadap penyakit. Infeksi menular seksual adalah salah satu penyakit yang tidak jarang ditemui bersama dengan HIV karena penderita biasanya memiliki perilaku seksual yang mirip. Dengan rutin memeriksakan diri terhadap penyakit infeksi menular seksual, seperti klamidia, gonore dan sifilis, Anda dapat menurunkan risiko terinfeksi HIV dan kemungkinan terjadinya komplikasi dari infeksi tersebut.

    Sahabat Sehat, dengan melakukan seks yang aman seperti tips di atas, penderita HIV masih dapat melakukan hubungan seksual tanpa harus menularkan ke pasangannya. Konsultasikan dengan dokter dan ikuti perilaku seks yang sehat dan aman.

    Baca Juga: Benarkah Gay Lebih Rentan Terkena HIV?

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. Heid, M. Safe Sex When You’re HIV-positive.
    2. Santos-Lonhurst, A. You Can Still Have Sex When You’re Living With HIV–Here’s How.
    3. Adzani, F. Kenali Tips Aman Berhubungan Seks dengan Penderita HIV.
    4. Ellis, RR. Types and Strains of HIV.
    5. UNAIDS. Country factsheets, Indonesia 2020. 
    6. Rokom. HIV Ada Obatnya, ARV Disediakan Gratis oleh Pemerintah.  
    7. CDC. STDs and HIV – CDC Fact Sheet.
    Read More
  • Perdarahan dari vagina (Miss V) saat atau setelah berhubungan seks bisa membuat kaget, bingung, dan cemas. Kabar baiknya, mayoritas kejadian ini bukan disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius. Hal ini dikenal sebagai perdarahan pasca hubungan seksual atau postcoital bleeding. Sebanyak 9% wanita usia subur akan mengalami perdarahan Miss V setelah berhubungan seks yang tidak berhubungan […]

    Kenali Penyebab Miss V Keluar Darah Pasca Hubungan Seksual

    Perdarahan dari vagina (Miss V) saat atau setelah berhubungan seks bisa membuat kaget, bingung, dan cemas. Kabar baiknya, mayoritas kejadian ini bukan disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius. Hal ini dikenal sebagai perdarahan pasca hubungan seksual atau postcoital bleeding.

    Kenali Penyebab Miss V Keluar Darah Pasca Hubungan Seksual

    Kenali Penyebab Miss V Keluar Darah Pasca Hubungan Seksual

    Sebanyak 9% wanita usia subur akan mengalami perdarahan Miss V setelah berhubungan seks yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi mereka. Antara 46% hingga 63% wanita pasca menopause akan mengalami kekeringan vagina, gatal, nyeri tekan, atau perdarahan saat atau setelah berhubungan seks dikarenakan perubahan hormon yang mempengaruhi jaringan vagina dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan ringan yang muncul sesekali biasanya bukan hal yang serius. Tetapi, jika Anda memiliki faktor risiko tertentu, penting untuk mencari tahu penyebabnya.

    Penyebab perdarahan pasca hubungan seksual

    Perdarahan pasca hubungan seksual dapat dialami oleh wanita segala usia. Pada orang yang lebih muda dan belum mengalami menopause, sumber perdarahan biasanya berada di leher rahim/ serviks. Sedangkan, pada mereka yang telah mengalami menopause, sumber perdarahan lebih bervariasi, seperti di serviks, rahim, labia, dan uretra. Bagi orang pasca menopause, kanker serviks lebih sering menjadi penyebab perdarahan pasca hubungan seksual. Namun, ada kondisi-kondisi umum lainnya yang juga bisa menjadi penyebab, seperti:

    1. Infeksi

    Beberapa infeksi  menyebabkan peradangan pada jaringan vagina dan mengakibatkan perdarahan, antara lain:

    • Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease)
    • Infeksi menular seksual (sexually transmitted disease)
    • Radang pada serviks (cervicitis)
    • Radang pada vagina (vaginitis)

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    2. Atrofi vagina

    Atrofi vagina adalah kondisi dimana dinding vagina menipis dan meradang. Kondisi ini sering dialami oleh wanita perimenopause (periode menuju menopause) dan menopause, serta wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan indung telur (ovarium). Saat wanita tidak mengalami menstruasi lagi, tubuh akan mengurangi produksi hormon estrogen sehingga tubuh akan memproduksi lebih sedikit cairan pelumas pada vagina sehingga vagina mudah kering dan meradang. Selain itu, vagina juga menjadi kurang elastis, jaringannya menjadi lebih rapuh, aliran darah berkurang, dan rentan terhadap robekan dan iritasi. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, nyeri, dan perdarahan saat berhubungan seksual.

    3. Vagina yang kering

    Vagina yang kering dapat menyebabkan perdarahan. Selain sindrom genitourinaria, kekeringan pada vagina dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti:

    • Menyusui
    • Melahirkan
    • Pengangkatan indung telur (ovarium)
    • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat flu, obat asma, antidepresan, dan obat-obatan anti-estrogen
    • Kemoterapi dan radioterapi
    • Terjadinya penetrasi sebelum wanita terangsang sepenuhnya saat berhubungan seksual
    • Vaginal douching (menggunakan cairan pembersih vagina)
    • Menggunakan produk kebersihan wanita, deterjen pakaian, kolam renang yang mengandung zat yang mempengaruhi kondisi vagina
    • Sindrom Sjögren (penyakit peradangan pada sistem imun, yang mengurangi kelembaban tubuh)

    Baca Juga: Penyebab Sulit Menahan Buang Air Kecil dan Cara Mencegahnya

    4. Polip

    Polip adalah pertumbuhan jaringan yang berbentuk tangkai dan menggantung. Kebanyakan dari polip adalah jinak, namun sebagian tumbuh menjadi ganas/ kanker. Polip sering ditemukan di sekitar serviks dan rahim. Gerakan pada polip dapat mengiritasi jaringan sekitar dan menyebabkan perdarahan.

    5. Robekan dinding vagina

    Aktivitas seksual yang terlalu kuat/ kasar dapat menyebabkan luka kecil atau lecet pada dinding vagina. Hal ini cenderung terjadi pada wanita dengan vagina kering.

    6. Kanker

    Perdarahan vagina yang timbul sewaktu-waktu bisa menandakan adanya kanker serviks atau kanker vagina. Sekitar 11% dari perdarahan pasca hubungan seksual adalah gejala awal kanker serviks atau kanker vagina.

    Baca Juga: 5 Ciri dan Bentuk Vagina Sehat yang Penting Diketahui Kaum Hawa

    Kiat mengatasi perdarahan Miss V

    Mengatasi perdarahan Miss V tergantung dari penyebabnya dan perlu dikonsultasikan dengan dokter. Penyebab perdarahan akan menentukan terapi yang akan diberikan, misalnya terapi hormon bila disebabkan oleh menopause. Bila penyebab perdarahan adalah kekeringan vagina dan gesekan saat berhubungan, maka Anda dapat menggunakan lubrikan/ pelumas sebelum berhubungan.

    Ada tiga jenis lubrikan, yaitu lubrikan berbahan dasar air, silikon, dan minyak. Bila pasangan menggunakan kondom, gunakan lubrikan berbahan dasar air, karena lubrikan yang berbahan dasar minyak dapat merusak kondom. Berhubungan seksual secara perlahan dan berhenti saat merasa nyeri juga membantu mengurangi risiko perdarahan. Perlu diketahui juga bahwa lubrikan yang dipakai secara rutin dapat diserap oleh dinding vagina sehingga meningkatkan kelembaban vagina dan mengembalikan pH vagina yang alami.

    Berikut adalah tanda-tanda penyerta perdarahan pasca berhubungan seksual yang perlu diwaspadai dan memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter, diantaranya:

    • Perdarahan pada vagina pasca menopause
    • Vagina terasa gatal atau terbakar
    • Rasa terbakar atau tersengat saat berkemih
    • Nyeri berhubungan seksual
    • Perdarahan banyak
    • Nyeri perut hebat
    • Nyeri punggung bawah
    • Mual/ muntah
    • Keputihan pada vagina yang tidak biasa.

    Jenis pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan oleh dokter pun beragam sesuai hasil pemeriksaan awal, antara lain pemeriksaan dengan spekulum, pap smear, biopsi, USG transvaginal, dan sebagainya.

    Baca Juga: Awas, Penyebab Miss V Gatal Bisa Jadi Ada Kencing Manis

    Sahabat Sehat, bila Anda mengalami perdarahan Miss V pasca hubungan seksual, jangan segan untuk mencari tahu penyebabnya sedini mungkin. Selain berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan terapi yang tepat, bicarakan juga dengan pasangan Anda.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Cornforth T, Rainford M. Vaginal Bleeding During or After Sex.
    2. Kim HK, Kang SY, Chung YJ, Kim JH, Kim MR. The Recent Review of the Genitourinary Syndrome of Menopause.
    3. Kay C. What Causes Bleeding After Sex?
    4. Machalinski A, Pathak N. Bleeding After Sex.
    Read More
  • Para penyintas Covid-19 disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah dinyatakan sembuh. Mengapa demikian? Seperti yang telah diketahui, Covid-19 tidak hanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga organ tubuh lain. Terlebih bagi penyintas Covid-19 yang mengalami gejala berat dan long Covid-19.  Sebagian besar masyarakat mungkin masih bertanya-tanya mengenai kepentingan melakukan medical check up pasca sembuh dari Covid-19. […]

    Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

    Para penyintas Covid-19 disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah dinyatakan sembuh. Mengapa demikian? Seperti yang telah diketahui, Covid-19 tidak hanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga organ tubuh lain. Terlebih bagi penyintas Covid-19 yang mengalami gejala berat dan long Covid-19. 

    Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan

    Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

    Sebagian besar masyarakat mungkin masih bertanya-tanya mengenai kepentingan melakukan medical check up pasca sembuh dari Covid-19. Kemudian, jika memang diperlukan, pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan? Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut ini!

    Mengapa perlu medical check up pasca Covid-19?

    Saat terinfeksi Covid-19, sistem kekebalan tubuh berjuang keras untuk melawan serangan virus. Meski begitu, virus SARS-CoV-2 ini bisa meninggalkan efek samping yang bertahan lama usai jumlah virus (viral load) menurun. 

    Infeksi virus corona akan berdampak pada banyak organ vital, baik secara langsung atau dengan melemahkan kekebalan tubuh. Ada beberapa penanda (marker) dalam tubuh yang dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana tubuh terinfeksi dan sebaik apa pemulihannya. Hal ini dapat diketahui melalui pemeriksaan medical check up. Dengan melakukan medical check up, dokter dapat memantau kondisi kesehatan Anda dan mendeteksi sedini mungkin bila ditemui kondisi yang tidak normal. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Medical check up yang perlu dilakukan

    Apabila Anda baru pulih dari infeksi Covid-19, beberapa tes kesehatan berikut ini mungkin akan bermanfaat untuk dilakukan sesuai arahan dokter:

    • Tes Antibodi

    Usai melawan infeksi, secara otomatis tubuh akan memproduksi antibodi untuk mencegah infeksi di kemudian hari. Mengukur tingkat antibodi tidak hanya membantu mengetahui gambaran yang lebih detail tentang seberapa terlindunginya tubuh Anda, tetapi juga akan membantu bila Anda ingin mendonorkan plasma darah. 

    Umumnya, tubuh membutuhkan waktu sekitar 1-2 minggu untuk mengembangkan antibodi, jadi tunggulah hingga Anda benar-benar pulih dari infeksi virus corona. Bila ingin mendonorkan plasma darah, sebaiknya lakukan tes dalam waktu satu bulan setelah Anda dinyatakan negatif Covid-19. 

    • Pemeriksaan darah lengkap

    Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan dasar untuk mengukur berbagai jenis sel darah (sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dll), sekaligus memberi gambaran tentang seberapa baik kondisi tubuh dalam merespon infeksi Covid-19. Pemeriksaan ini juga dapat menjadi acuan dalam menentukan pemeriksaan tambahan yang mungkin diperlukan pasca pemulihan. 

    Baca Juga: Cek Fakta: Covid Dapat Mempengaruhi Kualitas Sperma Pria

    • Tes Glukosa dan Kolesterol

    Infeksi virus sangat rentan menyebabkan peradangan dan pembekuan darah dalam tubuh, bahkan beberapa orang diketahui mengalami fluktuasi tanda vital, seperti kadar glukosa dan tekanan darah. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa penyintas Covid-19 perlu melakukan pemeriksaan rutin pada masa pemulihan, terutama bila memiliki penyakit terdahulu seperti kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya.

    Tak hanya itu, pemeriksaan kreatinin, biokimia, hati dan fungsi ginjal juga direkomendasikan bagi Anda yang berisiko. Oleh sebab itu, lakukanlah pemeriksaan rutin dan terus memantau tanda vital Anda lebih secara teratur.

    • Tes Saraf

    Sebagian besar penyintas Covid-19 melaporkan gejala neurologis/ saraf dan psikologis selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan pasca pemulihan. Gejala-gejalanya antara lain ansietas, tremor (gemetar), pusing, mudah lelah, dan lemah. Saat ini, kemunculan gejala-gejala tersebut telah menjadi perhatian sehingga banyak ahli yang menekankan pentingnya tes fungsi otak dan saraf beberapa minggu setelah pulih dari Covid-19. 

    • Pemindaian Dada

    Pemindaian High Resolution Computed Tomography atau CT scan dapat mendeteksi tingkat keparahan dan kesembuhan penyakit dengan akurat, termasuk yang berdampak pada paru-paru akibat infeksi virus corona. Menjalani CT Scan dan tes fungsi paru-paru setelah pulih disarankan untuk beberapa orang oleh dokter. 

    • Pemeriksaan Jantung

    Infeksi Covid-19 dapat memicu peradangan yang meluas di dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan kelemahan dan kerusakan otot-otot penting pada jantung, aritmia (gangguan irama jantung), dan komplikasi seperti miokarditis. Miokarditis merupakan salah satu masalah yang banyak dilaporkan penyintas Covid-19 pada masa pemulihan. Melakukan pemeriksaan jantung harus menjadi prioritas bagi sebagian penyintas, terlebih jika mengalami infeksi Covid-19 derajat sedang atau berat.

    Baca Juga: Perbandingan Efek Samping dari 5 Vaksin Booster Covid-19

    Pola Hidup Sehat Setelah Pulih dari Covid-19

    Meski telah dinyatakan sembuh dan sudah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, bukan berarti Anda boleh abai dengan protokol kesehatan, ya. Anda harus tetap menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari infeksi Covid-19 berulang. 

    Berikut beberapa pola hidup sehat yang dapat Anda lakukan:

    • Makan makanan sehat dan bergizi

    Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat serta bergizi wajib hukumnya bagi para penyintas Covid-19. Anda dapat memulainya dengan meningkatkan asupan protein hewani dan nabati pada menu makanan. Misalnya, aneka jenis makanan laut yang kaya omega 3 dan 6 seperti ikan-ikanan, daging ayam atau daging sapi tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, hingga produk olahan susu seperti yoghurt dan keju. 

    Selain sebagai sumber energi, protein juga berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh serta membentuk antibodi. Namun ingat, konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi terlebih dahulu, terutama jika Anda memiliki penyakit penyerta (komorbid). 

    Baca Juga: Tips Hadapi Efek Samping atau KIPI Vaksin Covid pada Anak

    • Aktif bergerak dan olahraga

    Banyak penyintas Covid-19 yang mengalami mudah lelah dan kesulitan berkonsentrasi setelah sembuh dari Covid-19. Oleh sebab itu, para penyintas Covid-19 dianjurkan untuk bergerak aktif dan rutin berolahraga agar tubuh kembali fit. Mulailah berolahraga dari intensitas ringan, seperti berjalan kaki, berenang, yoga, bersepeda atau aktivitas fisik lain yang Anda sukai. Namun, hindari beraktivitas di area publik yang ramai untuk mencegah paparan virus. 

    Selain itu, rutin juga berjemur setiap pagi untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dan menjaga daya tahan tubuh. Jangan lupa untuk menggunakan tabir surya atau sunscreen agar kulit tetap terlindungi dari bahaya sinar UV. 

    • Jaga kesehatan mental

    Kesehatan mental adalah hal penting yang harus diperhatikan selama masa pandemi Covid-19. Banyaknya tekanan, stres dan masalah yang terjadi akan mempengaruhi kualitas hidup. Apabila Anda merasa kewalahan atau sulit berpikir jernih, sebaiknya segera minta bantuan profesional, seperti psikolog, psikiater, ataupun dokter. 

    Usahakan untuk istirahat dan tidur yang cukup setiap harinya. Selain baik untuk kesehatan fisik, tidur yang cukup juga membantu mendukung kesehatan mental Anda. 

    • Terapkan protokol kesehatan

    Menerapkan protokol kesehatan yang ketat tetap perlu dilakukan guna menghindari paparan dan risiko reinfeksi yang mungkin terjadi. Selain untuk kebaikan diri, menerapkan protokol kesehatan akan melindungi orang terdekat dari bahaya Covid-19. 

    Mulailah dengan memakai masker yang benar, menjaga jarak dengan orang lain, serta mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Penyintas Covid-19 juga tetap perlu waspada dan membatasi mobilitas di luar rumah.

    Baca Juga: Fenomena Long Covid, Gejala yang Menyerang Eks-Pasien Covid-19

    Sahabat Sehat, Itulah beberapa pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan pasca dinyatakan negatif Covid-19. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat seperti yang sudah dijelaskan di atas.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    • The Times of India. Coronavirus: Recovered from COVID-19? 7 tests you must take.
    • Indus Health Plus. Know Why Post COVID Health Checkup is Important.
    • Echelon Health. Full Health Check-Up after Covid-19.
    • WHO. Episode #18 – COVID-19 – Immunity after recovery from COVID-19.
    Read More
  • Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan rawannya penularan virus COVID-19 pada kelompok usia anak-anak. Pada minggu pertama, gejala COVID-19 pada anak rata-rata hanya berlangsung selama enam hari. untuk gejalanya, umumnya anak-anak akan merasakan nyeri kepala, kelelahan, sakit tenggorokan dan gangguan penciuman (anosmia). Gejala yang muncul tergantung dari lamanya durasi anak-anak terinfeksi virus. Apa Saja […]

    Persiapan Sebelum Anak Swab Test COVID-19

    Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menunjukkan rawannya penularan virus COVID-19 pada kelompok usia anak-anak.

    Persiapan Sebelum Anak Swab Test COVID-19

    Persiapan Sebelum Anak Swab Test COVID-19

    Pada minggu pertama, gejala COVID-19 pada anak rata-rata hanya berlangsung selama enam hari. untuk gejalanya, umumnya anak-anak akan merasakan nyeri kepala, kelelahan, sakit tenggorokan dan gangguan penciuman (anosmia). Gejala yang muncul tergantung dari lamanya durasi anak-anak terinfeksi virus.

    Apa Saja Gejala Covid-19 Pada Anak ?

    Berikut ini gejala Covid-19 pada anak, yakni :

    • Demam tinggi
    • Pilek
    • Radang tenggorokan
    • Batuk yang terus menerus selama lebih dari 1 jam
    • Sesak nafas
    • Nyeri pada seluruh badan
    • Hidung tersumbat
    • Gangguan indra penciuman dan pengecap.

    Bayi berusia dibawah 1 tahun beresiko lebih tinggi menderita Covid-19 dibandingkan anak yang lebih besar. Hal ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh mereka yang belum matang dan sempurna sehingga anak yang berusia lebih kecil menjadi lebih berisiko mengalami masalah pernapasan.

    Setiap anak yang mengalami gejala seperti diatas dianjurkan segera melakukan pemeriksaan untuk melihat apakah Si Kecil terinfeksi COVID-19. Lakukan pemeriksaan PCR untuk memastikan apakah si kecil mengalami Covid-19.

    Chat dokter gratis, chat dokter 24 jam, chat dokter via whatsapp

    Test Swab COVID-19 Pada Anak

    Saat ini, ada 3 jenis tes COVID-19 utama yang tersedia, yaitu :

    1. Test Molekuler

    Jenis tes molekuler yang paling umum digunakan untuk mendeteksi Covid-19 adalah PCR (Polymerase Chain reaction) yang memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi. Test PCR juga sudah disahkan dan disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat dan dianggap sebagai standar untuk menentukan apakah seorang anak terinfeksi Covid-19 aktif atau tidak. Test PCR dilakukan dengan menggunakan usap hidung dan tenggorokan atau disebut swab.

    2. Test Antigen

    Jenis tes diagnostic Covid-19 lainnya selain test molekuler yaitu test antigen. Test ini menggunakan metode usap hidung atau tenggorokan atau yang disebut dengan swab. Hasil test antigen positif umumnya dapat dipercaya. Bila hasil test negatif, namun gejala menunjukkan COVID-19, maka perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan PCR.

    Baca Juga: Rapid Swab Antigen dan Caranya Mendeteksi Covid-19

    Proses Swab Pada Anak

    Test swab COVID-19 pada anak sama seperti test pada orang dewasa, yaitu usap pada tenggorokan atau hidung yang dilakukan oleh petugas medis. Berikut ini prosedur yang dilakukan :

    • Anak diminta meniup napas melalui hidung untuk memastikan tidak ada sumbatan
    • Dengan mendongakkan kepala, petugas akan melakukan alat swab seperti cotton bud dengan gagang panjang lalu diusapkan dan diputar hingga ke belakang hidung selama beberapa detik
    • Lalu, setelah dilakukan swab pada hidung, anak diminta untuk membuka mulut lebar kemudian dimasukkan alat swab hingga mencapai belakang tenggorokan tanpa menyentuh lidah.
    • Cotton bud tadi dimasukkan kedalam tabung yang berisi cairan berisi reagen, lalu setelah itu dilakukan PCR di laboratorium.

    Baca Juga: Imunisasi Lengkap: Sehatkan Keluarga, Lewati Masa Pandemi

    Persiapan Test Swab

    Si Kecil mungkin saja merasa cemas dan takut ketika harus bertemu dengan Dokter atau tenaga kesehatan saat proses pengambilan sampel swab. Karena itu, peran orang tua untuk membujuk serta menenangkan si kecil sangat diperlukan.

    Sebagai persiapan, orang tua dapat menjelaskan pada anak mengenai test yang akan dilakukan, mulai dari alasan serta prosedur test dengan tujuan anak bisa lebih tenang ketika di test.

    Perlu diingat, saat menjelaskan pada si kecil, gunakanlah Bahasa yang sederhana agar mudah di mengerti dengan penjelasan yang cukup mudah dipahami dan tidak menakut-nakuti, sehingga anak mau bekerja sama dan tidak trauma untuk menjalani proses pemeriksaan swab.

    Baca Juga: 6 Alasan Pentingnya Rapid Swab Antigen yang Perlu Sahabat Ketahui

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. AAP. COVID-19 Testing Guidance
    2. Halim. Gejala COVID-19 pada Anak.
    3. Healthy Children. COVID-19 Testing and Kids: What you Should Know.
    4. Mayo Clinic. How COVID-19 (coronavirus) affects babies and children.
    5. NHS. Coronavirus (COVID-19) symptoms in children.
    6. Felicia, D. Tes Covid-19 pada Anak: Fungsi, Prosedur, dan Komplikasi.
    Read More
  • Kehamilan adalah hal yang umumnya diinginkan oleh pasangan yang telah berkeluarga. Mungkin tidak jarang Sahabat Sehat merasa kebingungan mengenai tanda-tanda di awal kehamilan. Kini telah tersedia berbagai tes kehamilan, seperti tes urin serta pemeriksaan USG. Namun, apa saja tanda awal di masa kehamilan ? Sahabat Sehat, mari simak penjelasan berikut. Apa Saja Gejala Awal Kehamilan? […]

    Kenali Tanda Awal Kehamilan yang Penting untuk Kamu Ketahui

    Kehamilan adalah hal yang umumnya diinginkan oleh pasangan yang telah berkeluarga. Mungkin tidak jarang Sahabat Sehat merasa kebingungan mengenai tanda-tanda di awal kehamilan. Kini telah tersedia berbagai tes kehamilan, seperti tes urin serta pemeriksaan USG. Namun, apa saja tanda awal di masa kehamilan ? Sahabat Sehat, mari simak penjelasan berikut.

    Kenali Tanda Awal Kehamilan yang Penting untuk Kamu Ketahui

    Kenali Tanda Awal Kehamilan yang Penting untuk Kamu Ketahui

    Apa Saja Gejala Awal Kehamilan?

    Setiap wanita memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pengalaman yang dirasakan di setiap kehamilan. Tidak ada satupun wanita yang memiliki tanda dan gejala kehamilan yang sama persis, bahkan dari satu kehamilan ke kehamilan berikutnya.

    Ditambah, ada beberapa tanda dan gejala kehamilan yang sering tidak disadari sebab gejala awal kehamilan menyerupai gejala menjelang menstruasi. Berikut ini beberapa gejala awal kehamilan yang paling umum dialami wanita, yaitu:

    • Terlambat menstruasi

    Terlambat menstruasi dapat menjadi tanda awal kehamilannya. Apabila terjadi kehamilan, sel telur akan menempel pada dinding rahim yang kemudian akan berkembang menjadi janin dalam kurun waktu 9 bulan. Saat itu, tubuh akan melepaskan hormon kehamilan (hormon HCG) yang memberi sinyal pada indung telur untuk berhenti memproduksi sel telur baru selama hamil. Itu sebabnya Sahabat Sehat tidak akan mengalami haid selama hamil. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    • Perubahan payudara dan puting

    Setelah terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh juga meningkat, hal inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan pada payudara. Saat hamil, ukuran payudara membesar hingga bengkak dan dapat disertai dengan rasa nyeri, payudara terasa penuh, serta puting tampak menghitam (areola). Perubahan pada payudara ini dapat terjadi di usia kehamilan 4 – 6 minggu, sedangkan perubahan warna puting mulai terjadi pada minggu ke-11 kehamilan.

    Baca Juga: 10 Makanan Sehat untuk Ibu Hamil

    • Mual dan muntah

    Mual dan muntah menjadi salah satu gejala awal kehamilan lainnya yang umum dialami saat hamil. Melansir American Pregnancy Association (APA), sebagian besar wanita hamil mengalami keluhan tersebut. Sebagian wanita hamil akan terus mengalami mual dan muntah sejak trimester pertama hingga memasuki trimester kedua, meski pada sebagian ibu hamil dapat berlanjut hingga menjelang persalinan. Rata-rata gejala mual dan muntah dapat mereda dengan sendirinya seiring bertambahnya usia kehamilan. 

    • Indera penciuman sensitif

    Beberapa studi menyebutkan bahwa kepekaan hidung meningkat drastis selama masa kehamilan. Ketika mencium bau tertentu, Sahabat Sehat dapat merasa pusing, mual dan muntah, atau bahkan dapat merusak suasana hatinya. Kondisi ini akan sangat mempengaruhi ibu hamil saat ngidam. Selera makannya turut berubah akibat mencium aroma makanan tertentu.

    Baca Juga: Kenali Bahaya dan Tips Mengatasi Flu Saat Hamil

    • Keluar flek (bercak darah) dari vagina

    Bercak darah sebagai tanda kehamilan berbeda dengan darah menstruasi. Bercak darah ini disebut sebagai pendarahan implantasi, biasanya berlangsung pada awal kehamilan. Kondisi ini terjadi akibat bakal janin (embrio) melekat pada dinding rahim. Pendarahan implantasi umumnya berupa 1 atau 2 tetes darah dan dapat terjadi sekitar  10-14 hari setelah pembuahan, berlangsung selama 1-3 hari. 

    • Mudah lelah dan lemas

    Meski belum pasti, kelelahan dan rasa lemas dapat menjadi tanda kehamilan. Kelelahan yang luar biasa dapat terjadi pada trimester 1 kehamilan. Kondisi ini disebabkan karena meningkatnya hormon progesteron di awal kehamilan sehingga memicu rasa kantuk. Rasa kantuk inilah yang membuat wanita hamil menjadi mudah lelah dan ingin beristirahat. 

    • Kram perut

    Proses perlekatan bakal janin (embrio) di awal kehamilan juga dapat menyebabkan kram perut, hal inilah yang menyebabkan kram perut dapat terjadi bersamaan dengan keluarnya flek darah. Kram perut pada wanita hamil umumnya tidak terlalu berat, hanya terasa seperti dicubit dan berlangsung singkat. Kondisi ini terjadi akibat proses implantasi embrio yang cenderung berpusat pada satu titik lokasi saja. 

    Baca Juga: Alasan Pentingnya Vaksin TT Bagi Ibu Hamil

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai tanda awal kehamilan. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Healthline. Pregnancy Symptoms: Early Signs You May Be Pregnant.
    2. Mayo Clinic. Symptoms of pregnancy: What happens first.
    3. WebMD. Pregnancy Symptoms: 10 Early Signs That You Might Be Pregnant.
    4. American Pregnancy Association. Pregnancy Symptoms.
    Read More
  • Covid-19 masih melanda berbagai negara, termasuk Indonesia. Sudah hampir 2 tahun pandemi ini berjalan di negara kita. Virus jenis RNA ini sangat mudah bermutasi sehingga menimbulkan jenis-jenis varian baru yang dapat meningkatkan penyebaran Covid-19. Hingga akhir ini terdapat varian baru yang disebut dengan Omicron dan diperkirakan penyebarannya lebih mudah dibandingkan jenis-jenis varian Covid-19 sebelumnya. Untuk […]

    Apakah Ibu Hamil Aman untuk Vaksin Booster? 

    Covid-19 masih melanda berbagai negara, termasuk Indonesia. Sudah hampir 2 tahun pandemi ini berjalan di negara kita. Virus jenis RNA ini sangat mudah bermutasi sehingga menimbulkan jenis-jenis varian baru yang dapat meningkatkan penyebaran Covid-19. Hingga akhir ini terdapat varian baru yang disebut dengan Omicron dan diperkirakan penyebarannya lebih mudah dibandingkan jenis-jenis varian Covid-19 sebelumnya.

    Apakah Ibu Hamil Aman untuk Vaksin Booster 

    Apakah Ibu Hamil Aman untuk Vaksin Booster?

    Untuk Mama yang sedang hamil perlu meningkatkan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19 selama hamil. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengikuti vaksinasi Covid-19. Setelah melakukan vaksinasi dosis pertama dan kedua, pemberian vaksin booster bermanfaat untuk menjaga agar jumlah antibodi terhadap Covid-19 tetap tinggi.

     Dalam waktu dekat, vaksin booster akan diberikan bagi masyarakat umum. Namun bagaimana dengan Mama yang sedang hamil? Apakah ibu hamil boleh mendapatkan vaksin booster? Mari simak penjelasan berikut.

    Jenis Vaksin Booster Bagi Ibu Hamil

    Hingga kini telah tersedia berbagai jenis vaksin Covid-19 dengan cara kerja yang berbeda-beda. Sebagian vaksin terbuat dari bagian virus Covid-19, sebagian vaksin lainnya berasal dari virus lain yang dimasukkan protein virus Covid-19, dan sebagian vaksin lainnya berasal dari virus Covid-19 yang telah dilemahkan.

    Hampir semua jenis vaksin Covid-19 telah dilakukan penelitian dan diketahui bahwa pemberian vaksin terbukti dapat mencegah terjadinya infeksi Covid-19 yang berat. Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) sudah memberikan izin penggunaan darurat pada 10 jenis vaksin COVID-19, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, Novavax, Sputnik-V, Janssen, Convidencia, dan Zifivax.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Bagi Mama yang sedang hamil, vaksin Covid-19 booster dapat diberikan. Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.02/II/252/2022, syarat untuk mendapatkan vaksin booster bagi Mama yang sedang hamil sama dengan syarat vaksinasi dosis pertama dan kedua. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) mengeluarkan beberapa persyaratan untuk vaksinasi Covid-19 tersebut. Syarat yang harus dipenuhi adalah:

    • Usia kandungan diatas 13 minggu, atau antara 13-33 minggu
    • Memiliki tekanan darah normal
    • Tidak sedang menjalani pengobatan dan jika memiliki penyakit bawaan (atau penyakit komorbid) harus dalam kondisi terkontrol

    Saat ini, vaksin yang diperbolehkan bagi Mama yang sedang hamil adalah Sinovac, Moderna, Pfizer sesuai ketersediaan vaksin di lapangan. 

    Pemberian vaksin booster Covid-19 memberikan manfaat untuk mempertahankan proteksi terhadap infeksi Covid-19 yang berat, karena kadar antibodi dari vaksin dosis pertama dan kedua dapat menurun. Hal tersebut juga sangat penting bagi Mama yang sedang hamil agar terhindar dari infeksi Covid-19 berat karena dapat menyebabkan kelahiran prematur, perawatan di Intensive Care Unit (ICU), penggunaan alat bantu nafas (ventilator), bahkan kematian.

    Baca Juga: 10 Syarat Agar Ibu Hamil Boleh Menerima Vaksin Covid 19

    Tips Mencegah Covid-19 Bagi Ibu Hamil

    Covid-19 dapat berdampak buruk bagi ibu hamil dan janin. Untuk melawan Covid-19, Pemerintah mengupayakan ketersediaan vaksin terpenuhi untuk setidaknya 208.265.720 penduduk untuk tercapainya kekebalan kelompok atau herd immunity. Vaksin booster dinilai aman untuk diberikan bagi Mama yang sedang hamil, dan syaratnya sama seperti vaksinasi pertama dan kedua Covid-19. Selain itu, lakukan beberapa tips berikut untuk mencegah terinfeksi Covid-19:

    1. Memakai masker
    2. Menjaga jarak
    3. Rutin mencuci tangan, terutama setelah memegang benda di tempat umum
    4. Membatasi mobilisasi
    5. Kontrol rutin ke dokter selama hamil
    6. Konsumsi makanan bergizi seimbang, seperti buah, sayur, dan susu ibu hamil.

    Baca Juga: Kenali Bahaya dan Tips Mengatasi Flu Saat Hamil

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai vaksinasi Covid-19 booster bagi ibu hamil yang akan mulai diberikan oleh Pemerintah pada tahun 2022. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. John Hopkins. Coronavirus COVID-19 (SARS-CoV-2).
    2. World Health Organization. Update on Omicron.
    3. Centers for Disease Control and Prevention. Different COVID-19 Vaccines.
    4. Jakarta COVID-19 Response Team. Kenalan Dengan Vaksin-Vaksin Covid-19 Yuk.
    5. Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Vaksin COVID-19.
    6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.02/II/252/2022.
    7. Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Vaksin COVID-19 Aman untuk Ibu Hamil – Masyarakat Umum.
    8. The American College of Obstetricians and Gynaecologist. COVID-19 Vaccines and Pregnancy: Conversation Guide for Clinicians.
    Read More
  • Demam merupakan salah satu keluhan yang kerap dijumpai Si Kecil. Moms mungkin bingung apa penyebab demam Si Kecil? Demam umumnya menunjukan bahwa terjadi proses peradangan pada tubuh, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus.  Salah satu penyebab demam pada Si Kecil yakni demam tifoid dan demam berdarah. Moms, bagaimana cara membedakan kedua penyakit tersebut […]

    Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Berdarah Pada Si Kecil

    Demam merupakan salah satu keluhan yang kerap dijumpai Si Kecil. Moms mungkin bingung apa penyebab demam Si Kecil? Demam umumnya menunjukan bahwa terjadi proses peradangan pada tubuh, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. 

    Salah satu penyebab demam pada Si Kecil yakni demam tifoid dan demam berdarah. Moms, bagaimana cara membedakan kedua penyakit tersebut jika gejala awalnya sama-sama ditandai dengan demam? Mari simak penjelasan berikut.

    Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Berdarah Pada Si Kecil

    Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Berdarah Pada Si Kecil

    Apa Gejala Demam Tifoid ?

    Demam tifoid merupakan sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penularan bakteri terjadi secara fecal – oral, artinya ditularkan melalui kotoran penderita nya yang mencemari makanan maupun minuman. 

    Apabila Mama mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak bersih maka beresiko menderita demam tifoid. Bakteri masuk ke saluran cerna lalu menginfeksi melalui saluran cerna dan menimbulkan gejala seperti:

    • Demam, terutama pada malam hari
    • Nyeri perut
    • Diare atau konstipasi
    • Nyeri kepala
    • Lemas
    • Tidak nafsu makan.

    Untuk memastikannya, Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan laboratorium dengan pengambilan darah untuk mengetahui apakah keluhan Si Kecil disebabkan oleh demam tifoid atau akibat hal lain.

    Si Kecil yang menderita demam tifoid memerlukan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi. Penanganan pada demam tifoid berupa pemberian antibiotik dan obat-obatan lain untuk mengurangi keluhannya. Kebersihan juga harus dijaga agar dapat mencegah infeksi bakteri tifoid. Pastikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Vaksin Tifoid Dapat Mencegah Tipes

    Sahabat Sehat dapat mencegah tipes, salah satunya dengan menerima vaksin tifoid. Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin untuk mencegah tipes, yaitu:

    • Vaksin tifoid capsular Vi polisakarida

    Diberikan melalui suntikan, mulai dapat diberikan pada usia diatas 2 tahun dan dapat diulang setiap 3 tahun.

    • Vaksin tifoid oral Ty21a 

    Vaksin diberikan per oral, mulai dapat diberikan pada usia diatas 6 tahun dan dikemas dalam 3 dosis dengan interval pemberian selang sehari (hari 1,3, dan 5). Dapat diulang pemberiannya setiap 3-5 tahun sekali.

    Baca Juga: Apa Beda Vaksin yang Bikin Anak Demam dan Tidak?

    Demam berdarah

    Berbeda dengan demam tifoid, demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV). Virus tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk betina spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk tersebut ditemukan banyak hidup di iklim tropis, sehingga menyebabkan Indonesia menjadi negara kedua terbanyak kasus demam berdarahnya.

    Kenaikan kasus demam berdarah kerap terjadi seiring dengan musim hujan. Beberapa gejala khas demam berdarah, yakni:

    • Demam
    • Nyeri kepala hebat
    • Nyeri otot
    • Nyeri pada belakang mata
    • Kemerahan pada kulit

    Demam pada demam berdarah dapat berlangsung sekitar 2-7 hari, setelah itu demam akan menurun dengan sendirinya. Namun pada beberapa kasus demam berdarah dapat berlanjut menjadi demam berdarah berat, yang ditandai dengan:

    • Nyeri perut
    • Mual muntah
    • Nafas cepat
    • Perdarahan dari gusi atau hidung
    • Muntah darah ataupun BAB berdarah.

    Penanganan untuk demam berdarah bersifat suportif yakni bertujuan untuk mengurangi gejala serta menjaga keseimbangan cairan tubuh agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi).

    Baca Juga: Wajib Tahu! Kenali Fase Demam Berdarah dan Penanganannya

    Nah Sahabat Sehat, itulah cara membedakan demam tifoid dan demam berdarah pada Si Kecil. Apabila Si Kecil memiliki gejala seperti diatas, sebaiknya periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. NHS UK. Typhoid fever.
    2. Bhandari J, Thada P, DeVos E. Typhoid Fever.
    3. World Health Organization. Typhoid.
    4. World Health Organization. Dengue and severe dengue.
    5. Haryanto B. Indonesia Dengue Fever: Status, Vulnerability, and Challenges.
    6. Centre for Disease Control and Prevention. Dengue.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com