Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Covid

  • 10 Persiapan Penting Sebelum Vaksin Booster

    Seperti kita ketahui, sejak 29 Juli 2022, Pemerintah sudah mulai melaksanakan vaksin booster kedua untuk para nakes (tenaga kesehatan). Alasan tersebut didasari pada angka kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia yang masih mengalami peningkatan, dan para nakes dianggap sebagai kelompok yang memiliki resiko tinggi terpapar Covid-19.

    Persiapan Sebelum Vaksin Booster

    Persiapan Sebelum Vaksin Booster

     

    Mengutip dari kemkes.go.id, vaksin booster yang saat ini diberikan berdasarkan pertimbangan para peneliti dalam dan luar negeri serta sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan ITAGI, meliputi:

    1. Untuk sasaran dengan vaksin primer Sinovac: diberikan separuh dosis Astra Zeneca (0,25 ml), separuh dosis Pfizer (0,15 ml), dosis penuh Moderna (0,5 ml), dosis penuh Sinopharm (0,5 ml), dosis penuh Sinovac (0,5 ml), atau dosis penuh Zifivax (0,5 ml).
    2. Untuk sasaran dengan vaksin primer Astra Zeneca: diberikan separuh dosis Moderna (0,25 ml), dosis penuh Astra Zeneca (0,5 ml), atau separuh dosis Pfizer (0,15 ml).
    3. Untuk sasaran dengan vaksin primer Pfizer: diberikan dosis penuh Pfizer (0,3 ml), separuh dosis Moderna (0,25 ml), atau dosis penuh Astra Zeneca (0,5 ml).
    4. Untuk sasaran dengan vaksin primer Moderna: diberikan separuh dosis Moderna (0,25 ml).
    5. Untuk sasaran dengan vaksin primer Janssen (J&J): diberikan separuh dosis Moderna (0,25 ml)
    6. Untuk sasaran dengan vaksin primer Sinopharm: diberikan dosis penuh Sinopharm (0,5 ml) atau dosis penuh Zifivax (0,5 ml).

    Setelah nakes menerima vaksin booster kedua, bagaimana dengan masyarakat awam? Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito, masyarakat diminta menunggu informasi resmi dari Pemerintah terkait booster kedua untuk masyarakat umum. “Pada prinsipnya, pemberian vaksin booster kedua atau dosis keempat akan diberikan berdasarkan prioritas terlebih dahulu, yaitu tenaga kesehatan, lansia dan penderita komorbid,” terangnya.

    Baca Juga: Perbandingan Efek Samping dari 5 Vaksin Booster Covid-19

    Namun, tak sedikit pula masyarakat kita yang bahkan belum menerima vaksin booster pertama. Hal yang sering ditanyakan adalah terkait efek samping vaksin booster, sebagian kecil mengaku takut dan khawatir akan dampaknya.

    Bagaimana dengan Sahabat Sehat? Sudahkah menerima vaksin booster? Bagaimana dengan orang tua dan kerabat Anda? Yuk, simak persiapan sebelum vaksin booster berikut ini.

    1. Siapkan Jadwal
    Alokasikan waktu untuk vaksin, bukan hanya untuk menerima suntikan, tapi juga untuk pemulihan. Sebaiknya Anda mengosongkan jadwal setelah vaksin dan tidak melakukan kegiatan berat setidaknya 1-2  hari setelah vaksin. Hal ini bertujuan untuk memberikan waktu observasi efek samping 24-48 jam pertama sejak vaksinasi dan waktu pemulihan.

    2. Lengkapi Persyaratan dan Alat Tulis
    Beberapa fasilitas kesehatan atau penyedia vaksin booster mungkin akan memberikan beberapa syarat tambahan seperti harus melakukan pendaftaran secara online, membawa fotokopi KTP, dll. Sebaiknya Sahabat Sehat juga membawa alat tulis pribadi yang mungkin akan diperlukan untuk mengisi sejumlah data tertentu saat di lokasi.

    3. Makan dan Minum yang Cukup
    Sebelum berangkat ke tempat vaksin, pastikan Sahabat Sehat sudah makan dan minum air yang cukup. Kedua hal ini penting karena bisa mencegah Anda merasa lemas saat menerima vaksin booster atau setelahnya.

    4. Rileks
    Stres sangat berpengaruh pada kerja imun. Terlebih, stres yang berkepanjangan dapat meningkatkan produksi kortisol dan stres oksidatif pada tubuh, sekaligus menurunkan tingkat limfosit (sel darah putih) yang berfungsi mencegah infeksi. Tenangkan pikiran setidaknya satu hari sebelum vaksinasi, misalnya dengan berolahraga ringan, meditasi, menghindari berita hoax, dan sebagainya.

    Baca Juga: Apakah Ibu Hamil Aman untuk Vaksin Booster?

    5. Jangan Konsumsi Minuman Beralkohol
    Mengonsumsi minuman beralkohol bisa melemahkan respon vaksin sehingga mengurangi perlindungan. Hindari minuman beralkohol 48 jam sebelum vaksinasi hingga 72 jam setelah vaksinasi.

    6. Hindari Olahraga Berat Sebelum Vaksin
    Olahraga memang baik untuk kesehatan. Namun, sebelum vaksin, sebaiknya Anda hanya melakukan olahraga ringan saja. Olahraga ringan akan membantu tubuh Anda tetap bugar dan rileks sebelum disuntik.

    7. Tidur Cukup
    Tidur yang cukup dan berkualitas akan membantu tubuh Anda tetap fit pada hari menerima vaksin. Idealnya tidurlah 6 sampai 8 jam pada malam sebelum vaksinasi.

    8. Gunakan Pakaian yang Nyaman
    Pilihlah pakaian berbahan nyaman dan menyerap keringat agar mempermudah aktivitas Sahabat Sehat saat vaksin booster. Gunakan pakaian yang memudahkan penyuntikan di bagian lengan.

    9. Siapkan Obat Pereda Nyeri
    Sahabat Sehat boleh menyiapkan obat pereda nyeri atau penurun demam sebagai langkah antisipasi. Tapi obat ini cukup diminum jika Sahabat Sehat merasakan efek samping seperti demam atau nyeri. Tidak disarankan untuk meminum obat ini sebelum vaksinasi karena dapat menurunkan efektivitas vaksin.

    10. Konsultasi Ke Dokter
    Untuk Sahabat Sehat yang memiliki orang tua dengan riwayat penyakit kronis, seperti penyakit autoimun, penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dll, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menerima vaksin booster.

    Nah, Sahabat Sehat itulah berbagai tips persiapan sebelum menerima vaksin booster yang dapat Anda terapkan. Bagi Anda yang membutuhkan produk kesehatan seperti suplemen, obat pereda nyeri, atau layanan vaksinasi rutin, silakan hubungi WhatsApp Asisten Kesehatan Maya dengan nomor 0811-1816-800 untuk informasi lebih lanjut.

    Ditulis oleh: Redaksi ProSehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

    Referensi
    1. Kemkes. FAQ Jenis vaksin booster apa yang akan diberikan. 2022
    2. Kompas. 7 Hal yang Harus Anda Siapkan Sebelum Vaksin Booster. 2022
    3. Detik. 5 Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Vaksin Booster COVID-19. 2022

     

     

    Read More
  • 3 Suplemen yang Dianjurkan untuk Melawan Covid

    Dibandingkan awal virus corona masuk Indonesia pada awal tahun 2020, kini mendengar teman, saudara atau kerabat yang positif Covid-19 bukanlah hal yang asing. Istirahat dan konsumsi vitamin menjadi kunci untuk menaikkan sistem imun atau kekebalan tubuh.

    Suplemen yang Dianjurkan untuk Melawan Covid

    Suplemen yang Dianjurkan untuk Melawan Covid

     

    Perlu diketahui, sistem kekebalan tubuh merupakan sekumpulan sel, jaringan, dan organ yang bekerja untuk melawan infeksi maupun penyakit lainnya yang masuk ke dalam tubuh. Sistem kekebalan tubuh mengenali zat tertentu yang dinilai berbahaya atau asing bagi tubuh, yang dikenal juga sebagai antigen. Saat tubuh mengenali adanya antigen yang masuk, maka sistem kekebalan tubuh akan melawannya dengan mengeluarkan antibodi untuk melawan, melumpuhkan, dan mematikan antigen tersebut. Sahabat Sehat perlu menjaga sistem kekebalan tubuh untuk mencegah dan melawan penyakit di kemudian hari.

    Pola hidup yang sehat dengan mengonsumsi makanan bernutrisi, tidur yang cukup dan melakukan olahraga secara rutin dapat menjaga sistem kekebalan tubuh. Selain itu, berdasarkan sejumlah penelitian diketahui bahwa penggunaan suplemen yang mengandung vitamin dan mineral dapat membantu meningkatkan kinerja sistem kekebalan tubuh.

    Nah Sahabat Sehat, apa saja suplemen yang perlu dikonsumsi untuk melawan Covid-19?

    1. Vitamin C

    Vitamin C merupakan suplemen yang dikenal dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Vitamin C menguatkan kerja sel tubuh serta membantu regulasi sel yang sudah lama. Vitamin C berperan sebagai zat antioksidan yang dapat menjaga tubuh dari stres oksidatif akibat radikal bebas. 

    Menurut sebuah penelitian, konsumsi Vitamin C 1-2 gram per hari dapat mengurangi durasi dan keparahan penyakit infeksi saluran napas bagian atas pada 8% orang dewasa dan 14% anak-anak. Rekomendasi dosis harian Vitamin C pada pria dan wanita dewasa adalah 90 mg dan 75 mg.

    Baca Juga: Ini Tips Meningkatkan Nafsu Makan Bagi Penderita Covid-19

    2. Vitamin D

    Vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak, serta turut berperan dalam menjaga kekebalan tubuh. Vitamin D dapat meningkatkan kerja monosit dan makrofag yaitu sel darah putih yang memberikan pertahanan dari penyakit. Banyak orang tanpa disadari mengalami kekurangan Vitamin D, padahal kekurangan Vitamin D dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi saluran napas bagian atas. Sahabat Sehat dapat mengkonsumsi Vitamin D sebesar 1.000-4.000 IU per hari. 

    Menurut penelitian, Vitamin D turut berperan dalam proses penyembuhan dan mengurangi kejadian peradangan pada sistem pernafasan. Sahabat sehat dapat berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan dosis Vitamin D yang dikonsumsi agar tidak melebihi batas aman konsumsi harian.

    3. Zinc

    Zinc merupakan mineral yang turut berperan dalam produksi dan komunikasi antar sel kekebalan tubuh. Kekurangan zinc dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit pneumonia. Menurut sebuah penelitian,16% penyakit saluran pernafasan berkaitan dengan kekurangan Zinc dalam tubuh. 

    Konsumsi zinc dapat menurunkan durasi penyakit infeksi saluran pernafasan. Sahabat Sehat dapat mengkonsumsi zinc dengan dosis tidak melebihi 40 mg per hari pada orang dewasa dan 4 mg pada bayi dibawah 6 bulan.

    Baca Juga: Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai rekomendasi suplemen yang dapat dikonsumsi selama masa pandemi Covid-19. Namun perlu diingat bahwa suplemen tidak dapat menggantikan obat-obatan maupun prosedur medis lain untuk mengatasi maupun mencegah suatu penyakit. 

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan suplemen yang direkomendasikan tersebut, Anda bisa membelinya dengan menghubungi Asisten Kesehatan Maya dengan nomor 0811-1816-800

    Ditulis oleh: dr. Erika Gracia
    Ditinjau oleh: dr. Monica Cynthia Dewi

    Referensi

    1. Medline Plus. Immune System and Disorders. 2021 
    2. Healthline. Can Supplements Fight Coronavirus (COVID-19). 2021 
    3. Carr A, Maggini S. Vitamin C and Immune Function. Nutrients. 2017 
    4. National Institutes for Health and Care Excellence. Vitamin C, Fact Sheet for Health Professionals. 2021 
    5. National Institutes for Health and Care Excellence. COVID-19 rapid guideline: vitamin D Guidance. 2022
    6. Healthline. Can Vitamin D Lower Your Risk of COVID-19. 2021 
    7. Webmd. Vitamin D Might Help Fight COVID-19. 2021 
    8. Mayo Clinic. Zinc. 2021 
    Read More
  • Para penyintas Covid-19 disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah dinyatakan sembuh. Mengapa demikian? Seperti yang telah diketahui, Covid-19 tidak hanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga organ tubuh lain. Terlebih bagi penyintas Covid-19 yang mengalami gejala berat dan long Covid-19.  Sebagian besar masyarakat mungkin masih bertanya-tanya mengenai kepentingan melakukan medical check up pasca sembuh dari Covid-19. […]

    Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

    Para penyintas Covid-19 disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan setelah dinyatakan sembuh. Mengapa demikian? Seperti yang telah diketahui, Covid-19 tidak hanya memengaruhi sistem pernapasan, tetapi juga organ tubuh lain. Terlebih bagi penyintas Covid-19 yang mengalami gejala berat dan long Covid-19. 

    Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan

    Setelah Sembuh Covid-19, Cek Kesehatan Apa Saja yang Perlu Dilakukan?

    Sebagian besar masyarakat mungkin masih bertanya-tanya mengenai kepentingan melakukan medical check up pasca sembuh dari Covid-19. Kemudian, jika memang diperlukan, pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan? Untuk lebih jelasnya, simak pembahasan berikut ini!

    Mengapa perlu medical check up pasca Covid-19?

    Saat terinfeksi Covid-19, sistem kekebalan tubuh berjuang keras untuk melawan serangan virus. Meski begitu, virus SARS-CoV-2 ini bisa meninggalkan efek samping yang bertahan lama usai jumlah virus (viral load) menurun. 

    Infeksi virus corona akan berdampak pada banyak organ vital, baik secara langsung atau dengan melemahkan kekebalan tubuh. Ada beberapa penanda (marker) dalam tubuh yang dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana tubuh terinfeksi dan sebaik apa pemulihannya. Hal ini dapat diketahui melalui pemeriksaan medical check up. Dengan melakukan medical check up, dokter dapat memantau kondisi kesehatan Anda dan mendeteksi sedini mungkin bila ditemui kondisi yang tidak normal. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Medical check up yang perlu dilakukan

    Apabila Anda baru pulih dari infeksi Covid-19, beberapa tes kesehatan berikut ini mungkin akan bermanfaat untuk dilakukan sesuai arahan dokter:

    • Tes Antibodi

    Usai melawan infeksi, secara otomatis tubuh akan memproduksi antibodi untuk mencegah infeksi di kemudian hari. Mengukur tingkat antibodi tidak hanya membantu mengetahui gambaran yang lebih detail tentang seberapa terlindunginya tubuh Anda, tetapi juga akan membantu bila Anda ingin mendonorkan plasma darah. 

    Umumnya, tubuh membutuhkan waktu sekitar 1-2 minggu untuk mengembangkan antibodi, jadi tunggulah hingga Anda benar-benar pulih dari infeksi virus corona. Bila ingin mendonorkan plasma darah, sebaiknya lakukan tes dalam waktu satu bulan setelah Anda dinyatakan negatif Covid-19. 

    • Pemeriksaan darah lengkap

    Pemeriksaan darah lengkap merupakan pemeriksaan dasar untuk mengukur berbagai jenis sel darah (sel darah merah, sel darah putih, trombosit, dll), sekaligus memberi gambaran tentang seberapa baik kondisi tubuh dalam merespon infeksi Covid-19. Pemeriksaan ini juga dapat menjadi acuan dalam menentukan pemeriksaan tambahan yang mungkin diperlukan pasca pemulihan. 

    Baca Juga: Cek Fakta: Covid Dapat Mempengaruhi Kualitas Sperma Pria

    • Tes Glukosa dan Kolesterol

    Infeksi virus sangat rentan menyebabkan peradangan dan pembekuan darah dalam tubuh, bahkan beberapa orang diketahui mengalami fluktuasi tanda vital, seperti kadar glukosa dan tekanan darah. Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa penyintas Covid-19 perlu melakukan pemeriksaan rutin pada masa pemulihan, terutama bila memiliki penyakit terdahulu seperti kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung, dan sebagainya.

    Tak hanya itu, pemeriksaan kreatinin, biokimia, hati dan fungsi ginjal juga direkomendasikan bagi Anda yang berisiko. Oleh sebab itu, lakukanlah pemeriksaan rutin dan terus memantau tanda vital Anda lebih secara teratur.

    • Tes Saraf

    Sebagian besar penyintas Covid-19 melaporkan gejala neurologis/ saraf dan psikologis selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan pasca pemulihan. Gejala-gejalanya antara lain ansietas, tremor (gemetar), pusing, mudah lelah, dan lemah. Saat ini, kemunculan gejala-gejala tersebut telah menjadi perhatian sehingga banyak ahli yang menekankan pentingnya tes fungsi otak dan saraf beberapa minggu setelah pulih dari Covid-19. 

    • Pemindaian Dada

    Pemindaian High Resolution Computed Tomography atau CT scan dapat mendeteksi tingkat keparahan dan kesembuhan penyakit dengan akurat, termasuk yang berdampak pada paru-paru akibat infeksi virus corona. Menjalani CT Scan dan tes fungsi paru-paru setelah pulih disarankan untuk beberapa orang oleh dokter. 

    • Pemeriksaan Jantung

    Infeksi Covid-19 dapat memicu peradangan yang meluas di dalam tubuh. Kondisi ini menyebabkan kelemahan dan kerusakan otot-otot penting pada jantung, aritmia (gangguan irama jantung), dan komplikasi seperti miokarditis. Miokarditis merupakan salah satu masalah yang banyak dilaporkan penyintas Covid-19 pada masa pemulihan. Melakukan pemeriksaan jantung harus menjadi prioritas bagi sebagian penyintas, terlebih jika mengalami infeksi Covid-19 derajat sedang atau berat.

    Baca Juga: Perbandingan Efek Samping dari 5 Vaksin Booster Covid-19

    Pola Hidup Sehat Setelah Pulih dari Covid-19

    Meski telah dinyatakan sembuh dan sudah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan, bukan berarti Anda boleh abai dengan protokol kesehatan, ya. Anda harus tetap menjalani pola hidup sehat agar terhindar dari infeksi Covid-19 berulang. 

    Berikut beberapa pola hidup sehat yang dapat Anda lakukan:

    • Makan makanan sehat dan bergizi

    Mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat serta bergizi wajib hukumnya bagi para penyintas Covid-19. Anda dapat memulainya dengan meningkatkan asupan protein hewani dan nabati pada menu makanan. Misalnya, aneka jenis makanan laut yang kaya omega 3 dan 6 seperti ikan-ikanan, daging ayam atau daging sapi tanpa lemak, telur, kacang-kacangan, hingga produk olahan susu seperti yoghurt dan keju. 

    Selain sebagai sumber energi, protein juga berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh serta membentuk antibodi. Namun ingat, konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi terlebih dahulu, terutama jika Anda memiliki penyakit penyerta (komorbid). 

    Baca Juga: Tips Hadapi Efek Samping atau KIPI Vaksin Covid pada Anak

    • Aktif bergerak dan olahraga

    Banyak penyintas Covid-19 yang mengalami mudah lelah dan kesulitan berkonsentrasi setelah sembuh dari Covid-19. Oleh sebab itu, para penyintas Covid-19 dianjurkan untuk bergerak aktif dan rutin berolahraga agar tubuh kembali fit. Mulailah berolahraga dari intensitas ringan, seperti berjalan kaki, berenang, yoga, bersepeda atau aktivitas fisik lain yang Anda sukai. Namun, hindari beraktivitas di area publik yang ramai untuk mencegah paparan virus. 

    Selain itu, rutin juga berjemur setiap pagi untuk memenuhi kebutuhan vitamin D dan menjaga daya tahan tubuh. Jangan lupa untuk menggunakan tabir surya atau sunscreen agar kulit tetap terlindungi dari bahaya sinar UV. 

    • Jaga kesehatan mental

    Kesehatan mental adalah hal penting yang harus diperhatikan selama masa pandemi Covid-19. Banyaknya tekanan, stres dan masalah yang terjadi akan mempengaruhi kualitas hidup. Apabila Anda merasa kewalahan atau sulit berpikir jernih, sebaiknya segera minta bantuan profesional, seperti psikolog, psikiater, ataupun dokter. 

    Usahakan untuk istirahat dan tidur yang cukup setiap harinya. Selain baik untuk kesehatan fisik, tidur yang cukup juga membantu mendukung kesehatan mental Anda. 

    • Terapkan protokol kesehatan

    Menerapkan protokol kesehatan yang ketat tetap perlu dilakukan guna menghindari paparan dan risiko reinfeksi yang mungkin terjadi. Selain untuk kebaikan diri, menerapkan protokol kesehatan akan melindungi orang terdekat dari bahaya Covid-19. 

    Mulailah dengan memakai masker yang benar, menjaga jarak dengan orang lain, serta mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Penyintas Covid-19 juga tetap perlu waspada dan membatasi mobilitas di luar rumah.

    Baca Juga: Fenomena Long Covid, Gejala yang Menyerang Eks-Pasien Covid-19

    Sahabat Sehat, Itulah beberapa pemeriksaan kesehatan yang perlu dilakukan pasca dinyatakan negatif Covid-19. Jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan dengan menjalani pola hidup yang lebih sehat seperti yang sudah dijelaskan di atas.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    • The Times of India. Coronavirus: Recovered from COVID-19? 7 tests you must take.
    • Indus Health Plus. Know Why Post COVID Health Checkup is Important.
    • Echelon Health. Full Health Check-Up after Covid-19.
    • WHO. Episode #18 – COVID-19 – Immunity after recovery from COVID-19.
    Read More
  • Kekhawatiran orang tua terhadap efek samping vaksin covid pada anak merupakan hal yang lumrah. Namun sebenarnya vaksin covid itu aman. Pada tanggal 2 November 2021 lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)  mengeluarkan rekomendasi pembaruan terkait pemberian vaksin COVID-19 (Coronavac) pada usia 6 tahun ke atas. Hal ini terkait dengan dikeluarkannya izin penggunaan dalam keadaan darurat  […]

    Tips Hadapi Efek Samping atau KIPI Vaksin Covid pada Anak

    Kekhawatiran orang tua terhadap efek samping vaksin covid pada anak merupakan hal yang lumrah. Namun sebenarnya vaksin covid itu aman.

    Tips Hadapi Efek Samping atau KIPI Vaksin Covid pada Anak

    Tips Hadapi Efek Samping atau KIPI Vaksin Covid pada Anak

    Pada tanggal 2 November 2021 lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)  mengeluarkan rekomendasi pembaruan terkait pemberian vaksin COVID-19 (Coronavac) pada usia 6 tahun ke atas. Hal ini terkait dengan dikeluarkannya izin penggunaan dalam keadaan darurat  (EUA) Vaksin Coronavac produksi Sinovac khusus anak berusia 6-11 tahun oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta mempertimbangkan dimulainya pembelajaran tatap muka.

    Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), yaitu dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) menyatakan bahwa rekomendasi terbaru ini dikeluarkan karena anak juga dapat tertular dan atau menularkan virus corona dari dan ke orangtua di sekitarnya (orangtua, orang lain yang tinggal serumah, orang yang datang ke rumah, teman atau guru di sekolah dengan dimulai pada pembelajaran tatap muka), walaupun tanpa gejala.

    IDAI merekomendasikan pemberian imunisasi Covid-19 Coronavac pada anak dengan golongan usia 6 tahun ke atas dengan pemberian secara intramuskuler (otot lengan) dengan dosis 3 ug (0,5 ml) sebanyak dua kali pemberian dengan jarak pemberian dosis pertama ke dosis kedua yaitu 4 minggu.

    Chat dokter gratis, chat dokter 24 jam, chat dokter via whatsapp

    Manfaat Vaksinasi Covid-19 Pada Anak

    Berikut ini manfaat pemberian vaksinasi Covid-19 pada anak :

    1. Vaksin membantu mencegah anak-anak terinfeksi Covid-19

    Meskipun Covid-19 pada anak terkadang lebih ringan dari pada orang dewasa, namun beberapa anak yang terinfeksi Covid-19 dapat mengalami infeksi paru yang berat serta beresiko rawat inap. Mengingat varian delta serta omicron yang lebih menular saat ini.

    2. Vaksin membantu mencegah atau mengurangi penyebaran Covid-19

    Vaksin Covid-19 dapat melindungi anak dan orang lain, mengurangi kemungkinan mereka menularkan virus ke orang lain, termasuk keluarga dan teman yang mungkin lebih rentan terhadap konsekuensi infeksi yang lebih berat.

    3. Vaksinasi Covid-19 dapat membantu menghentikan munculnya varian lain

    Kasus Covid-19 meningkat pada anak-anak dan varian delta tampaknya berperan. Vaksinasi mengurangi penularan virus untuk bermutasi menjadi varian baru yang mungkin lebih berbahaya.

    Baca Juga: Perbandingan Efek Samping dari 5 Vaksin Booster Covid-19

    Kontra Indikasi Vaksin Covid-19 Pada Anak

    Berikut ini kondisi anak-anak yang tidak dapat menerima vaksinasi :

    • Defisiensi imun atau penyakit autoimun yang tidak terkontrol
    • Anak dengan Penyakit Sindrom Guillain Barre, Mielitis transversa, Acute demyelinating encephalomyelitis
    • Anak kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi.
    • Sedang mendapatkan pengobatan penekan sistem imun
    • Demam 37,50C atau lebih
    • Sembuh dari Covid-19 kurang dari 3 bulan
    • Pasca imunisasi lain kurang dari 1 bulan
    • Hamil
    • Hipertensi tidak terkendali
    • Diabetes melitus tidak terkendali
    • Penyakit-penyakit kronik atau kelainan genetik atau penyakit bawaan yang tidak terkendali.

    Baca Juga: Apa Manfaat Imunisasi Influenza dan Efek Sampingnya Bagi Anak

    Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Covid-19

    Menurut ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) vaksin Covid-19 pada anak terbilang ringan. Beliau menyebutkan bahwa tidak ada KIPI berat yang disebabkan langsung oleh vaksinasi tersebut. Sejauh ini, KIPI yang dilaporkan hanya sebatas demam saja, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

    Sementara itu Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito meminta agar para orangtua tidak panik. Beberapa gejala KIPI pada anak hanya berupa nyeri pada lengan bekas suntikan, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi, menggigil, mual dan muntah, rasa lelah, demam yang ditandai suhu diatas 37,80C dan gejala yang mirip dengan flu selama 1-2 hari.

    Tips Atasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Covid-19

    Sahabat Sehat tidak perlu panik apabila Si Kecil demam pasca diberikan vaksin Covid-19. Lakukan beberapa hal berikut sebagai penanganan awal, yakni :

    • Biarkan Si Kecil beristirahat.
    • Berikan obat pereda demam dan nyeri apabila diperlukan. 
    • Berikan air putih yang cukup. 
    • Kompres dengan kain bersih yang dibasahi dengan air dingin untuk meredakan nyeri dan bengkak.

    Baca Juga: Apa Efek Imunisasi PCV dan Rotavirus Bersamaan Pada Anak?

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai pemberian vaksin Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun serta tips yang dapat dilakukan jika Si Kecil mengalami KIPI. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia D
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Satuan Gugus Tugas Covid-19. Rekomendasi Pemberian Vaksin Covid 19 Sinovac Pada Anak Usia 6 Tahun Keatas.
    2. Christina S. COVID Vaccine: What Parents Need to Know.
    3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Pemberian Vaksin COVID-19 (Coronavac®) pada anak usia 6 tahun ke atas Pemutakhiran 2 November 2021.
    4. Satuan Gugus Tugas Covid-19. Satgas: Jangan Panik, Segera Penanganan Dini Jika Anak Bergejala KIPI Paska Vaksinasi.
    5. Detik Health. Satgas IDAI Ungkap KIPI Vaksin COVID-19 Anak 6-11 Tahun yang Banyak Dilaporkan.
    6. KIPI Covid-19. Informasi Tentang KIPI atau Reaksi Setelah Vaksinasi COVID-19.
    Read More
  • Ketahui tips liburan ke luar negeri di masa transisi covid-19, Libur panjang seperti libur di akhir tahun ajaran sekolah memang paling ditunggu-tunggu. Libur panjang seperti libur di akhir tahun ajaran sekolah memang paling ditunggu-tunggu. Apalagi setelah angka kasus Covid-19 di Indonesia akhirnya mereda. Bagi orang tua yang akan bepergian ke luar negeri bersama Si Kecil, […]

    Persiapan Mengajak Si Kecil Berlibur ke Luar Negeri di Masa Transisi Covid-19

    Ketahui tips liburan ke luar negeri di masa transisi covid-19, Libur panjang seperti libur di akhir tahun ajaran sekolah memang paling ditunggu-tunggu.

    Persiapan Mengajak Si Kecil Berlibur ke Luar Negeri di Masa Transisi Covid-19

    Persiapan Mengajak Si Kecil Berlibur ke Luar Negeri di Masa Transisi Covid-19

    Libur panjang seperti libur di akhir tahun ajaran sekolah memang paling ditunggu-tunggu. Apalagi setelah angka kasus Covid-19 di Indonesia akhirnya mereda. Bagi orang tua yang akan bepergian ke luar negeri bersama Si Kecil, ada beberapa hal yang perlu disiapkan sebelum pergi di masa transisi endemi Covid-19, terutama bagi balita yang belum bisa divaksinasi Covid-19. Yuk simak ulasannya!

    Vaksinasi adalah Kunci

    Saat naik pesawat, ruangan dalam pesawat terlihat tertutup dan kurang ventilasi. Namun, faktanya, setiap maskapai penerbangan pastinya memiliki sistem ventilasi yang baik dan dilengkapi dengan filter berkualitas tinggi.

    Dari beberapa pengamatan menyebutkan bahwa belum ada bukti kuat bahwa naik pesawat dapat meningkatkan risiko penularan virus Corona. Sehingga, saat mengajak Si Kecil naik pesawat, orang tua tidak perlu khawatir selama protokol kesehatan dijalankan dengan benar.

    Namun demikian, bagi anak balita yang belum bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19, orang tua harus memastikan bahwa ia telah melengkapi imunisasi dasarnya. Akan lebih baik, bila imunisasi rekomendasi juga dilengkapi karena anak akan memiliki perlindungan ekstra saat berkunjung ke tempat baru.

    Bagi anak usia 6-17 tahun, vaksinasi Covid-19 sudah tersedia. Maka segera lengkapi kedua dosisnya.

    Lakukan imunisasi beberapa bulan sebelum keberangkatan karena vaksin memerlukan waktu sebelum bisa memberikan perlindungan efektif.

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Tips Mengajak Si Kecil Naik Pesawat

    1. Barang harus dalam kondisi bersih

    Bersihkan barang-barang yang sering dipegang anak, serta bersihkan tempat duduk atau meja yang hendak digunakannya.

    2. Barang menyesuaikan kebutuhan anak

    Siapkan barang-barang yang biasanya digunakan anak Anda, mulai dari yang utama seperti popok dan susu, hingga snack/ makanan dan mainan untuk menemaninya selama perjalanan.

    Siapkan barang-barang tersebut dan cuci terlebih dahulu sebelum dibawa berpergian dan masukkan ke dalam wadah tertutup agar tidak terkontaminasi dengan kuman.

    3. Makanan dalam wadah yang tertutup rapat

    Perhatikan wadah atau kemasan makanan si kecil, usahakan ditaruh di wadah yang tertutup rapat untuk menghindari kontaminasi kuman.

    Baca Juga: Aman dan Nyaman Melakukan Imunisasi Kejar Anak dari Rumah

    4. Menggunakan masker

    Dalam rekomendasi WHO, anak balita tidak diwajibkan menggunakan masker. Sedangkan, anak 6-17 tahun diwajibkan menggunakan masker. Namun, bila orang tua dapat mensupervisi penggunaan masker pada anak balita, ia boleh menggunakannya dalam waktu yang tidak terlampau lama.

    Pilih masker sesuai dengan ukuran anak agar tidak terlalu ketat hingga membuatnya sulit bernapas, ataupun terlalu longgar sehingga memberi celah untuk kuman masuk.

    5. Jaga jarak aman minimal 1 meter antara anak dengan orang lain

    Ingatkan selalu pada anak untuk menjaga jarak fisik dan sosial ketika berpergian. Sebaiknya juga menjauhi orang yang sakit saat berada di luar rumah.

    6. Membawa hand-sanitizer

    Cuci tangan dengan benar menggunakan air mengalir. Bila tempat cuci tangan tidak ada, cuci bersih tangan menggunakan hand sanitizer terutama setelah menyentuh fasilitas umum.

    Baca Juga: Seperti Apa Imunisasi Anak di Masa Pandemi COVID-19?

    7. Tidak menyentuh mata, hidung dan mulut

    Seringkali Si Kecill tidak sadar ketika menyentuh wajah sebelum ia mencuci tangan. Maka dari itu, orang tua perlu memperhatikan dan mengingatkan kebiasaan Si Kecil.

    8. Utamakan aktivitas di tempat terbuka

    Pilihlah tempat terbuka saat berpergian dan pilihlah tempat yang tidak terlalu banyak pengunjung.4,5 Bila Anda mengajak anak ke dalam ruangan, pastikan bahwa ruangan memiliki ventilasi yang baik dan tidak ramai orang.

    Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Begini Cara Kejar Imunisasi Anak

    Sahabat Sehat, itulah beberapa hal yang perlu Sahabat Sehat perhatikan sebelum bepergian ke luar negeri. Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk memastikan bahwa Si Kecil dalam keadaan optimal untuk bepergian jauh dan bila Anda perlu melengkapi imunisasinya agar ia dapat berlibur dalam perlindungan maksimal.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Karp, D. Is It Safe to Fly During COVID?
    2. Media, K. 4 Tips Liburan Bersama Bayi Saat Pandemi, Tidak Wajib Pakai Masker.
    3. Have Baby Will Travel. Travel After COVID-19 with Babies & Toddlers.
    4. Kirkilas. Is it safe for families to travel now?
    5. Unicef. Travelling with your family during COVID-19.
    6. WHO. CoronaVirus disease (Covid-19): Children and Masks.
    Read More
  • Dugaan bahwa covid mempengaruhi sperma pria kian banyak beredar. Pandemi Covid-19 telah menjadi ancaman kesehatan dunia dan mengakibatkan risiko yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Beberapa studi andrologi mengenai dampak Covid-19 terhadap kesuburan pria telah dilakukan. Menurut pakar Urologi Reproduksi Universitas Miami, dr. Ranjith Ramasamy, virus Covid-19 mampu bertahan di testis dalam waktu yang […]

    Cek Fakta: Covid Dapat Mempengaruhi Kualitas Sperma Pria

    Dugaan bahwa covid mempengaruhi sperma pria kian banyak beredar. Pandemi Covid-19 telah menjadi ancaman kesehatan dunia dan mengakibatkan risiko yang lebih tinggi pada pria dibandingkan wanita. Beberapa studi andrologi mengenai dampak Covid-19 terhadap kesuburan pria telah dilakukan. Menurut pakar Urologi Reproduksi Universitas Miami, dr. Ranjith Ramasamy, virus Covid-19 mampu bertahan di testis dalam waktu yang lama setelah infeksi awal pada pria tanpa gejala. 

    Cek Fakta Covid Dapat Mempengaruhi Kualitas Sperma Pria

    Cek Fakta Covid Dapat Mempengaruhi Kualitas Sperma Pria

    Virus Covid-19 berpotensi menurunkan produksi sperma selama 3 sampai 6 bulan pasca infeksi. Covid-19 juga menyerang pembuluh darah dan berada di penis selama 7 sampai 9 bulan pasca infeksi awal sehingga berisiko menyebabkan disfungsi ereksi. Sahabat Sehat, apakah benar Covid-19 dapat mempengaruhi kualitas sperma pria? Mari simak penjelasan berikut.

    Benarkah Covid-19 Menyerang Sistem Reproduksi Pria?

    Studi terbaru mendapatkan bahwa Covid-19 berikatan kuat dengan reseptor sel manusia yakni, angiotensin-converting enzyme 2 (ACE 2) dan enzim manusia yaitu type II transmembrane serine protease (TMPRSS2). Pada tubuh manusia, reseptor ACE 2 dan enzim TMPRSS2 mayoritas berada pada organ paru, ginjal, usus, jantung. 

    Setelah diteliti lebih lanjut, reseptor ACE 2 banyak ditemukan pada sel testis manusia yakni spermatogonia (cikal bakal sperma), sel Leydig, sel Sertoli, dan juga kelenjar reproduksi pria, yakni kelenjar prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral, yang berkontribusi dalam produksi semen pada pria. Melalui penemuan ini, diduga Covid-19 mampu mengganggu produksi sperma dan menurunkan kualitas sperma yang telah terdeteksi pada pasien Covid-19. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Dampak Covid-19 Terhadap Kesuburan Pria

    Sebuah penelitian yang dilakukan di Iran dengan mengambil sampel 84 pria dengan Covid-19 positif dan 105 pria dengan Covid-19 negatif yang bertujuan untuk mengetahui kondisi pada semen dan sperma serta dampak akibat Covid-19.

    Penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat sejumlah zat peradangan pada sel sperma pasien Covid-19.Kadar radikal bebas (reactive oxygen species) yang lebih tinggi dan antioxidant/superoxide yang lebih rendah pada sel sperma pria yang menderita Covid-19 dibandingkan pria yang tidak terinfeksi Covid-19.  

    Bila dibandingkan kelompok yang tidak terinfeksi Covid-19, konsentrasi sperma dan pergerakan sperma berkurang, serta perubahan bentuk sperma pada penderita Covid-19. Keadaan-keadaan ini disebut dengan keadaan subfertil, yaitu kondisi ketika seseorang mampu bereproduksi tetapi kemampuan reproduksi tersebut menurun. 

    Baca Juga: Perlukah Pemeriksaan Kesuburan Bagi Pria ?

    Kesuburan Pria Setelah Terinfeksi Covid-19

    Untuk mengetahui keadaan sperma pasca pemulihan Covid-19, Guo et al meneliti 41 pasien pria usia reproduktif yang telah sembuh dari Covid-19. Pengambilan sampel pertama dilakukan pada 56 hari setelah selesai rawat inap. Lalu, diikuti sampel kedua yang diambil pada 29 hari setelah sampel pertama, terhadap 22 dari 41 pasien. 

    Dari penelitian ini diketahui bahwa jumlah dan kualitas sperma memang berkurang dalam 56 hari pasca selesai infeksi Covid-19. Sementara itu, vitalitas sperma dan bentuk/morfologi sperma tidak terpengaruh. Efek ini hanya bersifat sementara, kondisi akan membaik pada sekitar 85 hari setelah pemulihan infeksi Covid-19.

    Pada 29 hari kemudian dilakukan pemeriksaan kembali dan diketahui bahwa jumlah hitung sperma, konsentrasi sperma, dan gerakan sperma yang normal semakin meningkat jumlahnya dibandingkan sampling pertama sebelumnya. Sementara itu, hormon reproduksi tidak berubah secara signifikan. Temuan ini merupakan kabar baik untuk para pria penyintas Covid-19, karena keadaan subfertil hanya bersifat sementara. 

    Baca Juga:  10 Makanan Peningkat Stamina Pria

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai dampak Covid-19 pada kesuburan pria. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Guo T, Sang M, Bai S, Ma H et al. Semen parameters in men recovered from COVID-19. Asian J Androl. Sep-Oct 2021;23(5):479-483.
    2. Hilton L. COVID-19 and men’s health: What we know so far [internet]. USA : Urology Times; 2021.
    3. Maleki B, Tartibian B. COVID-19 and male reproductive function: a prospective, longitudinal cohort study [internet]. USA : Society for Reproduction and Fertility; 2021.
    4. Miller J. COVID-19 reduces fertility in men, study suggests [internet]. USA : Healio; 2021.
    Read More
  • Melansir laman covid.go.id, perkembangan penanganan pandemi Covid-19 per 22 Oktober 2021 secara nasional memiliki angka kesembuhan harian yang terus bertambah hingga mencapai 1.231 pasien sembuh per harinya. Meski demikian, pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen) juga mengalami peningkatan sebanyak 760 kasus dengan pasien meninggal yang juga meningkat sebanyak 33 kasus. Hal ini tentunya berkaitan […]

    Tips Mencegah Penularan Covid-19 di Area Perkantoran

    Melansir laman covid.go.id, perkembangan penanganan pandemi Covid-19 per 22 Oktober 2021 secara nasional memiliki angka kesembuhan harian yang terus bertambah hingga mencapai 1.231 pasien sembuh per harinya. Meski demikian, pasien terkonfirmasi positif (RT-PCR/TCM dan rapid antigen) juga mengalami peningkatan sebanyak 760 kasus dengan pasien meninggal yang juga meningkat sebanyak 33 kasus.

    Tips Mencegah Penularan Covid-19 di Area Perkantoran

    Tips Mencegah Penularan Covid-19 di Area Perkantoran

    Hal ini tentunya berkaitan dengan melonggarnya kebijakan PPKM yang ditetapkan pemerintah per 19 Oktober – 1 November 2021, terutama pada sektor perkantoran. Kembali beroperasinya perkantoran secara tidak langsung menimbulkan cluster baru penularan Covid-19. Untuk mengatasinya, seluruh pelaku perkantoran harus menerapkan higienitas dan sanitasi yang baik dalam menekan penyebaran virus agar tidak semakin meluas. 

    Sahabat Sehat, bagaimana cara meminimalisir penularan Covid-19 di sektor perkantoran ? Mari simak penjelasan berikut.

    Tips Cegah Penularan Covid-19 di Kantor Bagi Pekerja

    Meski sejumlah tindakan pencegahan ini dapat dimulai dari diri sendiri, tetapi kesadaran dari orang lain sesama karyawan juga diperlukan, terutama orang yang berada di sekitar kita. Beberapa tips  atau protocol kesehatan yang dapat Sahabat Sehat lakukan, yakni:

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    1. Gunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan, terlebih di lokasi keramaian.
    2. Cuci tangan yang benar mulai dari telapak hingga punggung tangan, lalu bersihkan sela-sela jari dan bagian bawah kuku hingga lengan tangan. 
    3. Hindari menyentuh wajah dan mencuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun antiseptik dan air yang mengalir. 
    4. Jauhi keramaian sebab tidak dapat dipastikan apakah orang-orang disekitar terbebas dari Covid-19 atau tidak.
    5. Bawa dan gunakan peralatan sendiri, seperti alat makan (piring, sendok, gelas), alat sholat, alat makeup, hingga handuk. Sejumlah peralatan tersebut rentan menjadi media penularan virus karena sering bersentuhan dengan mulut, hidung, mata yang merupakan jalan masuknya virus Covid-19 ke dalam tubuh.
    6. Kurangi menyentuh benda di tempat umum menggunakan benda lain sebagai perantara, seperti pulpen atau semacamnya. Hal ini dikarenakan virus Covid-19 dapat bertahan hingga 24 jam pada sebuah benda.
    7. Selalu membawa cairan antiseptik atau hand sanitizer untuk memudahkan Sahabat Sehat jika ingin membersihkan tangan atau bagian tubuh dan pakaian.
    8. Ganti masker setelah selesai beraktivitas sebab kuman dan virus yang menempel pada permukaan masker. Perhatikan pula cara menggunakan dan mencopot masker, hindari menyentuh bagian luar masker.
    9. Menghimbau karyawan lain yang sedang sakit untuk istirahat di rumah hingga kondisinya pulih kembali untuk meminimalisir penularan.
    10. Segera lakukan pemeriksaan Covid-19 apabila pekerja atau rekan kerja terpapar Covid-19.

    Baca Juga: Waspadai! 4 Gangguan Kesehatan Saat WFH dan Tips Pencegahannya

    Tips Cegah Penularan Covid-19 Bagi Perusahaan

    Perkantoran merupakan lingkungan tertutup sehingga memiliki sirkulasi udara terbatas. Selain itu, area perkantoran cenderung ramai dengan orang-orang yang memiliki riwayat kontak beragam. Berikut beberapa langkah yang dapat perusahaan lakukan dalam mencegah penularan di lingkungan kantor, di antaranya:

    • Lakukan tes Covid-19 untuk seluruh karyawan sebelum memasuki area perkantoran. Misalnya dengan melakukan pengecekan suhu tubuh di pintu masuk yang ditentukan. Langkah ini lebih efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman.
    • Rutin mendesinfeksi fasilitas umum yang sering disentuh oleh banyak orang. Buat jadwal rutin untuk mendesinfeksi area dan fasilitas umum minimal 4 jam sekali.
    • Optimalkan sirkulasi udara dan upayakan agar sinar matahari masuk ke ruang kerja. Ventilasi udara yang baik mampu mencegah virus untuk mengendap di dalam ruangan sehingga akan menurunkan risiko penularan Covid-19.
    • Sediakan ruangan khusus untuk observasi apabila ada karyawan yang menunjukan gejala yang dicurigai terinfeksi Covid-19 untuk mengurangi potensi penularan sedari dini. Segera hubungi tenaga medis jika diperlukan untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. 

    Upaya dalam mencegah penyebaran covid-19 pada area perkantoran tidak dapat berhasil jika hanya dilakukan oleh satu pihak, penting untuk kerja sama kedua belah pihak yakni para pekerja dan perusahaan. Terapkan protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan Covid-19. 

    Baca Juga: Dampak Covid-19 Pada Dunia Pendidikan dan Kerja di Indonesia

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai tips mencegah penularan Covid-19 di sektor perkantoran. Jika Sahabat Sehat membutuhkan pemeriksaan Covid-19 maka segera manfaatkan layanan pemeriksaan Covid-19 dari Prosehat dan Klinik Kasih yang turut menyediakan layanan pemeriksaan Covid-19 ke rumah.

    Informasi lebih lanjut hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Kesembuhan COVID-19 Bertambah Mencapai 4.080.351 Orang.
    2. Siloam Hospital. Cara cegah kantor jadi klaster penularan Covid-19.
    3. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI. Bagaimana Cara Mencegah Penularan Virus Corona.
    4. Pinandhita V. Klaster Kantor DKI Naik, Ini 4 Cara Cegah Penularan COVID-19 di Tempat Kerja.
    5. Smart City Jakarta. Tips Mencegah Penularan Covid-19 Di Klaster Perkantoran.
    Read More
  • Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini menyampaikan kenaikan kasus Covid-19 di tanah air. Hal ini baru diketahui setelah teridentifikasi satu kasus subvarian Omicron BA.4 dan tiga jenis Omicron lainnya yakni BA.5. Laporan ini diambil berdasarkan data kasus Covid-19 tiga pekan terakhir.  Sebelumnya, Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa data grafik kasus […]

    Waspada Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Berikut Fakta-Faktanya

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini menyampaikan kenaikan kasus Covid-19 di tanah air. Hal ini baru diketahui setelah teridentifikasi satu kasus subvarian Omicron BA.4 dan tiga jenis Omicron lainnya yakni BA.5. Laporan ini diambil berdasarkan data kasus Covid-19 tiga pekan terakhir. 

    Sebelumnya, Juru bicara Satuan Tugas Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyebutkan bahwa data grafik kasus positif mingguan naik 31 persen pada 22 Mei 2022, dari 1.814 kasus menjadi 2.385 kasus. Tak hanya itu, kasus aktif juga meningkat sebesar 10 persen dari 2 Juni yakni 2.105 kasus menjadi 3.433 kasus.

    Waspada Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Berikut Fakta-Faktanya

    Waspada Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, Berikut Fakta-Faktanya

    Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, kenaikan kasus Covid-19 ini dipicu oleh ditemukannya subvarian Omicron baru. Selain itu, mobilitas yang sangat tinggi pada perayaan hari besar seperti Lebaran juga menjadi salah satu faktor penyebabnya. 

    Oleh sebab itu, Budi terus mewanti-wanti karena subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini dapat lolos dari imunitas pasca vaksinasi Covid-19. Berikut beberapa fakta terkait subvarian BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Indonesia.

    Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia

    Sub varian terbaru dari Omicron ini diyakini lebih efektif dalam menginfeksi orang, baik yang telah divaksin, belum divaksin, maupun yang sudah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

    Dari data Kemenkes RI, Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan DOkter Paru Indonesia (PDPI) dr Erlina Burhan, SpP(K) pada Minggu (12/5/2022) kemarin, menyebutkan sudah ada delapan kasus varian BA.4 dan BA. 5 di Indonesia. Delapan kasus ini terdiri dari dua kasus BA.4 (Bali dan DKI Jakarta) dan enam kasus BA.5 (Bali dan DKI Jakarta). 

    Menurut data tersebut, lima kasus merupakan kluster lokal dan tiga lainnya merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). 

    Chat dokter gratis, chat dokter 24 jam, chat dokter via whatsapp

    Gejala yang Sering Dilaporkan

    Kasus yang terdeteksi di Bali dan Jakarta dilaporkan dengan gejala yang berbeda-beda. Menurut dr. Erlina Burhan, gejala yang timbul saat terinfeksi Omnicron BA.4 dan BA.5 mirip dengan Omicron BA.1. 

    Berikut gejala yang paling sering dilaporkan:

    • Batuk
    • Fatigue atau kelelahan

    Gejala lainnya yang turut dilaporkan saat terinfeksi Omicron BA.4 dan BA.5, antara lain:

    • Hidung tersumbat atau rinore
    • Demam
    • Mual atau muntah
    • Sesak nafas
    • Diare
    • Anosmia atau ageusia

    ‘Alumni’ Covid-19 Tetap Berisiko Terinfeksi BA.4 dan BA.5

    Selain sejumlah gejala yang disebutkan diatas, dr Erlina Burhan juga menyebutkan bahwa Omicron BA.4 dan BA.5 memiliki masa inkubasi yang lebih singkat dibandingkan Omicron BA.2, yakni sekitar 1-3 hari langsung muncul gejala. Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir karena masa penyembuhannya juga relatif cepat. 

    Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman, menyoroti kemungkinan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini menginfeksi orang-orang yang sudah pernah terkena Covid-19 sebelumnya. Menurutnya, potensi tersebut dipicu oleh mutasi L452 yang juga dimiliki oleh varian Corona yang merebak sebelumnya, yakni Delta. 

    Terlebih, kedua subvarian ini juga diyakini berpotensi menginfeksi orang-orang yang sudah menerima dosis lengkap vaksin Covid-19 sebanyak dua dosis. Ini karena saat  L452 bermutasi, subvariant Omicron BA.4 dan BA.5 akan mudah terikat di reseptor ACE2 yang banyak terdapat di seluruh tubuh dan organ manusia, terutama sel paru. Alhasil. Infeksi ini basa memasuki sel dan mudah menginfeksi, serta memicu munculnya gejala. 

    Baca Juga: Langkah-Langkah Pencegahan Risiko Penularan Covid-19 di Tempat Kerja

    Waspada Gelombang Covid-19 Dua Minggu Kedepan

    Berdasarkan prediksi Dicky, adanya kemampuan yang dimiliki BA.4 dan BA.5 yang sebagaimana sub variant Omicron lainnya dapat menyiasati deteksi antibodi dari infeksi maupun vaksinasi, maka pertumbuhan perkembangan kasus BA.4 dan BA.5 ini berkisar antara 12-13 persen. 

    Menurutnya, sub variant Omicron BA.4 dan BA.5 ini berpotensi menyebabkan gelombang baru COvid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan hingga bulan kedepan apabila tidak diantisipasi dengan mitigasi yang memadai. Misalnya pencabutan PPKM, vaksinasi buruk, perilaku masyarakat yang tidak taat menggunakan masker, maka kemungkinan besar dalam dua minggu terjadi peningkatan jumlah kasus infeksi atau gelombang baru. 

    Kemenkes Akan Perketat Pakai Masker Jika Kasus Covid Terus Naik

    Kemenkes menyatakan akan memberlakukan kembali pengetatan aturan dalam pemakaian masker dan protokol kesehatan lainnya apabila kasus Covid-19 di tanah air kembali menunjukan tren kenaikan kasus secara signifikan. Kemenkes juga mengimbau masyarakat untuk tetap patuh dalam menjalankan protokol kesehatan agar lonjakan kasus akibat Delta dan Omicron tidak kembali terulang. 

    Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin COvid-19 maupun yang belum menerima vaksin primer lengkap diminta untuk segera mengakses vaksinasi dosis lanjutan atau booster untuk mendapatkan imunitas tambahan.

    Sahabat Sehat, segera lengkapi vaksinasi Covid-19 untuk menurunkan risiko terinfeksi maupun komplikasi. Jaga kesehatan dan terus terapkan protokol kesehatan agar terhindar dari virus Corona.

    Jika Sahabat Sehat mengalami gejala mirip Corona, Anda dapat menggunakan layanan Chat Dokter 24 jam dari Prosehat untuk berkonsultasi. Prosehat juga melayani pemeriksaan laboratorium di rumah dan pengiriman obat-obatan sesuai resep dokter.

    Baca Juga: Walau Mirip, Ini Cara Membedakan Flu Biasa dengan Covid

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Ramadhanty, R. Sudah 8 Kasus BA.4 dan BA.5 di Bali-Jakarta, Ini Rincian dan Gejalanya.
    2. Ramadhanty, R. Subvarian BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di DKI-Bali, Dokter Paru Sebut Lebih Menular.
    3. Media, K. Gejala Covid Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang Terdekteksi di Bali.
    4. Sehat Negeriku. Subvarian Baru Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia, Tingkat Kesakitan Rendah.
    5. Indonesia, C. Kemenkes Bakal Perketat Pakai Masker Apabila Covid RI Terus Naik.
    Read More
  • Dalam menghadapi pandemi Covid-19, negara-negara di seluruh dunia telah mengambil serangkaian langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial, seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), penutupan sementara sekolah dan perkantoran secara sebagian atau penuh, karantina wilayah tertentu, hingga pelarangan perjalanan mancanegara. Namun, seiring berubahnya situasi epidemiologi penyakit ini, negara-negara telah menyesuaikan (melonggarkan atau memberlakukan kembali) langkah-langkah tersebut termasuk […]

    Langkah-Langkah Pencegahan Risiko Penularan Covid-19 di Tempat Kerja

    Dalam menghadapi pandemi Covid-19, negara-negara di seluruh dunia telah mengambil serangkaian langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial, seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), penutupan sementara sekolah dan perkantoran secara sebagian atau penuh, karantina wilayah tertentu, hingga pelarangan perjalanan mancanegara.

    Langkah-Langkah Pencegahan Risiko Penularan Covid-19 di Tempat Kerja

    Langkah-Langkah Pencegahan Risiko Penularan Covid-19 di Tempat Kerja

    Namun, seiring berubahnya situasi epidemiologi penyakit ini, negara-negara telah menyesuaikan (melonggarkan atau memberlakukan kembali) langkah-langkah tersebut termasuk di Indonesia. 

    Dengan menurunnya intensitas transmisi, Pemerintah telah membuka kembali tempat kerja secara perlahan guna mempertahankan berlangsungnya kegiatan ekonomi. Untuk pembukaan kembali aktivitas perkantoran ini, dibutuhkan sejumlah langkah perlindungan seperti arahan atau edukasi seputar pencegahan Covid-19 terkait pembatasan fisik, etika batuk dan bersin, mencuci tangan, hingga pemantauan suhu tubuh, serta pemantauan atas kepatuhan terhadap langkah-langkah ini. 

    Sahabat Sehat, bagaimana cara mencegah penularan Covid-19 di lingkungan kerja ? Mari simak penjelasan berikut.

    Penilaian Risiko Tempat Kerja

    Virus penyebab Covid-19 umumnya menular melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan seperti batuk atau bersih, atau akibat kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Paparan Covid-19 dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, tanpa terkecuali di tempat kerja, dalam perjalanan dinas kerja, serta di perjalanan saat berangkat atau pulang kerja. 

    Dapatkan: Layanan Pemeriksaan Covid-19 ke Kantor

    Risiko paparan terkait pekerjaan tergantung pada kemungkinan kontak erat atau sering berkontak dengan orang yang mungkin terinfeksi Covid-19, dan melalui kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi. Tingkat-tingkat risiko berikut ini dapat membantu menilai risiko Covid-19 di tempat kerja sehingga dapat merencanakan langkah pencegahannya di tempat kerja selain menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti:

    • Risiko Paparan Rendah 

    Yang termasuk dalam kategori resiko paparan rendah yakni pekerjaan atau tugas pekerjaan tanpa kontak erat yang sering dengan masyarakat umum dan rekan kerja lain, pengunjung, pelanggan atau klien, atau kontraktor yang tidak memerlukan kontak dengan orang yang diketahui atau dicurigai terpapar Covid-19. Kontak antara pekerja, masyarakat dan rekan kerja lain bersifat minimal. 

    • Risiko Paparan Sedang 

    Yang termasuk didalamnya yakni pekerjaan yang mengharuskan pekerja kontak erat dengan masyarakat umum dan rekan kerja lain, pengunjung, pelanggan atau klien, atau kontraktor. 

    • Risiko Paparan Tinggi 

    Yang termasuk dalam kategori ini yakni berbagai pekerjaan yang kontak erat dengan orang-orang yang diketahui atau dicurigai terinfeksi Covid-19, serta kontak dengan benda dan permukaan yang kemungkinan besar telah terkontaminasi dengan virus Covid-19. Contohnya seperti para pekerja sektor kesehatan, transportasi umum tanpa pemisah antara penumpang dengan pengemudi, pemberian bantuan rumah tangga atau perawatan di rumah pada orang-orang yang mengidap Covid-19, dan kontak dengan jenazah atau orang yang diketahui atau dicurigai mengidap Covid-19 saat meninggal. 

    Meski dalam satu tempat kerja, pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dapat memiliki risiko yang berbeda-beda. Untuk itu, penilaian risiko ini perlu dilakukan secara spesifik pada setiap tempat kerja dan pekerjaan  atau kategori pekerjaan. Selain itu, setiap kali penilaian risiko dilakukan, perlu dipertimbangakan lingkungan, tugas, sumber daya yang tersedia, hingga alat pelindung diri. 

    Baca Juga: Walau Mirip, Ini Cara Membedakan Flu Biasa dengan Covid

    Langkah Pencegahan Penularan Covid-19 Di Tempat Kerja

    Kebijakan dalam menutup atau membuka kembali tempat kerja harus disesuaikan dengan risiko, kapasitas serta aturan dari Pemerintahan pusat. Langkah umum pencegahan penularan Covid-19 ini berlaku untuk semua tempat kerja dan semua orang di tempat kerja tanpa terkecuali, meliputi:

    • Menjaga Kebersihan Tangan 

    Mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir atau bersihkan tangan menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol saat sesapainyany di kantor, sebelum bekerja, sebelum makan, secara berkala saat bekerja, terutama setelah menyentuh barang atau permukaan umum, setelah dari kamar mandi, setelah kontak dengan sekresi, dan cairan tubuh, setelah melakukan kontak dengan rekan kerja atau pelanggan, maupun sebelum menyentuh mata, hidung, dan mulut. Fasilitas membersihkan tangan, seperti tempat mencuci tangan atau pembersih tangan yang ditempatkan pada tempat-tempat yang terlihat jelas dan mudah diakses oleh semua orang. 

    • Kebersihan Pernapasan

    Tempat kerja perlu melakukan sosialisasi etika batuk dan bersin agar dijalankan oleh semua karyawan. Pastikan masker medis dan tisu tersedia di tempat kerja bagi yang mengalami pilek atau batuk di tempat kerja, serta tempat sampah tertutup sehingga dapat dibuang secara higienis. Buat kebijakan penggunaan masker yang baik dan benar sesuai dengan panduan Pemerintah. 

    • Menjaga Jarak Fisik

    Terapkan menjaga jarak minimal 1 meter antara karyawan, serta hindari kontak fisik langsung dengan orang lain, batasi akses masuk bagi orang luar dengan ketat, kelola antrian dengan memberikan tanda di lantai dan pembatas. Kurangi kepadatan orang di dalam bangunan (maksimal 1 orang per 10 meter persegi). 

    Pemberian jarak minimal 1 meter antara satu stasiun kerja dengan stasiun kerja lainnya dan ruangan bersama, seperti pada pintu masuk/keluar, kantin, lift, tangga, dan sebagainya.  Minimalisasi kebutuhan rapat secara fisik, alihkan dengan menggunakan fasilitas telekonferensi.  Hindari kepadatan dengan cara membuat jam kerja bergilir untuk mengurangi menumpuknya karyawan di ruangan bersama seperti pada pintu masuk/keluar. 

    Implementasikan atau tingkatkan gilir kerja atau tim terbagi pemisahan tim, atau bekerja dari jarak jauh. Tunda atau hentikan acara-acara tempat kerja di mana para peserta melakukan kontak dalam waktu yang lama, termasuk perkumpulan sosial. 

    • Kurangi dan Kelola Perjalanan Dinas 

    Batalkan atau tunda perjalanan nonesensial atau yang tidak mendesak ke daerah-daerah dimana angka kasus Covid-19 meningkat. Berikan hand sanitizer kepada para pekerja yang terpaksa harus melakukan perjalanan, himbau para pekerja untuk selalu mematuhi instruksi dari badan-badan pemerintah di tempat tujuan perjalanan, serta berikan arahan tentang siapa yang harus dihubungi jika pekerja merasa sakit di tengah perjalanan. 

    Para pekerja yang baru kembali dari suatu tempat di mana ada kasus penularan Covid-19 di masyarakat harus memantau sendiri gejala yang mungkin muncul selama 14 hari, seperti mengukur suhu tubuh dua kali sehari. Apabila merasa tidak sehat, pekerja harus tinggal di rumah, mengisolasi diri, serta menghubungi tenaga medis. 

    Baca Juga: 3 Penyebab Seseorang Bisa Kena Covid Lagi Setelah Sembuh

    • Desinfeksi Lingkungan Kantor Secara Berkala 

    Pembersihan dilakukan dengan menggunakan sabun atau detergen, cairan desinfektan, air, dan tindakan mekanis (menyikat dan menggosok) untuk membersihkan kotoran, debu, dan material-material lain dari permukaan. Setelah selesai, desinfeksi dilakukan untuk menonaktifkan (membunuh) mikroorganisme dan patogen  lain di permukaan benda. 

    Disinfeksi diprioritaskan untuk seluruh permukaan yang sering disentuh (pada area umum yang sering digunakan, seperti pegangan pintu dan jendela, tombol lampu, remote AC, peralatan dapur, permukaan kamar mandi, toilet dan keran, layar sentuh pada gawai pribadi, papan ketik komputer, serta permukaan kerja). 

    Siap sedia larutan desinfektan dan gunakan sesuai dengan instruksi dari pabrik, termasuk instruksi dalam melindungi kesehatan dan keselamatan petugas desinfeksi, penggunaan alat pelindung diri, serta tidak mencampurkan desinfektan-desinfektan kimia yang berbeda. 

    Di tempat kerja, melakukan desinfektan secara rutin pada permukaan di lingkungan umum melalui fogging (pengabutan) atau penyemprotan biasanya tidak direkomendasikan karena tidak efektif membersihkan kontaminan di luar zona yang menerima semprotan langsung dan dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan, mata, dan kulit, serta dampak toksik lainnya. 

    Untuk tempat kerja luar ruangan, belum ada cukup bukti yang mendukung rekomendasi penyemprotan atau pengasapan berskala besar. Penyemprotan desinfektan pada orang (seperti di dalam bilik, terowongan, atau kotak) tidak direkomendasikan untuk keadaan apa pun.

    • Komunikasi, Pelatihan, dan Edukasi Risiko 

    Sediakan poster, video, dan papan perpesanan elektronik untuk mensosialisasikan Covid-19 kepada pekerja dan mempromosikan praktik-praktik perorangan yang aman di tempat kerja. Gandeng pekerja untuk memberikan umpan balik tentang langkah-langkah pencegahan dan efektivitasnya. Sosialisasi secara berkala mengenai risiko Covid-19 dengan menggunakan sumber informasi resmi, seperti WHO dan badan-badan pemerintahan, serta tekankan efektivitas penerapan langkah-langkah perlindungan dan melawan rumor serta misinformasi.

    Kelompok pekerja yang rentan seperti pekerja ekonomi informal dan pekerja migran, pekerja subkontrak, wiraswasta, dan pembantu rumah tangga, serta pekerja di bidang platform kerja digital perlu dijangkau dengan memberikan perhatian khusus dan memudahkan akses ke pelayanan kesehatan. Bagi pekerja yang merasa kurang sehat atau mengalami gejala mirip Covid-19 harus dibiarkan untuk tetap tinggal di rumah, mengisolasi diri, serta menghubungi dokter atau layanan informasi Covid-19 setempat.

    Di tempat dengan transmisi terjadi penularan masyarakat dengan laju yang tinggi, jika pekerjaan tetap dilanjutkan, mungkinkan konsultasi jarak jauh dengan dokter (telemedicine) jika ada, atau memberi pilihan untuk menghilangkan persyaratan surat keterangan medis bagi karyawan yang sakit sehingga karyawan tersebut dapat tetap tinggal di rumah. 

    Semua pekerja harus didorong untuk memonitor kesehatannya sendiri secara mandiri, yang dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan mengukur suhu tubuhnya secara berkala. Skrining suhu tubuh di tempat kerja perlu menjadi pertimbangan hanya jika sejumlah langkah pencegahan dan pengendalian Covid-19 dijalankan di tempat kerja dan disertai dengan komunikasi risiko. 

    Prosedur operasi standar tatalaksana orang yang sakit di tempat kerja dan dicurigai mengidap Covid-19 perlu disusun, seperti menempatkan orang tersebut di ruang isolasi, membatasi jumlah orang yang berkontak, menggunakan alat pelindung diri, serta melakukan pembersihan dan desinfeksi lanjutan. Menghubungi dinas kesehatan. Mendaftarkan kehadiran dan catatan rapat untuk memfasilitasi atau menjalankan pelacakan kontak. 

    Orang yang melakukan kontak erat di tempat kerja dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19 harus dikarantina selama 14 hari sejak terakhir kali berkontak sesuai rekomendasi WHO.

    Baca Juga: Panduan Cara Pencegahan dan Penanganan Covid Varian Delta

    Nah, Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai langkah mencegah penularan Covid-19 di lingkungan kerja. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Monica Cynthia Dewi

     

    Referensi

    1. World Health Organization. Pertimbangan Langkah-Langkah Kesehatan Masyarakat dan Sosial di Tempat Kerja Dalam Konteks Covid-19. USA : World Health Organization.
    2. Centers for Disease Control and Prevention. COVID-19 ARCHIVED WEBPAGE. USA :  Centers for Disease Control and Prevention.
    3. Centers for Disease Control and Prevention. SARS-CoV-2 Testing Strategy: Considerations for Non-Healthcare Workplace. USA : Centers for Disease Control and Prevention.
    4. US Equal Employment Opportunity Commission. What You Should Know About COVID-19 and the ADA, the Rehabilitation Act, and Other EEO Laws. USA : U.S. Equal Employment Opportunity Commission.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com