Si Kecil Nyeri Menelan? Waspada Penyakit ini Lho Moms
Moms, apakah Si Kecil kerap mengeluh nyeri saat menelan? Salah satu penyakit yang kerap dialami anak-anak adalah batuk, pilek dan nyeri menelan. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan Si Kecil menjadi rewel dan nafsu makan menurun.
Salah satu penyebab nyeri menelan adalah akibat infeksi difteri, yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yaitu suatu bakteri gram positif anaerob. Moms, apa itu penyakit difteri? Mari simak penjelasan berikut.
Kasus Difteri
Difteri ditularkan melalui cairan pernapasan pasien yang terkena difteri. Pada daerah endemis difteri, 3%-5% orang sehat bisa menjadi pembawa kuman atau yang disebut karier. Kuman difteri hidup dalam debu atau udara luar sampai dengan 6 bulan. Pada tahun 2014, jumlah kasus difteri sebanyak 296 kasus dengan kasus meninggal 16 orang. Dari 22 provinsi yang melaporkan adanya kasus difteri, provinsi tertinggi ada di Jawa Timur yaitu 295 kasus yang berkontribusi sebanyak 74%.
Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) mencatat bahwa ada 7097 kasus difteri dilaporkan diseluruh dunia pada tahun 2016. Diantara jumlah kasus tersebut, Indonesia menyumbang sebanyak 342 kasus. Sejak tahun 2011, Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus difteri menjadi masalah di Indonesia. Tercatat sebanyak 3353 kasus difteri dilaporkan dari tahun 2011 sampai 2016 sehingga dengan angka ini menempatkan Indonesia menjadi urutan ke-2 setelah India dengan jumlah kasus difteri terbanyak. Dari 3353 orang yang menderita difteri diketahui 110 diantaranya meninggal dunia, hampir 90% dari orang yang terinfeksi, tidak memiliki riwayat imunisasi lengkap.
Baca Juga: Tips Cegah Anak Terinfeksi Difteri
Penularan Penyakit Difteri
Penularan difteri terjadi dengan mudah, terutama bagi orang yang tidak pernah mendapatkan vaksinasi difteri. Ada sejumlah cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:
- Terhirup percikan ludah penderita melalui udara saat penderita bersin atau batuk (ini merupakan cara penularan difteri yang paling umum).
- Sentuhan langsung pada luka atau borok penderita difteri. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan padat penduduk serta kebersihan lingkungannya tidak terjaga dengan baik.
Gejala Difteri Pada Anak
Gejala difteri umumnya akan muncul sekitar 2-5 hari setelah si kecil terinfeksi kuman penyebab. Sebagian anak mungkin tidak menunjukkan gejala apapun termasuk demam. Namun, sebagian lagi akan mengalami gejala yang sangat ringan seperti gejala flu. Berikut adalah berbagai gejala difteri yang dapat dialami Si Kecil, yaitu:
- Terbentuknya selaput atau lapisan berwarna putih keabu-abuan pada tenggorokan dan amandel.
- Demam
- Nyeri tenggorokan
- Pilek
- Sulit bernapas
- Suara serak
- Detak jantung meningkat
- Mengi
- Pembesaran kelenjar getah bening di area leher
- Pembengkakan pada langit-langit mulut
- Keringat dingin.
Komplikasi Difteri Pada Anak
Komplikasi yang dapat dialami akibat racun dari kuman difteri dapat sangat berbahaya, termasuk pada otot dan juga katup jantung, gangguan irama jantung hingga tertutupnya saluran pernapasan oleh selaput (pseudomembran) di area tenggorokan yang dapat menutup jalan napas. Untuk mencegah komplikasi, kasus difteri harus ditangani segera yakni dengan pemberian obat-obatan.
Pencegahan Difteri
Pencegahan difteri dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin difteri. Pada anak, biasanya vaksinasi difteri diberikan dalam bentuk kombinasi DPT-HB-Hib. Vaksinasi ini dapat melindungi si kecil dari berbagai penyakit menular seperti difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, meningitis dan pneumonia yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe B.
Baca Juga: Apakah Orang Dewasa Butuh Vaksinasi Difteri?
Pemberian vaksinasi dasar ini wajib diberikan bagi anak-anak sebanyak 3 kali yaitu pada usia 2, 3 dan 4 bulan. Kemudian dilanjutkan pada usia 18 bulan. Pemberian vaksinasi difteri lanjutan diberikan dalam bentuk vaksinasi Td yaitu kombinasi vaksinasi tetanus dan difteri yang diberikan pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS yaitu pada usia 5 tahun dan bagi yang berusia diatas 12 tahun diberikan vaksinasi Td/Tdap yang dapat diberikan selama 10 tahun sekali.
Nah, Moms itulah ulasan mengenai difteri yang kerap menyebabkan sakit menelan pada Si Kecil. Jika Anda memiliki keluhan di rumah atau membutuhkan multivitamin, imunisasi untuk Si Kecil, maupun produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. Informasi lebih lanjut, silakan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 0811-
Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
Ditinjau oleh: dr. Monica C
Referensi
- Hartoyo E. Difteri Pada Anak. Sari Pediatri. 2018
- Dinas Kesehatan Kulon Progo. DIFTERI. 2021
- Kids Health.org. Diphtheria (for Parents). 2021
- University of Rochester Medical Center. Diphtheria in Children. 2021
Read More