Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Penyakit

Showing 1–10 of 403 results

  • Penyakit influenza atau flu merupakan penyebab tersering seseorang alpa dari pekerjaannya. Tetapi, sayangnya masih banyak orang yang menganggap remeh penyakit ini karena sering disamakan dengan pilek biasa atau disebut juga selesma atau common cold. Faktanya, seseorang yang terinfeksi influenza lebih berisiko mengalami sakit berat dibanding jika ia menderita selesma. Oleh sebab itu, vaksin flu diciptakan […]

    Mengapa Vaksin Flu Penting untuk Guru?

    Penyakit influenza atau flu merupakan penyebab tersering seseorang alpa dari pekerjaannya. Tetapi, sayangnya masih banyak orang yang menganggap remeh penyakit ini karena sering disamakan dengan pilek biasa atau disebut juga selesma atau common cold.

    Faktanya, seseorang yang terinfeksi influenza lebih berisiko mengalami sakit berat dibanding jika ia menderita selesma. Oleh sebab itu, vaksin flu diciptakan dan rutin diberikan setiap satu tahun sekali sebagai perlindungan.

    Mengapa Vaksin Flu Penting untuk Guru

    Mengapa Vaksin Flu Penting untuk Guru?

    Vaksinasi bukan saja untuk anak-anak, orang dewasa pun memerlukannya. Salah satu jenis pekerjaan yang direkomendasikan untuk mendapatkan vaksin flu adalah guru karena ia rutin berinteraksi dengan banyak siswa. Dengan vaksinasi, risiko penularan penyakit menjadi menurun dan anak-anak sebagai kelompok rentan juga terlindungi.

    Influenza versus selesma

    Sahabat Sehat, jangan samakan penyakit influenza dengan selesma. Dari segi gejala, keduanya memang memiliki kemiripan, tapi intensitasnya cukup berbeda. Berikut perbandingannya:

    Gejala

    Selesma/ Common cold

    Influenza

    Munculnya gejala

    Tiba-tiba

    Bertahap

    Demam

    Jarang Ada
    Linu Sedikit

    Ada

    Meriang

    Tidak biasa Sering

    Lemah/ lelah

    Kadang Ada
    Bersin Ada

    Jarang

    Batuk/ dada tidak nyaman

    Ringan-sedang Ada

    Hidung tersumbat

    Ada

    Jarang

    Nyeri tenggorokan

    Ada

    Jarang

    Sakit kepala Jarang

    Ada

     

    Flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza dan menginfeksi saluran pernafasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Virus ini dapat menyebabkan sakit ringan hingga berat, dan pada kasus tertentu menyebabkan kematian karena komplikasi yang disebabkan.

    Virus flu menyebar melalui droplet (cipratan air liur) saat orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara. Cipratan ini bisa mendarat di mulut atau hidung orang di dekatnya. Selain itu, virus flu juga bisa ditemukan pada permukaan barang yang bila tersentuh dan kemudian ia menyentuh mulut, hidung, atau mungkin matanya sendiri, ia berisiko tertular.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Sekolah menjadi tempat penyebaran flu

    Virus flu banyak ditemukan di tempat-tempat umum dan ramai seperti sekolah, kantor, dan ruang publik. Influenza dapat memicu wabah di sekolah sehingga mengganggu kegiatan belajar mengajar.

    Walau kebanyakan orang yang terkena flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga kurang dari dua minggu, sebagian lainnya akan mengalami komplikasi seperti paru-paru basah (pneumonia), beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa dan mengakibatkan kematian.

    Influenza adalah penyebab rawat inap terbanyak pada anak-anak dan dewasa daripada penyakit lain yang dapat dicegah oleh vaksin. Satu-satunya cara terbaik untuk melindungi dari flu dan potensi komplikasinya adalah agar guru dan anak-anak sama-sama melakukan vaksinasi influenza rutin setiap tahunnya dan menerapkan protokol kesehatan dengan benar.

    Baca Juga: Apa Saja Vaksin Yang Penting Sebelum Mulai Sekolah?

    Vaksinasi di Prosehat

    Sahabat Sehat, melihat mudahnya cara penularan flu, sudah semestinya kita melindungi diri dengan vaksinasi influenza. Jika semakin banyak yang divaksinasi dalam satu sekolah, akan semakin baik perlindungan terhadap penularan virus flu antar staff dan siswa.

    Baca Juga: Vaksin Flu: Perlindungan Ekstra Bagi Anak dan Dewasa Saat Liburan

    Bagi Sahabat Sehat yang ingin melakukan vaksinasi, Anda bisa memesan layanan ini melalui Chat Asisten Kesehatan Maya atau melalui website Prosehat. Layanan ini bisa dilakukan di Klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi dan Palmerah Jakarta Barat, atau di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Anda dan keluarga. Layanan vaksinasi Prosehat juga tersedia di berbagai kota di Indonesia.

    Ayo segera jadwalkan vaksinasi sebelum kembali ke sekolah! Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. CDC. Cold Versus Flu. 2021.
    2. Minnesota Department of Health. Influenza (Flu) in Schools. 2019.
    3. PAPDI. Jadwal Imunisasi Dewasa. 2021.
    Read More
  • Berenang merupakan salah satu kegiatan yang banyak digemari anak-anak hingga dewasa. Tak heran wahana air menjadi favorit mengisi akhir pekan atau liburan keluarga. Apalagi jika cuaca sedang panas, sepertinya jernih dan sejuknya air kolam renang menggoda siapapun untuk menceburkan diri. Namun meski sebagian besar kolam renang umum telah dibersihkan dengan kaporit untuk membunuh kuman-kuman yang […]

    8 Penyakit yang Bisa Ditularkan Saat Berenang di Kolam Renang

    Berenang merupakan salah satu kegiatan yang banyak digemari anak-anak hingga dewasa. Tak heran wahana air menjadi favorit mengisi akhir pekan atau liburan keluarga. Apalagi jika cuaca sedang panas, sepertinya jernih dan sejuknya air kolam renang menggoda siapapun untuk menceburkan diri. Namun meski sebagian besar kolam renang umum telah dibersihkan dengan kaporit untuk membunuh kuman-kuman yang tersebar di air kolam, bukan berarti terjamin aman sepenuhnya.

    8 Penyakit yang Bisa Ditularkan Saat Berenang di Kolam Renang

    8 Penyakit yang Bisa Ditularkan Saat Berenang di Kolam Renang

    Sahabat Sehat perlu tahu ada sejumlah penyakit yang bisa ditularkan dari kolam renang loh, apa saja?

    Diare

    Diare dapat disebabkan oleh berbagai bakteri yang bisa ditemukan di air kolam renang umum. Beberapa kuman yang menyebabkan diare antara lain Rotavirus, Shigella, Cryptosporidium, Norovirus, E. coli, dan Giardia intestinalis. Bakteri ini ditemukan dalam kotoran manusia, sehingga bisa menyebar saat anak tak sengaja menelan air kolam yang terkontaminasi.

    Tak dapat dipungkiri jika kotoran manusia mengandung jutaan kuman, sehingga residu feses tersebut dapat mencemari air kolam renang. Terlebih lagi jika ada pengunjung yang memang sedang diare saat berenang.

    Sebagian besar infeksi diare di kolam renang umumnya disebabkan oleh cryptosporidium. Kaporit memang dapat membunuh bakteri hanya dalam beberapa detik saja, namun cryptosporidium bisa hidup di air kolam renang hingga berhari-hari. Hal ini karena bakteri ini lebih tahan banting terhadap efek kaporit daripada kuman lainnya.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Muntaber

    Muntaber (gastroenteritis) disebabkan oleh kelompok kuman yang sama dengan diare. Cara penularannya pun sama dengan diare, yaitu dengan menelan air kolam yang terkontaminasi.

    Muntaber bisa menyebabkan usus meradang, yang kemudian menimbulkan serangkaian gejala masalah pencernaan. Bedanya dengan diare yakni pada muntaber disertai gejala sakit perut atau perut kram, mual, muntah, dan demam. Gejala ini terjadi secara bertahap sejak satu hingga dua hari setelah berenang. Untuk gejalanya sendiri bisa berlangsung hingga lima hingga sepuluh hari.

    Baca Juga: 

    Infeksi Telinga

    Kemasukan air saat berenang sering terjadi pada siapa pun, termasuk anak-anak. Ketika telinga kemasukan air saat berenang dapat berpotensi menyebabkan infeksi telinga yang disebut dengan swimmer’s ear atau otitis eksterna.

    Swimmer’s ear adalah risiko penyakit di kolam renang yang terjadi akibat kelembapan dari sisa air dan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang terperangkap dalam telinga sehabis berenang. Hingga akhirnya kuman berkembang biak dan meluas dalam telinga.

    Ketika anak mengalami swimmer’s ear, telinganya bisa bengkak dan kemerahan, serta terasa panas juga nyeri, bahkan bisa keluar nanah. Pada kasus ekstrim, infeksi ini bisa mengakibatkan demam dan rasa nyeri yang menyebar pada wajah, kepala, dan leher, hingga penurunan pendengaran.

    Hepatitis A

    Penyakit selanjutnya yang bisa ditularkan melalui kolam renang umum adalah hepatitis A. Dari banyak tipe hepatitis, hanya ada satu yang berpotensi mencemari air kolam renang, yaitu hepatitis A. Kondisi ini merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.

    Hepatitis A dapat menular pada anak melalui makanan, minuman, atau air yang terkontaminasi. Anak bisa tertular hepatitis A dari menelan air kolam renang yang terkontaminasi oleh feses pengunjung yang sakit hepatitis A saat ia berenang di kolam renang umum.

    Infeksi hepatitis A bisa menimbulkan gejala demam, lemas, mual muntah, warna kencing menjadi gelap, warna feses menjadi pucat, dan mata tampak kuning. Pada sebagian orang lainnya hepatitis A tidak menunjukkan gejala sehingga ia tidak akan tahu bahwa dirinya berpotensi menularkan virus tersebut kepada orang lain.

    Baca Juga: Cara Mencegah Hepatitis A Bagi Kamu yang Suka Kulineran

    Leptospirosis

    Penyakit kuning terjadi akibat infeksi bakteri Leptospira. Biasanya penyakit ini ditularkan lewat urin tikus dan hewan lainnya yang tidak sengaja masuk ke dalam kolam renang. Bakteri penyakit tersebut harus diwaspadai dan biasanya terjadi pada air yang menggenang, bersih, dan tawar. Maka, jika Anda akan berenang, pilihlah kolam renang yang tidak hanya airnya bersih tapi juga lingkungannya bersih.

    Orang yang terinfeksi penyakit tersebut akan merasakan demam, kulit menjadi kuning, menggigil, ruam pada kulit hingga pendarahan.

    Infeksi Cacing

    Infeksi cacing bisa terjadi jika anak tak sengaja menelan air kolam renang umum. Cacing akan masuk ke dalam tubuh dan penderita nantinya akan merasakan gatal pada bagian kulit, muntah, dan demam. Penyakit tersebut tidak boleh diabaikan dan harus cepat ditangani. Sebab, jika tak diobati akan membahayakan kesehatan karena dikhawatirkan cacing akan cepat berkembang biak di dalam tubuh.

    Baca Juga: Kenali Perbedaan DHF, Chikungunya, Leptospirosis

    Ruam Kulit

    Kolam renang air hangat merupakan sarana yang bagus untuk melepas stres. Namun pada air kolam yang dipanasi terus-menerus atau pada sumber air panas alami, ruam pada kulit mungkin terjadi. Kuman bisa lebih aktif ketika terpapar air dengan suhu panas. Pada kolam yang kurang bersih, hal ini bisa lebih berbahaya dan menimbulkan masalah pada kulit. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak berendam atau berenang terlalu lama pada kolam air panas.

    Masalah Pernapasan

    Bagi seseorang yang memiliki masalah pernapasan dan alergi, penggunaan klorin untuk air kolam renang bisa mencetuskan alergi dan asma. Jika ini terjadi, hentikan kegiatan berenang dan segera bilas. Konsultasikan ke dokter untuk perawatan lebih lanjut.

    Nah Sahabat Sehat, itulah beberapa penyakit yang bisa menular di kolam renang. Pastikan Anda memilih kolam renang yang airnya jernih dan lingkungannya bersih agar mengurangi risiko terinfeksi penyakit. Selain itu, selalu ingatkan anak agar tidak menelan air kolam renang.

    Baca Juga: Penyakit Menular Melalui Makanan, Waspada Kulineran Selama Liburan

    Sahabat Sehat juga bisa mencegah beberapa penyakit di atas seperti Hepatitis A dan diare dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diare (Rotavirus) biasanya dilakukan pada anak mulai usia 2 bulan hingga 5 tahun. Sedangkan vaksin Hepatitis A diberikan pada usia 12 bulan dan bisa diperbarui saat dewasa.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokterlayanan vaksinasiimunisasi anaklayanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratoriummultivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. merdeka.com. 2021. Sejumlah Penyakit yang Mengintai dari dalam Kolam Renang
    2. Kompas.com. 2016. Penularan Penyakit dari Kolam Renang yang Kotor
    3. popmama. 2022. 7 Penyakit yang Bisa Menular pada Anak di Kolam Renang Umum
    Read More
  • Human immunodeficiency virus atau yang lebih dikenal sebagai HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuannya dalam melawan infeksi. Pada tahun 2020, sekitar 570.000 orang dewasa dan anak-anak di Indonesia terinfeksi HIV. Sayangnya, hanya seperempatnya atau sekitar 140.000 penderita yang melakukan pengobatan antiretroviral (ARV). HIV bisa ditularkan melalui berbagai media, diantaranya […]

    Penderita HIV Bolehkah Berhubungan Seksual?

    Human immunodeficiency virus atau yang lebih dikenal sebagai HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuannya dalam melawan infeksi. Pada tahun 2020, sekitar 570.000 orang dewasa dan anak-anak di Indonesia terinfeksi HIV. Sayangnya, hanya seperempatnya atau sekitar 140.000 penderita yang melakukan pengobatan antiretroviral (ARV).

    Penderita HIV Bolehkah Berhubungan Seksual

    Penderita HIV Bolehkah Berhubungan Seksual

    HIV bisa ditularkan melalui berbagai media, diantaranya melalui cairan sperma dan vagina saat berhubungan seksual, darah saat menggunakan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba, dan ASI pada ibu menyusui. Lalu, bila HIV bisa ditularkan melalui hubungan seksual, bolehkah penderita HIV tetap berhubungan seksual?

    Walau menderita HIV, Anda tetap boleh melakukan hubungan seksual. Namun, penting sekali agar Anda melakukannya dengan aman guna melindungi diri sendiri dan pasangan. Pasalnya, virus HIV memiliki banyak jenis (strain) dimana satu orang bisa menderita beberapa jenis yang berbeda dalam satu waktu. Maka, seks aman adalah kuncinya. Bagaimana caranya? Simak tips di bawah ini!

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Teratur minum obat antiretroviral (ARV)

    Hal pertama yang paling penting adalah mendapatkan obat antiretroviral dan mengonsumsinya secara teratur setelah Anda mengetahui positif HIV. ARV adalah obat yang menghentikan virus HIV dari menyerang kekebalan tubuh Anda. Setidaknya diperlukan 6 bulan terapi untuk dapat mengurangi jumlah virus (viral load) hingga tidak terdeteksi. Pastikan Anda meluangkan waktu untuk rutin kontrol ke dokter.

    Untuk mendapatkan ARV secara gratis, Anda bisa mengunjungi puskesmas tertentu atau rumah sakit rujukan AIDS. Walau ARV diberikan secara gratis, kemungkinan masih diperlukan biaya untuk pemeriksaan laboratorium, administrasi rumah sakit, atau lainnya. Tanyakan dengan lengkap pada pihak rumah sakit mengenai pembiayaan yang dijamin dan tidak dijamin oleh asuransi atau BPJS.

    Baca Juga: 4 Metode yang Umum Digunakan Dalam Tes Pemeriksaan HIV

    Gunakan kondom

    Kondom adalah salah satu bentuk kontrasepsi yang cukup ampuh dalam mencegah penularan HIV. Seberapa besar kondom dapat melindungi dari penularan bergantung kepada cara berhubungannya. Seks anal adalah cara berhubungan yang paling berisiko dibanding seks vaginal dan oral dalam hal penularan HIV. Selain cara berhubungan, menggunakan kondom dengan benar juga sangat mempengaruhi efektivitasnya.

    Minum obat profilaksis prapajanan (PPrP)

    Obat PPrP adalah obat untuk mencegah penularan HIV. Untuk bisa mendapatkan obat PPrP, Anda dan pasangan harus berkonsultasi dulu dengan dokter. Obat ini diminum oleh mereka yang tidak HIV namun memiliki risiko tinggi tertular, misalnya karena pasangan adalah penderita HIV. Dengan mengonsumsi PPrP setiap hari sesuai arahan dokter, Anda dapat terlindungi hingga 99%. Namun, obat ini membutuhkan setidaknya 7 hari untuk mulai bekerja.

    Baca Juga: Bagaimana Cara Penderita HIV/AIDS Menghadapi Covid-19?

    Cek rutin penyakit infeksi menular seksual (IMS)

    Orang dengan HIV memiliki kekebalan tubuh yang lemah sehingga membuatnya rentan terhadap penyakit. Infeksi menular seksual adalah salah satu penyakit yang tidak jarang ditemui bersama dengan HIV karena penderita biasanya memiliki perilaku seksual yang mirip. Dengan rutin memeriksakan diri terhadap penyakit infeksi menular seksual, seperti klamidia, gonore dan sifilis, Anda dapat menurunkan risiko terinfeksi HIV dan kemungkinan terjadinya komplikasi dari infeksi tersebut.

    Sahabat Sehat, dengan melakukan seks yang aman seperti tips di atas, penderita HIV masih dapat melakukan hubungan seksual tanpa harus menularkan ke pasangannya. Konsultasikan dengan dokter dan ikuti perilaku seks yang sehat dan aman.

    Baca Juga: Benarkah Gay Lebih Rentan Terkena HIV?

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. Heid, M. Safe Sex When You’re HIV-positive.
    2. Santos-Lonhurst, A. You Can Still Have Sex When You’re Living With HIV–Here’s How.
    3. Adzani, F. Kenali Tips Aman Berhubungan Seks dengan Penderita HIV.
    4. Ellis, RR. Types and Strains of HIV.
    5. UNAIDS. Country factsheets, Indonesia 2020. 
    6. Rokom. HIV Ada Obatnya, ARV Disediakan Gratis oleh Pemerintah.  
    7. CDC. STDs and HIV – CDC Fact Sheet.
    Read More
  • Perdarahan dari vagina (Miss V) saat atau setelah berhubungan seks bisa membuat kaget, bingung, dan cemas. Kabar baiknya, mayoritas kejadian ini bukan disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius. Hal ini dikenal sebagai perdarahan pasca hubungan seksual atau postcoital bleeding. Sebanyak 9% wanita usia subur akan mengalami perdarahan Miss V setelah berhubungan seks yang tidak berhubungan […]

    Kenali Penyebab Miss V Keluar Darah Pasca Hubungan Seksual

    Perdarahan dari vagina (Miss V) saat atau setelah berhubungan seks bisa membuat kaget, bingung, dan cemas. Kabar baiknya, mayoritas kejadian ini bukan disebabkan oleh masalah kesehatan yang serius. Hal ini dikenal sebagai perdarahan pasca hubungan seksual atau postcoital bleeding.

    Kenali Penyebab Miss V Keluar Darah Pasca Hubungan Seksual

    Kenali Penyebab Miss V Keluar Darah Pasca Hubungan Seksual

    Sebanyak 9% wanita usia subur akan mengalami perdarahan Miss V setelah berhubungan seks yang tidak berhubungan dengan siklus menstruasi mereka. Antara 46% hingga 63% wanita pasca menopause akan mengalami kekeringan vagina, gatal, nyeri tekan, atau perdarahan saat atau setelah berhubungan seks dikarenakan perubahan hormon yang mempengaruhi jaringan vagina dan menyebabkan perdarahan. Perdarahan ringan yang muncul sesekali biasanya bukan hal yang serius. Tetapi, jika Anda memiliki faktor risiko tertentu, penting untuk mencari tahu penyebabnya.

    Penyebab perdarahan pasca hubungan seksual

    Perdarahan pasca hubungan seksual dapat dialami oleh wanita segala usia. Pada orang yang lebih muda dan belum mengalami menopause, sumber perdarahan biasanya berada di leher rahim/ serviks. Sedangkan, pada mereka yang telah mengalami menopause, sumber perdarahan lebih bervariasi, seperti di serviks, rahim, labia, dan uretra. Bagi orang pasca menopause, kanker serviks lebih sering menjadi penyebab perdarahan pasca hubungan seksual. Namun, ada kondisi-kondisi umum lainnya yang juga bisa menjadi penyebab, seperti:

    1. Infeksi

    Beberapa infeksi  menyebabkan peradangan pada jaringan vagina dan mengakibatkan perdarahan, antara lain:

    • Penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease)
    • Infeksi menular seksual (sexually transmitted disease)
    • Radang pada serviks (cervicitis)
    • Radang pada vagina (vaginitis)

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    2. Atrofi vagina

    Atrofi vagina adalah kondisi dimana dinding vagina menipis dan meradang. Kondisi ini sering dialami oleh wanita perimenopause (periode menuju menopause) dan menopause, serta wanita yang telah menjalani operasi pengangkatan indung telur (ovarium). Saat wanita tidak mengalami menstruasi lagi, tubuh akan mengurangi produksi hormon estrogen sehingga tubuh akan memproduksi lebih sedikit cairan pelumas pada vagina sehingga vagina mudah kering dan meradang. Selain itu, vagina juga menjadi kurang elastis, jaringannya menjadi lebih rapuh, aliran darah berkurang, dan rentan terhadap robekan dan iritasi. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan, nyeri, dan perdarahan saat berhubungan seksual.

    3. Vagina yang kering

    Vagina yang kering dapat menyebabkan perdarahan. Selain sindrom genitourinaria, kekeringan pada vagina dapat disebabkan oleh kondisi lain, seperti:

    • Menyusui
    • Melahirkan
    • Pengangkatan indung telur (ovarium)
    • Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat flu, obat asma, antidepresan, dan obat-obatan anti-estrogen
    • Kemoterapi dan radioterapi
    • Terjadinya penetrasi sebelum wanita terangsang sepenuhnya saat berhubungan seksual
    • Vaginal douching (menggunakan cairan pembersih vagina)
    • Menggunakan produk kebersihan wanita, deterjen pakaian, kolam renang yang mengandung zat yang mempengaruhi kondisi vagina
    • Sindrom Sjögren (penyakit peradangan pada sistem imun, yang mengurangi kelembaban tubuh)

    Baca Juga: Penyebab Sulit Menahan Buang Air Kecil dan Cara Mencegahnya

    4. Polip

    Polip adalah pertumbuhan jaringan yang berbentuk tangkai dan menggantung. Kebanyakan dari polip adalah jinak, namun sebagian tumbuh menjadi ganas/ kanker. Polip sering ditemukan di sekitar serviks dan rahim. Gerakan pada polip dapat mengiritasi jaringan sekitar dan menyebabkan perdarahan.

    5. Robekan dinding vagina

    Aktivitas seksual yang terlalu kuat/ kasar dapat menyebabkan luka kecil atau lecet pada dinding vagina. Hal ini cenderung terjadi pada wanita dengan vagina kering.

    6. Kanker

    Perdarahan vagina yang timbul sewaktu-waktu bisa menandakan adanya kanker serviks atau kanker vagina. Sekitar 11% dari perdarahan pasca hubungan seksual adalah gejala awal kanker serviks atau kanker vagina.

    Baca Juga: 5 Ciri dan Bentuk Vagina Sehat yang Penting Diketahui Kaum Hawa

    Kiat mengatasi perdarahan Miss V

    Mengatasi perdarahan Miss V tergantung dari penyebabnya dan perlu dikonsultasikan dengan dokter. Penyebab perdarahan akan menentukan terapi yang akan diberikan, misalnya terapi hormon bila disebabkan oleh menopause. Bila penyebab perdarahan adalah kekeringan vagina dan gesekan saat berhubungan, maka Anda dapat menggunakan lubrikan/ pelumas sebelum berhubungan.

    Ada tiga jenis lubrikan, yaitu lubrikan berbahan dasar air, silikon, dan minyak. Bila pasangan menggunakan kondom, gunakan lubrikan berbahan dasar air, karena lubrikan yang berbahan dasar minyak dapat merusak kondom. Berhubungan seksual secara perlahan dan berhenti saat merasa nyeri juga membantu mengurangi risiko perdarahan. Perlu diketahui juga bahwa lubrikan yang dipakai secara rutin dapat diserap oleh dinding vagina sehingga meningkatkan kelembaban vagina dan mengembalikan pH vagina yang alami.

    Berikut adalah tanda-tanda penyerta perdarahan pasca berhubungan seksual yang perlu diwaspadai dan memerlukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter, diantaranya:

    • Perdarahan pada vagina pasca menopause
    • Vagina terasa gatal atau terbakar
    • Rasa terbakar atau tersengat saat berkemih
    • Nyeri berhubungan seksual
    • Perdarahan banyak
    • Nyeri perut hebat
    • Nyeri punggung bawah
    • Mual/ muntah
    • Keputihan pada vagina yang tidak biasa.

    Jenis pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan oleh dokter pun beragam sesuai hasil pemeriksaan awal, antara lain pemeriksaan dengan spekulum, pap smear, biopsi, USG transvaginal, dan sebagainya.

    Baca Juga: Awas, Penyebab Miss V Gatal Bisa Jadi Ada Kencing Manis

    Sahabat Sehat, bila Anda mengalami perdarahan Miss V pasca hubungan seksual, jangan segan untuk mencari tahu penyebabnya sedini mungkin. Selain berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan terapi yang tepat, bicarakan juga dengan pasangan Anda.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Cornforth T, Rainford M. Vaginal Bleeding During or After Sex.
    2. Kim HK, Kang SY, Chung YJ, Kim JH, Kim MR. The Recent Review of the Genitourinary Syndrome of Menopause.
    3. Kay C. What Causes Bleeding After Sex?
    4. Machalinski A, Pathak N. Bleeding After Sex.
    Read More
  • Demam merupakan salah satu keluhan yang kerap dijumpai Si Kecil. Moms mungkin bingung apa penyebab demam Si Kecil? Demam umumnya menunjukan bahwa terjadi proses peradangan pada tubuh, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus.  Salah satu penyebab demam pada Si Kecil yakni demam tifoid dan demam berdarah. Moms, bagaimana cara membedakan kedua penyakit tersebut […]

    Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Berdarah Pada Si Kecil

    Demam merupakan salah satu keluhan yang kerap dijumpai Si Kecil. Moms mungkin bingung apa penyebab demam Si Kecil? Demam umumnya menunjukan bahwa terjadi proses peradangan pada tubuh, yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus. 

    Salah satu penyebab demam pada Si Kecil yakni demam tifoid dan demam berdarah. Moms, bagaimana cara membedakan kedua penyakit tersebut jika gejala awalnya sama-sama ditandai dengan demam? Mari simak penjelasan berikut.

    Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Berdarah Pada Si Kecil

    Cara Membedakan Demam Tifoid dan Demam Berdarah Pada Si Kecil

    Apa Gejala Demam Tifoid ?

    Demam tifoid merupakan sebuah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penularan bakteri terjadi secara fecal – oral, artinya ditularkan melalui kotoran penderita nya yang mencemari makanan maupun minuman. 

    Apabila Mama mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak bersih maka beresiko menderita demam tifoid. Bakteri masuk ke saluran cerna lalu menginfeksi melalui saluran cerna dan menimbulkan gejala seperti:

    • Demam, terutama pada malam hari
    • Nyeri perut
    • Diare atau konstipasi
    • Nyeri kepala
    • Lemas
    • Tidak nafsu makan.

    Untuk memastikannya, Dokter biasanya menyarankan pemeriksaan laboratorium dengan pengambilan darah untuk mengetahui apakah keluhan Si Kecil disebabkan oleh demam tifoid atau akibat hal lain.

    Si Kecil yang menderita demam tifoid memerlukan penanganan yang cepat dan tepat agar tidak menimbulkan komplikasi. Penanganan pada demam tifoid berupa pemberian antibiotik dan obat-obatan lain untuk mengurangi keluhannya. Kebersihan juga harus dijaga agar dapat mencegah infeksi bakteri tifoid. Pastikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Vaksin Tifoid Dapat Mencegah Tipes

    Sahabat Sehat dapat mencegah tipes, salah satunya dengan menerima vaksin tifoid. Di Indonesia tersedia 2 jenis vaksin untuk mencegah tipes, yaitu:

    • Vaksin tifoid capsular Vi polisakarida

    Diberikan melalui suntikan, mulai dapat diberikan pada usia diatas 2 tahun dan dapat diulang setiap 3 tahun.

    • Vaksin tifoid oral Ty21a 

    Vaksin diberikan per oral, mulai dapat diberikan pada usia diatas 6 tahun dan dikemas dalam 3 dosis dengan interval pemberian selang sehari (hari 1,3, dan 5). Dapat diulang pemberiannya setiap 3-5 tahun sekali.

    Baca Juga: Apa Beda Vaksin yang Bikin Anak Demam dan Tidak?

    Demam berdarah

    Berbeda dengan demam tifoid, demam berdarah disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV). Virus tersebut ditularkan melalui gigitan nyamuk betina spesies Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Nyamuk tersebut ditemukan banyak hidup di iklim tropis, sehingga menyebabkan Indonesia menjadi negara kedua terbanyak kasus demam berdarahnya.

    Kenaikan kasus demam berdarah kerap terjadi seiring dengan musim hujan. Beberapa gejala khas demam berdarah, yakni:

    • Demam
    • Nyeri kepala hebat
    • Nyeri otot
    • Nyeri pada belakang mata
    • Kemerahan pada kulit

    Demam pada demam berdarah dapat berlangsung sekitar 2-7 hari, setelah itu demam akan menurun dengan sendirinya. Namun pada beberapa kasus demam berdarah dapat berlanjut menjadi demam berdarah berat, yang ditandai dengan:

    • Nyeri perut
    • Mual muntah
    • Nafas cepat
    • Perdarahan dari gusi atau hidung
    • Muntah darah ataupun BAB berdarah.

    Penanganan untuk demam berdarah bersifat suportif yakni bertujuan untuk mengurangi gejala serta menjaga keseimbangan cairan tubuh agar tidak kekurangan cairan (dehidrasi).

    Baca Juga: Wajib Tahu! Kenali Fase Demam Berdarah dan Penanganannya

    Nah Sahabat Sehat, itulah cara membedakan demam tifoid dan demam berdarah pada Si Kecil. Apabila Si Kecil memiliki gejala seperti diatas, sebaiknya periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. NHS UK. Typhoid fever.
    2. Bhandari J, Thada P, DeVos E. Typhoid Fever.
    3. World Health Organization. Typhoid.
    4. World Health Organization. Dengue and severe dengue.
    5. Haryanto B. Indonesia Dengue Fever: Status, Vulnerability, and Challenges.
    6. Centre for Disease Control and Prevention. Dengue.
    Read More
  • Herpes zoster atau sering juga disebut cacar ular atau cacar api merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Virus ini juga penyebab penyakit cacar air. Virus Varicella-Zoster hidup pada sistem saraf di dalam tubuh selama bertahun-tahun setelah cacar air pertama kali. Ketika sistem daya tahan tubuh lemah, maka virus ini kembali teraktivasi dan menyebabkan […]

    Begini Cara Pencegahan Herpes Zoster

    Herpes zoster atau sering juga disebut cacar ular atau cacar api merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Virus ini juga penyebab penyakit cacar air.

    Begini Cara Pencegahan Herpes Zoster

    Begini Cara Pencegahan Herpes Zoster

    Virus Varicella-Zoster hidup pada sistem saraf di dalam tubuh selama bertahun-tahun setelah cacar air pertama kali. Ketika sistem daya tahan tubuh lemah, maka virus ini kembali teraktivasi dan menyebabkan infeksi cacar ular.

    Bila Anda belum pernah mengalami herpes zoster atau sudah pernah sakit cacar air, bagaimana cara yang efektif untuk menghindari terinfeksi herpes zoster? Yuk, simak tips berikut ini.

    Faktor Resiko Herpes Zoster 

    Orang dengan faktor risiko di bawah ini berpeluang lebih besar mengalami cacar ular, antara lain:

    • Pernah mengalami cacar air sebelumnya
    • Stres fisik dan emosional
    • Mempunyai sistem imun yang lemah. Misalnya orang tua, kondisi sakit berat, atau dalam masa pengobatan kanker.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Herpes Zoster 

    Berbeda dengan cacar air, cacar ular menimbulkan bercak kemerahan pada kulit yang terasa nyeri, sensasi seperti terbakar, dan gatal. Bercak kemerahan ini dapat timbul pada seluruh area tubuh, termasuk wajah, dan biasanya hanya timbul pada satu sisi tubuh saja.

    Ruam kemerahan muncul selama sekitar lima hari dan dimulai sebagai bintik-bintik merah kecil yang berubah menjadi lepuhan pada kulit. Kemudian lepuh tersebut menjadi kuning dan kering, lalu menghilang dalam 2-4 minggu.

    Gejala lainnya yang dapat dialami, antara lain:

    • Demam dan menggigil
    • Sakit kepala
    • Mual
    • Tidak nafsu makan
    • Nyeri pada perut
    • Lesu
    • Mengeluh nyeri, rasa terbakar dan perih pada ruam kemerahan.

    Baca Juga: Vaksin Cacar Bebaskan Anak dari Cacar Air

    Pencegahan Herpes Zoster

    Sejauh ini, pencegahan cacar ular atau herpes zoster hanya dapat dilakukan melalui vaksinasi zoster. Pusat Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) merekomendasikan agar orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas untuk melakukan 2 dosis vaksin zoster yang disebut dengan Shringrix (vaksin zoster rekombinan).

    Pemberian vaksinasi zoster dilakukan dengan jarak 2-6 bulan antara dosis pertama dengan dosis kedua. Dua dosis Shringrix memiliki efektivitas lebih dari 90%.

    Baca Juga: Berbeda! Ini 5 Perbedaan Campak dan Cacar Air pada Anak

    Siapa saja yang memerlukan vaksinasi ini?

    Semua orang dewasa sehat yang berusia lebih dari 50 tahun harus mendapatkan dua dosis vaksinasi zoster. Jika pernah mengidap herpes zoster dan/atau cacar air sebelumnya, maka vaksin ini dapat membantu mencegah terjadinya herpes zoster di masa depan.

    Namun, vaksin zoster tidak dapat diberikan pada ibu hamil, kondisi imunokompromais, dan orang HIV dengan CD4 count < 200 sel/ul.

    Baca Juga: Kenali Tanda dan Gejala Cacar Air pada Anak, Serta Cara Mengatasinya

    Sahabat Sehat, periksakan ke dokter terlebih dahulu bila Anda ingin melakukan vaksinasi zoster. Dokter akan memeriksakan kondisi Anda dan menilai apakah Anda dapat vaksinasi.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Gotter, A. and Goldman, L. Shingles: Symptoms, Treatment, and Prevention.
    2. CDC. Signs and Symptoms of Shingles (Herpes Zoster).
    3. Warranty A T. Kenali Gejala Cacar Ular pada Anak dan Cara Mengatasinya.
    4. Kirkorian, A. Pediatric Herpes Zoster (Shingles) – Conditions and Treatments.
    5. Johnson R, et al. Prevention of herpes zoster and its painful and debilitating complications.
    6. CDC. Shingles (Herpes Zoster) Vaccination
    Read More
  • Dengan meredanya pandemi Covid-19 saat ini, beberapa dari Sahabat Sehat mungkin berpikir untuk melanjutkan kuliahnya di luar Indonesia. Salah satu negara terpopuler untuk melanjutkan studi adalah negara Jerman. Sebelum pergi ke Jerman, tentu ada beberapa hal yang Sahabat Sehat perlu siapkan, salah satunya melengkapi vaksinasi. Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar sebuah penyakit yang bernama campak […]

    Kuliah di Jerman Perlu Vaksin Campak Jerman?

    Dengan meredanya pandemi Covid-19 saat ini, beberapa dari Sahabat Sehat mungkin berpikir untuk melanjutkan kuliahnya di luar Indonesia. Salah satu negara terpopuler untuk melanjutkan studi adalah negara Jerman.

    Kuliah di Jerman Perlu Vaksin Campak Jerman

    Kuliah di Jerman Perlu Vaksin Campak Jerman?

    Sebelum pergi ke Jerman, tentu ada beberapa hal yang Sahabat Sehat perlu siapkan, salah satunya melengkapi vaksinasi. Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar sebuah penyakit yang bernama campak Jerman? Apakah itu campak Jerman dan perlukah Sahabat Sehat mendapatkan vaksin terhadap penyakit tersebut sebelum pergi untuk studi di Jerman?

    Campak Jerman menginfeksi anak dan dewasa

    Penyakit yang dinamakan campak Jerman atau sebutan lainnya Rubella disebabkan oleh sebuah virus RNA dengan genus Rubivirus. Virus ini sering dijumpai menginfeksi anak kecil dan dewasa yang belum menerima vaksin Rubella.

    Dengan ditemukannya vaksin Rubella pada tahun 1969, angka kejadian Rubella sudah menurun drastis. Meskipun demikian, infeksi Rubella masih terjadi di beberapa negara, sehingga pemberian vaksin Rubella masih dianjurkan termasuk oleh negara Jerman.

    Rubella dapat ditularkan melalui droplet yang diproduksi saat batuk atau bersin oleh seseorang yang terinfeksi. Apabila droplet tersebut kontak dengan mukosa mata, hidung, atau mulut orang yang kekebalan tubuhnya rendah, maka infeksi Rubella dapat terjadi. Infeksi tersebut lebih rentan terjadi pada anak-anak dimana sistem imun mereka belum sempurna dan juga dewasa yang belum divaksinasi atau mengalami kondisi imun yang terganggu.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Campak Jerman

    Ketika seseorang terinfeksi Rubella maka akan timbul beberapa tanda dan gejala yang berupa:

    • Demam sedang
    • Batuk pilek
    • Mata merah
    • Nyeri kepala
    • Pembesaran kelenjar getah bening
    • Ruam merah yang timbul pertama dari bagian kepala kemudian meluas ke seluruh tubuh.

    Gejala tersebut dapat timbul 2-3 minggu setelah seseorang terinfeksi dan umumnya sembuh dalam 1 minggu.

    Namun Rubella dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya apabila terjadi pada seorang ibu yang sedang hamil baik pada ibu maupun janinnya. Komplikasi dapat berupa pneumonia pada ibu, cacat pada janin seperti kebutaan, gagal jantung, bahkan angka meninggal yang tinggi.

    Baca Juga: Vaksin, Menjadi Syarat Mutlak Sebelum Kuliah di Luar Negeri

    Vaksin MMR mencegah cacar Jerman

    Terdapat beberapa cara untuk mencegah infeksi campak Jerman. Mencuci tangan dan menjaga kebersihan merupakan salah satu hal dikarenakan penularan terjadi akibat droplet.

    Selain itu vaksinasi juga dapat mencegah infeksi dari penyakit tersebut. Negara Jerman tidak mewajibkan seluruh warga negaranya untuk mendapatkan vaksin, namun tenaga kesehatan Jerman tetap merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin terhadap campak Jerman.

    Terdapat beberapa vaksin yang direkomendasikan, salah satunya adalah vaksin Measles, Mumps, dan Rubella (MMR). Vaksin untuk Rubella sudah termasuk dalam vaksin MMR dan dapat diberikan pada anak kecil maupun dewasa. Vaksin MMR sudah dapat diberikan pada anak usia 9 bulan.

    Bagi Sahabat Sehat yang ingin melanjutkan kuliah di Jerman memerlukan 2 dosis vaksin MMR dengan jarak 28 hari antara vaksin pertama dan vaksin kedua. Efek samping dari vaksin tersebut dapat berupa merah pada lokasi penyuntikan, nyeri atau pegal.

    Vaksin merupakan sebuah hal yang sangat menguntungkan bagi Sahabat Sehat karena dapat membantu mencegah suatu penyakit. Dengan mencegah infeksi, maka komplikasi dari campak Jerman juga dapat dihindari dan menjalani pendidikan pun nyaman.

    Baca Juga: Ketahui Pentingnya Vaksinasi MMR Bagi Mahasiswa

    Ayo lengkapi vaksinasimu bersama Prosehat. Layanan vaksinasi Prosehat dapat dilakukan di klinik Prosehat di Bekasi Satu atau Palmerah Jakarta Selatan, ataupun di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Sahabat Sehat.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Leonor M, Mendez M. Rubella.
    2. WHO. Rubella.
    3. CDC. Rubella (German Measles, Three-Day Measles).
    4. NHS UK. Rubella (German measles).
    5. Handbook Germany. German Vaccination Schedule.
    6. CDC. Measles, Mumps, and Rubella (MMR) Vaccination: What Everyone Should Know.
    Read More
  • Demam adalah sebuah hal yang dapat dialami oleh Sahabat Sehat saat sedang sakit atau terinfeksi kuman. Hal ini terjadi karena adanya respon radang di dalam tubuh. Seiring dengan sembuhnya penyakit, maka demam juga akan semakin menurun. Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar istilah demam kuning? Terlebih lagi, demam kuning merupakan sebuah penyakit yang ditularkan melalui gigitan […]

    Benarkah Gigitan Nyamuk Bisa Sebabkan Demam Kuning?

    Demam adalah sebuah hal yang dapat dialami oleh Sahabat Sehat saat sedang sakit atau terinfeksi kuman. Hal ini terjadi karena adanya respon radang di dalam tubuh. Seiring dengan sembuhnya penyakit, maka demam juga akan semakin menurun.

    Benarkah Gigitan Nyamuk Bisa Sebabkan Demam Kuning

    Benarkah Gigitan Nyamuk Bisa Sebabkan Demam Kuning?

    Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar istilah demam kuning? Terlebih lagi, demam kuning merupakan sebuah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Apakah itu demam kuning dan apa hubungan penyakit tersebut dengan gigitan nyamuk? Mari kita bahas hal tersebut di dalam artikel berikut

    Nyamuk Penyebab Demam Kuning

    Demam kuning merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus RNA dengan genus Flavivirus. Virus tersebut dapat ditransmisikan melalui gigitan nyamuk dengan spesies Aedes aegypti dan Haemagogus species. Penyakit ini sering ditemukan pada benua Afrika dan Amerika Selatan. 

    Terdapat 3 tipe dari demam kuning yang dibagi berdasarkan daerah infeksi yaitu tipe jungle, tipe intermediate, dan tipe perkotaan. Infeksi demam kuning terjadi apabila seseorang digigit oleh nyamuk yang sebelumnya terinfeksi dengan virus tersebut. Seekor nyamuk dapat terinfeksi virus demam kuning apabila menggigit monyet atau orang yang memiliki virus tersebut.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Tanda dan Gejala Demam Kuning

    Seperti namanya, penyakit ini dapat menyebabkan seseorang menjadi kuning pada kulit dan matanya namun tidak selalu terjadi. Secara umum, beberapa orang mungkin tidak mengalami tanda dan gejala, atau mengalaminya dalam tingkat yang ringan.

    Tanda dan gejala yang sering dijumpai akibat demam kuning adalah demam, nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri otot, mual muntah, dan merasa lelah. Secara umum, tanda dan gejala dapat mereda setelah 3-4 hari.

    Tetapi dapat dijumpai tanda dan gejala yang berat berupa perdarahan, kulit dan mata menjadi kuning, demam tinggi, syok, hingga kegagalan organ. Virus ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati, sehingga kuning pada kulit dan mata dapat terjadi.

    Hingga saat ini tidak ada obat secara spesifik yang dapat membunuh virus demam kuning. Tatalaksana yang diberikan merupakan tatalaksana simptomatis untuk mengurangi tanda dan gejala, juga suportif seperti pemberian infus agar Sahabat Sehat tidak dehidrasi.

    Apabila dijumpai demam kuning yang berat, maka perawatan kemungkinan dilakukan di Intensive Care Unit (ICU). 

    Baca Juga: Mencegah Demam Kuning Sebelum Bepergian

    Cegah Demam Kuning dengan Vaksin

    Dengan tidak adanya obat spesifik untuk menyembuhkan penyakit ini, maka prevensi merupakan hal yang sangat penting. Saat bepergian ke daerah endemis demam kuning, Sahabat Sehat disarankan untuk mendapatkan vaksinasi yellow fever. Vaksin ini diberikan cukup satu kali untuk perlindungan selama 10 tahun.

    Selain itu, gunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang untuk menghindari gigitan nyamuk ini. Sahabat Sehat juga bisa menggunakan lotion anti-nyamuk yang mengandung bahan seperti minyak lemon eucalyptus juga dapat membantu. 

    Baca Juga: 6 Jenis Vaksin Travel yang Penting Sebelum Pergi Liburan

    Jadi, jika Sahabat Sehat akan melanjutkan pendidikan atau kuliah, berlibur, maupun melakukan perjalanan bisnis ke daerah Amerika Selatan dan Afrika, Anda sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi yellow fever terlebih dahulu agar terlindungi selama di sana. Ayo vaksinasi bersama Prosehat. Layanan vaksinasi Prosehat aman, nyaman, dan mudah. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Balli S, Sharan S. Physiology, Fever.
    2. Simon L, Hashmi M, Torp K. Yellow Fever.
    3. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI.
    4. CDC. Yellow Fever.
    5. WHO. Yellow fever.
    Read More
  • Meningitis merupakan sebuah penyakit yang berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang. Penyakit ini dapat dijumpai di seluruh dunia, namun kasus terbanyak dapat dijumpai pada benua Afrika. Salah satu negara di Afrika yang memerlukan vaksin meningitis saat ini adalah Sudan. Mari kita bahas mengenai meningitis dan vaksinnya dalam artikel ini. […]

    Selain Arab Saudi, Kuliah di Sudan Perlu Vaksin Meningitis

    Meningitis merupakan sebuah penyakit yang berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang.

    Selain Arab Saudi, Kuliah di Sudan Perlu Vaksin Meningitis

    Selain Arab Saudi, Kuliah di Sudan Perlu Vaksin Meningitis

    Penyakit ini dapat dijumpai di seluruh dunia, namun kasus terbanyak dapat dijumpai pada benua Afrika. Salah satu negara di Afrika yang memerlukan vaksin meningitis saat ini adalah Sudan. Mari kita bahas mengenai meningitis dan vaksinnya dalam artikel ini.

    Macam-macam Penyebab Meningitis

    Istilah meningitis sendiri diartikan sebagai radang pada selaput pembungkus otak.2 Proses radang ini memiliki beberapa penyebab, diantaranya adalah infeksi. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu bakteri, virus, parasit, dan jamur.

    Dari semua penyebab yang disebutkan, bakteri adalah penyebab tersering terjadinya meningitis. Bakteri dengan spesies Neisseria meningitidis adalah salah satunya, sehingga telah dibuatkan vaksin untuk mencegah infeksi bakteri tersebut.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Awal Meningitis Tidak Khas

    Cara penularan bakteri meningitis adalah melalui droplet yang diproduksi saat orang terinfeksi batuk, bersin, dan berbicara jarak dekat. Bila droplet tersebut masuk melalui saluran pernapasan, maka Sahabat Sehat dapat terinfeksi.

    Saat seseorang terinfeksi bakteri tersebut, beberapa tanda dan gejala dapat timbul meskipun tidak khas. Beberapa tanda dan gejalanya adalah batuk, pilek, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan mual muntah.

    Namun bakteri tersebut memiliki kemungkinan untuk menyebabkan meningitis, sehingga tanda dan gejala yang lebih berat dapat dialami berupa kaku pada leher, demam tinggi, dingin pada kaki tangan, nyeri kepala hebat, menghindari cahaya, kejang, hingga penurunan kesadaran.

    Untuk menegakkan diagnosis meningitis akibat bakteri, maka diperlukan analisa cairan serebrospinal yang diambil dari ruas tulang belakang menggunakan jarum. Cairan tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan apakah penyebabnya bakteri atau hal lain.

    Baca Juga: Musim Flu di Australia, Perlukah Mahasiswa Vaksin Influenza?

    Mencegah Meningitis dengan Vaksinasi

    Semua hal tersebut dapat dicegah apabila Sahabat Sehat sudah mendapatkan vaksinasi terhadap meningococcus. Saat ini di Indonesia sudah terdapat vaksin meningitis. Vaksin yang tersedia di Indonesia terdapat 2 jenis yaitu:

    1. Vaksin meningokok polisakarida (MPSV4)

    Vaksin jenis ini dapat digunakan pada semua kelompok umur. Durasi proteksi pada orang dewasa selama 3-5 tahun. Vaksin jenis ini merupakan pilihan untuk Sahabat Sehat yang berusia diatas 55 tahun.

    1. Vaksin meningokok konjugat (MCV4/MenACWY)

    Vaksin ini memberikan proteksi yang adekuat dan menurunkan risiko karier. Namun hingga saat ini, BPOM menyetujui penggunaan vaksin masih terbatas untuk Sahabat Sehat yang berusia 11-55 tahun.

    Kedua jenis vaksin ini sudah cukup untuk melindungi Sahabat Sehat dari infeksi bakteri meningococcus. Selain itu vaksin ini sudah mendapatkan sertifikat halal, jadi Sahabat Sehat tidak perlu khawatir lagi.

    Namun bagi Sahabat Sehat yang mengalami kondisi tertentu seperti alergi terhadap vaksin ini atau sedang hamil atau menyusui harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mendapatkan vaksin tersebut.

    Baca Juga: Pentingnya Vaksin Tifoid Bagi yang Kuliah di Asia Tenggara

    Nah Sahabat Sehat, itulah alasan pentingnya vaksinasi meningitis sebelum kuliah di Sudan. Bila Sahabat Sehat akan kuliah maupun berkunjung ke Sudan atau negara di Afrika lainnya, Sahabat Sehat perlu mendapatkan vaksin meningitis mengingat daerah tersebut memiliki kasus meningitis lebih banyak dari negara lainnya.

    Jadwalkan vaksinasi meningitis Sahabat Sehat bersama Prosehat. Layanan ini dapat dilakukan di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Anda.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya dengan nomor 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Meningitis. Who.int. 2022.
    2. Hersi K, Gonzalez F, Kondamudi N. Meningitis.
    3. Young N, Thomas M. Meningitis in adults: diagnosis and management. Internal Medicine Journal. 2018;48(11):1294-1307.
    4. Rumah Sakit Universitas Indonesia.
    5. Menkes Luncurkan Vaksin Meningitis Halal Secara Nasional.
    6. Meningococcal Vaccination: What Everyone Should Know.
    Read More
  • Poliomeilitis atau yang dikenal sebagai polio, adalah salah satu jenis penyakit paling menular yang disebabkan virus polio. Mayoritas anak yang terinfeksi polio tidak menunjukan gejala, tetapi beberapa anak lainnya menderita gejala ringan. Ciri-ciri polio yang paling umum ditemukan adalah kerusakan sistem saraf yang menyebabkan kelumpuhan (lumpuh layu), dan pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan […]

    Kenali Ciri-ciri Si Kecil Menderita Polio, Apa Saja?

    Poliomeilitis atau yang dikenal sebagai polio, adalah salah satu jenis penyakit paling menular yang disebabkan virus polio. Mayoritas anak yang terinfeksi polio tidak menunjukan gejala, tetapi beberapa anak lainnya menderita gejala ringan. Ciri-ciri polio yang paling umum ditemukan adalah kerusakan sistem saraf yang menyebabkan kelumpuhan (lumpuh layu), dan pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan kesulitan bernapas hingga kematian. Sayangnya, masih banyak tanda lain yang belum diketahui orang tua. 

    Kenali Ciri-ciri Si Kecil Menderita Polio, Apa Saja

    Kenali Ciri-ciri Si Kecil Menderita Polio, Apa Saja?

    Penularan virus polio paling sering terjadi melalui kontak antara feses dan oral. Anak-anak akan mudah terinfeksi saat mereka tidak mencuci tangan dengan benar atau karena mengkonsumsi makan dan minuman yang telah terkontaminasi virus penyebab polio. Lendiri pernapasan juga mampu menyebarkan virus polio, yakni saat anak-anak menghirup udara yang tercemar oleh percikan liur atau bersin penderita polio.  Virus ini dapat dideteksi di tinja anak selama beberapa minggu. 

    Anak-anak cenderung berisiko tinggi terinfeksi polio saat mereka berada atau tinggal di daerah yang tinggi kasus polio. Biasanya virus ini banyak ditemukan di negara berkembang dengan angka kemiskinan tinggi dan akses yang kurang terhadap vaksin polio, seperti beberapa negara di Afrika dan Asia. 

    Apa Saja Gejala Polio Pada Anak?

    Virus polio biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 3 – 6 hari, dan kemungkinan terjadi kelumpuhan dalam waktu 7 – 21 hari. Sekitar 90% anak yang menderita polio tidak menunjukan gejala sama sekali atau yang disebut sebagai infeksi yang tidak terlihat. Namun pada beberapa anak, infeksi virus polio dapat menunjukan beberapa gejala tergantung tingkat keparahan. Gejala infeksi polio ini terbagi menjadi tiga kategori, yakni:

    Poliomyelitis Abortif
    Yaitu infeksi polio ringan dan tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala tidak berlangsung lama, yang ditandai   dengan:

    • Demam hingga 39,4 derajat Celcius
    • Nafsu makan berkurang
    • Mual atau muntah
    • Sakit tenggorokan
    • Tidak enak badan
    • Sembelit
    • Nyeri perut

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Poliomyelitis Nonparalytic

    Kondisi ini dikategorikan sebagai penyakit ringan dan tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala umumnya tidak berlangsung lama. Namun, gejalanya mungkin akan lebih buruk dari poliomielitis abortif. Kemudian setelah gejala mulai menghilang, anak mungkin akan mengalami:

    • Nyeri otot di leher, batang tubuh, lengan, dan kaki
    • Kekakuan di leher dan di sepanjang tulang belakang
    • Peradangan selaput otak

    Baca Juga: Efek Samping Vaksin Polio yang Perlu Kamu Ketahui

    Poliomyelitis Paralytic

    Merupakan suatu jenis infeksi polio yang memiliki gejala seperti polio non paralitik dan abortif. Namun infeksi polio jenis ini juga dapat menimbulkan keluhan lain, sebagai berikut :

    • Kelemahan otot di seluruh tubuh
    • Sembelit parah
    • Kelumpuhan di kandung kemih
    • Pengecilan otot
    • Pernapasan melemah
    • Batuk lemah
    • Suara serak
    • Kesulitan menelan
    • Kelumpuhan otot yang mungkin permanen
    • Ngiler
    • Mudah kesal dan marah

    Baca Juga: Mengenal Penyakit Polio dan Vaksin untuk Mencegahnya

    Sindrom Pasca Polio

    Yakni sekumpulan gejala yang dapat melumpuhkan dan mempengaruhi orang selama bertahun-tahun setelah terinfeksi polio. Gejala yang muncul, yakni:

    • Kelelahan setelah aktivitas ringan
    • Atrofi menyusut dari jaringan otot
    • Nyeri sendi dan otot secara progresif
    • Sleep apnea atau gangguan pernapasan lainnya saat tidur
    • Perubahan suasana hati atau depresi
    • Kesulitan menelan
    • Sulit bernafas
    • Sulit berkonsentrasi
    • Penurunan toleransi terhadap suhu rendah dan cuaca dingin

    Penyakit polio aktif umumnya berlangsung selama dua minggu, namun kerusakan saraf akibat infeksi virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen atau berlangsung seumur hidup. Meski demikian sebagian besar anak yang mengalami kelumpuhan akan mendapatkan kembali sebagian kekuatannya seiring waktu, bahkan pada beberapa anak dapat kembali normal. 

    Baca Juga: Pilih yang Mana? Ini Beda Imunisasi Polio Tetes dan Suntik

    Pengobatan Polio Pada Anak

    Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk membantu kenyamanan dan proses pemulihan anak dari virus polio, antara lain:

    • Obat pereda nyeri 
    • Istirahat yang cukup hingga demam turun
    • Pola makan sehat 
    • Aktivitas fisik seminimal mungkin
    • Penggunaan bantalan pemanas untuk nyeri otot

    Pada kasus poliomyelitis paralytic, penderitanya dapat mengalami kelumpuhan permanen pada otot tertentu termasuk otot pernapasan dan otot kaki.

    Baca JugaKetahui Pentingnya Imunisasi Polio Suntik Untuk Bayi

    Pencegahan Poliomyelitis Pada Anak

    Pemberian vaksin adalah cara yang paling efektif dalam mencegah infeksi polio. Vaksinasi polio yang diberikan berkali kali dapat melindung anak terinfeksi penyakit polio seumur hidup. Penularan virus polio dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mendapatkan vaksinasi polio pada anak.

    Selain itu, pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung atau cipratan air liur. Untuk mencegahnya, gunakan masker bagi penderita yang tengah sakit maupun bagi orang yang sehat. Menjaga kebersihan lingkungan dan pembuangan air besar untuk mencegah kontak dengan feses penderita polio.

    Baca Juga: Tujuan Imunisasi Polio yang Perlu Diketahui

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai ciri polio pada anak. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan. Poliomyelitis Penyakit Virus Polio.
    2. University of Rochester Medical Center. Poliomyelitis (Polio) in Children.
    3. Children’s Hospital of Philadelphia. Poliomyelitis (Polio) in Children.
    4. Childrens. Pediatric Polio.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com