Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Benarkah Daging Kambing Penyebab Kolesterol Tinggi?

Olahan daging kambing banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Ada yang membuatnya menjadi sate, tongseng, gulai, oseng-oseng, dan lain-lain. Walau nikmat rasanya, banyak yang “mengkambing hitamkan” daging kambing sebagai penyebab kolesterol tinggi. Apakah benar seperti itu?

Benarkah Daging Kambing Penyebab Kolesterol Tinggi

Benarkah Daging Kambing Penyebab Kolesterol Tinggi?

Apa Bedanya Lemak Jenuh dan Tak Jenuh?

Selain diproduksi oleh tubuh, kolesterol juga bisa didapat melalui makanan yang mengandung lemak. Ada tiga jenis lemak, yaitu lemak jenuh, tidak jenuh, dan trans. Lemak jenuh umumnya berasal dari hewan, seperti daging merah, unggas, dan olahan susu.

Sedangkan, lemak tak jenuh lebih banyak ditemui di berbagai makanan seperti kacang-kacangan dan juga minyak nabati. Jenis lemak tak jenuh ini bisa membantu menurunkan kadar kolesterol, namun lemak jenuh justru bisa meningkatkannya bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan.

medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

Kandungan Gizi Daging Kambing

Daging kambing mengandung sejumlah nutrisi yang baik untuk tubuh, mulai dari protein, lemak, kalium, zat besi, zinc, kalsium, selenium, fosfor, folat, omega-3 hingga vitamin B, K, dan E. Jenis lemak pada daging kambing adalah lemak jenuh dan tak jenuh. Setiap kandungan nutrisi ini diperlukan oleh tubuh untuk berfungsi dengan baik, namun hanya dalam jumlah tertentu.

Setiap 100 gram daging kambing memiliki kandungan nutrisi sebagai berikut: air 70 gram, protein 16 gram, lemak 9 gram, kalsium 11 gram, fosfor 124 mg, besi 1 mg, natrium 96 mg, kalium 268 mg, seng 4 mg, vitamin B1 0,09 mg, vitamin B2 0,23 mg, dan vitamin B3 5 mg.

Baca Juga: 7 Makanan Ini Memicu Kolesterol

Daging Kambing dan Kolesterol Tinggi

Pengolahan dan potongan daging kambing juga berpengaruh terhadap kadar kolesterol. Inilah beberapa faktor yang dapat menyebabkan kolesterol tinggi saat mengonsumsi daging kambing, selain jumlah asupan. Bagaimana cara menyiasatinya?

Potongan daging kambing bagian kaki dan has dalam (tenderloin) memiliki jumlah lemak yang paling sedikit dibanding potongan lainnya. Maka, untuk mengurangi kolesterol yang terkandung saat memakannya, bagian kaki kambing dan has dalam adalah pilihan yang lebih baik.

Agar Sahabat Sehat bisa menikmati daging kambing tanpa khawatir kolesterol, dianjurkan juga untuk mengolahnya dengan cara memanggang (barbecue, roast) atau dibuat sup. Mengolah daging kambing dengan cara digoreng sebaiknya dihindari karena akan menambah kadar lemak jenuh dan trans saat dikonsumsi. Jangan lupa juga untuk membuang bagian lemak sebelum dimasak.

Seimbangi juga dengan sayur dan buah-buahan karena hal ini bisa mengurangi kolesterol yang akan diserap oleh tubuh. Konsumsi olahan daging kambing tidak lebih dari 3 kali dalam seminggu.

Baca Juga: Hati-hati Kolesterol Tinggi dan Mengganggu Lebaran Anda

Dampak Kolesterol Tinggi

Orang dengan kadar kolesterol tinggi dalam tubuh akan meningkatkan risiko timbulnya penyakit, misalnya penyakit jantung koroner, stroke, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi.

Kolesterol tinggi erat sekali hubungannya dengan penyakit jantung koroner. Pada kondisi ini, lemak menumpuk di dinding arteri, yang disebut juga sebagai aterosklerosis. Ketika arteri menyempit, aliran darah ke jantung ikut terhambat dan menyebabkan kurangnya pasokan darah ke jantung. Akibatnya, penderita akan mengalami serangan jantung. Terjadinya penyakit stroke mirip dengan serangan jantung. Bedanya, lokasi kejadian terjadi pada pembuluh darah otak. Pada stroke, pembuluh darah yang tersumbat bisa menjadi pecah.

Diabetes dapat memengaruhi kadar kolesterol dengan cara yang berbeda dibanding kedua penyakit sebelumnya. Pada pasien dengan diabetes, ia cenderung akan mengalami peningkatan trigliserida, penurunan HDL (“kolesterol baik”) dan peningkatan LDL (“kolesterol jahat”). Jika gula darah tidak dikontrol dengan baik, kondisi ini akan menyebabkan terjadinya aterosklerosis.

Setelah aterosklerosis terbentuk, jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya. Memompa darah dengan ekstra pada akhirnya dapat menyebabkan timbulnya tekanan darah tinggi.

Baca Juga: 10 Jenis Medical Check Up Rutin yang Perlu Dilakukan Lansia

Lakukan Medical Check Up Rutin

Mengetahui kadar kolesterol sangat penting agar dapat terkendali. Tidak hanya bagi orang dengan penyakit komorbid, tapi juga bagi orang yang sehat. Perlu juga diingat bahwa kadar kolesterol tidak dapat diketahui dari bentuk tubuh. Maka, orang gemuk dan orang kurus sama-sama berpotensi memiliki kadar kolesterol yang tinggi jika tidak menjalankan hidup yang sehat.

Untuk mengetahui kondisi tubuh Anda, Sahabat Sehat dapat melakukan medical check up yang rutin. Jika Anda termasuk sehat, medical check up bisa dilakukan setiap satu tahun sekali. Namun, jika Anda memiliki penyakit komorbid, misalnya riwayat diabetes melitus, penyakit jantung, dan sebagainya, maka pemeriksaan medical check up perlu dilakukan lebih sering, terutama pemeriksaan yang berkaitan dengan penyakit komorbidnya.

Salah satu tujuan dari medical check up adalah agar dapat mendeteksi dini gangguan kesehatan sehingga bisa mendapatkan penanganan lebih awal. Dengan demikian, cost pengobatan juga akan lebih murah dan kemungkinan sembuh atau terkontrol akan lebih baik.

Baca Juga: 8 Alasan Pentingnya Melakukan ‘Medical Check Up’

Bagi Sahabat Sehat yang ingin melakukan medical check up, Prosehat memiliki berbagai paket medical check up sesuai kebutuhan Anda. Mulai dari medical check up umum hingga yang lebih spesifik seperti pemantauan diabetes agar kesehatan Anda selalu terjaga.

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

Ditulis oleh: dr. Nurul L

 

Referensi

  1. Healthline. Lamb and Cholesterol: What You Need To Know. 2017.
  2. P2PTM Kemenkes. Ancaman Tersembunyi Dalam Hidangan Daging Kambing. 2018.

Chat Asisten Maya
di Prosehat.com