Makanan lebaran yang lezat umumnya berlemak tinggi, seperti ketupat sayur, opor ayam, gulai dan rendang daging, olahan daging kambing, dan kue-kuean. Dan biasanya, sayur-sayuran agak sulit ditemui sebagai penyeimbang nutrisi.
Di tengah meriahnya suasana Lebaran, Sahabat Sehat perlu memperhatikan kesehatan, terutama risiko kolesterol tinggi yang dapat berdampak pada kesehatan jantung, otak, dan organ dalam. Jangan sampai Anda tumbang selesai Lebaran! Yuk, simak ulasannya.
Siapa Berisiko Kolesterol Tinggi?
Orang dengan kolesterol tinggi tidak harus berbadan besar atau dengan berat badan berlebih. Perawakan normal atau kurus pun bisa memiliki kolesterol tinggi bila ia menjalankan gaya hidup yang tidak sehat.
Kolesterol tinggi biasa ditemui pada orang dengan faktor risiko seperti di bawah ini, antara lain:
- Riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi
- Pola makan tinggi lemak jenuh (daging-dagingan, produk olahan susu) / lemak trans (sebagian besar kue-kuean, makanan beku olahan seperti nugget dan sosis, keripik, dll)
- Obesitas atau overweight
- Kurang aktivitas fisik/ sedentary lifestyle
- Merokok
- Konsumsi alkohol secara rutin
- Usia tua
- Wanita menopause
- Diabetes tipe 2
Dapatkan: Layanan Medical Check Up dari ProSehat
Pengaruh Makanan Berlemak Terhadap Jantung dan Otak
Tubuh kita membutuhkan lemak untuk diubah menjadi energi dan berfungsi, tapi tubuh membutuhkan lemak yang sehat, yaitu lemak tidak jenuh (unsaturated fats).
Terlalu banyak lemak jahat (lemak jenuh) dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di arteri (pembuluh darah). Lemak jenuh meningkatkan kolesterol jahat (LDL), dan LDL yang tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Periksa Kolesterol Sebelum Lebaran atau Setelah Lebaran?
Baik Anda memiliki risiko terhadap kolesterol atau tidak, Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan kesehatan. Bedanya, orang yang sudah menderita kolesterol tinggi disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih sering dibanding yang sehat. Salah satunya untuk melihat respon obat dalam menurunkan kolesterol dan dampaknya terhadap organ tubuh lain yang sakit.
Dalam kondisi khusus seperti Lebaran, tidak ada salahnya Anda memeriksakan kolesterol sebelum dan sesudah Lebaran. Untuk memeriksa kadar kolesterol, Anda disarankan untuk berpuasa terlebih dahulu selama 10-12 jam. Bedanya, puasa untuk pemeriksaan kolesterol membolehkan Anda minum air putih (bila sedang tidak dalam kondisi berpuasa Ramadhan).
Baca Juga: 7 Makanan Ini Memicu Kolesterol
Jenis Kolesterol yang Diperiksa
Ini adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui profil lemak/ kolesterol Anda, yaitu:
Kolesterol Total
Total dari kadar HDL, LDL, dan trigliserida. Normalnya kurang dari 200 mg/dL.
HDL (high density lipoprotein)
Dikenal sebagai kolesterol baik. Kadar kolesterol HDL yang normal dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Normalnya 60 mg/dL atau lebih.
LDL (low density lipoprotein)
Dikenal sebagai kolesterol jahat karena dapat menyumbat pembuluh darah. Normalnya kurang dari 100 mg/dL.
Trigliserida
Yaitu lemak yang disimpan. Trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Normalnya kurang dari 150 mg/dL.
Konsultasikan Hasil Dengan Dokter
Setelah Anda menerima hasil pemeriksaan kolesterol, segera konsultasikan hasilnya dengan dokter. Dokter akan menganalisa hasil pemeriksaan dan mendiskusikan rencana terapi bersama Anda.
Sahabat Sehat, walau makanan Lebaran sangat menggugah selera, sebaiknya Anda tetap berhati-hati dalam memilih jenis makanan dan porsinya. Terutama bagi Anda yang sudah memiliki penyakit kronis.
Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check up, layanan fisioterapi, pemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam.
Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Ditulis oleh: dr. Gloria Teo
Ditinjau oleh: dr. Nurul L
Referensi
- National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. LDL and HDL Cholesterol: “Bad” and “Good” Cholesterol. Atlanta: CDC; 2020.
- Mayo Clinic. Top 5 lifestyle changes to improve your cholesterol. New York: Mayo Clinic; 2020.