Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Posts tagged “ hiv aids”

  • Infeksi Covid-19 masih terus menyebar ke seluruh dunia. Pada Januari 2021, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan mencapai 100 juta kasus dengan tingkat kematian mencapai 2,15 juta orang di seluruh dunia. Amerika Serikat menjadi negara yang masih menempati posisi pertama dengan jumlah kasus positif dan jumlah kematian tertinggi di dunia, disusul Brasil dan India. Baca Juga: Kasus […]

    Berikut Virus yang Telah Ada Sebelum Covid-19, Tak Kalah Mengerikan

    Infeksi Covid-19 masih terus menyebar ke seluruh dunia. Pada Januari 2021, jumlah kasus Covid-19 dilaporkan mencapai 100 juta kasus dengan tingkat kematian mencapai 2,15 juta orang di seluruh dunia. Amerika Serikat menjadi negara yang masih menempati posisi pertama dengan jumlah kasus positif dan jumlah kematian tertinggi di dunia, disusul Brasil dan India.

    virus sebelum covid-19

    Baca Juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Mencapai Sejuta

    Penularan virus ini masih terus meningkat di banyak wilayah sejak pandemi terjadi, termasuk Indonesia. Sementara itu, beberapa negara yang telah berhasil menekan Covid-19 pada awal wabah kini kembali mengalami peningkatan kasus positif. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi pandemi Covid-19 bisa berakhir dalam dua tahun. Namun, sebelum pandemi Covid-19 melanda, ternyata banyak wabah berbahaya yang pernah terjadi sebelumnya di dunia, di antaranya:

    HIV/AIDS

    Sejak kasus pertama yang dilaporkan pada tahun 1981, human immunodeficiency virus (HIV) telah menginfeksi sekitar 65 juta kasus dengan 25 juta kematian. Pada tahun 2013, 35 juta orang hidup dengan HIV, 2,1 juta orang baru terinfeksi oleh virus tersebut, dan sekitar 1,5 juta orang meninggal karena AIDS di seluruh dunia.

    Sejauh ini, beban terbesar dari HIV/AIDS berada di Afrika wilayah sub-Sahara. Meskipun sampai saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan HIV, namun ada jenis obat yang dapat memperlambat perkembangan virus. Jenis obat ini disebut antiretroviral (ARV). Pencegahan dan pengobatan infeksi HIV yang efektif dengan menggunakan ARV sudah tersedia secara luas, bahkan di negara-negara dengan sumber daya terbatas. Selama mengonsumsi obat ARV, dokter akan memantau jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Dengan ARV, penularan HIV dari ibu ke bayi juga dapat dicegah.

    Flu Babi (H1N1pdm09)

    Pada tahun 2009, flu babi terdeteksi pertama kali di negara Amerika Serikat dan menyebar cepat ke seluruh dunia. Diperkirakan terdapat 60,8 juta kasus flu babi di dunia dengan 151.000 hingga 574.000 kematian. Secara global, diperkirakan sekitar 80 persen kematian akibat virus flu babi terjadi pada orang berusia di bawah 65 tahun.

    Pada April 2009, WHO meningkatkan level peringatan pandemi menjadi level 4 yang mengindikasikan risiko pandemi flu babi. Pada tahun 2010, WHO mengakhiri status global pandemi influenza H1N1. Akan tetapi, virus (H1N1) pdm09 terus berkembang sebagai virus flu musiman dan menyebabkan kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

    Produk Terkait: Layanan Vaksinasi Flu

    Adapun cara terbaik untuk menangani flu babi adalah dengan mencegahnya. Menjaga kebersihan tangan merupakan hal yang sangat penting untuk menghentikan penyebaran virus. Menjauh dari orang yang terinfeksi juga akan menghentikan penularan dari orang ke orang. Selain itu, memenuhi kebutuhan cairan tubuh pun merupakan hal yang sangat penting untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.

    Cacar

    Virus ini sudah ditemukan cukup lama, tetapi belum bisa dipastikan asal penyebarannya. Pastinya cacar disebabkan oleh dua virus, yaitu Variola Mayor dan Variola Minor. WHO mengumumkan perang melawan virus ini secara global sejak tahun 1980.

    Sebenarnya, cacar ditemukan sejak peradaban Mesir Kuno. Para peneliti menemukan tanda-tanda cacar pada mumi-mumi yang diperkirankan berasal dari abad ke-3 sebelum Masehi. Pada abad ke-18 di Eropa, setiap tahunnya sekitar 400.000 orang meninggal karena cacar. Sementara itu, sepertiga lainnya yang selamat dari cacar mengalami kebutaan.

    Produk Terkait: Layanan Vaksinasi Cacar Air ke Rumah

    Cacar diperkirakan sudah membunuh lebih dari 500 juta orang dalam kurun waktu 100 tahun terakhir dengan kematian terbanyak adalah anak-anak. Pada tahun 1798, barulah ditemukan vaksin cacar oleh Edward Jenner setelah penelitian bertahun-tahun lamanya.

    Baca Juga: Vaksin Cacar Bebaskan Anak dari Cacar Air

    Cacar merupakan salah satu dari dua penyakit menular yang berhasil diatasi. Cacar air umumnya lebih sering menyerang anak-anak di bawah 12 tahun, tapi orang dewasa juga bisa saja terinfeksi virus ini. Untuk mengatasi cacar, diharuskan untuk menjaga sistem kekebalan imun dan menjaga kebersihan. Apabila sedang terkena cacar, jangan pernah sekalipun menggaruk bagian tubuh karena bisa mengakibatkan infeksi pada kulit dan bekas luka setelah sembuh nanti.

    Virus Ebola

    Virus Ebola pertama kali dilaporkan pada tahun 1976 di dua wilayah secara serentak, yaitu di Sudan Selatan, tepatnya desa Nzara, dan di Yambuku, Kongo, sebuah desa dekat dengan Sungai Ebola, yang kemudian menjadi asal usul nama penyakit ini.

    Penyakit Ebola memiliki tingkat kematian yang tinggi, yakni membunuh 25 persen hingga hingga 90 persen penderitanya dengan muntah, diare dan ruam yang disertai penurunan fungsi hati dan ginjal. Tak jarang penderita Ebola mengalami perdarahan internal dan eksternal.

    Wabah ini muncul di daerah subtropis Sahara Afrika. WHO melaporkan 24 wabah yang melibatkan 2.387 kasus dengan 1.590 kematian selama tahun 1976 hingga 2013. Penularan virus Ebola diketahui melalui kontak langsung dengan darah dan cairan tubuh penderita.

    Virus Ebola dapat bertahan lama di dalam tubuh, sehingga penularan melalui mayat pun bisa terjadi.  Meskipun bagaimana virus ini menular dari hewan ke manusia belum jelas, dapat dipastikan virus berasal dari hewan liar atau kelelawar buah yang sudah terinfeksi. Salah satunya mungkin karena memakan kelelawar ataupun memakan buah bekas gigitan kelelawar.

    Belum ada obat yang secara pasti bisa menyembuhkan penyakit ini. Pasien yang sakit berat membutuhkan pemberian cairan secara cepat dengan infus. Pasien harus diisolasi dari orang lain dan diberikan perawatan intensif oleh tenaga medis. Cara untuk menghindari virus Ebola di antaranya adalah menghindari kontak dengan penderita Ebola dan cairan tubuh mereka, tidak menyentuh barang apapun seperti handuk yang bisa berpotensi terkontaminasi, mencuci tangan secara teratur. Selain itu, tenaga medis yang merawat harus menggunakan sarung tangan dan alat pelindung beserta masker. WHO juga memperingatkan untuk tidak mengonsumsi daging satwa liar mentah dan kontak dengan kelelawar yang terinfeksi atau monyet dan kera.

    Baca Juga: Virus Nipah, Calon Pandemi Baru Setelah Covid-19?

    Nah, Sahabat Sehat itulah beberapa penyakit infeksi berbahaya yang sudah ada sebelum pandemi Covid-19. Maka dari itu, Sahat Sehat diharapkan mampu menjaga kesehatan dan kebersihan, serta olahraga yang teratur agar terhindar dari berbagai virus yang ada. Jangan lupa juga patuhi protokol kesehatan 5M dan PHBS yang ada ya, Sahabat Sehat! Untuk deteksi dini Covid-19, Sahabat bisa melakukannya di Prosehat. Caranya mudah, Sahabat bisa mengakses via website dan aplikasi lalu pilih Layanan Kesehatan dan klik Rapid Test Covid-19. Info lebih lengkap silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Referensi

    1. Selain Covid-19, Ini 5 Penyakit yang Pernah Jadi Pandemi dan Berhasil Diatasi [Internet]. kompas.com. 2021 [cited 11 February 2021]. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/12/135754465/selain-covid-19-ini-5-penyakit-yang-pernah-jadi-pandemi-dan-berhasil?page=all
    2. Sebelum Virus Corona, Wabah Pandemi Mematikan Pernah Melanda Dunia [Internet]. kumparan. 2021 [cited 11 February 2021]. Available from: https://m.kumparan.com/acehkini/sebelum-virus-corona-wabah-pandemi-mematikan-pernah-melanda-dunia-1-1skQLOUHgmQ
    3. Fakta dan cara mencegah Ebola [Internet]. BBC News Indonesia. 2021 [cited 11 February 2021]. Available from: https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2014/11/141103_fakta_ebola
    4. Penyebaran Kasus Covid-19 Semakin Tinggi, Berbagai Negara Kebut Vaksinasi [Internet]. kompas.id. 2021 [cited 11 February 2021]. Available from: https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/01/05/penyebaran-kasus-covid-19-semakin-tinggi-berbagai-negara-kebut-vaksinasi/
    5. Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Tren Penyebarannya Makin Cepat [Internet]. Katadata.co.id. 2021 [cited 11 February 2021]. Available from: https://katadata.co.id/yuliawati/berita/601126f62f04d/kasus-covid-19-dunia-tembus-100-juta-tren-penyebarannya-makin-cepat
    Read More
  • Pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini rupanya membuat banyak orang di seluruh dunia lupa mengenai HIV/AIDS. Ini adalah salah satu penyakit mematikan di dunia yang secara global jumlah penderitanya mencapai angka 38 juta orang berdasarkan data UNAIDS pada tahun 2019, dan 1,8 juta di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Sebanyak […]

    Bagaimana Cara Penderita HIV/AIDS Menghadapi Covid-19?

    Pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini rupanya membuat banyak orang di seluruh dunia lupa mengenai HIV/AIDS. Ini adalah salah satu penyakit mematikan di dunia yang secara global jumlah penderitanya mencapai angka 38 juta orang berdasarkan data UNAIDS pada tahun 2019, dan 1,8 juta di antaranya adalah anak-anak di bawah usia 15 tahun. Sebanyak 81% mengetahui statusnya dan 67% telah menerima pengobatan. Setiap tahunnya juga sekitar 1,7 juta orang terinfeksi virus ini, dan 690.000 orang dilaporkan meninggal dunia. Di Indonesia sendiri jumlah penderita menurut data Kementerian Kesehatan pada triwulan II 2020 seperti yang dilansir dari Tempo.co diperkirakan mencapai 543.100 orang. Dari jumlah itu baru 398.784 orang yang sudah ditemukan, dan baru 205.945 orang yang mengonsumsi obat antiretroviral atau ARV sebagai obat untuk menurunkan komplikasi HIV/AIDS.

    penderita hiv/aids menghadapi covid-19

    Baca Juga: HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Fakta dan Mitos

    Data di atas menunjukkan bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit yang sama berbahayanya dengan Covid-19. Namun, wabah ini justru  membuat HIV/AIDS tidak terlihat sama sekali, dan terkesan diabaikan. Jika dikaitkan dengan Covid-19, para penderita HIV/AIDS atau ODHA disebut 3 kali lebih besar berpeluang untuk meninggal jika terkena virus asal Wuhan tersebut apabila dikaitkan dengan imun tubuh yang dimiliki dan saluran pernapasan. Hal itu berdasarkan temuan penderita HIV/AIDS di Afrika Selatan oleh departemen kesehatan negara tersebut yang juga menderita Covid-19. Karena itulah, WHO meminta ODHA yang belum pernah menjalani terapi ARV agar segera melakukannya supaya terhindar dari virus.

    Baca Juga: 10 Pertanyaan Penting Seputar HIV AIDS

    Seperti dilansir dari Avert.org, penderita HIV/AIDS yang berpotensi terinfeksi Covid-19 adalah mereka yang mempunyai tingkat CD4 atau sel darah putih limfosit yang rendah (dengan jumlah kurang dari 200 per sel), memiliki viral load yang tinggi, dan memiliki infeksi oportunistik akibat virus, jamur, dan bakteri yang menyerang pada tubuh dengan imun yang lemah.

    Cara Penderita HIV/AIDS Menghadapi Covid-19

    Lalu bagaimana cara penderita HIV/AIDS menghadapi Covid-19? Masih dikutip dari situs yang sama, berikut ini adalah cara-caranya, dan tidak jauh berbeda dari cara-cara yang sudah ada, yaitu:

    • Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya selama 40 detik.
    • Gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol seperti hand sanitizer dalam situasi tidak ada akses mencuci dengan sabun pada air yang mengalir
    • Hindari menyentuh wajah karena ini salah satu cara virus masuk ke tubuh
    • Hindari orang yang merasa tidak enak badan
    • Tutupi hidung dan mulut dengan tisu bersih saat Sahabat bersin atau batuk kemudian cucilah tangan. Jika tidak ada tisu, gunakan bagian dalam siku untuk menutupi mulut dan hidung
    • Batasi kontak fisik jika merasa berisiko terkena Covid-19 dengan di rumah saja
    • Apabila sudah merasakan gejala-gejala seperti batuk kering yang terus-menerus serta tidak bisa mencium sesuatu, segera hubungi petugas kesehatan terdekat
    • Pastikan memiliki stok obat ARV untuk maksimal 30 hari
    • Pastikan Sahabat juga sudah divaksinasi terakhir sebelum di rumah saja, baik itu flu maupun pneumokokus
    • Menjalankan pola makan yang baik
    • Istirahat teratur
    • Berolahraga terutama olahraga ringan
    • Tetap terhubung dengan orang-orang sekitar melalui pemanfaatan teknologi online agar tidak mengalami gangguan kesehatan mental dan stres

    Baca Juga: Benarkah Gay Lebih Rentan Terkena HIV?

    Sekian mengenai tips yang perlu dilakukan penderita HIV/AIDS atau ODHA dalam menghadapi Covid-19. Intinya, Sahabat Sehat harus bersikap waspada namun juga tenang serta mau dan disiplin menjalankan protokol-protokol kesehatan yang ditetapkan. Ini dilakukan agar Sahabat jangan sampai terpapar Covid-19 yang tentunya akan menambah penderitaan. Apabila Sahabat memerlukan informasi lebih lanjut mengenai HIV/AIDS dan produk-produk kesehatan yang berkaitan silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Referensi:

    1. Jember P. Sejarah Hari AIDS Sedunia yang Diperingati 1 Desember dan Tema dari Tahun ke Tahun – Portal Jember [Internet]. Portal Jember. 2020 [cited 1 December 2020]. Available from: https://portaljember.pikiran-rakyat.com/internasional/pr-161039326/sejarah-hari-aids-sedunia-yang-diperingati-1-desember-dan-tema-dari-tahun-ke-tahun
    2. Kemenkes Bilang HIV/AIDS Tak Boleh Luput dari Perhatian Semasa Pandemi Covid-19 [Internet]. Tempo. 2020 [cited 1 December 2020]. Available from: https://nasional.tempo.co/read/1410430/kemenkes-bilang-hivaids-tak-boleh-luput-dari-perhatian-semasa-pandemi-covid-19/full&view=ok
    3. Kena Covid-19, Pengidap HIV/AIDS Berpeluang 3 Kali Lebih Besar untuk Mati | Lifestyle – Bisnis.com [Internet]. Bisnis.com. 2020 [cited 1 December 2020]. Available from: https://lifestyle.bisnis.com/read/20200611/106/1251218/kena-covid-19-pengidap-hivaids-berpeluang-3-kali-lebih-besar-untuk-mati
    4. Orang yang Hidup dengan HIV-AIDS (ODHA) Rentan Terinfeksi COVID-19? – Tirto.ID [Internet]. tirto.id. 2020 [cited 1 December 2020]. Available from: https://tirto.id/orang-yang-hidup-dengan-hiv-aids-odha-rentan-terinfeksi-covid-19-f7eD
    5. Coronavirus (COVID-19) and HIV [Internet]. Avert. 2020 [cited 1 December 2020]. Available from: https://www.avert.org/coronavirus/covid19-HIV
    Read More
  • ‘Apakah saya akan tertular HIV AIDS ketika menggunakan sembarang tusuk gigi di tempat makan?’ ‘Apakah makan dengan menggunakan piring bekas ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dapat tertular virus ini?’ ‘Berciuman menularkan virus HIV?’ Cek kebenarannya di sini. 1. ‘Saya bisa tertular HIV jika berada dalam 1 ruangan bersama ODHA? Virus ini tidak dapat disebarkan melalui sentuhan, air […]

    10 Pertanyaan Penting Seputar HIV AIDS

    ‘Apakah saya akan tertular HIV AIDS ketika menggunakan sembarang tusuk gigi di tempat makan?’ ‘Apakah makan dengan menggunakan piring bekas ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dapat tertular virus ini?’ ‘Berciuman menularkan virus HIV?’ Cek kebenarannya di sini.

    02.11.2015_-_HIV_04

    1. ‘Saya bisa tertular HIV jika berada dalam 1 ruangan bersama ODHA?

    Virus ini tidak dapat disebarkan melalui sentuhan, air ludah, keringat dan air mata. Kamu tidak akan tertular HIV dengan:

    • menghirup udara yang sama dengan ODHA
    • menggunakan toilet yang sama setelah sebelumnya digunakan oleh ODHA
    • berpelukan atau bergandengan tangan dengan ODHA
    • menggunakan sendok, piring, dan gelas bekas makan ODHA

    Baca Juga: Pertanyaan Seputar Kehamilan Pertama

    2. Apakah HIV dapat disembuhkan?

    Saat ini tidak ada obat untuk benar-benar menyembuhkan virus ini. Pengobatan yang ada saat ini baru dapat menurunkan jumlah virusnya dalam darah sampai pada point virus ini tidak terdeteksi sehingga dapat mencegah AIDS dan infeksi lain.

    Baca Juga: 10 Jenis Vaksin Untuk Ibu Hamil

    3. Pasangan sejenis dan pengguna narkoba memiliki risiko besar terkena virus HIV?

    Di Indonesia, 90% dari semua infeksi HIV tersebar melalui hubungan seksual. 60% dari angka tersebut merupakan hubungan heteroseksual. Jadi virus ini menyebar melalui kontak seksual tanpa pelindung dan dalam hal ini tidak pandang bulu dalam hal jenis hubungan seksualnya (heteroseksual/homoseksual) dan apakah orang tersebut pemadat atau tidak. Virus ini tidak pandang bulu dalam penyebarannya. Siapapun dengan faktor risiko dapat tertular virus tersebut.

    Baca Juga: 6 Hal yang Harus Diwaspadai Calon Ibu

    4. Hidup berakhir setelah positif HIV?

    Pada tahun-tahun awal epidemi penyakit HIV AIDS, angka kematian akibat AIDS sangat tinggi. Tapi baru-baru ini obat antiretroviral (ARV) dapat memperpanjang usia orang dengan HIV-positif, bahkan orang-orang dengan AIDS. Penanganan yang cepat sudah terbukti dapat memperpanjang usia odha. Motivasi untuk tetap semangat dalam melanjutkan hidup dan merubah gaya hidup yang buruk juga menjadi salah satu pengobatan bagi banyak kasus odha. Contoh nyatanya adalah Magic Johnson yang tidak menjadikan hidupnya semakin terpuruk setelah positif mengidap virus mematikan ini. Ia bahkan membangun yayasan Magic Johnson Foundation untuk bertempur melawan penyebaran virus dan merangkul para ODHA.

    Baca Juga: Ancaman HIV/AIDS Pada Pasangan Gay

    5. HIV = AIDS?

    HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Jadi tidak sama dengan AIDS. Seseorang dengan HIV-positif dapat berubah statusnya menjadi AIDS ketika jumlah CD4-nya (sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya dan protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV) turun di bawah 200 atau ketika ia memiliki infeksi atau kanker tertentu. Seseorang bisa saja memiliki HIV selama bertahun-tahun tanpa AIDS.

    Baca Juga: 6 Mitos dan Fakta Seputar Vaksin

    6. HIV tertular melalui ciuman?

    Bentuk ciuman yang hanya kontak biasa sebatas bibir bertemu bibir tidak akan menularkan HIV. Hal ini berbeda jika yang dilakukan adalah ‘French kissing’ yang mengharuskan mulut terbuka lebar dalam prosesnya karena jika ada gusi yang berdarah pada orang dengan HIV-positif, maka kemungkinan tertularnya sangat besar.

    Baca Juga: 5 Perbedaan Tumor dan Kanker

    7. Jarum Tattoo Tidak Menularkan HIV?

    Jarum tattoo yang tidak disterilisasi dengan baik dapat menjadi media penularan virus ini. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat mengatakan bahwa alat-alat yang digunakan untuk tattoo digunakan hanya sekali untuk kemudian dibuang. Tak lupa sebelum dibuang sudah melalui proses sterilisasi.

    Baca Juga: 10 Makanan Pencegah Kanker Serviks

    8. Ibu hamil akan menularkan virus tersebut pada bayinya?

    Ibu dengan HIV yang tidak menjalani pengobatan sama sekali akan menularkan pada bayinya sebesar 25 %. Angka ini akan semakin rendah hingga 5 % jika ibu menjalani pengobatan sejak sebelum hamil.

    9. Tusuk gigi dan pisau cukur tular HIV?

    Salah satu bentuk transmisi penularan virus ini adalah dengan kontak darah ODHA bertemu dengan darah bukan odha. Pastikan untuk selalu mensterilkan alat cukur tajam sebelum digunakan karena jika darah odha tertinggal pada pisau cukur Anda, dan pisau itu melukai wajah Anda (darah bertemu dengan darah), akan terjadi kemungkinan penularan virus tersebut. Tidak lupa untuk selalu sterilkan alat cukur dan suntik sebelum digunakan.

    Baca Juga: 5 Manfaat Donor Darah

    10. Nyamuk menularkan virus HIV?

    hiv
    Tidak ada bukti penularan virus ini dari nyamuk atau serangga -bahkan di daerah-daerah di mana ada banyak kasus virus ini dan populasi besar nyamuk seperti Afrika. Virus ini tidak berkembang biak (dan tidak dapat bertahan hidup) pada serangga.

    Itulah mengenai 10 pertanyaan penting seputar HIV AIDS yang perlu Sahabat Sehat ketahui supaya Sahabat bisa waspada terhadap penyakit yang satu ini. Apabila Sahabat memerlukan informasi lebih lanjut soal HIV AIDS dan produk-produk kesehatan yang berkaitan, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Referensi:

    • Top 10 Myths Misconceptions About HIV AIDS
    • Myths About HIV AIDS
    • 10 Myths About HIV and AIDS
    • HIV – AIDS – Myth versus Reality
    • AIDS Myths and Misunderstandings
    • HIV Transmissions
    • Serba Serbi AIDS
    Read More
  • Siapa yang tidak kenal Charlie Sheen? Aktor kondang Hollywood ini mengaku sudah meniduri hampir 5.000 wanita dan hal tersebut berujung naas karena baru-baru ini ia didiagnosa positif HIV. Sejumlah sumber bahkan menyatakan mereka sudah tahu kalau Charlie didiagnosa HIV positif selama 2 tahun dan selama ini menjalani pengobatan dengan konsumsi kombinasi obat antiretroviral. Mungkin banyak […]

    Charlie Sheen: Perjalanan Seks Meniduri 5.000 Wanita Berujung HIV

    Siapa yang tidak kenal Charlie Sheen? Aktor kondang Hollywood ini mengaku sudah meniduri hampir 5.000 wanita dan hal tersebut berujung naas karena baru-baru ini ia didiagnosa positif HIV. Sejumlah sumber bahkan menyatakan mereka sudah tahu kalau Charlie didiagnosa HIV positif selama 2 tahun dan selama ini menjalani pengobatan dengan konsumsi kombinasi obat antiretroviral. Mungkin banyak yang menganggap hal tersebut wajar karena perilaku Charlie Sheen sendiri yang menyukai kehidupan jetset dengan menghabiskan seluruh waktunya di jet pribadinya dengan berpesta, seks, alkohol, dan narkoba. Setelah bertahun-tahun berjuang membuat virus ini tidak terdeteksi hingga, Dhuarr! Perjuangannya mengkonsumsi obat ARV selama bertahun-tahun sia-sia.

    Ayah dari 5 orang anak ini mengaku bahwa ia rajin minum obat antiretroviral (ARV) setelah pada tahun 2013 virus HIV di tubuhnya benar-benar tidak terdeteksi. Banyak yang merasa bahwa pria yang pernah mendapat bayaran termahal hingga 26 Miliar per episode ini memiliki 9 nyawa. Namun saat mengumumkan bahwa ia positif HIV, ia berkata, “Orang-orang bilang aku memiliki 9 nyawa. Tapi aku harus berhati-hati karena aku tidak tahu nyawa ke berapa yang sedang aku jalani saat ini.” tutupnya. Dan banyak yang berharap bahwa gaya hidup yang ia jalani ke depannya dapat lebih manusiawi

    Penyebaran virus HIV yang pasti tertular adalah melalui hubungan seksual. Seperti kisah Charlie Sheen yang kerap tidur dengan 4 bintang porno setiap harinya, cairan semen penderita HIV+ ternyata banyak mengandung HIV yang dapat menular melalui hubungan seksual. Pria dengan HIV+ juga terbukti lebih sering menularkan ke wanita sedangkan wanita dengan HIV+ jarang menularkan ke pria. Karena setelah pria mengeluarkan cairan semen ke vagina, cairan itu akan tinggal lama di dalam vagina sedangkan pada pria setelah koitus (persetubuhan, senggama) selesai maka penis tidak berkontak lagi dengan vagina wanita.

    Gejala HIV AIDS
    Virus HIV menimbulkan gejala setelah masuk ke dalam tubuh atau periode ini biasa disebut dengan masa inkubasi, dalam waktu 6 – 8 minggu virus HIV masuk dalam darah, berkembang, kemudian timbul gejala akut (viremia).

    Gejala HIV yang ditunjukkan bervariasi:

    • Pada Minggu pertama tidak ada gejala.
    • Setelah beberapa minggu, penyakit2 ringan pun datang, seperti: flu, demam, dan diare.
    • Tidak ada gejala khusus pada 3 -4 tahun pertama.
    • Penderita merasa sehat dan dari luar juga tampak sehat.
    • Setelah 5 tahun atau lebih, mulai muncul penyakit-penyakit yang disebabkan oleh sistem imunitas (daya tahan tubuh) yang mulai melemah/menurun.

    Gaya hidup Charlie Sheen sama sekali bukan contoh yang baik. Hikmahnya adalah pengalaman ia menjadi inspirasi bagi orang lain untuk lebih berhati-hati terhadap penularan virus HIV dalam bentuk hubungan seksual sehingga diharapkan bentuk pencegahan dapat segera diupayakan dan angka ODHA menurun, terutama di negara Indonesia.

    Referensi:

    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com