Hidup di negara dengan angka penyakit infeksi yang tinggi tentunya merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi penduduk Indonesia, khususnya wanita yang sedang hamil. Untuk itu pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan mutlak dilakukan oleh pasangan yang akan menikah. Banyak yang melupakan hal ini. Padahal banyak sekali manfaat dari melakukan pemeriksaan sebelum pernikahan dan melakukan vaksinasi ibu hamil atau pra kehamilan.
Baca Juga: 10 Makanan Sehat untuk Ibu Hamil
Salah satu manfaatnya adalah penyakit dan kelainan yang dimiliki oleh pasangan yang akan menikah dapat terdeteksi sehingga penyakit menular yang diidap oleh salah satunya dapat dengan segera ditangani. Sebab dalam pernikahan, seks tak bisa dilepaskan dari risiko tertularnya penyakit menular. Agar hasil lebih optimal, pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan satu tahun sebelum pernikahan. Pemeriksaan kesehatan yang mendekati hari pernikahan hanya bisa dipilih oleh pasangan yang rajin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap tahun.
Dengan adanya penyakit HIV/AIDS, pernikahan tidak hanya berisiko batal, namun juga bisa mengancam kondisi jiwa pasangan dan anak yang akan dilahirkan. Untuk itu ibu yang pintar perlu melakukan beberapa tes kesehatan pranikah dan kehamilan yang meliputi:
- Tes kesehatan umum seperti USG, X-ray, tes laboratorium, dan sebagainya.
- Tes penyakit hubungan seksual (PHS).
- Tes persiapan kehamilan (TORCH dan lain-lain)
- Tes kesuburan
- Tes genetika
Jika tes pra nikah dan kehamilan berhasil dilalui, jangan sampai melewatkan vaksinasi. Dengan melakukan vaksinasi ibu hamil, tubuh Anda akan kebal terhadap serangan penyakit. Tujuan dari imunisasi atau memasukkan virus yang dilemahkan itu sendiri adalah agar terbentuk antibodi terhadap virus tersebut.
Baca Juga: Sobat Ingin Menikah? Yuk, Tes Check-Up Kesehatan Pranikah
Kemudian vaksin apa saja yang aman diberikan pada saat sebelum hamil dan saat hamil? Faktanya, tidak semua vaksin rutin dan aman diberikan pada ibu hamil. Hanya vaksin-vaksin yang tidak mengandung kuman hidup saja yang aman diberikan untuk ibu hamil. Vaksin hidup hanya boleh diberikan bila keuntungan yang diperoleh melebihi kerugian yang terjadi akibat pemberian vaksin.
Berikut adalah pilihan vaksin yang menjadi pertimbangan para calon ibu hamil:
1. Vaksin Hepatitis A
- Sebelum Hamil: Ya, jika ada resiko
- Saat Hamil: Ya, jika ada resiko
- Setelah Hamil: Ya, jika ada resiko
- Tipe Vaksin: Inaktif
2. Vaksin Hepatitis B
- Sebelum Hamil: Ya, jika ada resiko
- Saat Hamil: Ya, jika ada resiko
- Setelah Hamil: Ya, jika ada resiko
- Tipe Vaksin: Inaktif
3. Vaksin HPV
- Sebelum Hamil: Ya, usia 9-26 tahun
- Saat Hamil: Tidak dianjurkan
- Setelah Hamil: Ya, usia 9-26 tahun
- Tipe Vaksin: Inaktif
4. Vaksin Influenza (Inaktif)
- Sebelum Hamil: Ya
- Saat Hamil: Ya
- Setelah Hamil: Ya
- Tipe Vaksin: Inaktif
5. Vaksin Influenza (Aktif)
- Sebelum Hamil: Ya, hindari konsepsi (hamil) selama 4 minggu
- Saat Hamil: Tidak dianjurkan
- Setelah Hamil: Ya, hindari konsepsi (hamil) selama 4 minggu
- Tipe Vaksin: Hidup
6. Vaksin MMR
- Sebelum Hamil: Ya, hindari konsepsi (hamil) selama 4 minggu
- Saat Hamil: Tidak dianjurkan
- Setelah Hamil: Ya, berikan segera setelah kelahiran jika rentan
- Tipe Vaksin: Hidup
7. Vaksin Meningitis / Meningococcus
- Sebelum Hamil: Jika ada indikasi
- Saat Hamil: Jika ada indikasi
- Setelah Hamil: Jika ada indikasi
- Tipe Vaksin: Inaktif
8. Vaksin Pneumonia / Pneumococcus / IPD
- Sebelum Hamil: Jika ada indikasi
- Saat Hamil: Jika ada indikasi
- Setelah Hamil: Jika ada indikasi
- Tipe Vaksin: Inaktif
9. Vaksin DT
- Sebelum Hamil: Ya, DPT lebih dipilih
- Saat Hamil: Ya, DPT lebih dipilih jika usia kehamilan lebih dari 20 minggu
- Setelah Hamil: Ya, DPT lebih dipilih
- Tipe Vaksin: Toksoid
10. Vaksin DPT
- Sebelum Hamil: Ya
- Saat Hamil: Ya
- Setelah Hamil: Ya
- Tipe Vaksin: Toksoid
11. Vaksin Varicella
- Sebelum Hamil: Ya, hindari konsepsi (hamil) selama 4 minggu
- Saat Hamil: Tidak dianjurkan
- Setelah Hamil: Ya, berikan segera setelah kelahiran jika rentan
- Tipe Vaksin: Hidup
Keterangan:
- HPV: human papilloma virus,
- MMR: mumps, measles, rubella,
- DT: difteri, tetanus,
- DPT: difteri, tetanus, pertusis
Risiko terinfeksinya janin oleh vaksin hidup membuat vaksin hidup tidak direkomendasikan pada saat kehamilan. Dengan demikian hendaknya vaksin hidup diberikan sebelum hamil atau setelah melahirkan. MMR dan varicella merupakan vaksin-vaksin hidup yang direkomendasikan karena penyakit-penyakit yang dicegah dengan vaksin ini (rubella dan varicella) dapat menyebabkan gangguan kehamilan dan kelainan pada janin. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pemberian vaksin merupakan hal penting dipertimbangkan sehubungan dengan kehamilan. Oleh karena pemberian vaksin yang cukup rumit pada saat kehamilan, maka setiap wanita yang berencana untuk hamil sebaiknya melakukan konsultasi pada dokter kebidanan dan kandungan untuk pemberian vaksin ini.
Baca Juga: 4 Hal Penting Terkait Melahirkan Saat Pandemi Menurut IDAI
Sudah banyak ibu hamil yang mempersiapkan kehamilan dan melakukan vaksinasi saat hamilnya melalui layanan vaksinasi Prosehat yang mempunyai layanan vaksinasi ke rumah. Layanan ini mempunyai banyak keunggulan, yaitu:
- Produk dijamin asli
- Ditangani oleh dokter yang profesional dan berizin resmi
- Ada tanya jawab dengan Asisten Kesehatan Maya
- Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
- Jadwal vaksinasi yang fleksibel
- Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian
Apabila Sobat memerlukan informasi lebih lanjut, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Referensi:
- TanyaDok.com: Vaksin Sebelum, Saat dan Setelah Kehamilan, Bolehkah?
- TanyaDok.com: Perlukah Imunisasi Sebelum Menikah dan Saat Hamil
- Merck. (2007). Merck Vaccine Patient Assistance Program. Retrieved December 19, 2007
- Department of Vaccine and Biology. Report of a meeting on preventing CRS: Immunization strategies, surveillance needs. WHO. Geneva, 2000 (12-14 Jan)
- Clark AL, Gall SA. Clinical uses of intravenous immunoglobulin in pregnancy. AmJ Obstet Gynecol 1997