Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Posts tagged “ ibu”

Showing 1–10 of 17 results

  • Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya membutuhkan keberadaan orang lain. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Semenjak bayi sampai tua, kita membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Ada berbagai jenis hubungan antar manusia, salah satunya adalah hubungan cinta yang terjalin antar individu. Cinta itu sendiri sebenarnya merupakan pengalaman terpenting dan […]

    Menjadi Ibu VS Karier, Bagaimana Menyeimbangkannya?

    Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya membutuhkan keberadaan orang lain. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Semenjak bayi sampai tua, kita membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Ada berbagai jenis hubungan antar manusia, salah satunya adalah hubungan cinta yang terjalin antar individu. Cinta itu sendiri sebenarnya merupakan pengalaman terpenting dan paling diinginkan dalam kehidupan manusia. Ada banyak bentuk-bentuk cinta dalam kehidupan manusia, antara lain perasaan cinta antara manusia dengan Tuhan, rasa cinta pada pada keluarga, dan yang tidak kalah penting adalah hubungan cinta dengan lawan jenis yang disukainya.

    Baca Juga: 5 Tips Bagi Waktu untuk Wanita Karier yang Berkeluarga

     

    Hubungan cinta dengan lawan jenis antara laki-laki dan perempuan biasanya diharapkan berujung pada pernikahan. Pearson & Lee dalam Sarwono (1996), mengatakan bahwa pernikahan adalah puncak dari hubungan intim antar jenis kelamin dimana kedua belah pihak saling membagi pengalaman dan perasaan serta pikiran. Saat memasuki pernikahan, tentu saja seorang laki-laki dan perempuan akan memainkan peran baru sebagai suami dan istri. Terlebih jika sudah memiliki anak, mereka akan mendapatkan peran baru sebagai orang tua, ayah dan ibu.

    Baca Juga: 5 Gejala Kanker Serviks yang Perlu Kamu Ketahui

    Seorang ibu bekerja yang memiliki anak tentunya memiliki tantangan-tantangan sendiri dalam membesarkan anak-anaknya. Kadang seorang perempuan pekerja yang melahirkan seorang anak akan dihadapkan pada 2 pilihan, melanjutkan bekerja atau berhenti bekerja untuk mengurus segala kebutuhan anak. Ibu yang memilih untuk tetap bekerja atau berhenti bekerja setelah memiliki anak tentu saja sudah memikirkan berbagai hal, sehingga keputusan yang mereka ambil merupakan keputusan yang mereka anggap paling tepat.

    Saat ini menjadi seorang wanita karier merupakan pilihan yang memang dapat diambil oleh siapapun. Kita bisa lihat saat ini perempuan dapat bekerja pada berbagai bidang, bahkan untuk bidang strategis seperti kepala daerah, menteri, manager, direktur, dan masih banyak lagi. Handayani, dkk (2012) mengemukakan bahwa seorang perempuan yang bekerja, memiliki peran ganda yang harus dijalankan pada saat bersamaan. Ia harus bertanggung jawab atas pekerjaannya, juga bertanggung jawab atas perkembangan anak. Hal ini yang sering dikhawatirkan oleh ibu bekerja, mereka khawatir jika tidak dapat memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Achmad (dalam Wibowo, 2011) mengemukakan bahwa jumlah wanita yang mencari kerja akan semakin bertambah dari waktu ke waktu pada sebagian wilayah di dunia. Hal ini dipengaruhi oleh kesetaraan kesempatan yang diperoleh perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan juga pekerjaan.

    Baca Juga: 10 Makanan Pencegah Kanker Serviks

    Work life Balanced tentu saja dapat dimiliki oleh ibu bekerja, jika mereka dapat membagi waktu dan perhatian antara pekerjaan dan keluarga. Juga dengan keteguhan hati bahwa keluarga merupakan fokus yang paling utama. Namun, tentu saja ada beberapa hal terkait pekerjaan ibu yang dapat memengaruhi pengasuhan buah hati mereka, antara lain:

    • Kesepakatan dalam keluarga mengenai pembagian peran dalam rumah tangga.
    • Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh ibu, pekerjaan yang stressfull atau pekerjaan yang lebih santai
    • Jarak antara kantor dan rumah.
    • Lokasi kerja, apakah harus dikerjakan di kantor atau bisa dikerjakan di rumah.
    • Adakah orang yang dapat dipercaya untuk mengurus segala kebutuhan anak saat ibu bekerja, dll.

    Nah, agar pengasuhan anak pada ibu bekerja bisa tetap berjalan secara optimal, dan ibu tetap bisa menjalankan berbagai perannya, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

    • Carilah pengasuh yang berkualitas untuk menemani anak. Hal ini bertujuan agar ibu benar-benar yakin dan merasa percaya diri saat harus bekerja dan meninggalkan anak bersama pengasuhnya.
    • Jika anak ‘dititipkan’ kepada keluarga dekat (orang tua atau mertua), sebaiknya mereka memang bersedia dan mampu untuk membantu mengurus anak.  Walaupun dititipkan pada keluarga, tetap sediakan pengasuh yang berkualitas, jadi keluarga hanya perlu mengawasi.
    • Buatlah daftar kegiatan harian yang bisa dilakukan oleh anak-anak, sehingga pengasuh lebih mudah untuk mendampingi anak-anak
    • Berikan juga fasilitas untuk bermain bagi anak, misalnya puzzle, buku gambar, pensil warna, dan mainan edukatif lainnya.
    • Buat list aturan yang harus diterapkan kepada anak, seperti jam tidur siang, penggunaan gadget, dll.
    • Meminimalisasi kerepotan yang terjadi pagi hari. Contohnya dengan menyiapkan pakaian dan segala keperluan yang akan dipakai atau dibawa dari malam hari, menyiapkan sarapan sederhana dan sehat yang tidak membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya, dan bangun lebih pagi. Bila melakukan hal ini, diharapkan ibu tidak terburu-buru saat pagi hari, dan bisa tetap melakukan segala rutinitas dengan santai dan tenang.
    • Buat jadwal pengaturan transportasi anak, misalnya siapa yang mengantar dan menjemput ke sekolah atau tempat les.
    • Usahakan setiap hari ibu bisa berkomunikasi dengan anak-anak, melalui telepon pengasuh atau keluarga atau melakukan video call.
    • Setelah kembali dari bekerja, istirahat sejenak atau rileksasi sejenak, supaya dapat fokus dan tenang saat berhadap dan bermain dengan anak.
    • Ibu juga berhak untuk mendapatkan ‘me time’, dengan melakukan hobi atau kegiatan positif yang disukai, maupun memanjakan diri ke salon.
    • Rencanakan kegiatan positif bersama keluarga, misalnya liburan, berenang, main sepeda, menonton film di bioskop, dll.

    Baca Juga: Ternyata Kurang Tidur Picu Kanker Payudara

    Nah, selain saran-saran di atas, hal yang tidak kalah penting adalah buat jadwal untuk bisa tetap menghabiskan waktu berdua dengan pasangan. Karena hubungan yang harmonis antara suami dan istri tentu saja akan memberikan dampak positif bagi pengasuhan anak.

     Apabila Sahabat memerlukan informasi lebih lanjut mengenai ibu rumah tangga dan wanita karier serta membutuhkan produk-produk kesehatan yang berkaitan, silakan menghubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik https://www.prosehat.com/wa.

     

    Referensi:

    – Handayani, A., Maulia, D., & Yulianti, P. D. (2012). Pengaruh konflik peran ganda terhadap kinerja guru. Penilaian kinerja untuk peningkatan profesionalisme guru berkelanjutan. prosiding.upgrismg.ac.id/
    – Wibowo, (2011). Peran Ganda Perempuan Dan Kesetaraan Gender. Muwazah, 2.

    Read More
  • Contoh ilustrasi: Karin (28 tahun,) sangat sulit diajak datang ke pesta, baik itu pesta di kantor maupun pesta ulang tahun temannya. Ia pasti akan bertanya dulu berapa orang yang diundang dan kira-kira acaranya apa. Teman-teman Karin pun sudah paham bahwa kalau ingin mengundang Karin  merayakan ulang tahun, lebih baik mengadakan acara makan-makan di restoran atau […]

    Ibu Introvert VS Ekstrovert, Apa Bedanya?

    Contoh ilustrasi:
    Karin (28 tahun,) sangat sulit diajak datang ke pesta, baik itu pesta di kantor maupun pesta ulang tahun temannya. Ia pasti akan bertanya dulu berapa orang yang diundang dan kira-kira acaranya apa. Teman-teman Karin pun sudah paham bahwa kalau ingin mengundang Karin  merayakan ulang tahun, lebih baik mengadakan acara makan-makan di restoran atau di rumah dengan hanya mengundang maksimal 3 orang sahabat dekatnya.

    Dessy (29 tahun), justru sebaliknya, ia paling sulit berada sendirian, ia merasa harus selalu bersama dengan orang lain. Kalau waktu libur, seperti akhir pekan, ia pasti sudah akan sibuk menghubungi teman-teman atau saudaranya untuk menghabiskan waktu bersama. Maka, Dessy suka kurang dapat memahami Karin yang tidak senang pesta. Bagi Dessy, pesta adalah tempat bertemu banyak orang baru yang bisa menambah kenalan sehingga Dessy sangat senang datang jika ada undangan pesta.

    Sahabat, konon manusia itu dalam bersikap bisa dikategorikan dalam dua tipe besar loh, yaitu introvert dan ekstrovert. Manusia seperti Karin, adalah contoh tipe manusia introvert. Pada tipe ini, karakteristiknya adalah orang-orang yang lebih senang mengekplorasi pemikiran dan perasaannya ke dalam diri. Sedangkan pada tipe ekstrovert, contohnya Dessy, dicirikan dengan orang-orang yang lebih senang mengekplorasi dunia di luar dirinya. Nah, konsep introvert dan ekstrovert ini pada awalnya dikenalkan oleh Carl Jung pada tahun 1921 (Feist, Feist & Roberts, 2013).

    Baca Juga: Bagaimana Cara Cegah Penularan HPV

    Konsep introvert dan esktrovert digambarkan oleh Jung seperti dalam permainan jungkat jungkit. Manusia tidak ada yang sepenuhnya introvert dan tidak ada yang sepenuhnya ektrovert. Jadi, Karin yang lebih senang menyendiri, tidak terlalu suka keramaian dikatakan lebih dominan dalam mengarahkan pikiran dan perilaku ke dalam dirinya sendiri sehingga cenderung introvert. Sebaliknya pada Dessy, yang lebih dominan mengarahkan energi, pikiran dan perilaku ke luar dirinya, bersama teman-temannya dikatakan cenderung ektrovert.

    Kepribadian yang sehat, menurut Jung sendiri adalah manusia yang cukup fleksibel, yang bisa menyeimbangkan keduanya (Schultz & Schultz, 2013). Pengaruh dari cara manusia mengeksplorasi diri dan pikirannya ini ke dalam diri atau keluar diri biasanya juga berpengaruh kepada perilaku sehari-hari, tentu saja termasuk jika seseorang tersebut sudah menjadi ibu. Untuk lebih jelasnya, yuk kita bahas satu persatu.

    Produk Terkait: Layanan Vaksinasi HPV

    Karin, yang dominan introvert, tentu saja lebih nyaman untuk tidak berada di keramaian. Ia butuh “me time” untuk bisa mengisi ulang energinya sehingga ketika ia menjadi ibu, ia pun akan cenderung mengharapkan suami dan anak-anaknya untuk memahami apa yang menjadi perasaan dan pikirannya. Bagi Karin yang introvert, mungkin akan sulit untuk menyatakan apa yang dirasakan dan dipikirkannya. Jika suami dan anak Karin termasuk tipe yang introvert juga, mungkin kebiasaan di rumah Karin akan berkisar pada kegiatan yang sifatnya lebih banyak kegiatan individual, seperti membaca buku atau mengerjakan hobi masing-masing yang tidak terlalu melibatkan orang lain dalam kegiatannya.

    Kunjungan tamu ke rumah maupun berkunjung ke rumah orang lain mungkin akan menjadi suatu hal yang kurang nyaman dilakukan oleh orang-orang introvert. Nah, buat keluarga yang anggotanya dominan introvert, sebaiknya perlu diperhatikan bahwa tetap dibutuhkan komunikasi antar satu dengan yang lainnya, misalnya membuat jadwal untuk bersama-sama melakukan kegiatan yang akan menimbulkan interaksi bersama seperti berkegiatan setiap hari Minggu pagi di taman tanpa membawa buku bacaan atau gawai, sehingga mengharuskan berinteraksi dengan sesama anggota keluarga.

    Baca Juga: Wanita Wajibkah Melakukan Pap Smear?

    Pada Dessy, jika berkeluarga, tentu saja akan berbeda dalam menghadapi suami dan anaknya. Dessy mungkin akan lebih senang bercerita mengenai kejadian yang dialaminya seharian dan mungkin Dessy juga mengharapkan hal yang sama dari suami dan anaknya. Kalau suami dan anak Dessy termasuk tipe dominan ekstovert juga, bisa dibayangkan rumah tangga Dessy pastilah ramai. Oleh karena itu, mungkin tetap diperlukan waktu-waktu untuk berefleksi ke dalam diri, tidak selalu mengeksplorasi dunia di luar dirinya atau bersama dengan orang lain terus-menerus.

    Penyesuaian diri mungkin yang agak sulit adalah jika berhadapan dengan orang yang memiliki tipe berlawanan. Misalnya jika Dessy memiliki anak yang tipenya dominan introvert, maka mungkin Dessy harus memahami kesulitan sang anak untuk langsung dapat beradaptasi di lingkungan yang ramai. Begitu juga sebaliknya, jika sang ibu introvert memiliki anak yang dominan ektrovert, mungkin akan pusing meminta anaknya untuk tidak selalu keluar rumah, berdiam diri di rumah saja. Bagi ibu yang introvert, perlu untuk paham, bahwa anaknya yang esktrovert juga butuh berada bersama teman-temannya untuk menyalurkan energinya keluar diri.

    Sahabat, seperti yang sudah dijelaskan oleh Jung sendiri, bahwa tidak ada manusia yang sepenuhnya introvert maupun yang sepenuhnya ektrovert, melainkan manusia memiliki keduanya di dalam diri. Nah, adanya pengetahuan tentang introvert dan ekstovert ini lebih diharapkan agar Sahabat nantinya bisa lebih memahami diri sendiri dan orang-orang yang berinteraksi dengan Sahabat. Seperti Dessy yang paham bahwa Karin kurang nyaman berada di keramaian pesta, maka ia akan lebih baik mengundang Karin untuk merayakan ulang tahun berdua saja.

    Demikian juga dengan Karin, yang mungkin bisa memahami kesenangan Dessy berada bersama dengan orang banyak, maka ia mungkin sesekali dapat hadir jika diundang Dessy. Hal yang sama juga dapat dilakukan jika Anda memiliki suami atau anak. Berkenalanlah dengan kecenderungan mereka, apakah lebih dominan ekstrovert atau introvert, sehingga nantinya Sahabat dapat lebih mudah berinteraksi dengan mereka.

    Baca Juga: 5 Tips Bagi Waktu untuk Wanita Karier yang Berkeluarga

    Apabila Sahabat memerlukan informasi lebih lanjut mengenai ekstrvert dan introvert dan produk-produk kesehatan yang berkaitan, silakan menghubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik https://prosehat.com/wa.

     

     

    Referensi:

    Introvert and Extravert: Psychology (internet) Encyclopedia Britannica (cited 8 Desember 2018) available from: britannica.com/science/introvert.
    – Feist, Jess; Feist, Gregory.J, & Roberts, Tomi-Ann (2013) Theories of Personality, 8th ed, New York: McGraw Hill education (Asia).
    – Schultz, Duane P, Schultz, Sydney Ellen (2013) Theories of Personality, 10th ed, Australia: Wadsworth Cengage Learning

    Read More
  • Setiap wanita yang menikah, lalu kemudian memiliki anak, biasanya akan berada pada satu momen mereka dihadapkan dengan pilihan: “Apakah saya akan terus bekerja dan meninggalkan anak di rumah, atau meninggalkan karier dan menjadi ibu rumah tangga untuk menemani anak?”  Hmm, rasanya perdebatan mengenai keputusan menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga tidak ada habisnya ya, […]

    Bedakah Kondisi Psikis Ibu Rumah Tangga VS Ibu Bekerja?

    Setiap wanita yang menikah, lalu kemudian memiliki anak, biasanya akan berada pada satu momen mereka dihadapkan dengan pilihan: “Apakah saya akan terus bekerja dan meninggalkan anak di rumah, atau meninggalkan karier dan menjadi ibu rumah tangga untuk menemani anak?”  Hmm, rasanya perdebatan mengenai keputusan menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga tidak ada habisnya ya, Sobat. Tapi sebenarnya pilihan mana sih yang lebih baik? Lantas, apa dampak dari pilihan tersebut terhadap keluarga?

    Menurut John Bowlby, Psikolog pembuat teori mengenai Attachment, bayi perlu memiliki hubungan yang hangat dan berkesinambungan dengan ibu atau figur pengasuh permanen lainnya, untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Lebih lanjut, Susan H. Landry, PhD dari Children’s Learning Institute, University of Texas Health Science Center, juga mengatakan bahwa ikatan batin yang baik dengan figur pengasuh dan pola pengasuhan yang responsif sudah terbukti mampu meningkatkan kemampuan regulasi emosi, pembuatan keputusan, serta perkembangan kognitif anak.


    Bila mengacu kepada penjelasan ini, maka dapat kita lihat bahwa menjadi ibu rumah tangga mungkin keputusan yang paling tepat untuk perkembangan anak.

    Baca Juga: Perbedaan Peran Ayah dan Ibu Bagi Anak

    Namun, menurut suatu polling, ibu rumah tangga ternyata juga memiliki tingkat kesedihan dan stres yang tinggi dalam menjalani harinya. Sekitar 50% ibu rumah tangga dilaporkan merasa stres dengan kehidupan sehari-hari mereka. Stres yang dirasakan karena tekanan hidup dan tuntutan peran sebagai ibu, juga turut membuat ibu rumah tangga tidak bisa menghabiskan waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka di rumah. Studi dari Highland Spring terhadap 10.000 keluarga mengungkapkan bahwa orangtua hanya menghabiskan waktu tidak terinterupsi sekitar 34 menit dalam sehari dengan anak mereka karena adanya masalah dan stres dalam hidup. Wah Sobat, ternyata ibu rumah tangga pun memiliki keterbatasan dalam pola interaksi dengan anak ya, ternyata.

    Bagaimana dengan ibu bekerja? Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Child Health and Development menunjukkan bahwa anak dari ibu yang bekerja memiliki pencapaian akademis yang lebih tinggi, karier yang lebih sukses, serta menghasilkan skor kognitif yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan ibu bekerja memiliki kestabilan finansial yang lebih baik, sehingga dapat memberikan fasilitas yang lebih memadai untuk anak mereka. Waktu yang terbatas dan tuntutan pekerjaan juga membuat ibu bekerja berusaha untuk lebih efisien dalam mendampingi anak, sehingga mereka menjadi lebih sensitif dengan kebutuhan anaknya. Jadi, ibu bekerja pun memiliki keunggulan yang serupa ya, Sobat.

    Baca Juga: 6 Makanan Agar Asi Tetap Lancar

    Namun perlu diketahui, ibu bekerja lebih rentan untuk merasa lelah dan tertekan karena tuntutan untuk menyeimbangkan peran sebagai karyawan, ibu, serta istri. Polling lainnya menunjukkan bahwa 48% ibu bekerja merasa stres karena tuntutan peran yang harus dijalankan. Angka ini tidak berbeda jauh dengan persentase stres pada ibu rumah tangga. Lebih lanjut, perasaan stres ini dapat memengaruhi hubungan orangtua-anak di rumah serta berdampak pada tingkah laku anak ke depannya.  

    Lantas, sebenarnya mana yang lebih baik sih, Sobat? Dari berbagai studi yang dilakukan, sebenarnya tidak pernah ada kesimpulan yang pasti mengenai peran mana yang lebih baik. Poin penting yang ditekankan adalah kemampuan ibu untuk untuk merasa puas dan terpenuhi dengan peran yang mereka jalankan. Hal ini dapat membantu mengurangi tingkat stres ibu, sehingga mereka dapat menjalin hubungan yang baik dengan keluarga. Rasa bahagia dengan peran yang mereka emban ini akan membantu ibu untuk bersikap positif dengan anak dan menghabiskan waktu yang berkualitas dengan mereka, tanpa terganggu dengan stres keseharian. Hal ini didukung oleh studi Milkie, et al. (2015), dimana ditemukan bahwa jumlah waktu yang dihabiskan oleh orangtua dengan anaknya, tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan emosi dan kognitif mereka. Waktu yang berkualitas lebih dibutuhkan, dibandingkan kuantitasnya.

    Baca Juga: Intip 7 Cara Menjadi Wanita Sukses

    Jadi Sobat, apapun peran yang seorang ibu pilih, hal yang lebih penting adalah dukungan yang lingkungan berikan, agar ibu merasa bahagia dan berdaya dengan posisi yang mereka pilih.  Jika membutuhkan produk kesehatan berkaitan, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

    Referensi:

    – Attachment Theory – Simply Psychology [Internet]. Simply Psychology 2017. [cited 26 November 2018]. Available from: simplypsychology.org/attachment.html
    – The Role of Parents in Early Childhood Learning – Encyclopedia of Early Childhood Development [Internet]. Encyclopedia of Early Childhood Development 2014. [cited 26 November 2018]. Available from: child-encyclopedia.com/parenting-skills/according-experts/role-parents-early-childhood-learning
    – Stay-at-Home Moms Report More Depression, Sadness, Anger – Gallup [Internet]. Gallup 2012. [cited 26 November 2018]. Available from: news.gallup.com/poll/154685/stay-home-moms-report-depression-sadness-anger.aspx
    – What Research Says About Being a Stay-at-Home Mom – Verywell Family [Internet]. Verywell Family 2018. [cited 26 November 2018]. Available from: verywellfamily.com/research-stay-at-home-moms-4047911
    – Common Causes of Stress for Mothers – Secure Teen [Internet]. Secure Teen 2013. [cited 26 November 2018]. Available from: secureteen.com/working-mom/children-of-working-mothers-a-league-of-high-achievers/
    – Working Mom vs Stay-At-Home Mom: What’s Best for Kids? – Secure Teen [Internet]. Secure Teen 2013. [cited 26 November 2018]. Available from: secureteen.com/working-mom/working-mom-vs-stay-at-home-mom-what%E2%80%99s-best-for-kids/

    Read More
  • Menyusui bayi adalah tugas ibu sebagai fitrah seorang ibu. Namun, tahukah Sobat  bila ayah memiliki peran tersendiri pada ibu menyusui? Penelitian menunjukkan bahwa ternyata sang ayah memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses menyusui si ibu.  Bagaimana ayah dapat menunjang proses menyusui sehingga dapat berlangsung dengan baik? Yuk, mari kita pahami lebih lanjut. Pentingnya […]

    Pentingnya Peranan Ayah pada Ibu Menyusui

    Menyusui bayi adalah tugas ibu sebagai fitrah seorang ibu. Namun, tahukah Sobat  bila ayah memiliki peran tersendiri pada ibu menyusui? Penelitian menunjukkan bahwa ternyata sang ayah memiliki peranan yang sangat penting dalam keberhasilan proses menyusui si ibu.  Bagaimana ayah dapat menunjang proses menyusui sehingga dapat berlangsung dengan baik? Yuk, mari kita pahami lebih lanjut.

    Pentingnya menyusui

    Menyusui adalah hal yang sangat penting untuk kesehatan bayi maupun kesehatan Ibu. Badan organisasi kesehatan dunia atau World Health Organization (WHO) menganjurkan pemberian Air Susu Ibu (ASI)  diberikan secara eksklusif minimal 6 bulan pertama kehidupan bayi atau yang disebut sebagai ASI eksklusif. ASI mengandung banyak sekali manfaat untuk bayi, mulai dari kandungan nutrisi yang lengkap, kandungan antibodi dan sel-sel imun yang diperlukan untuk menunjang daya tahan tubuh bayi yang masih belum sempurna, serta segudang nutrisi penting lainnya. ASI penting untuk membantu bayi  tumbuh dan berkembang secara optimal. Perlu diingat, semua manfaat ASI ini tidak dapat digantikan dengan susu lain semahal apapun.

    Meski demikian, pada kenyataannya masih banyak bayi yang tidak mendapatkan ASI secara optimal. Menyusui secara terus-menerus dan konsisten dipengaruhi oleh banyak sekali faktor berupa faktor sosial, psikologis, emosional, dan lingkungan. Agar Ibu dapat konsisten untuk menyusui diperlukan dedikasi dan komitmen. Namun, kita juga tidak boleh lupa, seringkali Ibu menghadapi banyak rintangan dalam memberikan ASI kepada bayinya, mulai dari urusan dalam rumah tangga yang sangat banyak, pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan, masalah di dalam keluarga, persoalan adat istiadat, hingga kondisi psikologis ibu, dan berbagai macam masalah lainnya. Semua hal tersebut dapat memengaruhi Ibu untuk menyusui baik secara langsung ataupun tidak langsung.

    Lalu, Bagaimana Peranan Ayah dalam Menyusui?

    Nah, ternyata Ibu sangat membutuhkan dukungan (support) Ayah agar dapat melalui setiap tantangan  dalam menyusui bayinya. Jika bertanya pada Ibu, dukungan siapakah yang paling penting? Ayah adalah nama  yang pertama kali muncul, bukan petugas kesehatan, bukan anggota keluarga lain, bukan teman-teman. Jadi, Ayah harus turut ikut berperan aktif ya!

    Ayah  adalah kepala  keluarga yang berperan penting sebagai penentu sang Ibu ketika ingin menyusui bayinya kelak atau tidak, dan hal ini biasanya sudah mulai didiskusikan dan ditentukan sejak Ibu masih mengandung. Ayah yang bersikap positif dan mendukung Ibu dalam menyusui tentu akan meningkatkan semangat Ibu untuk menyusui dan keberhasilan menyusui di kemudian hari. Namun, kalau sang Ayah sudah bersikap negatif  dan kurang/tidak mendukung Ibu untuk menyusui sejak awal, maka hal tersebut akan mempengaruhi psikologis Ibu secara tidak langsung dan semangat untuk menyusui bayinya nanti.

    Bukan hanya ibu yang harus mengetahui bahwa menyusui itu penting untuk bayinya, ayah pun harus memiliki pengetahuan, pandangan dan pengertian yang sama. Dengan demikian, Ayah dapat memberikan dukungan lebih baik bagi ibu. Apa saja bentuk dukungan yang dapat si ayah berikan? Dukungan yang dapat diberikan sangatlah bervariasi, seperti ikut membantu mengurusi urusan rumah tangga dan pekerjaan ibu, memberi dukungan emosional dan turut aktif memberi saran bagi ibu, mendampingi Ibu dan memberi rasa nyaman dalam menyusui bayinya terutama pada saat pertama kali menyusui, ikut membantu mengurus si kecil seperti memandikan atau mengganti popok, hingga memberi dukungan penuh dalam keuangan keluarga, dan berbagai bentuk dukungan lain yang dapat diberikan.

    Semakin kuat dan besar dukungan ayah bagi ibu, maka ibu dapat menyusui semakin optimal, durasi menyusui pun lebih lama, konsisten serta kontinu. Penelitian pun menunjukkan, dukungan ayah yang baik tidak hanya memiliki pengaruh positif  pada ibu, sang bayi pun ternyata akan lebih sehat, pertumbuhan dan perkembangannya akan lebih baik dan optimal.

    Kesimpulan

    Wah, peranan ayah ternyata sangat diperlukan  untuk mendukung sang Ibu. Ternyata ayah tidak boleh hanya diam saja dan bersikap pasif, atau bahkan tidak mendukung. Oleh karena itu, setelah membaca tulisan ini, setiap ayah diharapkan dapat mengetahui betapa pentingnya menyusui dan dapat ikut turut serta berperan aktif mendukung sang ibu secara penuh dalam menyusui bayinya.

    Itulah mengenai pentingnya peranan ayah pada ibu menyusui.  Apabila Sobat ingin mengetahui lebih dalam dan lengkap mengenai nutrisi menyusui dan memerlukan informasi kesehatan lainnya maupun membutuhkan produk-produk kesehatan yang berkaitan dengan ibu menyusui, silakan hubungi asisten kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

     

     

     

    Referensi

    1. Datta, J., Graham, B., &Wellings, K. The role of fathers in breastfeeding: decision-making and support. British Journal of Midwifery. 2012;20(3);159–67.
    2. Tohotoa, J., Maycock, B., Hauck, Y. L., Howat, P., Burns, S., &Binns, C. W. Dads make a difference: an exploratory study of paternal support for breastfeeding in Perth, Western Australia. International Breastfeeding Journal. 2009;4;1–9.
    3. Brown A. Father’s experience of supporting breastfeeding: challenges for breastfeeding promotion and education. Maternal Child and Nutrition. 2014; 10: 510-526.
    4. Abu-Abbas MW, Kasssab M, Shelash K. Fathers and breastfeeding process: determining their role and attitudes.2016; 12 (18)
    5. Rempel, L. A., &Rempel, J. K. The breastfeeding team: The role of involved fathers in the breastfeeding family. Journal of Human Lactation. 2011;27(2);115–21.
    6. Mithani, Y., Premani, Z. S.,Kurji, Z., & Rashid, S. Exploring Fathers’ Role in Breastfeeding Practices in the Urban and Semiurban Settings of Karachi, Pakistan. The Journal of Perinatal Education. 2015;24(4);249–60.
    Read More
  • Sobat Sehat, saat ini sedang menyusui si kecil? Ya, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Anak Sobat sangat beruntung bila bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Lebih beruntung lagi jika pemberian ASI bertahan hingga 2 tahun. Saat menyusui, Sobat perlu mengasup makanan bernutrisi. Sebab, makanan yang Sobat asup akan menentukan kualitas ASI dan secara […]

    7 Asupan untuk Meningkatkan Nutrisi Ibu Menyusui

    Sobat Sehat, saat ini sedang menyusui si kecil? Ya, ASI adalah makanan terbaik bagi bayi. Anak Sobat sangat beruntung bila bisa mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan. Lebih beruntung lagi jika pemberian ASI bertahan hingga 2 tahun.

    bunda menyusui

    Saat menyusui, Sobat perlu mengasup makanan bernutrisi. Sebab, makanan yang Sobat asup akan menentukan kualitas ASI dan secara langsung akan memengaruhi daya tahan tubuh bayi serta kesehatannya. Sebagian dokter menyarankan untuk menambah asupan ibu menyusui sebanyak 500 kalori per hari. Namun, jangan fokus hanya pada jumlah kalorinya!. Sobat juga perlu memahami kandungan nutrisi atau gizinya. Itu lebih baik! Asupan yang seperti apa? Yuk, tingkatkan kebutuhan nutrisi ibu menyusui dengan asupan berikut:

    Asupan untuk Meningkatkan Nutrisi Ibu Menyusui

    1. Salmon

    Salmon sangat kaya akan DHA (Asam dokosaheksaenoat) yang merupakan asam lemak tak jenuh rantai panjang golongan omega-3. DHA sangat penting untuk perkembangan sistem saraf bayi.

    Memang, semua ASI mengandung DHA. Namun, kadar DHA pada ASI ditemukan lebih tinggi pada ibu yang mengonsumsi makanan kaya DHA daripada yang tidak mengonsumsi. Tak hanya itu, DHA juga bagus untuk menstabilkan suasana hati Anda. Studi menunjukkan, hal ini mungkin berperan dalam mencegah depresi postpartum.

    Meski begitu, FDA (Food and Drug Administration) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat merekomendasikan bahwa wanita menyusui setidaknya boleh makan 12 ons salmon, atau setara dengan dua porsi utama, per minggu. Alasannya adalah untuk membatasi jumlah merkuri pada bayi baru lahir Anda, walaupun sebenarnya tingkat merkuri dalam salmon dianggap rendah bila dibandingkan ikan mackerel atau todak.

    2. Sayuran Hijau (Daun Katuk, Bayam dan Brokoli)

    Sayuran hijau seperti daun katuk, bayam dan brokoli kaya akan vitamin A yang baik untuk Moms maupun bayi. Tak cukup di situ, sayuran hijau adalah sumber kalsium non-susu yang baik dan mengandung vitamin C serta zat besi, mengandung antioksidan tinggi, rendah kalori dan baik untuk kesehatan jantung.

    Daun katuk (Sauropus androgynus), adalah yang paling sering direkomendasikan sebagai makanan sehat bagi ibu menyusui. Bagaimana tidak, daun katuk memiliki sejumlah kandungan yang memperlancar dan meningkatkan ASI, seperti efedrin, vitamin A, B, C, K dan pro vitamin A (betakaroten), Mangaan, Kalsium, serat, Fosfor, dan zat besi serta berfungsi sebagai antioksidan.

    Dalam Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2004 yang dilaporkan oleh Sa’roni dan kolega, tercatat bahwa ekstrak daun katuk bisa meningkatkan kuantitas produksi ASI hingga 50,7 persen. Wah!

    Dalam mengonsumsi daun katuk, Sobat bisa mengolahnya dengan berbagai cara. Misalnya membuat tumis katuk, sayur sup, atau bisa pula dengan cara membuat jus daun katuk. Namun perlu diingat, saat Anda merebus daun katuk, jangan terlalu lama sebab akan menghilangkan kandungan gizinya.

    3. Lemak Sehat

    Tak semua lemak jahat. Lemak baik seperti lemak mono dan polyunsaturated, justru bermanfaat bagi tubuh. Sumber dari “lemak sehat” ini bisa ditemukan antara lain pada minyak kanola, minyak zaitun, dan ikan berlemak (seperti salmon) serta alpukat, zaitun, kacang, dan biji-bijian.

    Batasi lemak jenuh dan hindari lemak trans karena dapat meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah. Saat Moms berbelanja di supermarket, cermatlah membaca kemasannya. Biasanya, lemak jenuh dan lemak trans tercantum pada label nutrisi produk. Lemak jenuh antara lain terdapat pada daging tinggi lemak, susu, minyak tropis (seperti minyak kelapa sawit), mentega, dan lemak daging.

    Selain buruk untuk diet, terlalu banyak lemak tidak sehat ini dapat mengubah komposisi lemak dari ASI, yang tidak baik untuk kesehatan bayi Anda. Meskipun kita tidak tahu efek jangka panjang dari lemak yang tidak sehat ini pada kesehatan jantung bayi, tapi pada orang dewasa, lemak jahat ini secara negatif memengaruhi kesehatan jantung dengan meningkatkan LDL (kolesterol jahat), menurunkan HDL (kolesterol baik), dan meningkatkan tanda-tanda peradangan.

    4. Produk Susu Rendah Lemak

    Mengonsumsi susu dan produk olahannya selama menyusui, bermanfaat untuk meningkatkan asupan kalsium yang Moms butuhkan. Baik itu yoghurt, susu, atau keju. Selain mengandung protein dan vitamin B, produk susu adalah salah satu sumber kalsium terbaik. Ini sangat dibutuhkan pada masa menyusui, sebab kalsium dalam ASI berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tulang bayi. Jadi, cobalah memasukkan setidaknya tiga cangkir susu setiap hari dalam diet harian Anda.

    5. Sereal Gandum Utuh

    Masa menyusui adalah salah satu masa paling berat yang dialami oleh para ibu pasca-melahirkan. Begadang semalaman dan sering terbangun di pagi hari, adalah makanan sehari-hari.

    Nah, setelah menghabiskan satu malam dengan sedikit tidur – bahkan kadang tanpa tidur – Moms perlu meningkatkan energi Anda di pagi hari. Salah satu makanan terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan sarapan sehat sereal gandum utuh.

    Saat ini, banyak kandungan sereal yang diperkaya dengan vitamin dan nutrisi penting untuk membantu Moms memenuhi kebutuhan harian Anda. Siapkan sarapan sehat berupa sereal hangat. Tambahkan buah seperti blueberry dan susu skim ke dalam oatmeal Anda sehingga terasa semakin lezat dan bergizi.

    6. Air Putih

    Ibu menyusui berisiko mengalami dehidrasi. Pastikan Sobat tetap terhidrasi dengan baik untuk menjaga tingkat energi dan produksi susu. Sobat bisa memenuhi kebutuhan cairan dengan minum banyak air putih, serta juga bisa menggantinya sebagian dengan jus buah dan susu.

    Tapi, sebaiknya batasi minuman berkafein seperti kopi atau teh. Sebab, kafein yang Anda minum, ketika memasuki aliran darah ibu menyusui, kurang dari satu persennya akan masuk ke dalam ASI. Jumlah kafein yang masuk ke dalam ASI tersebut akan terakumulasi beberapa jam setelah dikonsumsi. Bila ASI yang mengandung kafein diminum bayi, ia akan menjadi lebih rewel, gelisah dan tidur tak nyenyak yang merupakan efek negatif dari kafein tadi.

    7. Kacang-kacangan dan Biji-Bijian

    Kacang-kacangan dan biji-bijian adalah makanan yang baik bagi kesehatan ibu menyusui dan bayi. Kedua jenis makanan ini mengandung serat, protein, vitamin B, E, dan mineral yang bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi.

    Demikianlah beberapa asupan yang dapat meningkatkan kebutuhan nutrisi ibu menyusui. Konsumsilah makanan terbaik demi buah hati Anda. Untuk informasi kesehatan lain serta produk-produk kesehatan yang berhubungan dengan nutrisi ASI, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

     

    Referensi:

    1. 7 foods to increase breast milk production [Internet]. Today’s Parent. 2018 [cited 17 September 2018]. Available from: todaysparent.com/baby/breastfeeding/7-foods-to-boost-your-breastmilk/
    2. Basics B. Diet for a healthy breastfeeding mom | BabyCenter [Internet]. BabyCenter. 2018 [cited 17 September 2018]. Available from: babycenter.com/0_diet-for-a-healthy-breastfeeding-mom_3565.bc
    3. Cold F, Health E, Disease H, Management P, Conditions S, Problems S et al. 12 Foods for New Moms [Internet]. WebMD. 2018 [cited 17 September 2018]. Available from: webmd.com/parenting/baby/breast-feeding-diet#1
    4. Healthy Food for mothers during breastfeeding period [Internet]. Parental Baby Care. 2018 [cited 17 September 2018]. Available from: parentalbabycare.com/healthy-food-for-mothers
    5. Media, K. (2018). Makanan Ibu Menyusui Harus Banyak Nutrisi Bukan Kalori – Kompas.com. [online] KOMPAS.com. Available at: lifestyle.kompas.com/read/2014/01/21/1502522/Makanan.Ibu.Menyusui.Harus.Banyak.Nutrisi.Bukan.Kalori [Accessed 17 Sep. 2018].
    6. 10 Foods to Avoid While Breastfeeding [Internet]. Mom365.com. 2018 [cited 17 September 2018]. Available from: mom365.com/baby/breastfeeding/10-foods-to-avoid-while-breastfeeding

    Read More
  • Vaksinasi terbukti dapat menurunkan angka penyakit, angka kecacatan dan kematian dari berbagai penyakt infeksi. Sebuah penelitian vaksin terbaru untuk melindungi 13 penyakit mengemukakan bahwa vaksin dapat mencegah 20 juta kasus penyakit dan lebih dari 40 ribu kematian. Vaksin bukan hanya memberikan perlindungan bagi individu, tetapi dapat memberikan perlindungan komunitas dengan mengurangi penyebaran penyakit pada populasi. […]

    Pentingnya Vaksinasi untuk Ibu Menyusui

    Vaksinasi terbukti dapat menurunkan angka penyakit, angka kecacatan dan kematian dari berbagai penyakt infeksi. Sebuah penelitian vaksin terbaru untuk melindungi 13 penyakit mengemukakan bahwa vaksin dapat mencegah 20 juta kasus penyakit dan lebih dari 40 ribu kematian. Vaksin bukan hanya memberikan perlindungan bagi individu, tetapi dapat memberikan perlindungan komunitas dengan mengurangi penyebaran penyakit pada populasi.

    Vaksinasi untuk ibu menyusui sangat penting. Pada saat hamil, antibodi ibu melewati plasenta ke bayi yang sedang tumbuh selama akhir kehamilan sehingga dapat memberikan bayi perlindungan pasif paling signifikan selama beberapa minggu kehidupannya. Setelah bayi lahir, antibodi yang diproduksi oleh wanita menyusui yang telah divaksinasi dikeluarkan dalam ASI. Kemungkinan vaksin memberikan perlindungan bagi bayi setelah tertelan bayi tergantung pada jenis vaksin yang diterima dan faktor ibu yang mempengaruhi fungsi sistem kekebalan tubuh seperti gen, usia dan kesehatan.

    apakah menyusui menyebabkan osteoporosis prosehat

    Beberapa vaksin aman diberikan pada ibu menyusui, antara lain:

    • Vaksin yang inaktif (vaksin hepatitis A, HPV, Japanese Enchepalitis, Polio (IPV), dan rabies),
    • Vaksin yang berisi virus hidup yang dilemahkan (vaksin influenza, MMR, varisela, tifoid/Ty21A),
    • Vaksin rekombinan (hepatitis B, meningokokal meningitis/MenB),
    • Vaksin konjugasi (meningitis (MPSV4 danMenACWY), pneumokokal (PCV13)),
    • Vaksin polisakarida (Pneumokokal (PPSV23) dan tifoid/ViCPS)
    • Vaksin toksoid (Tdap/Td)

    Meskipun beberapa vaksin ada yang berisi virus hidup yang dilemahkan, sebagian tidak dieksresikan di ASI. Vaksin rubella dapat dieksresikan di ASI, tetapi virusnya tidak menginfeksi bayi, bila infeksi terjadi bayi dapat menoleransinya karena virusnya dilemahkan.

    Pemberian vaksin variola (smallpox) dan yellow fever  pada ibu hamil harus ditunda karena adanya kemungkinan transmisi virus ke janin yang dikandung. Meskipun begitu, bila ibu menyusui tidak dapat menunda kepergiannya ke daerah endemis, pemberian vaksin ini diperbolehkan.

    Nah, Sobat tidak ada alasan lain lagi kan yang dapat menunda ibu menyusui untuk mendapatkan vaksinasi. Ingat, penyakit pada ibu menyusui dan bayi dapat dicegah dengan pemberian vaksinasi. Segera konsultasikan dengan dokter Sahabat mengenai cara pemberian vaksinasi ibu menyusui. Sobat Sehat juga bisa memanfaatkan layanan vaksinasi ke rumah dari Prosehat. Layanan ini mempunyai kelebihan sebagai berikut:

    • Produk dijamin asli
    • Ditangani oleh dokter yang profesional dan berizin resmi
    • Ada tanya jawab dengan Asisten Kesehatan Maya
    • Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
    • Jadwal vaksinasi yang fleksibel
    • Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian

    Selain itu, bagi Sobat yang memerlukan informasi kesehatan lainnya maupun membutuhkan produk-produk kesehatan, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

     

     

    Referensi:

    1. Orenstein WA, Ahmed R. Simply put: vaccination saves life. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 2017;114(16).
    2. Immunisation Advisory Center The University of Auckland. Immunisation and breastfeeding. [Internet]. Available at: immune.org.nz/sites/default/files/AdministrationBreastfeedingImac20160820V02Final_1.pdf
    3. Center for Disease Control and Prevention. Vaccination safety for breastfeeding mothers. 2018. [Internet]. Available at: cdc.gov/breastfeeding/breastfeeding-special-circumstances/vaccinations-medications-drugs/vaccinations.html
    Read More
  • Mempunyai anak adalah suatu hal yang menyenangkan bagi seorang ibu sekaligus menjadi pengalaman dan tantangan baru. Para ibu berusaha semaksimal mungkin agar anak tumbuh dengan fisik yang baik, sehat dan juga cerdas tentunya. Berbagai pelajaran baru pun didapatkan, seperti tahapan tumbuh kembang anak dari mulai bayi sampai balita, hingga proses makanan yang dikonsumsinya. Jikalau saat […]

    5 Hal yang Wajib Diketahui Ibu Sebelum Memberikan MPASI Pertama

    Mempunyai anak adalah suatu hal yang menyenangkan bagi seorang ibu sekaligus menjadi pengalaman dan tantangan baru. Para ibu berusaha semaksimal mungkin agar anak tumbuh dengan fisik yang baik, sehat dan juga cerdas tentunya. Berbagai pelajaran baru pun didapatkan, seperti tahapan tumbuh kembang anak dari mulai bayi sampai balita, hingga proses makanan yang dikonsumsinya. Jikalau saat baru lahir hingga usia 6 bulan, bayi diberikan ASI secara ekslusif, dan tentunya pada usia 6 bulan ke atas ini para ibu diajarkan untuk mengenal hal baru lagi, yaitu pengenalan makanan baru pada bayi yang biasa disebut MPASI.

    Namun, sebelum mengenalkan MPASI pada bayi  kita perlu mengetahui beberapa hal terlebih dahulu, agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat dalam pemberian MPASI serta agar makanan MPASI yang diberikan juga makanan yang tepat, untuk pencernaan dan kesehatan bayi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan para ibu sebelum memberikan MPASI :

    Manfaat dari pemberian MPASI pada bayi

    Sebelum memberikan MPASI pada bayi kita, tentunya para ibu perlu untuk mengetahui apa saja sih manfaat dari MPASI yang diberikan pada bayi? Manfaat MPASI bagi bayi tentu sangat penting, pertama, dengan memberikan MPASI pada bayi, bayi mendapatkan nutrisi tambahan lainnya yang tentunya sangat bermanfaat bagi bayi. Kedua, dengan memberikan MPASI, mendukung bayi untuk tumbuh dan berkembang sehingga mencegah bayi dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ketiga, dengan memberikan MPASI, melatih otot – otot pada mulut bayi dan juga melatih kemampuan motorik pada bayi.

    Baca Juga: 12 Cara Mengajarkan Anak Hidup Sehat

    Kapan sebaiknya MPASI diberikan?

    Pada bayi baru lahir sangat dianjurkan untuk diberikan ASI ekslusif. Namun, saat bayi berusia 6 bulan, dianjurkan untuk memberikan MPASI. Pemberian MPASI yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat memberikan gangguan atau masalah pada kesehatan bayi. Oleh karena itu, pemberian MPASI pada bayi harus pada waktu yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu lambat. Idealnya pada bayi diberikan MPASI pada usia 6 bulan. Selain itu pemberian MPASI ini juga dapat dilihat dari perkembangan bayi tersebut, apakah organ – organ bayi sudah siap untuk menerima MPASI. Berikut beberapa tanda bahwa bayi sudah dapat dikenalkan MPASI ;

    • Bayi sudah mulai menggenggam dan juga memasukkan makanan atau sesuatu ke mulut.
    • Bayi akan bergerak ke depan pada makanan atau mainan yang disukainya, sebaliknya akan mundur atau menutup mulut, jika diberikan sesuatu yang tidak disukainya.
    • Bayi sudah mampu menegakkan sendiri leher dan kepala nya.
    • Bayi sudah mulai dapat berdiri dengan bantuan.

    Itulah tadi beberapa tanda dan waktu yang tepat pemberian MPASI pada bayi. Bila pemberian MPASI yang terlalu cepat, maka resiko bayi tersedak cukup tinggi, gangguan pencernaan pada bayi, meningkatkan resiko obesitas, infeksi dan juga alergi. Bila pemberian MPASI terlalu lambat, maka akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi atau bayi mengalami suatu kondisi yang dinamakan picky eater yaitu suatu kondisi dimana bayi menolak diberikan makanan lain selain ASI. Beberapa hal harus diperhatikan dalam pemberian MPASI,

    Harus mengetahui cara pemberian MPASI yang baik

    Berikut beberapa cara pemberian MPASI yang baik, sesuai dengan usia nya :

    • Usia bayi 6-8 bulan

    Pada usia awal pemberian MPASI ini, tentunya haruslah diperhatikan dalam pemberiannya. Pemberian MPASI pada usia bayi 6 sampai 8 bulan pemberian MPASI 2-3 kali sehari, dan makanan selingan diberikan 1-2 kali. Makanan yang diberikan pada usia awal pemberian MPASI ini adalah makanan yang halus, seperti : bayam yang dihaluskan, kentang yang dihaluskan, wortel, pepaya, pir, yang semuanya dihaluskan. Jika sudah terbiasa dengan bahan makanan yang sudah disebutkan di atas, Anda dapat menambahkan telur atau daging yang dihaluskan.

    Baca Juga: 8 Makanan Untuk Jantung Bengkak yang Aman

    • Usia bayi 9-11 bulan

    Pada usia bayi 9-11 bulan, frekuensi pemberian makanan MPASI, masih sama seperti pada bayi usia 6-8 bulan. Yang membedakannya adalah, pada bayi usia 9-11 bulan ini pencernaan dan organ bayi sudah lebih kuat dan sudah beradaptasi, sehingga sudah bisa dapat diberikan nasi tim, biscuit atau finger food.

    • Usia bayi 12 bulan ke atas

    Pada usia ini bayi sudah bisa diberikan nasi lembek  dengan lauk seperti tahu, tempe, ikan, ayam, atau daging yang sudah dicincang. Frekuensi pemberiannya, masih sama dengan usia bayi yang sebelumnya.

    Makanan yang tidak dianjurkan untuk dijadikan MPASI

    Pada saat memperkenalkan MPASI, tentunya kita memperkenalkan makanan tersebut satu persatu, untuk mengetahui apakah bayi alergi pada suatu makanan tertentu. Dan berikut ini ada beberapa makanan yang memang tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi untuk dijadikan MPASI :

    • Susu sapi murni : karena dapat memberikan dampak kekurangan zat besi.
    • Makanan yang keras, bulat dan kecil, untuk bayi usia di bawah 12 tahun, karena beresiko tersedak.
    • Konsumsi jus buah tidak dianjurkan lebih dari 4-6 ons perhari, karena dapat menyebabkan diare dan juga karies atau gigi berlubang.
    • Hindari makanan kaleng atau makanan siap saji : baik pada bayi maupun orang dewasa, makanan kalengan atau makanan yang sudah siap saji memang tidak dianjurkan, karena pada makanan tersebut memiliki kandungan pengawet dan juga garam yang cukup banyak. Yang tentunya kandungan tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan bayi.

    Baca Juga: 4 Cara Sehat Masa Depan Dimulai dari Sekarang

    Masak makanan hingga matang

    Pada saat pemberian MPASI, tentunya makanan yang ingin diberikan sebagai MPASI bagi bayi, harus dipastikan benar sudah matang. Karena jika makanan kurang matang yang diberikan pada bayi, terutama telur, akan berdampak pada masalah pencernaan seperti diare.

    Baik, itulah beberapa hal yang perlu ibu perhatikan dan ketahui sebelum memberikan MPASI pertama pada bayi. Semoga berhasil!

    instal aplikasi prosehat

    Read More
  • Mengonsumsi diet seimbang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, tapi akan menjadi sangat penting untuk diperhatikan pada ibu hamil. Terdapat nutrisi penting diperlukan tubuh, seperti vitamin dan mineral yang akan membantu memenuhi kebutuhan perkembangan bayi. Kebanyakan makanan bersifat aman bagi bayi, tapi terdapat beberapa pantangan makanan yang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Yuk, kita cek apa saja […]

    10 Makanan yang Sebaiknya Dihindari Ibu Hamil

    Mengonsumsi diet seimbang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, tapi akan menjadi sangat penting untuk diperhatikan pada ibu hamil. Terdapat nutrisi penting diperlukan tubuh, seperti vitamin dan mineral yang akan membantu memenuhi kebutuhan perkembangan bayi. Kebanyakan makanan bersifat aman bagi bayi, tapi terdapat beberapa pantangan makanan yang sebaiknya dihindari selama kehamilan. Yuk, kita cek apa saja makanannya.

    Daging mentah

    Makanan laut yang mentah dan daging sapi atau binatang ternak yang belum dimasak sebaiknya dihindari karena adanya risiko kontaminasi makanan oleh bakteri koliform, toksoplasmosis, dan salmonella. Toksoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan parasit yang dapat ditemukan pada daging, feses kucing, dan air yang belum diolah. Apabila Anda sedang hamil dan mengalami infeksi yang dapat berisiko bagi bayi, berhati-hatilah, sesungguhnya toksoplasmosis sangat jarang terjadi pada kehamilan. Pastikan mengonsumsi daging yang telah dimasak dengan memastikan tidak ada bercak darah pada daging.

    Baca Juga: Apa Itu Diaper Rash

    Ikan dengan kandungan merkuri

    Ikan yang mengandung kadar merkuri tinggi sebaiknya dihindari. Merkuri yang dikonsumsi selama kehamilan akan menyebabkan penundaan perkembangan dan kerusakan otak. Contoh ikan dengan kandungan merkuri tinggi adalah ikan hiu, ikan pedang, mackerel. Ikan tuna yang dikalengkan umumnya mengandung lebih sedikit merkuri dibandingkan dengan tuna lainnya, tapi hanya boleh dimakan dengan frekuensi moderat.  Beberapa jenis ikan yang digunakan pada sushi sebaiknya dihindari karena kandungan merkuri yang tinggi.

    Makanan laut yang dipanggang

    Makanan laut yang dipanggang dan dibekukan, seringkali diberi penandaan agar dihindari karena mungkin terkontaminasi dengan listeria. Akan lebik baik apabila mengonsumsi bahan makanan yang telah dimasak. Ikan seperti ini ditemukan pada pasar swalayan. Makanan laut yang dikalengkan umumnya aman untuk dimakan.

    Ikan yang telah terpapar polusi industri

    Hindari ikan dari danau dan sungai yang telah terkontaminasi yang mungkin telah terpapar oleh kandungan tinggi akan polychlorinated biphenyl. Umumnya, ikan ini terjadi pada ikan yang dipancing pada danau dan sungai lokal. Contoh ikan ini adalah salmon. Hubungi departemen kesehatan lokal atau agen perlindungan lingkungan untuk memastikan ikan yang aman untuk dimakan. Ingatlah, bahwa ikan yang ditangkap pada perairan lokal dan bukan ikan yang dijual pada pasar swalayan lokal sebaiknya dihindari.

    Baca Juga: Penyebab Infeksi Hepatitis B pada Bayi

    Kerang mentah

    Penyakit yang disebabkan oleh makanan laut, utamanya karena kerang yang belum dimasak hingga matang, seperti kerang dan remis. Memasak makanan akan membantu mencegah berbagai jenis infeksi. Kerang mentah merupakan hal yang patut diwaspadai oleh semua orang, termasuk harus dihindari selama masa kehamilan. Kerang mentah seringkali banyak mengandung bakteri dan virus yang akan menyebabkan keracunan makanan.

    Telur mentah

    Telur mentah atau makanan lain yang mengandung telur mentah sebaiknya dihindari karena berpotensi terpapar Salmonella. Beberapa dressing, seperti mayonnaise, es krim produksi rumahan, dan saus Hollandaise terbuat dari telur mentah. Apabila resep dimasak hingga titik tertentu, maka akan mengurangi paparan Salmonella.

    Keju lunak

    Keju lunak yang diimpor mungkin mengandung listeria. Listeria adalah sejenis bakteri yang dapat membawa efek buruk terhadap bayi yang belum dilahirkan. Meskipun infeksi listeria (listerosis) jarang terjadi, menjadi hal penting untuk menjadi perhatian selama kehamilan karena penyakit ringan dapat mengakibatkan keguguran, atau penyakit parah pada bayi yang baru lahir. Anda sebaiknya menghindari keju lunak seperti Gorgonzola, Mexican style cheese, Roquefort, Camembert, kecuali kalau mereka sudah memastikan bahwa bahan keju berasal dari susu yang telah dipasteurisasi. Seluruh keju lokal yang terbuat dari susu yang telah dipasteurisasi aman  untuk dimakan.

    Namun, Anda masih dapat mengonsumsi keju keras seperti cheddar. Keju keras mengandung lebih sedikit air dibandingkan keju lunak sehingga bakteri tidak akan mudah bertumbuh dan berkembang. Namun, tetap pastikan bahwa keju terbuat dari susu yang telah dipasteurisasi.

    Susu yang belum dipasteurisasi

    Susu yang belum dipasteurisasi mungkin mengandung listeria. Pastikan bahwa susu yang Anda minum telah terpasteurisasi. Susu yang diminum sebaiknya sebaiknya susu yang telah dipasteurisasi atau UHT (ultra-heat treated) – atau yang dikenal sebagai susu umur panjang. Apabila hanya tersedia susu yang belum dipasteurisasi, maka didihkan susu tersebut terlebih dahulu.

    Sayuran yang belum dicuci

    Sayur yang belum dicuci akan memungkinkan timbulnya risiko toksoplasmosis. Toksoplasmosis dapat mengontaminasi tanah tempat tumbuhnya sayur. Cucilah sayuran Anda sebelum dimasak dengan bersih dan hindari konsumsi sayuran mentah seperti salad, lalapan, dsb.

    Kafein

    Kandungan kafein yang tinggi dapat meningkatkan risiko keguguran, berat badan bayi yang rendah saat dilahirkan, bahkan seringkali sang ibu hamil dapat mengalami kesulitan melahirkan. Kafein secara umum ditemukan di dalam banyak makanan, seperti kopi, teh, dan cokelat, dan dapat ditambahkan pada beberapa minuman bersoda dan minuman berenergi. Beberapa obat pilek dan flu mengandung kafein. Konsultasikan dengan dokter atau apoteker terkait dengan konsumsi obat tersebut. Namun, Anda tidak perlu menghentikan penggunaan kafein, namun konsumsi kafein maksimal adalah 300 mg per hari.

    Baca Juga: 10 Tips Penting Saat Beri Makan Bayi 6 Bulan

    Nah, itulah 10 makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil. Konsumsilah makanan yang sudah terjamin kebersihannya dan tidak lupa yang mengandung gizi yang tinggi demi pertumbuhan bayi yang ada di dalam kandungan. Jangan lupa untuk konsultasi ke dokter Anda mengenai makanan yang Anda ragu untuk mengonsumsinya.

    instal aplikasi prosehat

    Daftar Pustaka:

    1. American Pregnancy Association. Food to Avoid during pregnancy. [Internet]. Available at: americanpregnancy.org/pregnancy-health/foods-to-avoid-during-pregnancy/ (11.12.18).
    2. Pregnancy Birth and Baby. Foods to avoid when pregnant. [Internet]. Available at: pregnancybirthbaby.org.au/foods-to-avoid-when-pregnant (11.12.18)
    Read More
  • Saat memasuki masa kehamilan tentunya banyak sekali perubahan yang terjadi pada organ-organ yang ada pada ibu hamil, seperti rahim yang semakin membesar, sehingga kadang membuat timbulnya keluhan seperti sakit pinggang, sering buang air kecil, sakit punggung dan sebagainya. Selain itu hal tersebut juga membuat  sistem pencernaan sering terganggu karena adanya perubahan hormon pada saat kehamilan […]

    10 Sayur dan Buah Atasi Sembelit Pada Bumil

    Saat memasuki masa kehamilan tentunya banyak sekali perubahan yang terjadi pada organ-organ yang ada pada ibu hamil, seperti rahim yang semakin membesar, sehingga kadang membuat timbulnya keluhan seperti sakit pinggang, sering buang air kecil, sakit punggung dan sebagainya. Selain itu hal tersebut juga membuat  sistem pencernaan sering terganggu karena adanya perubahan hormon pada saat kehamilan yang membuat perut menjadi kembung, rasa nyeri atau panas pada bagian ulu hati, hingga kesulitan untuk buang air besar atau biasa disebut sembelit.

    Sembelit pada ibu hamil ini tentunya perlu untuk diatasi, karena jika tidak akan berdampak kurang baik juga bagi kesehatan ibu dan janin. Sebelum kita bahas mengenai cara mengatasi sembelit pada ibu hamil, terlebih dahulu perlu kita ketahui apa saja penyebab sembelit pada ibu hamil :

    • Meningkatnya hormone progesteron

    Peningkatan hormone progesteron pada saat hamil menjadi salah satu penyebab utama ibu hamil mengalami konstipasi atau sembelit. Pasalnya, hormon ini memberikan efek relaksasi pada usus halus sehingga menyebabkan pergerakannya menjadi lambat dan pada akhirnya menyebabkan sulit buang air besar.

    Baca Juga: 10 Jenis Vaksin Ibu Hamil

    • Tekanan pada rectum

    Seiring perkembangan janin, membuat adanya penekanan pada bagian usus sehingga jalannya feses menjadi sedikit terhambat dan menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.

    • Kurang mengonsumsi serat

    Tidak hanya dibutuhkan bagi ibu hamil, serat juga sangat penting bagi kita semua untuk melancarkan proses pencernaan. Pada ibu hamil yang kurang dalam mengonsumsi serat, dapat mengakibatkan terganggunya  proses pencernaan sehingga menyebabkan sembelit.

    • Kurang minum

    Bagi ibu hamil yang kurang dalam konsumsi cairan atau kurang minum air putih, dapat menyebabkan feses menjadi keras dan pada akhirnya akan sulit untuk dikeluarkan.

    Itulah beberapa penyebab ibu hamil mengalami sembelit, dan biasanya untuk mengatasi sembelit pada ibu hamil, dapat dengan cara mengkonsumsi buah dan juga sayuran yang tinggi kandungan seratnya.

    Berikut 10 buah dan sayuran yang dapat atasi sembelit pada ibu hamil :

    1. Pepaya

    Buah papaya merupakan buah yang sudah sangat terkenal akan khasiatnya yang sangat ampuh mengatasi sembelit. Kandungan vitamin C dan juga serat pada buah papaya cukup tinggi, sehingga sangat membantu dalam melancarkan pencernaan dan mengatasi sembelit. Selain itu, pada papaya juga mengandung enzim papain yang mampu melunakkan feses yang keras sehingga feses menjadi lebih mudah untuk dikeluarkan. Cobalah untuk rutin mengonsumsi buah ini setiap pagi nya atau sebagai pengganti cemilan Anda.

    Baca Juga: 6 Panduan Gizi Untuk Ibu Hamil

    1. Stroberi

    Stroberi yang kaya akan kandungan vitamin C nya terkenal ampuh dalam mengatasi masalah kesulitan buang air besar. Pasalnya, vitamin C ini memiliki fungsi melancarkan pencernaan. Anda bisa menambahkan stroberi pada menu smoothies Anda.

    1. Kurma

    Buah yang satu ini sudah tidak asing lagi akan gizi nya yang tinggi di dalam nya. Kandungan serat serta vitamin C nya yang tinggi, sangat ampuh dalam mengatasi masalah sulit buang air besar.

    1. Kismis

    Kismis terkenal cukup ampuh sebagai pencahar alami untuk membantu masalah sulit buang air besar. Sehingga tidak perlu lagi mengkonsumsi obat pencahar, karena kismis dapat berperan sebagai pencahar alami yang cukup ampuh.

    1. Semangka

    Siapa yang tidak suka buah semangka? Buah dengan rasa yang nikmat dan juga segar ini memang sudah dipercaya dapat membersihkan isi perut. Kandungan air nya yang cukup tinggi serta serat nya, sangat ampuh dalam membersihkan usus dari kotoran atau feses yang perlu dibuang.

    1. Apel

    Apel  merupakan  buah yang tinggi akan kandungan seratnya. Sehingga sangat baik dalam membantu melancarkan pencernaan.

    1. Bayam

    sayur bayam

    Sayur bayam tidak hanya kaya akan gizi nya, tapi ia juga ampuh mengatasi masalah sembelit atau sulit buang air besar karena kandungan serat di dalam nya yang cukup tinggi. Rutinlah untuk mengonsumsinya pada waktu makan malam atau siang Anda.

    1. Wortel

    Wortel kaya akan kandungan beta karoten dan juga serat, yang sangat membantu dalam melancarkan pencernaan dan mengatasi kesulitan buang air besar.

    Baca Juga: Ibu Hamil Wajib Waspada Hipertensi Saat Hamil

    1. Mentimun

    Salah satu sayuran yang dapat membantu mengatasi masalah kesulitan buang air besar yaitu mentimun. Mentimun memiliki kandungan vitamin C dan juga serat serta air yang cukup tinggi, sehingga sangat membantu ibu hamil yang memiliki masalah sulit buang air besar.

    1. Brokoli

    Sayuran satu ini tidak usah diragukan lagi akan khasiat dan kandungan gizi nya. Salah satu khasiat dari brokoli adalah dapat melancarkan pencernaan, sehingga pencernaan lancar dan bebas sembelit.

    Itulah 10 buah dan sayuran yang dapat membantu mengatasi sembelit pada ibu hamil. Selain itu, cobalah untuk selalu aktif bergerak dan juga rutin berolahraga serta mencukupi kebutuhan cairan harian.

    Apabila Sobat ingin mengetahui lebih dalam dan lengkap mengenai cara menghilangkan sembelit yang tepat saat hamil, dan memerlukan informasi kesehatan lainnya maupun membutuhkan produk-produk kesehatan yang berkaitan, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

    Selamat mencoba!

     

    Read More
  • Hamil muda konon identik dengan mual dan muntah. Namun, jika kondisi tersebut terjadi berlebihan, jangan-jangan Bumil mengalami hiperemesis gravidarum. Apa sih yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum itu? Lantas, apakah berbahaya untuk wanita yang sedang berbadan dua? Baca Juga: Rangkuman Webinar Prosehat x Alumni Atmajaya Soal Kehamilan Hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang ditandai dengan mual parah, […]

    Bumil Mual Muntah Berlebih? Waspada Hiperemesis Gravidarum!

    Hamil muda konon identik dengan mual dan muntah. Namun, jika kondisi tersebut terjadi berlebihan, jangan-jangan Bumil mengalami hiperemesis gravidarum. Apa sih yang dimaksud dengan hiperemesis gravidarum itu? Lantas, apakah berbahaya untuk wanita yang sedang berbadan dua?

    Baca Juga: Rangkuman Webinar Prosehat x Alumni Atmajaya Soal Kehamilan

    Hiperemesis gravidarum adalah kondisi yang ditandai dengan mual parah, muntah, penurunan berat badan dan gangguan elektrolit yang dialami oleh bumil, terutama pada awal-awal kehamilan. Gejala ringan dapat diobati dengan perubahan pola makan, istirahat, dan antasida. Namun, pada kasus yang lebih parah sering kali memerlukan perawatan di rumah sakit sehingga bumil dapat menerima asupan cairan dan nutrisi melalui intra vena.

    Ketika bumil mengalami gejala-gejala penyakit ini, jangan sembarangan minum obat tanpa sebelumnya berkonsultasi lebih dahulu dengan tenaga kesehatan karena dikhawatirkan obat tersebut dapat berpengaruh pada janin yang sedang dikandung.

    Baca Juga: 10 Cara Cepat Hamil

    Mengapa hal ini dapat terjadi pada bumil? Para peneliti meyakini bahwa penyebab mual parah disebabkan oleh peningkatan kadar hormon. Namun, penyebab pasti masih belum diketahui. Gejala hiperemesis gravidarum biasanya muncul antara usia 4-6 minggu kehamilan dan dapat memuncak pada 9-13 minggu. Sebagian besar wanita dapat mengalami bantuan asupan nutrisi hingga 14-20 minggu, dan sekitar 20% dari wanita tersebut mungkin memerlukan perawatan selama sisa kehamilan mereka. Tidak ada pencegahan untuk penyakit ini, tapi bumil dapat merasa nyaman karena terdapat cara untuk mengelola penyakit ini.

    Beberapa gejala dari hiperemesis gravidarum adalah Mual parah dan muntah, tidak nafsu makan,penurunan berat badan lebih dari 5% dari berat badan sebelum hamil, penurunan volume urin, dehidrasi, nyeri kepala, pusing, lemah, tekanan darah rendah, denyut nadi yang cepat, dan kehilangan elastisitas kulit.

    Terdapat beberapa faktor risiko pada penyakit ini, yaitu memiliki riwayat hiperemesis gravidarum di keluarga, hamil dengan lebih dari satu bayi, kelebihan berat badan, dan pengalaman hamil pertama kali. Pada saat bumil memeriksakan diri, dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan dan gejala yang bumil alami. Pemeriksaan fisik standar yang dilakukan sudah cukup untuk mendiagnosis sebagian besar kasus.

    Dokter akan mencari tanda-tanda umum dari hiperemesis gravidarum, seperti tekanan darah rendah yang tidak normal dan denyut nadi yang cepat. Sampel darah dan urin mungkin juga diperlukan untuk memeriksa tanda-tanda dehidrasi. Dokter mungkin juga akan melakukan tes tambahan untuk menyingkirkan kemungkinan masalah pencernaan lainnya sebagai penyebab mual dan muntah. Ultrasonografi (USG) mungkin juga diperlukan untuk mengetahui apakah bumil sedang hamil kembar atau jika sedang ada masalah pada janin.

    Baca Juga: 8 Makanan Untuk Wanita Hamil Muda

    Penanganan pada penyakit ini, terutama pada beberapa kasus perlu perawatan insentif di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit termasuk:

    • Pemberian cairan melalui intra vena, untuk memuilihkan kebutuhan cairan, elektrolit, vitamin dan nutrisi.
    • Selang makanan, dapat berupa nasogastric yaitu selang bantu makanan yang dimasukkan melalui hidung hingga makanan dapat langsung diberikan ke dalam lambung.
    • Obat-obatan: dapat berupa obat metoklopramid, antihistamin dan obat-obatan untuk mengatasi mual lainnya, yang tentu saja perlu konsultasi dengan dokter ahli sebelum dikonsumsi.

    Bumil juga dapat mencoba metode pencegahan mual alami seperti vitamin B6 atau jahe. Lalu, cobalah mengonsumsi makanan dengan porsi kecil, lebih sering, dan makan makanan kering, seperti roti maupun biskuit. Minum banyak cairan agar bumil tetap terhidrasi.

    Penanganan dapat dihentikan ketika bumil sudah tidak lagi muntah dan bisa minum untuk menjaga kebutuhan cairan. Kabar baik untuk bumil, kondisi hiperemesis gravidarum nantinya akan berhenti loh, jadi tak perlu khawatir berlebihan ya.

    Baca Juga: 10 Jenis Vaksin Ibu Hamil

    Nah, jika Anda membutuhkan produk kesehatan maupun informasi kesehatan penting lainnya, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Daftar Pustaka

    1. Hyperemesis Gravidarum – healthline.com/health/hyperemesis-gravidarum#outlook, diakses pada tanggal 10-1-2019
    2. Hyperemesis gravidarum – americanpregnancy.org/pregnancy-complications/hyperemesis-gravidarum/ , diakses pada tanggal 10-1-2019
    3. Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal challenge – ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2913953/ ,diakses pada tanggal 10-1-2019
    4. Hyperemesis Gravidarum – stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=hyperemesis-gravidarum-90-P02457 , diakses pada tanggal 10-1-2019
    5. Hyperemesis gravidarum(severe pregnancy sickness) – babycentre.co.uk/a1018905/hyperemesis-gravidarum-severe-pregnancy-sickness ,diakses pada tanggal 10-1-2019
    Read More

Showing 1–10 of 17 results

Chat Asisten Maya
di Prosehat.com