Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Posts tagged “ aids”

  • Penyakit HIV AIDS sudah tidak asing lagi kita dengar. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem daya tahan tubuh dengan cara menginfeksi sel CD4, setelah sel CD4 terinfeksi, maka CD4 akan dihancurkan oleh virus HIV. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka jumlah CD4 di dalam tubuh berkurang, sehingga sistem pertahanan tubuh dan […]

    HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Fakta dan Mitos

    Penyakit HIV AIDS sudah tidak asing lagi kita dengar. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem daya tahan tubuh dengan cara menginfeksi sel CD4, setelah sel CD4 terinfeksi, maka CD4 akan dihancurkan oleh virus HIV. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka jumlah CD4 di dalam tubuh berkurang, sehingga sistem pertahanan tubuh dan daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit.

    HIV AIDS

    Baca Juga: Apakah Virus HIV Dapat Ditularkan Saat Facial?

    Infeksi dari virus HIV akan berlanjut ke arah yang lebih serius yaitu AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS merupakan stadium terakhir dari infeksi HIV. Pada stadium ini, tubuh dalam kondisi lemah, sel daya tahan tubuh tidak mampu lagi melawan virus HIV.

    Menurut data statistik WHO (World Health Organization) pada tahun 2018 di seluruh dunia mencatat total penderita HIV sebanyak 37,9 juta jiwa (terdiri dari 18,2 juta wanita dan 16,8 juta pria), yang terdiri dari usia dewasa sebanyak 35,1 juta penderita dan 1,7 juta penderita anak-anak usia dibawah 15 tahun. Pada awal tahun 2017, tercatat 1,8 juta pasien baru yang baru didiagnosis HIV dan sebanyak 940.000 penderita HIV meninggal. Pada 2020, WHO memprediksi jumlah global pengidap virus ini sebanyak 600.000 orang.

    Sedangkan di Indonesia, menurut data statistik UNAIDS Indonesia, jumlah penderita HIV AIDS Indonesia sebanyak 621.344 jiwa pada segala usia, dan dengan kasus baru pasien terdiagnosis HIV AIDS sampai tahun 2019 sebanyak 49.000 jiwa, sedangkan angka kematian yang disebabkan HIV AIDS di Indonesia sebanyak 39.000 jiwa.

    Oleh karena HIV AIDS belum ada pengobatannya, maka pemerintah mengupayakan berbagai edukasi dan promosi melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia maupun lembaga-lembaga lainnya seperti penyuluhan, pembagian leaflet/brosur, media massa dan kampanye penggunaan kondom namun belum dapat mengurangi angka HIV AIDS di Indonesia.

    Gejala

    Gejala HIV AIDS dibagi dalam beberapa fase. Fase awal disebut juga fase infeksi akut yang terjadi pada bulan awal infeksi HIV. Pada tahap ini tubuh membentuk sistem daya tahan tubuh (antibodi) untuk melawan virus HIV, pada fase awal ini gejala muncul 1-2 bulan setelah terjadi infeksi. Gejala yang muncul seperti gejala flu, yaitu demam ringan, tidak enak badan, lemas, batuk, pilek, menggigil. Gejala yang muncul dapat ringan atau berat sesuai dengan daya tahan tubuh pasien. Gejala yang mungkin timbul antara lain:

    • demam ringan sampai berat
    • nyeri sendi
    • lemas
    • mudah lelah dan nyeri-nyeri otot
    • mual dan muntah
    • nyeri kepala
    • nyeri perut
    • diare
    • ruam merah pada kulit seluruh badan
    • nyeri tenggorokan dan nyeri menelan
    • sariawan
    • bengkak pada kelenjar getah bening pada area leher dan ketiak.

    Setelah berlangsung beberapa bulan, fase awal akan berlanjut ke fase laten. Pada fase ini, gejala dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan dapat berlangsung bertahun-tahun. Pada fase laten, virus HIV merusak lebih banyak lagi antibodi CD4. Gejala yang mungkin timbul bervariasi, ada yang tidak bergejala, gejala ringan sampai berat. Berikut ini gejala yang timbul pada fase laten :

    • berat badan semakin menurun drastis
    • nafsu makan menurun
    • diare berkepanjangan
    • keringat saat malam hari
    • mual dan muntah
    • pembengkakan kelenjar getah bening
    • lemah dan lemas
    • tumbuh jamur pada lidah
    • timbul Herpes zooster (tidak semua pasien mengalami)

    Setelah fase laten, fase selanjutnya adalah AIDS. Pada tahap ini, penderita AIDS mengalami penurunan antibodi yang drastis, karena sel antibodi CD4 mengalami kerusakan parah. Pada fase ini, pasien seringkali mudah terinfeksi oleh penyakit lain. Gejala yang timbul pada fase AIDS antara lain:

    Contoh Infeksi Jamur pada Mulut Penderita AIDS

    • berat badan menurun drastis
    • nafsu makan turun
    • badan lemah
    • mudah terinfeksi penyakit lain (TBC paru, diare terus-menerus, penyakit kulit)
    • bintik putih pada mulut, lidah dan kelamin
    • timbul jamur pada lidah, mulut, vagina dan kulit tubuh (Candidiasis)
    • demam terus-menerus sepanjang hari dan berlangsung lama
    • mudah berdarah (gusi dan hidung) tanpa sebab
    • gangguan saraf (meningitis kriptokokus atau infeksi selaput otak akibat infeksi jamur)
    • terserang Herpes zooster yang menyerng kerusakan saraf, mata dan pencernaan (infeksi virus cryptomegalovirus)
    • gangguan psikis dan emosional (mudah marah, depresi, perubahan mood)
    • kelenjar getah bening membesar (dapat berlanjut menjadi kanker kelenjar getah bening atau limfoma)

    Fakta dan Mitos

    AIDS ditularkan saat cairan tubuh penderita masuk ke dalam tubuh orang lain seperti darah, sperma dan cairan vagina. Banyak mitos yang beranggapan bahwa ludah dapat menularkan virus HIV. Nyatanya, ludah tidak dapat menularkan virus HIV kecuali terdapat luka terbuka pada area mulut misalnya gusi berdarah atau sariawan. Selain itu, mitos lain beranggapan bahwa berjabat tangan, berpelukan dapat menularkan infeksi virus HIV, nyatanya virus HIV hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh penderita saja sehingga berjabat tangan atau sentuhan fisik lainnya tidak dapat menularkan infeksi HIV. Virus HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, pengunaan jarum suntik bergantian, transfusi darah dari penderita HIV, penularan dari ibu hamil ke janin, proses melahirkan, serta dari air susu ibu.

    Baca Juga: 10 Pertanyaan Penting Seputar HIV AIDS

    Pengobatan

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa HIV AIDS tidak dapat diobati. Obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk pencegahan tertular dengan pasien HIV setelah berhubungan seksual secara tidak sengaja dengan penderita HIV dan bagi penderita HIV, antivirus hanya berfungsi untuk memperlambat perkembangan virus HIV saja. Obat-obatan simptomatik atau obat-obatan sesuai gejala dapat digunakan untuk meringankan gejala yang timbul, misalnya seperti anti demam, anti jamur serta obat-obatan lain sesuai dengan gejala yang timbul.

    Produk Terkait: Mono Rapid Test HIV

    Pencegahan

    Sebagai langkah pencegahan agar tidak tertular HIV, berikut ini langkah yang dapat dilakukan :

    1. Jangan melakukan seks bebas.
    2. Hindari berganti-ganti pasangan seks, usahakan setia dengan satu pasangan saja.
    3. Hindari penggunaan jarum suntik bergantian.
    4. Gunakan kondom bila melakukan hubungan seksual berisiko.
    5. Bila pasangan menderita HIV, segera konsultasikan ke dokter atau layanan kesehatan untuk dilakukan tes HIV dan dilakukan profilaksis atau pencegahan penularan virus HIV terhadap pasangannya.
    6. Hindari oral seks dengan pendreita HIV terutama bila terdapat luka terbuka pada area mulut (sariawan atau gusi berdarah) hal ini memungkinkan virus HIV akan masuk melalui luka tersebut.

    Baca Juga: Benarkah Gay Lebih Rentan Terkena HIV?

    Nah, itulah ulasan seputar HIV AIDS yang bisa Sahabat Sehat pahami. Jika Sahabat masih membutuhkan ulasan maupun produk kesehatan silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Daftar Pustaka

    1. AIDSinfo. (2018). HIV/AIDS: The Basics Understanding HIV/AIDS. [online] Available at: aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/19/45/hiv-aids–the-basics [Accessed 18 Nov. 2018].
    2. Aidsinfo.unaids.org. (2018). AIDSinfo | UNAIDS. [online] Available at: aidsinfo.unaids.org/ [Accessed 18 Nov. 2018].
    3. Apps.who.int. (2018). GHO | By category | Number of people (all ages) living with HIV – Estimates by country. [online] Available at: apps.who.int/gho/data/view.main.22100?lang=en [Accessed 18 Nov. 2018].
    4. HIV.gov. (2018). HIV Basics. [online] Available at: hiv.gov/hiv-basics [Accessed 18 Nov. 2018].
    5. World Health Organization. (2018). Data and statistics. [online] Available at: who.int/hiv/data/en/ [Accessed 18 Nov. 2018].

     

    Read More
  • ‘Apakah saya akan tertular HIV AIDS ketika menggunakan sembarang tusuk gigi di tempat makan?’ ‘Apakah makan dengan menggunakan piring bekas ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dapat tertular virus ini?’ ‘Berciuman menularkan virus HIV?’ Cek kebenarannya di sini. 1. ‘Saya bisa tertular HIV jika berada dalam 1 ruangan bersama ODHA? Virus ini tidak dapat disebarkan melalui sentuhan, air […]

    10 Pertanyaan Penting Seputar HIV AIDS

    ‘Apakah saya akan tertular HIV AIDS ketika menggunakan sembarang tusuk gigi di tempat makan?’ ‘Apakah makan dengan menggunakan piring bekas ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) dapat tertular virus ini?’ ‘Berciuman menularkan virus HIV?’ Cek kebenarannya di sini.

    02.11.2015_-_HIV_04

    1. ‘Saya bisa tertular HIV jika berada dalam 1 ruangan bersama ODHA?

    Virus ini tidak dapat disebarkan melalui sentuhan, air ludah, keringat dan air mata. Kamu tidak akan tertular HIV dengan:

    • menghirup udara yang sama dengan ODHA
    • menggunakan toilet yang sama setelah sebelumnya digunakan oleh ODHA
    • berpelukan atau bergandengan tangan dengan ODHA
    • menggunakan sendok, piring, dan gelas bekas makan ODHA

    Baca Juga: Pertanyaan Seputar Kehamilan Pertama

    2. Apakah HIV dapat disembuhkan?

    Saat ini tidak ada obat untuk benar-benar menyembuhkan virus ini. Pengobatan yang ada saat ini baru dapat menurunkan jumlah virusnya dalam darah sampai pada point virus ini tidak terdeteksi sehingga dapat mencegah AIDS dan infeksi lain.

    Baca Juga: 10 Jenis Vaksin Untuk Ibu Hamil

    3. Pasangan sejenis dan pengguna narkoba memiliki risiko besar terkena virus HIV?

    Di Indonesia, 90% dari semua infeksi HIV tersebar melalui hubungan seksual. 60% dari angka tersebut merupakan hubungan heteroseksual. Jadi virus ini menyebar melalui kontak seksual tanpa pelindung dan dalam hal ini tidak pandang bulu dalam hal jenis hubungan seksualnya (heteroseksual/homoseksual) dan apakah orang tersebut pemadat atau tidak. Virus ini tidak pandang bulu dalam penyebarannya. Siapapun dengan faktor risiko dapat tertular virus tersebut.

    Baca Juga: 6 Hal yang Harus Diwaspadai Calon Ibu

    4. Hidup berakhir setelah positif HIV?

    Pada tahun-tahun awal epidemi penyakit HIV AIDS, angka kematian akibat AIDS sangat tinggi. Tapi baru-baru ini obat antiretroviral (ARV) dapat memperpanjang usia orang dengan HIV-positif, bahkan orang-orang dengan AIDS. Penanganan yang cepat sudah terbukti dapat memperpanjang usia odha. Motivasi untuk tetap semangat dalam melanjutkan hidup dan merubah gaya hidup yang buruk juga menjadi salah satu pengobatan bagi banyak kasus odha. Contoh nyatanya adalah Magic Johnson yang tidak menjadikan hidupnya semakin terpuruk setelah positif mengidap virus mematikan ini. Ia bahkan membangun yayasan Magic Johnson Foundation untuk bertempur melawan penyebaran virus dan merangkul para ODHA.

    Baca Juga: Ancaman HIV/AIDS Pada Pasangan Gay

    5. HIV = AIDS?

    HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS. Jadi tidak sama dengan AIDS. Seseorang dengan HIV-positif dapat berubah statusnya menjadi AIDS ketika jumlah CD4-nya (sel CD4 adalah sel-T yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya dan protein itu bekerja sebagai ‘reseptor’ untuk HIV) turun di bawah 200 atau ketika ia memiliki infeksi atau kanker tertentu. Seseorang bisa saja memiliki HIV selama bertahun-tahun tanpa AIDS.

    Baca Juga: 6 Mitos dan Fakta Seputar Vaksin

    6. HIV tertular melalui ciuman?

    Bentuk ciuman yang hanya kontak biasa sebatas bibir bertemu bibir tidak akan menularkan HIV. Hal ini berbeda jika yang dilakukan adalah ‘French kissing’ yang mengharuskan mulut terbuka lebar dalam prosesnya karena jika ada gusi yang berdarah pada orang dengan HIV-positif, maka kemungkinan tertularnya sangat besar.

    Baca Juga: 5 Perbedaan Tumor dan Kanker

    7. Jarum Tattoo Tidak Menularkan HIV?

    Jarum tattoo yang tidak disterilisasi dengan baik dapat menjadi media penularan virus ini. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika Serikat mengatakan bahwa alat-alat yang digunakan untuk tattoo digunakan hanya sekali untuk kemudian dibuang. Tak lupa sebelum dibuang sudah melalui proses sterilisasi.

    Baca Juga: 10 Makanan Pencegah Kanker Serviks

    8. Ibu hamil akan menularkan virus tersebut pada bayinya?

    Ibu dengan HIV yang tidak menjalani pengobatan sama sekali akan menularkan pada bayinya sebesar 25 %. Angka ini akan semakin rendah hingga 5 % jika ibu menjalani pengobatan sejak sebelum hamil.

    9. Tusuk gigi dan pisau cukur tular HIV?

    Salah satu bentuk transmisi penularan virus ini adalah dengan kontak darah ODHA bertemu dengan darah bukan odha. Pastikan untuk selalu mensterilkan alat cukur tajam sebelum digunakan karena jika darah odha tertinggal pada pisau cukur Anda, dan pisau itu melukai wajah Anda (darah bertemu dengan darah), akan terjadi kemungkinan penularan virus tersebut. Tidak lupa untuk selalu sterilkan alat cukur dan suntik sebelum digunakan.

    Baca Juga: 5 Manfaat Donor Darah

    10. Nyamuk menularkan virus HIV?

    hiv
    Tidak ada bukti penularan virus ini dari nyamuk atau serangga -bahkan di daerah-daerah di mana ada banyak kasus virus ini dan populasi besar nyamuk seperti Afrika. Virus ini tidak berkembang biak (dan tidak dapat bertahan hidup) pada serangga.

    Itulah mengenai 10 pertanyaan penting seputar HIV AIDS yang perlu Sahabat Sehat ketahui supaya Sahabat bisa waspada terhadap penyakit yang satu ini. Apabila Sahabat memerlukan informasi lebih lanjut soal HIV AIDS dan produk-produk kesehatan yang berkaitan, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Referensi:

    • Top 10 Myths Misconceptions About HIV AIDS
    • Myths About HIV AIDS
    • 10 Myths About HIV and AIDS
    • HIV – AIDS – Myth versus Reality
    • AIDS Myths and Misunderstandings
    • HIV Transmissions
    • Serba Serbi AIDS
    Read More
  • HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini melemahkan sistem imun manusia dengan cara menghancurkan sel–sel darah putih yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit. Tahap akhir dari infeksi HIV yang berlangsung lama disebut dengan AIDS(acquired immunodeficiency syndrome). Dibandingkan manusia dengan sistem imun normal, penderita HIV/AIDS jauh lebih mudah terkena infeksi. Keadaan inilah yang […]

    5 Jenis Perilaku Seksual Berisiko Tertinggi Bisa Tertular HIV

    HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini melemahkan sistem imun manusia dengan cara menghancurkan sel–sel darah putih yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari penyakit. Tahap akhir dari infeksi HIV yang berlangsung lama disebut dengan AIDS(acquired immunodeficiency syndrome).

    prosehat hiv aids

    Dibandingkan manusia dengan sistem imun normal, penderita HIV/AIDS jauh lebih mudah terkena infeksi. Keadaan inilah yang menyebabkan HIV/AIDS sangat ditakuti, karena tubuh sama sekali tidak memiliki pertahanan terhadap bakteri/virus/jamur/parasitlain dan akanberujung pada kematian. Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk HIV/AIDS, tetapi dengan penanganan yang tepat, penyakit ini dapat terkontrol. Yuk, kita cermati lebih lanjut bagaimana cara penularan HIV, apa saja perilaku yang rentan tertular HIV, serta pencegahannya.

    Bagaimana Cara Penularan HIV?

    HIV dapat menular kepada setiap orang, tanpa memandang orientasi seksual, ras, jenis kelamin, maupun usia. Penularan tersebut diteruskan melalui cairan tubuh penderita, tapi tidak semua cairan tubuh mengandung HIV, melainkan hanya darah, semen, cairan rektum, cairan vagina, dan air susu ibu (ASI). Jika cairan tubuh tersebut mengenai kulit yang sedang luka, lapisan lendir, atau langsung disuntikkan ke dalam pembuluh darah, maka HIV akan masuk ke dalam tubuh kita.

    Faktor Risiko Tertular HIV?

    Berkaitan dengan cara penularan HIV, berikut ini adalah beberapa faktorrisiko yang membuat seseorang rentan tertular HIV:

    1. Hubungan seksual berisiko

    HIV tergolong ke dalam penyakit infeksi menular seksual (IMS) dan penularan paling banyak terjadi melalui hubungan seksual. Di negara berkembang termasuk Indonesia, penularan heteroseksual (berhubungan seksual dengan lawan jenis) merupakan cara penularan terbanyak, diikuti penularan homoseksual.

    Risiko penularan semakin tinggi dengan perilaku seksual yang tidak aman, seperti memiliki banyak pasangan seksual, berhubungan dengan pasangan yang terinfeksi HIV, tidak menggunakan proteksi kondom. Selain itu, pasangan homoseksual memiliki risiko lebih tinggi terutama bagi individu yang menerima penis (bottom partner) dimana risiko terinfeksi HIV meningkat 13 kali lipat.

    1. Penggunaan jarum suntik bersamaan

    Menggunakan jarum suntik bersamaan dapat meningkatan risiko seseorang tertular HIV. Hal inikarena saat berbagi jarum suntik, HIV yang berada di darah ikut berpindah antar individu. HIV dapat hidup pada jarum suntik yang sudah digunakan, selama kurang lebih 42 hari. Perilaku ini seringkali dilakukan oleh para pengguna narkoba suntik.

    1. Menerima darah dari penderita HIV

    Diperkirakan >90% individu yang menerima darah dari penderita HIV ikut terinfeksi. Tidak hanya dari menerima transfusi darah yang umumnya terdiri dari sel darah merah saja, menerima produk darah apapun (sel darah putih, trombosit, dan plasma) dapat menularkan HIV. Selain itu, penerima donor organ dari penderita HIV juga berisiko tertular virus ini.

    1. Bekerja sebagai tenaga medis

    Tenaga medis dan laboran yang terpapar cairan tubuh penderita HIV memiliki risiko sangat tinggi untuk tertular, terutama jika pekerjaannya melibatkan penggunaan benda tajam. Umumnya penularan pada tenaga medis terjadi akibat tertusuk benda tajam atau terpapar cairan tubuh penderita HIV pada kulit yang sedang luka.

    1. Lahir dan menerima ASI dari ibu yang terinfeksi HIV

    Ibu yang terinfeksi HIV berisiko menularkan kepada janinnya selama masa kehamilan (via plasenta), kelahiran, dan saat menyusui. Saat ini, semua ibu hamil direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan HIV. Jika hasilnya positif, ibu hamil harus segera mengonsumsi antiretroviral therapy (ARV) dan akan disarankan untuk melahirkan secara section caesarean untuk mengurangi risiko penularan selama proses kelahiran. Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif juga akan mendapat ARV selama 4–6 minggu.

    Bagaimana Cara Mencegah Tertular HIV?

    Mengingat belum tersedianya vaksin untuk HIV sampai saat ini, cara terbaik untuk mencegah penularan HIV adalah dengan menghindari perilaku yang berisiko tinggi tertular HIV. Namun, seringkali perubahan perilaku tersebut sulit diterapkan pada beberapa individu karena tuntutan pekerjaan, maka selain mencegah melakukan perilaku tersebut, pemeriksaan rutin HIV sangat penting untuk dilakukan. Hasil survey mengatakan sekitar 16–18% dari > 1,1 juta penduduk di Amerika Serikat yang terinfeksi HIV tidak menyadari keadaan mereka. Oleh karena itu, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan pemeriksaan HIV menjadi pemeriksaan rutin medis dan semua orang berusia 13–64 tahun sebaiknya menjalani pemeriksaan HIV minimal satu kali. Bagi individu yang memiliki perilaku yang rentan tertular HIV, harus diperiksa lebih sering.  Deteksi dini infeksi HIV dan pengobatan yang tepat dengan antiretroviral therapy (ARV) cukup efektif dalam memperlambat replikasi virus di dalam tubuh kita untuk mencapai ke tahap AIDS.

    Satu hal lagi yang penting untuk diketahui, jika Anda merasa dalam 3 hari terakhir telah mengalami kontak langsung dengan cairan tubuh penderita HIV, segera kunjungi institusi kesehatan untuk meminta post-exposure prophylaxis (PEP) yang merupakan obat pencegahan terinfeksi HIV. PEP ini hanya bermanfaat jika diberikan dalam 72 jam pertama setelah paparan, jadi janganlah menunda untuk segera melapor ke tenaga kesehatan.

    Nah, bagi Bagi Anda yang masih membutuhkan ulasan  seputar HIV, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

    Referensi:

    1. Anal Sex | HIV Risk and Prevention | HIV/AIDS | CDC [Internet]. Cdc.gov. 2018 [cited 20 November 2018]. Available from: cdc.gov/hiv/risk/analsex.html
    2. Injection Drug Use | HIV Risk and Prevention | HIV/AIDS | CDC [Internet]. Cdc.gov. 2018 [cited 20 November 2018]. Available from: cdc.gov/hiv/risk/drugs/index.html
    3. Kasper DL, Fauci AS, Hauser S, et al. Harrison’s principles of internal medicine (19th ed). New York: McGraw Hill Companies, Inc. 2015.
    4. Preventing Mother-to-Child Transmission of HIV Understanding HIV/AIDS [Internet]. AIDSinfo. 2018 [cited 20 November 2018]. Available from: aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/20/50/preventing-mother-to-child-transmission-of-hiv/
    5. Who Is at Risk for HIV? [Internet]. HIV.gov. 2018 [cited 20 November 2018]. Available from: hiv.gov/hiv-basics/overview/about-hiv-and-aids/who-is-at-risk-for-hiv
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com