HIV dan AIDS: Penyebab, Gejala, Pengobatan, Fakta dan Mitos
Penyakit HIV AIDS sudah tidak asing lagi kita dengar. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem daya tahan tubuh dengan cara menginfeksi sel CD4, setelah sel CD4 terinfeksi, maka CD4 akan dihancurkan oleh virus HIV. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, maka jumlah CD4 di dalam tubuh berkurang, sehingga sistem pertahanan tubuh dan daya tahan tubuh melemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit.
Baca Juga: Apakah Virus HIV Dapat Ditularkan Saat Facial?
Infeksi dari virus HIV akan berlanjut ke arah yang lebih serius yaitu AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). AIDS merupakan stadium terakhir dari infeksi HIV. Pada stadium ini, tubuh dalam kondisi lemah, sel daya tahan tubuh tidak mampu lagi melawan virus HIV.
Menurut data statistik WHO (World Health Organization) pada tahun 2018 di seluruh dunia mencatat total penderita HIV sebanyak 37,9 juta jiwa (terdiri dari 18,2 juta wanita dan 16,8 juta pria), yang terdiri dari usia dewasa sebanyak 35,1 juta penderita dan 1,7 juta penderita anak-anak usia dibawah 15 tahun. Pada awal tahun 2017, tercatat 1,8 juta pasien baru yang baru didiagnosis HIV dan sebanyak 940.000 penderita HIV meninggal. Pada 2020, WHO memprediksi jumlah global pengidap virus ini sebanyak 600.000 orang.
Sedangkan di Indonesia, menurut data statistik UNAIDS Indonesia, jumlah penderita HIV AIDS Indonesia sebanyak 621.344 jiwa pada segala usia, dan dengan kasus baru pasien terdiagnosis HIV AIDS sampai tahun 2019 sebanyak 49.000 jiwa, sedangkan angka kematian yang disebabkan HIV AIDS di Indonesia sebanyak 39.000 jiwa.
Oleh karena HIV AIDS belum ada pengobatannya, maka pemerintah mengupayakan berbagai edukasi dan promosi melalui Departemen Kesehatan Republik Indonesia maupun lembaga-lembaga lainnya seperti penyuluhan, pembagian leaflet/brosur, media massa dan kampanye penggunaan kondom namun belum dapat mengurangi angka HIV AIDS di Indonesia.
Gejala
Gejala HIV AIDS dibagi dalam beberapa fase. Fase awal disebut juga fase infeksi akut yang terjadi pada bulan awal infeksi HIV. Pada tahap ini tubuh membentuk sistem daya tahan tubuh (antibodi) untuk melawan virus HIV, pada fase awal ini gejala muncul 1-2 bulan setelah terjadi infeksi. Gejala yang muncul seperti gejala flu, yaitu demam ringan, tidak enak badan, lemas, batuk, pilek, menggigil. Gejala yang muncul dapat ringan atau berat sesuai dengan daya tahan tubuh pasien. Gejala yang mungkin timbul antara lain:
- demam ringan sampai berat
- nyeri sendi
- lemas
- mudah lelah dan nyeri-nyeri otot
- mual dan muntah
- nyeri kepala
- nyeri perut
- diare
- ruam merah pada kulit seluruh badan
- nyeri tenggorokan dan nyeri menelan
- sariawan
- bengkak pada kelenjar getah bening pada area leher dan ketiak.
Setelah berlangsung beberapa bulan, fase awal akan berlanjut ke fase laten. Pada fase ini, gejala dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan dapat berlangsung bertahun-tahun. Pada fase laten, virus HIV merusak lebih banyak lagi antibodi CD4. Gejala yang mungkin timbul bervariasi, ada yang tidak bergejala, gejala ringan sampai berat. Berikut ini gejala yang timbul pada fase laten :
- berat badan semakin menurun drastis
- nafsu makan menurun
- diare berkepanjangan
- keringat saat malam hari
- mual dan muntah
- pembengkakan kelenjar getah bening
- lemah dan lemas
- tumbuh jamur pada lidah
- timbul Herpes zooster (tidak semua pasien mengalami)
Setelah fase laten, fase selanjutnya adalah AIDS. Pada tahap ini, penderita AIDS mengalami penurunan antibodi yang drastis, karena sel antibodi CD4 mengalami kerusakan parah. Pada fase ini, pasien seringkali mudah terinfeksi oleh penyakit lain. Gejala yang timbul pada fase AIDS antara lain:
Contoh Infeksi Jamur pada Mulut Penderita AIDS
- berat badan menurun drastis
- nafsu makan turun
- badan lemah
- mudah terinfeksi penyakit lain (TBC paru, diare terus-menerus, penyakit kulit)
- bintik putih pada mulut, lidah dan kelamin
- timbul jamur pada lidah, mulut, vagina dan kulit tubuh (Candidiasis)
- demam terus-menerus sepanjang hari dan berlangsung lama
- mudah berdarah (gusi dan hidung) tanpa sebab
- gangguan saraf (meningitis kriptokokus atau infeksi selaput otak akibat infeksi jamur)
- terserang Herpes zooster yang menyerng kerusakan saraf, mata dan pencernaan (infeksi virus cryptomegalovirus)
- gangguan psikis dan emosional (mudah marah, depresi, perubahan mood)
- kelenjar getah bening membesar (dapat berlanjut menjadi kanker kelenjar getah bening atau limfoma)
Fakta dan Mitos
AIDS ditularkan saat cairan tubuh penderita masuk ke dalam tubuh orang lain seperti darah, sperma dan cairan vagina. Banyak mitos yang beranggapan bahwa ludah dapat menularkan virus HIV. Nyatanya, ludah tidak dapat menularkan virus HIV kecuali terdapat luka terbuka pada area mulut misalnya gusi berdarah atau sariawan. Selain itu, mitos lain beranggapan bahwa berjabat tangan, berpelukan dapat menularkan infeksi virus HIV, nyatanya virus HIV hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh penderita saja sehingga berjabat tangan atau sentuhan fisik lainnya tidak dapat menularkan infeksi HIV. Virus HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual, pengunaan jarum suntik bergantian, transfusi darah dari penderita HIV, penularan dari ibu hamil ke janin, proses melahirkan, serta dari air susu ibu.
Baca Juga: 10 Pertanyaan Penting Seputar HIV AIDS
Pengobatan
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa HIV AIDS tidak dapat diobati. Obat-obatan antivirus dapat digunakan untuk pencegahan tertular dengan pasien HIV setelah berhubungan seksual secara tidak sengaja dengan penderita HIV dan bagi penderita HIV, antivirus hanya berfungsi untuk memperlambat perkembangan virus HIV saja. Obat-obatan simptomatik atau obat-obatan sesuai gejala dapat digunakan untuk meringankan gejala yang timbul, misalnya seperti anti demam, anti jamur serta obat-obatan lain sesuai dengan gejala yang timbul.
Produk Terkait: Mono Rapid Test HIV
Pencegahan
Sebagai langkah pencegahan agar tidak tertular HIV, berikut ini langkah yang dapat dilakukan :
- Jangan melakukan seks bebas.
- Hindari berganti-ganti pasangan seks, usahakan setia dengan satu pasangan saja.
- Hindari penggunaan jarum suntik bergantian.
- Gunakan kondom bila melakukan hubungan seksual berisiko.
- Bila pasangan menderita HIV, segera konsultasikan ke dokter atau layanan kesehatan untuk dilakukan tes HIV dan dilakukan profilaksis atau pencegahan penularan virus HIV terhadap pasangannya.
- Hindari oral seks dengan pendreita HIV terutama bila terdapat luka terbuka pada area mulut (sariawan atau gusi berdarah) hal ini memungkinkan virus HIV akan masuk melalui luka tersebut.
Baca Juga: Benarkah Gay Lebih Rentan Terkena HIV?
Nah, itulah ulasan seputar HIV AIDS yang bisa Sahabat Sehat pahami. Jika Sahabat masih membutuhkan ulasan maupun produk kesehatan silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Daftar Pustaka
- AIDSinfo. (2018). HIV/AIDS: The Basics Understanding HIV/AIDS. [online] Available at: aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/19/45/hiv-aids–the-basics [Accessed 18 Nov. 2018].
- Aidsinfo.unaids.org. (2018). AIDSinfo | UNAIDS. [online] Available at: aidsinfo.unaids.org/ [Accessed 18 Nov. 2018].
- Apps.who.int. (2018). GHO | By category | Number of people (all ages) living with HIV – Estimates by country. [online] Available at: apps.who.int/gho/data/view.main.22100?lang=en [Accessed 18 Nov. 2018].
- HIV.gov. (2018). HIV Basics. [online] Available at: hiv.gov/hiv-basics [Accessed 18 Nov. 2018].
- World Health Organization. (2018). Data and statistics. [online] Available at: who.int/hiv/data/en/ [Accessed 18 Nov. 2018].
Read More