Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

11 Rekomendasi Vaksin untuk Kuliah di Eropa

Sejak tahun 2016 minat calon mahasiswa Indonesia yang melanjutkan kuliah di Eropa meningkat. Menurut data tahun 2015, sebanyak 5.000 siswa mengambil program sarjana (S1) dan magister (S2) di Eropa dan meningkat menjadi 9.000 siswa pada tahun 2016. Angka ini dipercaya akan terus meningkat setiap tahunnya.

11 Rekomendasi Vaksin untuk Kuliah di Eropa

11 Rekomendasi Vaksin untuk Kuliah di Eropa

Salah satu negara yang menjadi tujuan para mahasiswa Indonesia di Eropa adalah Jerman. Pada tahun 2021, jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jerman sebanyak 2.395 siswa, 50% diantaranya berusia dibawah 30 tahun, dengan rata-rata usia yaitu 28 tahun.

Salah satu hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan dan menetap di Eropa, ada baiknya calon mahasiswa mengetahui penyakit infeksi apa saja yang berada di daerah tinggalnya nanti saat di Eropa dan vaksin apa saja yang perlu dipersiapkan untuk mencegah penularan penyakit.

vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

Jenis Vaksinasi Rekomendasi Sebelum Menetap di Eropa

Ada beberapa jenis vaksinasi yang direkomendasikan secara umum oleh negara-negara di Eropa. Hal ini telah menimbang pola penyakit di sana, pola penyakit di negara asal calon mahasiswa, dan ancaman penularan penyakit ataupun wabah yang mungkin terjadi sebab beragamnya pengunjung dari berbagai negara di seluruh dunia.

Berikut adalah jenis vaksinasi yang diperlukan sebelum Sahabat Sehat berangkat ke Eropa, yaitu:

1. Vaksin Hepatitis

Vaksinasi Hepatitis A dan B merupakan vaksinasi wajib yang disarankan bagi Sahabat Sehat yang hendak mengunjungi ataupun menetap di Eropa. Hepatitis A ditularkan melalui makanan dan Hepatitis B ditularkan melalui cairan tubuh dan darah.

Baca Juga: Persiapkan Diri dengan Booster Vaksin Sebelum Kuliah di UK

2. Vaksin Tifoid

Demam tifoid sebenarnya merupakan penyakit yang cukup jarang terjadi di sejumlah negara di Eropa. Namun, pada tahun 2017 lalu terjadi outbreak demam tifoid di Italia. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi ini bisa dicegah dengan vaksinasi tifoid. Untuk itu, sebelum berkunjung ke Eropa, ada baiknya melakukan vaksinasi tifoid.

3. Vaksin Rabies

Penyakit rabies terbanyak di Eropa disebabkan karena gigitan kelelawar dan anjing. Maka, vaksin ini sangat penting jika Sahabat Sehat akan banyak melakukan kegiatan atau berinteraksi dengan hewan.

4. Vaksin MMR (Mumps, Measles dan Rubella)

Pada tahun 2016 hingga 2017, sebanyak 42 negara dari 53 negara di Eropa terjadi endemi penyakit measles (campak), dan 37 negara terjangkit Rubella (campak Jerman). Namun, endemik ini berakhir pada tahun 2017. Untuk mencegah tertularnya penyakit tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan para pengunjung atau bagi yang akan menetap di Eropa untuk melakukan vaksinasi MMR.

5. Vaksin DPT atau Tdap (Tetanus, Difteria dan Pertussis). 

Penelitian pada tahun 2010-2019, dilaporkan ada 451 kasus difteri dengan 52 kasus diantaranya terjadi pada tahun 2019 dengan kasus terbanyak sebanyak 15 kasus di Jerman. Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan yang berbahaya dan berdampak fatal.

Sedangkan kasus pertusis di Eropa semenjak tahun 2010 sampai 2016 mengalami peningkatan, yaitu dari 16.000 kasus menjadi 48.000 kasus. Oleh karena itu, bagi Sahabat Sehat yang hendak menetap di Eropa, diperlukan vaksinasi DPT terlebih dahulu.

Baca Juga: Catat, Anjuran Vaksinasi Persiapaan Kuliah di Luar Negeri

6. Vaksin Influenza

Flu merupakan penyakit pernapasan yang dapat menimbulkan komplikasi lebih parah dari yang banyak dibayangkan masyarakat. WHO memperkirakan terjadi 290 ribu hingga 650 ribu kematian setiap tahunnya akibat gangguan pernapasan yang disebabkan dari infeksi virus influenza. Oleh karena itu, WHO menilai flu tetap menjadi ancaman global sehingga WHO menyarankan untuk melakukan vaksinasi influenza terutama bagi anak-anak.

7. Vaksin Varicella atau cacar air

Cacar air pernah mewabah di Eropa pada tahun 2019 ketika kasus di Ukraina meningkat. Vaksinasi Varicella atau cacar air merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk Eropa.

8. Vaksin Shingles

Vaksinasi Shingles atau cacar ular merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk Eropa.

9. Vaksin Pneumonia

Vaksinasi Pneumonia merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk ke Eropa. Penyakit pneumonia ditularkan melalui udara sehingga infeksi antar manusia menjadi sangat mudah. Vaksinasi dapat mencegah penularan dan komplikasinya.

Baca Juga: Vaksin, Menjadi Syarat Mutlak Sebelum Kuliah di Luar Negeri

10. Vaksin Meningitis

Pada tahun 2018 NRC (National Reference Centre) mencatat kematian akibat meningitis di Eropa mencapai 9,7%. Oleh karena itu, vaksinasi meningitis merupakan vaksin wajib bagi yang mau menetap di Eropa.

11. Vaksin Polio

Vaksinasi Polio merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk Eropa walaupun kasus ini mungkin tidak pernah lagi ditemukan di Eropa. Namun, bagi pengunjung dari negara yang masih rentan penyakit polio seperti Indonesia, maka vaksin ini wajib dilakukan untuk menurunkan risiko adanya penularan di negara tujuan.

Sahabat Sehat, itulah rekomendasi vaksin untuk kuliah di Eropa. Sudahkah Sahabat Sehat melengkapi vaksinasinya? Jika belum, ayo luangkan paling tidak sekitar 4-6 minggu sebelum keberangkatan untuk vaksinasi karena efek perlindungannya baru sempurna setelah kurang lebih 2 minggu.

Baca Juga: Pentingnya Vaksin Tifoid Bagi yang Kuliah di Asia Tenggara

Sahabat Sehat bisa gunakan layanan Prosehat yang menyediakan layanan vaksinasi dewasa dan anak. Layanan vaksinasi bisa dilakukan di klinik Prosehat maupun di rumah. Vaksinasi bersama Prosehat tentu saja mempermudah Sahabat Sehat yang mungkin waktunya terbatas. Selain itu, Prosehat juga memberikan harga yang terbaik bagi Sahabat Sehat.

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
Ditinjau oleh: dr. Nurul L

 

Referensi

  1. Marbun, J. 9,000 Indonesians study in Europe.
  2. Educationfair. The Indonesian Study Abroad Market.
  3. Passporthealthusa.com. 2022. Travel Vaccines and Advice for Western Europe.
  4. Outbreak News Today. 2017. Europe: Typhoid outbreak reported, linked to the European Rainbow gathering in Italy – Outbreak News Today.
  5. WHO. Measles no longer endemic in 79% of the WHO European Region.
  6. Muscat, M. and Gerbil, B. Diphtheria in the WHO European Region, 2010 to 2019.
  7. Sanofi. Pertussis Fact in Europe.
  8. Health.belgium.be. Meningococcal vaccination.

Chat Asisten Maya
di Prosehat.com