Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Seberapa Penting Vaksin Influenza?

Dalam keseharian, rasanya ada saja kita temui orang di sekitar yang bersin, batuk atau pilek. Kerap kali gejala–gejala itu disebut dengan flu. Sebenarnya flu merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang disebabkan oleh virus influenza. Influenza ini dapat menyerang segala umur, tapi lebih sering terjadi pada anak hingga usia 14 tahun. Golongan usia lanjut (≥ 65 tahun) menempati tempat kedua usia tersering terkena penyakit flu. Hingga saat ini, vaksin influenza masih dipercaya efektif terhadap pencegahan flu. Gejala flu yang seringkali muncul tiba-tiba, yaitu:

– Batuk dengan/tanpa dahak.

– Pilek, dapat ditandai hidung berair maupun rasa tersumbat pada hidung.

– Demam.

– Nyeri kepala.

– Lemas.

– Pegal seluruh tubuh.

– Mata berair.

Penyakit influenza biasanya akan membaik pada 5-7 hari. Vaksin influenza tidak digunakan sebagai pengobatan, hanya sebagai pencegahan terhadap penyakit flu itu sendiri.

Tahukah Moms bahwa virus influenza dibagi menjadi 4 tipe, yaitu tipe A, B, C, dan D. Virus influenza yang dapat menginfeksi manusia adalah virus tipe A, B, dan C. Virus tipe A dan B ini menjadi penyebab tersering dari tingginya rantai penularan flu di masyarakat, sedangkan virus influenza C tergolong jarang menyebabkan penyakit flu. Gejala yang disebabkan oleh virus tipe A dan B juga biasanya didapati lebih parah dibandingkan virus influenza tipe C. Berbeda dengan virus influenza lainnya, virus influenza tipe D tidak dapat menginfeksi manusia, melainkan virus ini biasanya menyerang sapi dan kerbau.

Virus influenza tipe A dibagi lagi menjadi jenis-jenis sub tipe berdasarkan kandungan protein yang terdapat pada permukaan dinding virus tersebut. Pada saat ini, dikenal 2 subtipe dari virus influenza tipe A yang menjadi penyebab flu di masyarakat, yaitu virus H1N1 dan H3N2.  Sedangkan, virus influenza tipe B yang diketahui menginfeksi tubuh manusia, yaitu virus B/Yamagata dan virus B/Victoria. Vaksin influenza terbukti efektif terhadap keempat tipe virus flu ini.

Pertengahan tahun 2018 ini, angka kejadian flu di Indonesia tergolong tinggi, dapat dilihat melalui data persebaran penyakit influenza berikut ini.

Moms, melalui data tersebut, WHO melaporkan 87% kejadian flu di masyarakat disebabkan oleh virus influenza tipe A, dan 13% sisanya disebabkan oleh virus influenza tipe B. Dari yang terinfeksi virus tipe A didapatkan 80% disebabkan oleh virus H1N1 dan 20% sisanya oleh virus H3N2. Untuk virus influenza tipe B didominasi oleh virus B-Yamagata sebanyak 80%. Seringkali penyakit flu ini dikaitkan terhadap musim yang sedang berjalan, namun berbeda pada negara tropis, penyakit flu terjadi pada waktu yang tidak menentu. Di Indonesia sendiri didapatkan penyakit flu dapat terjadi sepanjang waktu, namun cenderung meningkat pada bulan November hingga April. Tempat tinggal kumuh, kebersihan yang tidak terjaga, nutrisi yang buruk, keterbatasan pelayanan kesehatan, dan gaya hidup tidak sehat menjadi faktor-faktor yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penyakit flu di masyarakat.

Flu seringkali dianggap enteng dan tidak diobati dengan benar, dan tentu saja hal ini perlu dicermati. Mengapa? Jangan anggap enteng penyakit flu ya Moms, karena komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit flu cukup serius dan dapat mengenai sistem tubuh lainnya. Selain mencegah terjadinya penyakit flu, vaksin influenza tentunya sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi dari virus influenza. Komplikasi yang sering terjadi, yaitu:

  1. INFEKSI BAKTERI

Infeksi bakteri yang sering terjadi bersamaan dengan infeksi virus ini adalah penyakit pneumonia. Pneumonia adalah suatu infeksi yang terjadi pada jaringan paru-paru mengakibatkan perubahan struktural pada paru-paru sehingga membuat kerja paru-paru tidak lagi optimal dalam sistem pernapasan manusia. Ada tiga tanda utama yang muncul yaitu demam tinggi, batuk hebat, dan sesak napas. Rawat jalan tidak lagi cukup untuk mengobati pneumonia.

  1. INFEKSI SISTEM SARAF

Virus influenza dapat menyebar hingga otak dan sistem saraf. Apabila sudah menginfeksi ke dalam otak, maka akan terjadi komplikasi dari sistem saraf pusat, seperti contohnya kejang yang dapat terjadi pada sebagian tubuh maupun seluruh tubuh. Kerusakan pada jaringan otak itu sendiri juga dapat terjadi dan biasanya ditandai dengan perubahan kesadaran dan perilaku.

  1. INFEKSI PADA JANTUNG & ORGAN LAINNYA

Walaupun jarang terjadi, namun virus influenza dapat mengakibatkan infeksi pada selaput jantung dan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak lagi dapat memompa darah dengan baik. Organ lainnya yang dapat terkena adalah ginjal, yang dapat berujung pada gagal ginjal.

Vaksin influenza dibuktikan dapat mencegah terjadinya penyakit flu sebesar 50-80%. Pemberian vaksin influenza sebaiknya dilakukan setiap tahunnya, terutama bagi:

–  Penduduk usia ≥ 50 tahun.

–  Anak usia 6 bulan – 5 tahun.

– Penderita penyakit kronis (diabetes, penyakit ginjal, penyakit jantung, penderita kanker, penyakit ginjal, dsb).

–  Wanita hamil.

– Memiliki sistem imun yang rendah (penderita HIV, pengguna obat kortikosteroid jangka panjang).

–  Petugas medis.

–  Semua orang yang mau melindungi dirinya dari penyakit flu.

Vaksin influenza yang beredar di masyarakat ada 2 jenis, yaitu vaksin hidup yang diberikan secara spray pada hidung dan vaksin mati yang diberikan melalui suntikan. Berdasar rekomendasi terbaru tahun 2017-2018 yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menyatakan bahwa pemberian vaksin hidup tidak lagi direkomendasikan, karena memiliki tingkat efektivitas yang rendah terhadap virus influenza yang tersebar. Pemberian vaksin influenza yang saat ini direkomendasikan hanya pemberian melalui suntikan. Vaksin influenza mencakup keempat jenis virus yang paling sering menyebabkan flu, yaitu virus H1N1, virus H3N2, dan kedua virus tipe B. Sampai saat ini belum didapati efek samping yang bermakna pada pemberian vaksin influenza ini.

Reaksi yang dapat ditimbulkan dari pemberian vaksin dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu ringan, sedang, dan berat. Reaksi yang paling sering terjadi dari pemberian vaksin influenza ialah tergolong ringan, yaitu adanya kemerahan, nyeri, dan bengkak pada lokasi tempat penyuntikan, adanya gejala seperti flu yang menyertai pada 1-2 hari setelah penyuntikan, seperti rasa panas dingin pada badan, mata berair, dan lemas, tapi dapat hilang dengan sendirinya. Demam juga dapat terjadi sebagai reaksi yang dapat terjadi setelah vaksinasi, tapi apabila didapati terjadi biasanya diakibatkan karena ada pemberian vaksin influenza yang bersamaan dengan pemberian vaksin lainnya. Reaksi yang mengancam nyawa sangat jarang terjadi.

Oleh karena itu, tak boleh anggap enteng penyakit flu dan komplikasinya Moms! Lindungi diri dan keluarga yang Anda cintai dengan menjaga kesehatan serta vaksin flu. Kini, ada layanan vaksin ke rumah yang bisa diakses dari www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat. Info lebih lanjut bisa menghubungi Asisten Kesehatan Maya melalui Telp/SMS /WhatsApp: 0811-18-16-800 sekarang juga!

instal aplikasi prosehat

DAFTAR PUSTAKA

  1. Influenza Update [Internet]. World Health Organization. August 2018 [cited 24 August 2018]. Available from: who.int/influenza/surveillance_monitoring/updates/EN_GIP_Influenza_transmission_zones.pdf
  2. Rothberg M, Haessler S, Brown R. Complications of Viral Influenza. The American Journal of Medicine. 2008;121(4):258-264.
  3. Update: ACIP Recommendations for the Use of Quadrivalent Live Attenuated Influenza Vaccine (LAIV4)- United States, 2018-19 Influenza Season [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. June 2018 [cited 21 August 2018]. Available from : cdc.gov/mmwr/volumes/67/wr/mm6722a5.htm?s_cid=mm6722a5_w%20
  4. Ghebrehewet S, MacPherson P, Ho a. Clinical Updates Influenza. The BMJ. December 2016;355:1-10.
  5. Types of Influenza Viruses [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. June 2018 [cited 21 August 2018]. Available from : cdc.gov/flu/about/viruses/types.htm
  6. Influenza NICD Recommendations for the diagnosis, prevention, management and public health response. National Institue for Communicable Diseases. May 2017.
  7. Barberis I, Martini M, Iavarone F, Orsi A. Available influenza vaccines: Immunization strategies history and new tools for fighting the disease. J Prev Med Hyg. 2016;57:41-46.
  8. Treanor JJ. Influenza Vaccination. The New England Journal of Medicine. 2016;375:1261-8.

 

Chat Asisten Maya
di Prosehat.com