Japanese encephalitis merupakan salah satu virus yang menyebabkan peradangan otak (ensefalitis). Virus Japanese encephalitis merupakan flavivirus, yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk culex yang terinfeksi.
Cara pencegahan yang sudah terbukti ampuh dan mampu meminimalisir penyebaran infeksi virus ini adalah lewat vaksin japanese encephalitis. Beberapa negara dengan angka insidensi Japanese encephalitis cukup tinggi diantaranya Tiongkok, Taiwan, Jepang, Korea Utara, Cambodia, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Filipina, Timor leste dan Papua New Guinea. Virus ini juga ditemukan di seluruh dunia, namun terbanyak di Asia, Pasifik bagian barat dan Australia bagian utara.
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memperkirakan sebanyak kurang lebih 67.900 kasus Japanese encephalitis setiap tahun terjadi di 24 negara endemis, dan 75% kasus terjadi pada anak-anak usia 0-14 tahun.
Di Indonesia, kasus Japanese encephalitis pertama yang dikonfirmasi berdasarkan pemeriksaan laboratorium yaitu pada tahun 1996. Kasus Japanese encephalitis terjadi sepanjang tahun, terutama pada musim hujan.
Penularan virus ini terutama terjadi di daerah pertanian dan pedesaan. Namun, pada beberapa wilayah di Asia, kondisi ini dapat terjadi di dekat kota besar.
Gejala Japanese Encephalitis
Biasanya Japanese encephalitis tidak bergejala atau bergejala tetapi tidak spesifik. Tanda dan gejala penyakit radang otak biasanya muncul dalam 4-14 hari setelah gigitan nyamuk, seperti:
- Nyeri kepala
- Demam tinggi mendadak
- Perubahan status mental/ gangguan kesadaran
- Gangguan pencernaan
- Perubahan cara berbicara dan berjalan
Sedangkan pada anak, gejala dapat berupa :
- Demam
- Anak tampak rewel
- Muntah
- Diare
- Kejang.
Mengapa Japanese Encephalitis Berbahaya?
Japanese encephalitis dapat menyebabkan kematian. Didapatkan 67.900 kasus anak setiap tahunnya, dengan angka kematian sebanyak 20-30%. Angka kematian ini terbilang cukup tinggi, terutama pada anak berusia di bawah 10 tahun.
Pada anak yang bertahan hidup, biasanya akan mengalami gejala sisa atau komplikasi, antara lain:
- Gangguan sistem motorik (motorik halus, kelumpuhan, gerakan-gerakan abnormal)
- Gangguan perilaku (agresif, emosi tak terkontrol, gangguan perhatian, dan depresi)
- Gangguan intelektual (retardasi)
- Gangguan fungsi saraf lain (gangguan daya ingat, epilepsi, dan kebutaan).
Baca Juga: Waspada Japanese Encephalitis Saat Berlibur ke Persawahan
Pentingnya Imunisasi Japanese Encephalitis
Hingga saat ini, masih belum ditemukan obat untuk mengatasi Japanese encephalitis. Namun, dengan vaksinasi, penyakit ini dapat dicegah. Vaksin ini pun sudah luas tersedia di berbagai negara guna mencegah dan menurunkan beban akibat dari penyakit ini.
Pada tahun 2017, Indonesia melaksanakan pengenalan imunisasi Japanese encephalitis dengan sasaran anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun dan dilakukan di seluruh provinsi Bali pada tahun 2017. Setelah pelaksanaan program imunisasi Japanese encephalitis di Bali, imunisasi ini dimasukkan ke dalam imunisasi rekomendasi bagi anak usia 9 bulan.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) merekomendasikan pemberian dosis tunggal vaksin Japanese encephalitis di area endemis seperti Indonesia. Untuk perlindungan jangka panjang dapat diberikan booster 1-2 tahun berikutnya.
Baca Juga: Imunisasi Lengkap: Sehatkan Keluarga, Lewati Masa Pandemi
Rekomendasi Vaksin Japanese Encephalitis
Vaksinasi ini direkomendasikan bagi:
- Orang yang berencana tinggal dan menetap di negara tinggi kasus Japanese encephalitis
- Orang yang berencana mengunjungi negara dimana Japanese encephalitis terjadi untuk waktu yang lama (misalnya satu bulan atau lebih)
- Orang yang sering bepergian ke daerah yang banyak terjadi kasus Japanese encephalitis
- Mengunjungi daerah pedesaan dan memiliki risiko tinggi gigitan nyamuk.
Sahabat Sehat, vaksinasi Japanese encephalitis adalah salah satu vaksinasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingat Indonesia adalah salah satu negara endemis Japanese encephalitis. Selain itu, bila Anda berencana untuk melakukan perjalanan ke luar negeri bersama Si Kecil, baik untuk berlibur atau kunjungan lainnya, disarankan agar Anda dan Si Kecil mendapatkan vaksin Japanese encephalitis sebelum keberangkatan sebagai bentuk perlindungan tubuh.
Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check up, layanan fisioterapi, pemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam.
Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
Ditinjau oleh: dr. Nurul L
Referensi
- Kurniawan, R., 2018. Vaksin Japanese Encephalitis: Manfaat dan Komplikasi. Cermin Dunia Kedokteran.
- VAXCORP INDONESIA. 2020. Daftar Negara Endemis Japanese Encephalitis – VAXCORP INDONESIA.
- Prasetyo, Sp.A(K), P., 2018. IDAI | Japanese Encephalitis.
- Kemkes.go.id. 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
- Yoanita SpA, d., 2020. Seputar Imunisasi Japanese Encephalitis (JE) pada Anak – Primaya Hospital.
- HealthyChildren.org. 2021. Japanese Encephalitis Vaccine: What You Need to Know (VIS).