Ditulis oleh : dr. Monica Cynthia Dewi
Mencegah tipes menjadi manfaat vaksin tifoid yang paling utama. Vaksin tifoid juga menjadi syarat wajib bepergian ke beberapa negara. Terutama ke negara-negara dengan tingkat endemis tipes yang tinggi.
Mungkin banyak di antara Sahabat Sehat ataupun keluarga pernah menderita penyakit tipes. Secara medis tipes disebut juga demam tifoid. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman di tubuh dan jika tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan luka dan perdarahan pada saluran cerna.
Salah satu cara mencegah tifoid adalah dengan mengikuti vaksinasi tifoid. Nah Sahabat Sehat, bagaimana manfaat dan jadwal pemberian vaksin tifoid ? Mari simak penjelasan berikut.
Faktor Utama Penyebab Tifoid
Demam tifoid atau disebut juga tipes, disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang dapat menyebar ke dalam tubuh dan ditemukan pada feses serta urin penderita nya. Jika Sahabat Sehat mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan feses dan urin penderita tifoid, maka beresiko tertular bakteri dan menderita demam tifoid.
Gejala Seseorang Mengidap Tifoid
Gejala dapat dialami dalam 1-3 minggu sejak terpapar bakteri Salmonella. Jika Sahabat Sehat mengalami demam, sebaiknya diperiksakan ke dokter sebab mungkin merupakan tanda menderita tipes. Berikut adalah berbagai gejala yang dapat dirasakan :
- Lemas
- Nyeri perut
- Sakit kepala
- Diare maupun konstipasi
- Mual atau muntah
- Nyeri otot
- Nafsu makan menurun.
- Batuk kering
Manfaat Vaksin Tifoid Bagi Kesehatan
Vaksin tifoid direkomendasikan bagi siapa saja yang hendak berpergian (travelling) atau bepergian ke daerah endemis demam tifoid, seperti Asia Tenggara, Afrika, Karibia, dan Amerika Tengah serta Amerika Selatan. Namun meski Sahabat Sehat telah divaksin, tetap dianjurkan menjaga kesehatan tubuh serta higienitas makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Jenis Vaksin Tifoid
Saat ini terdapat 2 jenis vaksin untuk mencegah demam tifoid. Sahabat Sehat dianjurkan berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan jenis vaksin yang akan diterima. Berikut adalah berbagai jenis vaksin tifoid:
Vaksin Tifoid Inaktif
Vaksin ini diberikan dengan cara disuntikan (injeksi), yang dapat diberikan mulai dari anak berusia 2 tahun keatas. Satu dosis vaksin diberikan paling tidak 2 minggu sebelum bepergian. Dosis ulangan direkomendasikan setiap 2 tahun untuk orang yang beresiko.
Vaksin Tifoid Hidup
Vaksin ini diberikan secara oral (melalui mulut), yang dapat diberikan pada anak usia 6 tahun keatas. Total dosis vaksin diberikan paling tidak 1 minggu sebelum bepergian. Vaksin booster diberikan setiap 5 tahun sekali bagi orang yang beresiko.
Efek Samping Vaksin Tifoid
Sahabat Sehat, berikut adalah berbagai efek samping yang dapat dirasakan setelah menerima vaksin tifoid yaitu :
- Nyeri pada bekas suntikan
- Kemerahan dan bengkak pada bekas suntikan
- Demam
- Nyeri kepala
- Nyeri perut
- Diare
- Mual dan muntah
Waspadai jika Sahabat Sehat mengalami keluhan diatas, maka dianjurkan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jadwal Vaksinasi Tifoid di Indonesia
Berdasarkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), imunisasi tifoid dianjurkan bagi anak berusia 2 tahun keatas dan pada orang dewasa. Imunisasi tifoid dapat diulang pemberiannya setiap 3 tahun sekali untuk mencegah infeksi demam tifoid.
Nah Sahabat Sehat, itulah manfaat vaksin tifoid bagi kesehatan. Jika Sahabat Sehat tertarik dan memerlukan vaksin tifoid, segera manfaatkan layanan imunisasi ke rumah dari Prosehat. Informasi lebih lanjut hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Referensi :
- Centers for Disease Control and Prevention. Typhoid VIS [Internet]. USA : Centers for Disease Control and Prevention. 2019 [updated 2019 Oct 30; cited 2021 Sep 16].
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jadwal Imunisasi IDAI [Internet]. Indonesia : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2021 [updated 2021 Jan 29; cited 2021 Sep 16].
- Forlab Infeksi. REKOMENDASI SATGAS IMUNISASI DEWASA PAPDI TAHUN 2017 [Internet]. Indonesia : Forlab Infeksi; cited 2021 Sep 16.