Vaksin Nusantara, Vaksin Corona Buatan Indonesia Lainnya Selain Merah Putih
Beberapa negara diketahui tengah sibuk memproduksi vaksin untuk mencegah Covid-19 secara optimal, salah satunya Indonesia. Indonesia tidak hanya sedang mengembangkan vaksin buatan sendiri bernama Merah Putih yang sedianya akan beredar pada akhir 2021, tetapi juga akan memproduksi vaksin buatan dalam negeri lainnya, yaitu Vaksin Nusantara.
Baca Juga: Vaksin Corona Buatan Indonesia, Vaksin Merah Putih, Sudah Sampai Mana Perkembangannya?
Sampai tulisan ini diturunkan vaksin tersebut telah menjalani uji klinis sebanyak dua kali. Pada uji klinis pertama dilaporkan bahwa 30 pasien yang menjadi relawan cukup baik dengan hasil yang aman, tidak menimbulkan efek dan gejala yang membahayakan. Berdasarkan hasil tersebut didapat bahwa antibodi atau imunogenitas pasien terhadap vaksin cukup tinggi terhadap Covid-19.
Uji klinis dengan hasil tersebut tentu saja mendapatkan respons yang cukup baik dari DPR tetapi tetap meminta BPOM untuk mengecek temuan hasil uji klinis fase 1.Sedangkan uji klinis fase 2 sudah dilaksanakan pada 16 Februari 2021, dan bertempat di Rumah Sakit dr. Kariadi, Semarang, Jawa Tengah. Sejauh ini belum ada laporan mengenai uji klinis tersebut. Apabila vaksin sudah lolos semua uji klinis dan mendapat persetujuan dari MUI dan BPOM, diharapkan dapat diproduksi hingga 10 juta dosis setiap bulannya.
Mengenai Vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara sendiri adalah salah satu vaksin Covid-19 buatan dalam negeri yang dipersiapkan untuk membantu mencegah virus bersama dengan vaksin-vaksin dari luar negeri seperti Sinovac, AstraZeneca, Moderna, dan Pfizer yang sudah dipesan pemerintah, dan tentunya juga dengan vaksin dalam negeri lainnya, Merah Putih yang diproduksi Bio Farma.
Baca Juga: Vaksin Lain Selain Sinovac dan Beberapa Efek Sampingnya
Vaksin ini dikembangkan pada September 2020 lalu, dan bermula dari perintah lisan Presiden kepada Menteri Kesehatan sebelumnya, pada Agustus 2020 untuk mendapatkan vaksin Corona yang aman bagi anak-anak dan para penderita Covid yang punya komorbid. Sebulan setelahnya sebuah tim dibentuk untuk membuat vaksin untuk kategori tersebut, dan harus buatan dalam negeri. Alasannya adalah supaya Indonesia mandiri dalam memproduksi vaksin yang platformnya individual.
Vaksin dikerjakan oleh peneliti dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Sebelas Maret, Universitas Diponegoro, RSPAD Gatot Soebroto sedangkan RS dr. Kariadi untuk uji klinis. Adapun untuk produksi, Vaksin akan diproduksi oleh Rama Pharma bekerja sama dengan AIVITA Biomedical yang berada di California, Amerika Serikat.
Seperti Apa Metode Vaksin Ini?
Vaksin Nusantara menggunakan sel dendritik autolog (komponen dari sel darah putih) yang dipaparkan dengan antigen protein S dari SARS-COV-2. Sel dendritik yang mengenal antigen tersebut nantinya akan disuntikkan ke dalam tubuh kembali. Ketika di dalam tubuh sel dendritik tersebut akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap SARS COV-2. Perlu diketahui sel dendritik adalah sel-sel sistem imun spesial yang berbentuk bintang yang berada di jaringan seperti kulit, hidung, paru-paru, dan saluran pencernaan.
Sel ini dapat meningkatkan respons imun melalui antigen di permukaan melalui sel-sel lain, dan dapat bertindak sebagai penyusun atau pengatur antigen di sel. Penggunaan sel dendritik merupakan salah satu alternatif untuk menangani SARS COV-12 penyebab Covid-19. Penggunaannya juga berbeda dengan vaksin buatan dalam negeri lainnya, Merah Putih, yang diketahui menggunakan metode rekombinan dengan memperbanyak antigen dari virus yang sudah dimatikan atau dilemahkan.
Baca Juga: Mengembangkan Vaksin dalam Pandemic Speed, Bagaimana dengan Indonesia?
Itulah mengenai Vaksin Nusantara, vaksin Covid-19 buatan Indonesia lainnya selain Vaksin Merah Putih yang masih dalam pengembangan dan uji-uji klinis. Kita harapkan semoga vaksin dalam negeri juga lancar ke depannya untuk membantu mengatasi Covid-19 secara optimal. Sembari menunggu vaksinasi massal, yuk Sahabat tetap terapkan 5M dan PHBS, dan jangan lupa deteksi dini Covid-19 di Prosehat. Caranya mudah, Sahabat bisa mengakses langsung via website dan aplikasi lalu pilih Layanan Kesehatan dan klik Rapid Test Covid-19. Info selengkapnya silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Referensi:
- Purbaya A. Diprakarsai dr Terawan, Vaksin Corona Nusantara Masuk Uji Klinis Fase II [Internet]. detikHealth. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5376174/diprakarsai-dr-terawan-vaksin-corona-nusantara-masuk-uji-klinis-fase-ii
- Vaksin Nusantara Bermula dari Presiden Lisan Presiden Jokowi [Internet]. Sindonews.com. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://nasional.sindonews.com/read/337204/15/vaksin-nusantara-bermula-dari-perintah-lisan-presiden-jokowi-1613480522
- Terawan: Vaksin Nusantara Bisa Diproduksi 10 Juta Dosis Per Bulan [Internet]. Okezone. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://nasional.okezone.com/read/2021/02/16/337/2363122/terawan-vaksin-nusantara-bisa-diproduksi-10-juta-dosis-perbulan
- Komisi IX DPR Antusias dengan Uji Klinis Fase I Vaksin Nusantara [Internet]. Antaranews. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://www.antaranews.com/berita/2003457/komisi-ix-dpr-antusias-dengan-uji-klinis-fase-1-vaksin-nusantara
- Rumah Sakit Kariadi Gelar Uji Klinis Fase 2 Vaksin Nusantara Siang Ini : Okezone Nasional [Internet]. okezone.com. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://nasional.okezone.com/read/2021/02/16/337/2362758/rumah-sakit-kariadi-gelar-uji-klinis-fase-2-vaksin-nusantara-siang-ini
- Azizah K. Eijkman Jelaskan Beda Vaksin Corona ‘Merah Putih’ dan Sinovac [Internet]. detikHealth. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5125108/eijkman-jelaskan-beda-vaksin-corona-merah-putih-dan-sinovac
- Sel dendritik, solusi futuristik di masa pandemi COVID-19 [Internet]. Antara News. 2021 [cited 17 February 2021]. Available from: https://www.antaranews.com/berita/1906616/sel-dendritik-solusi-futuristik-di-masa-pandemi-covid-19