Wabah Covid-19 telah memberikan dampak di berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, politik, maupun pendididkan. Pandemi Covid-19 yang saat ini tengah terjadi juga dinyatakan sebagai bencana nasional. Berbagai cara terus diupayakan untuk menanggulangi penyebaran virus yang telah menelan banyak korban jiwa. Upaya yang sudah dilakukan pemerintah antara lain melalui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menjaga jarak, termasuk upaya untuk menemukan vaksinnya.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Tiba di Indonesia dan Cara Mendapatkannya
Vaksinasi yang sering kita kenal dengan nama lain imunisasi sudah lama muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari vaksin hepatitis B yang diberikan kepada bayi yang baru lahir, yang berguna untuk memberikan kekebalan pada tubuh terhadap infeksi agar bayi mampu tumbuh sehat dan memberikan peluang hidup yang lebih panjang.
Vaksin sendiri didalamnya mengandung bagian dari bakteri atau virus yang menyerang manusia, dan bagian tersebut dilemahkan kemudian disuntikkan ke dalam tubuh manusia supaya tubuh dapat membentuk antibodi terhadap bakteri atau virus yang masuk tersebut. Dengan demikian, diharapkan vaksinasi ini mampu menciptakan imunitas tubuh terhadap paparan bakteri atau virus yang asli suatu hari nanti. Sebab itu, vaksin merupakan bagian penting selama peradaban manusia dalam menghindari penyebaran wabah berbagai penyakit mematikan.
Salah satu hal yang perlu diingat adalah bukan berarti Covid-19 dapat secara langsung hilang secara cepat setelah ditemukannya vaksin untuk penyakit ini karena saat ini pun pemberiannya masih secara bertahap. Untuk memberikan vaksinasi kepada seluruh penduduk di Indonesia diperlukan waktu yang tidak sebentar pastinya, dimana penduduk Indonesia saja berjumlah lebih dari 230 juta jiwa. Apalagi realisasi untuk mendistribusikan vaksin juga akan memiliki tantangan tersendiri mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan beragam topografi wilayahnya. Selain itu, ketersediaan vaksin sendiri menjadi salah satu kendala karena terkait dengan kapasitas produksinya, akan mempengaruhi juga waktu produksi vaksin untuk sejumlah penduduk Indonesia.
Dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini, Sahabat Sehat juga perlu berperan aktif dalam menjaga diri sendiri mapun dalam menghambat penyebaran virus tersebut. Dimulai dari kebiasaan menjalankan protokol kesehatan di kehidupan sehari-hari dengan selalu menggunakan masker dengan benar, mencuci tangan, hingga menghindari kontak langsung dan menjaga jarak dengan sesama. Berikutnya, vaksinasi merupakan langkah lanjutan yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi dalam menekan laju persebaran virus ini guna meningkatkan kekebalan tubuh sehingga kita tidak menjadi tempat hidup dari virus tersebut.
Baca Juga: Vaksin Lain Selain Sinovac dan Beberapa Efek Sampingnya
Vaksin Yang Akan Disetujui WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berencana menyetujui sejumlah vaksin untuk diberikan ke berbagai negara berkembang dalam hitungan minggu sampai bulan mendatang. Munculnya virus Covid-19 jenis baru yang diidentifikasi akhir tahun lalu, membuat beberapa perusahaan farmasi di berbagai negara berlomba menciptakan vaksin untuk membantu mengakhiri pandemi. Vaksin yang aman dan efektif diharapkan dapat segera tersedia, dengan harapan melindungi siapapun dan memperbaiki keadaan yang telah terjadi sekarang. Dalam perjalanannya, pengembangan vaksin yang efektif dan aman membutuhkan waktu tidak sebentar. Vaksin harus melalui proses uji klinis tiga tahap sebelum akhirnya disetujui dan bisa digunakan.
Pfizer-BioNtech
Pfizer Inc. yang bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, mengklaim vaksin produksi mereka memiliki tingkat efikasi 95 % setelah mendapat dua suntikan dan tidak memiliki efek samping serius. Data menunjukkan bahwa vaksin mencegah Covid-19 yang ringan dan parah.
Dalam pengembangannya, Pfizer dan BioNTech mengaplikasikan teknologi terbaru berbasis versi sintetis molekul virus SARS-Cov-2 yang disebut messenger RNA atau disingkat mRNA. Vaksin jenis ini harus disimpan dalam pendingin dengan suhu minus 70 derajat Celsius. Di samping itu, ternyata WHO pun telah mengesahkan vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech ini pada akhir Desember 2020 lalu.
Moderna
Perusahaan Moderna Inc. mengklaim vaksinnya memiliki efektivitas sebesar 94,5 persen, berdasarkan data awal uji klinis fase tiga. Analisis tersebut mengevaluasi 95 kasus infeksi Covid-19 yang dikonfirmasi di antara 30.000 peserta uji coba. Moderna juga menyebut tidak ditemukan masalah keamanan yang signifikan pada vaksinnya. Secara umum, vaksin aman dengan sebagian efek samping yang dapat ditoleransi dengan kategori ringan atau sedang. Efek sampingnya seperti nyeri di lokasi suntikan, kelelahan, nyeri otot, dan sakit kepala.
Perusahaan bioteknologi yang berbasis di Massachusetts ini bekerja sama dengan National Institues of Health mengembangkan vaksin corona bernama mRNA-1273. Vaksin bergantung pada penyuntikan potongan materi genetik virus, mRNA, ke dalam sel manusia. Vaksin Moderna juga cenderung lebih mudah dalam hal penyimpanan dan distribusinya karena bisa disimpan pada suhu minus 20 derajat Celsius. Berdasarkan persetujuan dari WHO, vaksin ini dapat mulai diberikan pada akhir Februari 2021.
Sinovac
WHO masih mempertimbangkan kemungkinan persetujuan cepat untuk vaksin yang bersal dari Cina, Sinovac. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac Biotech, CoronaVac, dapat merespons imun yang cepat, namun menghasilkan tingkat antibodi lebih rendah daripada orang yang sudah pulih dari penyakit Covid-19. Para peneliti mengatakan vaksin CoronaVac memberikan perlindungan yang cukup.
Baca Juga: BPOM Keluarkan Penggunaan Izin Darurat untuk Vaksin Sinovac
CoronaVac dan empat vaksin emsperimental lainnya yang dikembangkan di Cina saat ini tengah menjalani uji coba tahap akhir untuk menentukan keefektifannya dalam mencegah Covid-19. Walaupun Sinovac belum merilis hasil uji coba fase III secara global, vaksinnya telah disetujui untuk penggunaan darurat di negara-negara termasuk Brasil, Indonesia, dan Turki.
AstraZeneca-Oxford
Vaksin Covid-19 yang dibuat Oxford-AstraZeneca memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dalam mencegah infeksi Covid-19. Hasil dari penelitian yang sudah dilakukan menyebutkan, bahwa vaksin yang dikembangkan Oxford-AstraZeneca aman dan efektif. Vaksin tersebut hanya memiliki kemanjuran 70,4% berdasarkan analisis gabungan dari dua resimen dua dosis yang berbeda, yakni standar/standar dan rendah/standar. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan diproduksi Serum Institute of India (SII) disahkan WHO pada Februari 2021, dengan pemberian dua dosis pada 8-12 minggu setelah pemberian dosis pertama.
Johnson & Johnson
Vaksin Covid-19 buatan Johnson & Jonhson menunjukkan efikasi di angka 66% dalam mencegah penyakit sedang hingga parah. Pada penyakit parah justru efikasinya lebih tinggi, yakni sebesar 85 persen. Pada masa uji klinisnya melibatkan 44.000 relawan, tersebar di Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan Afrika Selatan. Di Amerika Serikat, efikasi tercatat 72%, di Afrika Selatan 57 persen, dan Amerika Selatan 66%.
Vaksin Johnson & Jonhson, yang mempunyai perjanjian tidak mengikat untuk memasok Covax dengan 500 juta dosis selama jangka waktu yang tidak ditentukan, diharapkan mendapatkan persetujuan WHO paling cepat pada Mei atau Juni. Sejauh ini, Johnson & Johnson belum mempublikasikan hasil uji klinis fase III dari vaksinnya. Namun, pihaknya telah menyampaikan bahwa diharapkan distribusinya mendapat persetujuan paling cepat Februari 2021.
Kesimpulan
Setiap vaksin yang dibuat oleh berbagai macam perusahaan yang ada di beberapa negara memiliki angka efektitivitas dan efikasi yang berbeda-beda. Meskipun demikian, pengembangan vaksin Covid-19 diharapkan dapat untuk mengatasi wabah virus SARS-CoV-2 serta dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat infeksi ini. Saat ini sejumlah kandidat vaksin telah ditemukan, dan penelitian untuk pengembangan vaksin tersebut ada yang berbasis asam nukleat, protein subunit, virus hidup yang dilemahkan, virus inaktif, maupun vektor virus lainnya. Tahapan demi tahapan uji klinis kandidat vaksin yang sedang berjalan saat ini dirancang untuk sampai memastikan bahwa vaksin ini aman digunakan. Diharapkan dengan dilakukannya vaksinasi massal, di masa depan nanti akan terbentuk herd immunity pada populasi manusia.
Baca Juga: Apa yang Perlu Sahabat Lakukan Saat Sebelum, Selama, dan Sesudah Vaksinasi Covid-19?
Itulah mengenai beberapa vaksin yang sudah dan akan disetujui oleh WHO untuk meminimalkan penyebaran Covid-19. Jangan lupa, Sahabat, tetap terapkan 5M dan PHBS serta deteksi dini Covid-19 di Prosehat. Caranya cukup mudah, Sahabat bisa mengakses via website atau aplikasi lalu pilih Layanan Kesehatan dan klik Rapid Test Covid-19. Info selengkapnya silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

Referensi
- Review Vaksin Secara Umum dan Spesifik Covid-19 [Internet]. 2020 (diakses pada 4 Februari 2021). Tersedia di: https://www.researchgate.net/publication/343126729_Review_Vaksin_Covid-19
- Valerisha A, Putra M. Pandemi Global COVID-19 dan Problematika Negara-Bangsa: Transparansi Data Sebagai Vaksin Socio-digital? [Internet]. 2021 (diakses pada 4 Februari 2021). Tersedia di: http://journal.unpar.ac.id/index.php/JurnalIlmiahHubunganInternasiona/article/view/3871
- Masnun M, Sulistyowati E, Ronaboyd I. Pelindungan Hukum Atas Vaksin Covid-19 dan Tanggung Jawab Negara Pemenuhan Vaksin Dalam Mewujudukan Negara Kesejahteraan [Internet]. 2021 (diakses pada 4 Februari 2021). Tersedia di: http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/dih/article/view/4325
- Purwantoro W. Vaksin dan Pandemi Covid 19 [Internet]. 2021 (diakses pada 4 Februari 2021). Tersedia di: https://fpscs.uii.ac.id/blog/2020/12/28/vaksin-dan-pandemi-covid-19/
- Arnani M. 4 Vaksin Corona yang Efektivitasnya Diklaim Mencapai 90 Persen [Internet]. 2021 (diakses pada 4 Februari 2021). Tersedia di: https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/21/133000965/4-vaksin-corona-yang-efektivitasnya-diklaim-mencapai-90-persen?page=all
- Sah! WHO Setujui Penggunaan Vaksin Corona Oxford-AstraZeneca [Internet]. Detik.com. 2021 [cited 16 February 2021]. Available from: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5375233/sah-who-setujui-penggunaan-vaksin-corona-oxford-astrazeneca
Read More