Tanda dan Gejala COVID-19: Delirium, Happy Hypoxia, dan Anosmia. Yuk Kenali Perbedaannya!
Pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh varian virus corona baru, pertama kali teridentifikasi di Wuhan, Cina pada akhir 2019 kemarin. Sampai saat ini para ilmuan dan ahli kesehatan masih terus melakukan penelitian untuk mendalami hal-hal yang berkaitan dengan penyakit ini, seperti gejala dan cara penanganannya.
Baca Juga: Inilah Gejala Corona dari Hari ke Hari
Umumnya gejala bisa timbul pada saat seseorang yang terinfeksi terpapar setelah dua hari oleh virus corona, walaupun masa inkubasi pada virus ini sekitar 5-6 hari. Gejala umum yang muncul pada pasien Covid-19 adalah demam, batuk, sakit kepala, sesak napas, hingga kelelahan. Namun, kini berbagai fakta baru mengenai virus tersebut mulai terungkap.
Berdasarkan penelitian para ahli medis, menunjukan bahwa varian baru dari mutasi virus corona ini lebih mudah menyebar dari orang ke orang. Sejauh ini mereka berhasil mengidentifikasi beberapa gejala dari virus corona jenis baru, SARS-CoV-2. Diantaranya adalah delirium, happy hypoxia, dan anosmia.
Yuk cari tahu gejala dan penanganan yang tepat!
1. Delirium
Penyakit ini merupakan gejala baru dari COVID-19 yang menyerang mental si penderita. Biasanya penyakit ini dialami oleh penderita lansia. Delirium sendiri merupakan gejala mental yang membuat penderitanya mengalami gangguan seperti kebingungan berat dan kurangnya kesadaran. Penderita akan merasa seperti sedang bermimpi. Kondisi seperti ini terjadi akibat adanya disfungsi otak pada penderita COVID-19.
Gejalanya pun muncul secara fluktuatif dan bisa berkembang cepat dalam beberapa jam atau hari. Beberapa gejalanya sebagai berikut:
- Sulit fokus dan mudah teralihkan
- Sering melamun dan lambat dalam merespon
- Menurunnya daya ingat
- Sulit berbicara
- Suka behalusinas
- Mudah tersinggung dan pergantian mood yang ekstrem serta merasa gelisah
- Kebiasaan tidur berubah
- Kesadaran berkurang
- Depresi
- Kebingungan
- Komplikasi neurologis yang parah dan jaran terjadi, seperti stroke, radang otak, dan kerusakan syaraf
Bagaimana penanganan pada penderita delirium?
- Pada usia dewasa sampai lajut usia, diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan, karena gejala delirium sangat mirip dengan demensa. Oleh karena itu, pengobatannya tentu saja berbeda.
- Delirium biasanya juga dapat diiatasi berdasarkan penyebabnya, seperti pemberian obat tertentu.
- Delirium yang disebabkan oleh serangan asma yang parah, bisa diatasi dengan pemberian inhaler atau oksigen untuk membantu system pernapasannya.
- Dokter juga dapat memberikan antibiotic, apabila delirium disebabkan oleh infeksi bakteri.
- Dokter juga dapat menyarankan untuk berhenti konsumsi alcohol atau obat tertentu kepada penderita dalam beberapa kasus.
- Delirium yang disebabkan oleh tekanan emosional, dapat ditasi dengan memberikan antidepresan, obat penenang, atau tiamin.
- Pemberian konseling agar penderita merasa nyaman dan untuk mendiskusikan pikiran dan perasaannya.
2. Happy Hypoxia
Tanda yang muncul pada Covid-19 di antaranya adalah happy hypoxia yang ditandai dengan saturasi oksigen dalam darahnya menurun, namun orang tersebut tidak merasakan sesak hingga berakibat fatal. Oleh karena itu, penyakit ini sangat diwaspadai oleh banyak orang karena dapat membahayakan nyawa.
Baca Juga: Apakah Gangguan Delirium Merupakan Gejala Baru Covid-19?
Dokter spesialis paru dari RS Persahabatan, dr Erlina Burhan MSc, SpP, mengatakan bahwa happy hypoxia terjadi karena adanya kerusakan pada sistem saraf yang mengantarkan sensor sesak ke otak. Kondisi tersebut mengakibatkan otak tidak dapat memberi respon, sehingga tidak mengenal adanya kekurangan oksigen dalam darah.
Berikut beberapa gejala happy hypoxia pada pasien COVID-19
1. Terus bertambahnya gejala COVID-19
Kekurangan oksigen dalam darah yang memicu organ bereaksi sehingga menimbulkan berbagai gejala lainnya.
2. Batuk bertambah dan terus menerus
Batuk yang diperparah oleh kurangnya oksigen membuat batuk semakin keras dikarenakan paru-paru tidak memiliki cukup pertukaran CO2 dengan oksigen.
3. Tubuh semakin lemas
Oksigen yang kurang dapat mengakibatkan tubuh semakin lama semakin lemas, bahkan hingga hilang kesadaran
4. Detak jantung menjadi cepat atau sebaliknya menjadi lemah
5. Warna bibir dan ujung jari mulai kebiruan
Apabila warna bibir dan ujung jari sudah mulai membiru, itu menjadi pertanda bahwa oksigen tidak tersebar keseluruh tubuh
Penanganan yang tepat untuk mengatasi happy hypoxia antara lain:
- Pemberian oksigen
Bertujuan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh. Bisa diberikan melalui masker atau selang hidung, terapi hiperbarik, atau alat bantu napas (ventilator)
- Obat-obatan
Pemberian obat dimaksudkan untuk mengobati penyebab timbulnya happy hypoxia. Seperti inhaler atau obat asma, obat golongan kortikosteroid untuk peradangan paru, antibiotik untuk infeks bakterii, dan obat anti kejang untuk meredakan kejang.
3. Anosmia
Anosmia merupakan stilah yang digunakan pada suatu kondisi menghilangnya kemampuan indera penciuman secara total. Melansir laman Harvard Medical School (HMS), anosmia adalah gejala neurologis utama dan merupakan salah satu gejala Covid-19 paling awal dan yang paling sering dilaporkan.
Orang yang menderita anosmia tidak dapat mencium aroma apapun, baik aroma bunga atau parfum maupun baru tdak sedap seperti bau busuk dan bau amis.
Baca Juga: Parosmia dan Phantosmia, Gejala-gejala Baru Covid-19, Apa Saja Perbedaannya?
Berikut beberapa penyebab anosmia:
- Pembengkakan atau penyumbatan pada rongga hidung yang membuat bau atau aroma tertentu tidak dapat terdeteksi oleh saraf dalam hidung.
- Adanya masalah pada system saraf yang berfungsi untuk mendeteksi aroma.
Cara penangnan anosmia:
- Istirahat yang cukup
- Minum air putih lebih banyak
- Konsumsi obat penurun panas dan multivitamin
- Jika muncul gejala Covid-19 yang lebih berat, segera hubungi dokter untuk penanganan yang lebih tepat.
Itulah Sahabat mengenai tanda dan gejala Covid-19, delirium, happy hypoxia, dan anosmia. Apabila Sahabat merasakan gejala-gejala di atas, yuk jangan ragu untuk tes Covid-19 di Prosehat. Caranya cukup mudah, Sahabat bisa mengakses via website dan aplikasi lalu pilih Layanan Kesehatan dan klik Rapid Test Covid-19. Info lebih lengkap silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Referensi:
- Nabila F. Terpopuler Sepekan: Fakta-fakta Delirium, Gejala Terbaru COVID-19 [Internet]. detikHealth. 2021 [cited 28 January 2021]. Available from: https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5302554/terpopuler-sepekan-fakta-fakta-delirium-gejala-terbaru-covid-19
- Kenali Delirium, Gejala Baru Covid-19 yang Perlu Diwaspadai Halaman 2 | merdeka.com [Internet]. merdeka.com. 2021 [cited 28 January 2021]. Available from: https://www.merdeka.com/jateng/kenali-delirium-gejala-baru-covid-19-yang-perlu-diwaspadai.html?page=2
- Media K. Penyakit Delirium: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya Halaman all – Kompas.com [Internet]. KOMPAS.com. 2021 [cited 28 January 2021]. Available from: https://health.kompas.com/read/2020/07/25/133400268/penyakit-delirium–gejala-penyebab-dan-cara-mengatasinya?page=all#:~:text=Cara%20mengatasi,atau%20oksigen%20untuk%20megenbalikan%20pernapasan.
- What’s Delirium and How Does It Happen? [Internet]. Healthline. 2021 [cited 28 January 2021]. Available from: https://www.healthline.com/health/delirium#treatment
- [Internet]. 2021 [cited 28 January 2021]. Available from: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20200916145443-255-547227/tanpa-sesak-kenali-4-tanda-utama-happy-hypoxia-pada-covid-19
- Media K. Simak 3 Gejala Baru Covid-19, dari Anosmia hingga Parosmia Halaman all – Kompas.com [Internet]. KOMPAS.com. 2021 [cited 28 January 2021]. Available from: https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/05/193500365/simak-3-gejala-baru-covid-19-dari-anosmia-hingga-parosmia?page=all