Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Posts tagged “ polio”

  • Imunisasi menjadi salah satu cara si kecil terhindar dari penyakit menular. Namun ada beberapa imunisasi yang memberikan beberapa reaksi imunisasi yang sering kali membuat Bunda takut, sehingga Bunda enggan membawa si kecil untuk imunisasi. Bunda khawatir, karena reaksi-reaksi tersebut merupakan reaksi kecil yang wajar terjadi.      Reaksi yang umum terjadi biasanya seperti demam, bercak […]

    Kenali dan Cara Mengatasi Reaksi Imunisasi Si Kecil

    Imunisasi menjadi salah satu cara si kecil terhindar dari penyakit menular. Namun ada beberapa imunisasi yang memberikan beberapa reaksi imunisasi yang sering kali membuat Bunda takut, sehingga Bunda enggan membawa si kecil untuk imunisasi. Bunda khawatir, karena reaksi-reaksi tersebut merupakan reaksi kecil yang wajar terjadi.   

     

    Reaksi yang umum terjadi biasanya seperti demam, bercak merah hingga reaksi lokal ditempat suntikan. Karena itu, yuk kenali dan cara mengatasi reaksi imunisasi si kecil, berikut ini:

    1. BCG (Tubercolosis)

    Reaksi : Dalam 2-6 minggu setelah si kecil imunisasi BCG maka akan timbul bisul kecil yang membesar dan luka dapat terbuka (ulserasi) selama 2 hingga 4 bulan yang akan sembuh secara perlahan dan berganti kulit pada bisul tersebut.

    Cara mengatasinya : Jika luka tersebut mengelurkan cairan, maka Bunda dapat mengkompresnya dengan cairan antiseptik. Segeralah membawa si kecil ke dokter bila cairan tersebut semakin banyak, luka semakin membesar atau semakin parah.

    Produk Terkait:

    2. Hepatitis B

    Reaksi: Setelah imunisasi Hepatitis B, biaasnya timbul demam namun tidak tinggi, timbul kemerahan pada tempat penyuntikan, bengkak, rasa nyeri disekitar sendi dan rasa mual.

    Cara Mengatasinya: Untuk mengatasi reaksi tersebut, dianjurkan untuk si kecil minum lebih banyak baik ASI ataupun air buah. Saat si kecil demam, gunakanlah pakaian yang tipis lalu bekas suntikan yang nyeri dapat dikompres dengan air dingin.

    Produk Terkait:

    Namun jika demam belum turun, berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan dan maksimal 6 kali pemberian dalam 24 jam. Saat si kecil demam boleh Bunda seka dengan air hangat. Apabila reaksi tersebut semakin berat maka bawalah si kecil ke dokter.

    3. DPT (Difteri Pertusis Tetanus)

    Reaksi : reaksi yang dapat terjadi setelah imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) ini antara lain terjadi demam tinggi, si kecil menjadi sedikit rewel, timbul kemerahan pada tempat suntikan, nyeri serta pembengkakan. Reaksi ini tidak akan berlangsung lama Bunda, kurang lebih selama 2 hari.

    Cara Mengatasinya : Cara mengatasinya yaitu beri si kecil minum lebih banyak dapat berupa ASI atau air buah. Sama seperti penanganan pada imunisasi Hepatitis B, beri pakaian yang lebih tipis jika si kecil demam, kompreslah bekas suntikan yang nyeri dengan air dingin, apabila demam dapat diberikan parasetamol 15 kg/kgbb setiap 3-4 jam dan maksimal 6 kali pemberian dalam 24 jam.

    Produk Terkait: Imunisasi DPT ke Rumah

    Si Kecil di perbolehkan mandi atau cukup diseka dengan air hangat dan bila reaksi si kecil lebih berat dibandingkan sebelumnya maka bawalah si kecil ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.

    4. Polio

    Reaksi: Pemberian imunisasi polio pada umumnya tidak memberikan dampak apapun. Namun sebagian kecil anak yang telah melakukan imunisasi akan merasa pusing, diare ringan dan nyeri otot.

    Cara Mengatasinya: karena reaksi ini jarang terjadi maka Bunda tidak perlu khawatir dan tidak perlu melakukan tindakan apapun.

    Produk Terkait: Imunisasi 3 Bulan Komplit ke Rumah

    5. Campak dan MMR

    Reaksi: Hal yang dapat terjadi pasca imunisasi campak dan MMR yaitu berupa rasa tidak nyaman disekitar bekas penyuntikan.

    Terjadi beberapa gejala-gejala lain yang timbul  5-12 hari setelah penyuntikan seperti demam tidak tinggi atau erupsi kulit halus atau tipis yang berlangsung kurang dari 48 jam. Pembengkakan kelenjar getah bening pada belakang telingan yang dapat terjadi sekitar 3 minggu pasca imunisasi MMR.

    Cara Mengatasinya: Berilah si kecil minum lebih banyak seperti ASI atau air buah, jika demam gunakan pakaian yang tipis, kompreslah area bekas suntikan yang nyeri dengan menggunakan air dingin, bila demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan, maksimum 6 kali dalam 24 jam. Untuk membersihkan si kecil cukup disekan menggunakan air hangat. Apabila reaksi tersebut berat maka bawalah si kecil ke dokter.

    Produk Terkait: Vaksinasi Campak ke Rumah

     

    6. DT (Diteri, Tetanus)

    Reaksi : Reaksi pasca imunisasi DT (Difteri, Tetanus) biasanya timbul kemerahan, bengkak dan nyeri sekitar bekas suntikan.

    Cara Mengatasinya: Kompreslah area bekas suntikan yang terasa nyeri dengan menggunakan air dingin. Bunda tenang saja karena imunisasi ini tidak memerlukan tindakan khusus.

    Produk Terkait: imunisasi booster ke rumah

    Bila si kecil mengalami demam setelah imunisasi dan tak kunjung turun setelah diberi obat, maka periksakan ke dokter. Selalu catat apa yang dialami si kecil untuk imunisasi ke dua dan selanjutnya.

    Untuk mendapatkan kenyamanan imunisasi si kecil dan layanan imunisasi ke rumah silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

    Sumber:

    Trisbiantara, Irene. “Apa Saja Efek Samping Setelah Imunisasi?”. tanyadok.com

    IDAI. “Penjelasan Kepada Orang Tua Mengenai Imunisasi”. idai.or.id

    Read More
  • Imunisasi sangat diperlukan untuk bayi dan balita dan banyak sekali macam-macam imunisasi, salah satunya adalah polio. Pemerintah mulai menggalakkan anak wajib imunisasi polio. Kenapa pemerintah mewajibkan anak untuk imunisasi polio? Karena imunisasi polio dapat mencegah penyakit yang akan diderita jika tidak diimunisasi. Baca Juga: Mengenal Penyakit Polio dan Vaksin untuk Mencegahnya Banyak manfaat yang bisa […]

    Efek Samping Vaksin Polio yang Perlu Kamu Ketahui

    Imunisasi sangat diperlukan untuk bayi dan balita dan banyak sekali macam-macam imunisasi, salah satunya adalah polio. Pemerintah mulai menggalakkan anak wajib imunisasi polio.

    Kenapa pemerintah mewajibkan anak untuk imunisasi polio? Karena imunisasi polio dapat mencegah penyakit yang akan diderita jika tidak diimunisasi.

    Baca Juga: Mengenal Penyakit Polio dan Vaksin untuk Mencegahnya

    Banyak manfaat yang bisa didapat ketika seorang anak diberikan imunisasi polio. Namun, imunisasi polio dapat menimbulkan reaksi setelah disuntikkan ke anak.

    vaksinasi polio, efek samping vaksinasi polio

    Apa Saja Manfaat Imunisasi Polio?

    • Agar anak terhindar dari kematian karena infeksi yang terjadi pada selaput otak (meningitis)
    • Mencegah beberapa resiko pada bayi karena virus polio yang pada umumnya merusak syaraf pada otak, dan menimbulkan otot yang tidak berfungsi sehingga anak tersebut lumpuh seketika
    • Mencegah anak menderita polio dan memungkinkan anak untuk tumbuh sehat

    Beberapa manfaat itulah yang membuat anak diwajibkan untuk tetap diberikan imunisasi polio. Ada dua hal yang membedakan vaksin polio, yaitu vaksin oral dan suntik.

    Baca Juga: Tujuan Imunisasi Polio yang Perlu Diketahui

    Seiring dengan berkembangnya zaman, vaksin oral sudah tidak digunakan lagi, sekarang menggunakan vaksin yang disuntik. Jangan lupa ibu-ibu bahwa vaksin suntik pun dapat menimbulkan reaksi pasca imunisasi

    Reaksi pasca-imunisasi Polio yang perlu kamu ketahui:

    1. Demam

    Demam merupakan reaksi dari pemberian vaksin polio oral. Sering juga kita temui vaksin suntik pun terkadang juga akan membuat anak menjadi demam.

    Vaksin oral berisi virus yang sudah dilemahkan untuk memperkuat metabolisme tubuh, sedangkan vaksin yang disuntik virusnya sudah dimatikan terlebih dahulu. Ibu jangan khawatir bila anak mengalami demam, cukup berikan obat penurun panas aja hingga demamnya hilang.

    2. Sakit dan Bengkak di bekas suntikan

    Tak jarang jika kita temui bayi yang menangis terus karena suntikan imunisasi polio, jadi untuk menjaga kenyamanan bayi, sebaiknya posisikan bayi pada keadaan tidur yang nyaman, sehingga bayi tersebut tidak akan menangis/rewel lagi

    3. Reaksi anafialtik

    Reaksi anafilkatik merupakan reaksi alergi tipe cepat yang menimbulkan kegawatan bila tidak ditangani dengan cepat. Reaksi ini terjadi bila sesorang memiliki riwayat alergi terhadap komponen vaksin.

    Mereka yang alergi terhadap beberapa antibiotik seperti Streptomisin, polimiksin B dan Neomisin kemungkinan akan alergi terhadap vaksin polio suntik.

    Baca Juga: Apa dan Bagaimana Penyebab Penyakit Polio Itu?

    Jika Sahabat sebagai ibu ingin mengurangi reaksi lokal yang dapat terjadi pada anak, Sobat harus mengompres pada bekas suntikan, minum air putih, memberikan penurun panas dengan dosis sesuai dengan umur anak. Sebelum dilakukan imunisasi, Sobat perlu mengetahui beberapa hal:

    • Cek apakah anak demam atau tidak
    • Anak sedang diare
    • Anak yang mempunyai kekebalan tubuh yang lemah atau melemahnya sistem imun
    • Anak yang masih menjalani imunosupresif

    Hal itulah yang menjadi pertimbangan untuk dilakukan vaksinasi. Vaksin polio itu penting untuk bayi dan balita, tetapi kita harus memperhatikan reaksi setelah penyuntikan dan apa saja yang tidak boleh dilakukan pada anak yang sedang mengalami demam, diare atau yang sudah dijelaskan di atas.

    Semoga artikel ini memberi manfaat bagi para pembaca, khususnya ibu-ibu yang mempunyai bayi dan anak balita. Jangan lupa konsultasikan pada dokter yang menangani vaksin polio anak Sahabat.

    Apabila Sahabat ingin sekali melakukan vaksinasi polio terutama layanan vaksinasi ke rumah, jangan khawatir karena Prosehat mempunyai layanan tersebut. Layanan ini tentu saja akan membuat Sobat merasa aman dan nyaman. Selain itu, layanan ini mempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu:

    • Produk dijamin asli
    • Ditangani oleh dokter yang profesional dan berizin resmi
    • Ada tanya jawab dengan Asisten Kesehatan Maya
    • Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
    • Jadwal vaksinasi yang fleksibel
    • Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian

    Untuk info lebih lanjut mengenai layanan vaksinasi polio ke rumah, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

    Read More
  • Polio mungkin bukanlah penyakit yang baru di telinga kita semua, terutama para Ibu yang pasti sudah sering mendengarnya saat membawa si kecil untuk imunisasi. Berkat imunisasi, kasus polio di seluruh dunia saat ini sudah sangat berkurang, bahkan beberapa strain virus polio sudah dinyatakan tidak ada lagi atau tereradikasi. Berdasarkan data WHO, kasus polio sudah berkurang […]

    Apa Saja Fakta tentang Polio yang Perlu Diketahui?

    Polio mungkin bukanlah penyakit yang baru di telinga kita semua, terutama para Ibu yang pasti sudah sering mendengarnya saat membawa si kecil untuk imunisasi. Berkat imunisasi, kasus polio di seluruh dunia saat ini sudah sangat berkurang, bahkan beberapa strain virus polio sudah dinyatakan tidak ada lagi atau tereradikasi.

    Berdasarkan data WHO, kasus polio sudah berkurang sebesar 99% sejak tahun 1988, dari 350.000 kasus dalam lebih dari 125 negara endemis, turun menjadi 22 kasus pada tahun 2017 di seluruh dunia. Sekitar 16 juta orang telah selamat dari kelumpuhan sebagai dampak usaha global mengeradikasi virus polio. Ini menunjukkan betapa pentingnya vaksinasi polio bagi anak-anak. Nah, apa saja fakta tentang penyakit polio ini? Yuk, kita simak bersama.

    Polio atau yang disebut sebagai poliomielitis adalah infeksi susunan saraf pusat yang disebabkan karena virus polio. Virus ini sangat berbahaya dan biasanya menyerang anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Virus tersebutdapat menyebabkan kelumpuhan dalam hitungan jam, dan 1 dari 200 individu yang terkena infeksi polio mengalami kelumpuhan pada kaki yang bersifat permanen. Sekitar 5-10% individu yang terinfeksi polio jika tidak ditangani dengan baik dapat mengalami kematian karena tidak bisa bernapas yang disebabkan karena lumpuhnya otot-otot pernafasan.

    Virus polio yang sangat infeksius ini ditularkan dengan carafekal-oral. Feses anak yang terinfeksi polio juga akan mengandung virus polio, sehingga dapat menularkan lewat air dan makanan/minuman yang terkontaminasi. Gejala yang dapat ditimbulkan dari infeksi polio ini bervariasi, yaitu:

    • 72% orang yang terinfeksi virus polio biasanya tidak menimbulkan gejala, ini merupakan bentuk infeksi polio yang paling sering.
    • 24% orang mengalami gejala minor/ringan seperti demam, sakit tenggorokan, lemas, sakit kepala, mual dan muntah.
    • 4% orang akan mengalami nonparalytic poliomyelitis (aseptic meningitis), dimana gejala awal berupa demam, nyeri tenggorokan, mual, dan lemas, kemudian diikuti dengan kekakuan pada leher/punggung, nyeri pada kaki, punggung dan leher, muntah, dan nyeri kepala yang hebat. Dapat juga terjadi kelumpuhan kaki yang ringan.
    • <1% mengalami paralytic poliomyelitis. Kondisi ini sangat jarang, dengan gejala awal berupa gejala ringan dan dilanjutkan dengan 1-3 hari bebas gejala, yang kemudian diikuti oleh kelumpuhan salah satu kaki yang tiba-tiba dan progresif.

    Cukup mengerikan bukan? WHO bahkan menyatakan selama ada 1 anak saja yang masih terinfeksi polio, maka seluruh anak-anak di dunia masih berisiko terinfeksi polio. Apalagi sampai saat ini tidak ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit polio. Polio hanya dapat dicegah dan pencegahan terbaik adalah dengan vaksinasi. Itu sebabnya vaksinasi polio sangat penting bagi anak-anak kita.

    Vaksin polio yang diberikan terdiri dari dua macam, yaitu vaksin polio tetes/oral (OPV) dan vaksin polio yang disuntikkan (IPV). Keduanya penting diberikan bagi si kecil untuk memastikan proteksi yang maksimal terhadap virus polio. Efek samping pasca imunisasi polio pun biasanya jarang, biasanya dapat terjadi diare yang tidak menyebabkan demam. Dosis pemberian vaksin polio yang direkomendasikan di Indonesia adalah 4 dosis dan ditambah dengan 1x dosis booster pada 18 bulan. Proteksi vaksin polio ini cukup besar yaitu sebesar 99%.

    Nah, fakta tentang polio ternyata cukup luar biasa bukan? Dan para ibu tidak perlu khawatir, karena imunisasi polio sudah termasuk dalam imunisasi dasar dan wajib di Indonesia. Pastikan buah hati Moms diberikan imunisasi dasar lengkap dan sesuai jadwal agar ia selalu sehat dan terlindungi dari berbagai macam penyakit, salah satunya polio. Nah, bagi Moms yang ingin melakukan vaksin pada si kecil, kini tak perlu repot. Ada layanan vaksin ke rumah loh! Silakan cek lewat www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat untuk mendapatkan segala informasi yang berkaitan dengan vaksinasi maupun kesehatan. Info lanjut bisa menghubungi Asisten Kesehatan Maya melalui Telp/SMS/WhatsApp: 0811-18-16-800 sekarang juga. Salam sehat.

    instal aplikasi prosehat

    DAFTAR PUSTAKA

    1. World Health Organization. Poliomyelitis. Diupdate 14 Maret 2018. Diakses 4 Oktober 2018. Available at: who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
    2. Plotkin SA, Orenstein WA, Offit PA, Edwards KM. Plotkin’s vaccines. 7th Philadelphia: Elsevier; 2018. p. 867.
    3. Vesikari T, Damme PV. Pediatric vaccines and vaccinations. Switzerland: Springer; 2017. p. 60-3.
    4. Tanya jawab polio. Diupdate 28 Agustus 2013. Diakses 4 Oktober 2018. Available at: idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/tanya-jawab-polio
    5. Polio vaccination. Diupdate 4 Mei 2018. Diakses 4 Oktober 2018. Available at: cdc.gov/vaccines/vpd/polio/index.html
    Read More
  • Moms, mungkin kita masih banyak yang belum begitu mengerti tentang apa yang dimaksud vaksin serta vaksin apa saja yang dibutuhkan oleh anak. Salah satu yang sangat penting adalah vaksin polio. Kurangnya pengetahuan serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai vaksin menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit polio di Indonesia. Sebelum dibahas mengenai vaksin polio, ada baiknya kita […]

    Apa dan Bagaimana Penyebab Penyakit Polio Itu?

    Moms, mungkin kita masih banyak yang belum begitu mengerti tentang apa yang dimaksud vaksin serta vaksin apa saja yang dibutuhkan oleh anak. Salah satu yang sangat penting adalah vaksin polio. Kurangnya pengetahuan serta kurangnya kesadaran masyarakat mengenai vaksin menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit polio di Indonesia. Sebelum dibahas mengenai vaksin polio, ada baiknya kita mengetahui apa yang dimaksud dengan vaksin, apa itu vaksin polio, kapan waktu yang tepat bagi si anak untuk mendapatkan vaksin polio, serta apa yang dimaksud dengan polio, gejala yang mungkin ditimbulkan apabila sudah terjangkit virus polio serta apa saja yang dapat kita lakukan apabila sudah terjangkit polio.

    Produk Terkait: Layanan Vaksinasi Polio ke Rumah

    Kita mulai dari membahas apa yang dimaksud dengan vaksinasi atau imunisasi, Vaksinasi merupakan suatu cara memasukan virus mati atau virus yang telah dilemahkan ke dalam tubuh manusia yang bertujuan dengan pemberian vaksin ini, sistem pertahanan tubuh mampu mengenali virus, sehingga sistem kekebalan tubuh dapat mengatasinya secara otomatis apabila suatu saat kita terinfeksi virus tersebut. Vaksinasi polio terdapat 2 jenis yaitu OPV (Oral Polio Vaccine) atau Imunisasi Polio Oral merupakan vaksinasi dari virus hidup yang sudah dilemahkan dan yang kedua adalah IPV (Injection Polio Vaccine) atau polio suntik yang menggunakan virus yang telah dimatikan atau dinonaktifkan dan diberikan dengan cara suntikan di lengan. Jadwal penyuntikan IPV ketika anak berusia 2 bulan, 4 bulan dan 6-18 bulan, sedangkan dosis penambah atau booster diberikan sejak anak berusia 6-8 tahun. Sedangkan OPV diberikan secara tetes di mulut anak sejak saat lahir, usia 2, 4, 6, 18 bulan.

    Baca Juga: Jadwal Imunisasi Anak dan Bayi Terbaru dan Lengkap 2020

    Sedangkan vaksinasi pada dewasa diberikan hanya kepada seseorang yang status vaksinasinya masih diragukan atau yang tidak pernah melakukan vaksinasi polio sama sekali sebelumnya dan apabila seseorang hendak mengunjungi negara dengan angka insiden polio tinggi. Vaksinasi polio dewasa diberikan dengan jarak waktu antara dosis pertama dan kedua, 4-8 bulan dan dosis ketiga, 6-12 bulan setelah pemberian dosis kedua.

    Produk Terkait: Layanan Vaksinasi Dewasa ke Rumah

    Reaksi yang mungkin timbul akibat penyuntikan vaksinasi polio sangat ringan berupa kemerahan di tempat suntikan, demam ringan, reaksi ini bersifat sementara, apabila anak demam setelah imunisasi, maka lakukan pengompresan pada dahi, lipat paha serta lipat ketiak anak serta diberikan obat penurun panas. Sedangkan reaksi yang dapat terjadi karena penyuntikan OPV mungkin diare tapi hal ini sangat jarang terjadi.

    Tidak semua anak dapat diimunisasi polio, misalnya anak sedang dalam kondisi demam atau tidak sehat, anak dengan riwayat alergi yang parah atau alergi terhadap obat tertentu, sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter sebelum melakukan vaksinasi.

    Lalu, apakah yang terjadi bila kita menolak dilakukan imunisasi pada si kecil?

    Tentunya anak kita tidak terhindar dari risiko infeksi virus polio.Polio merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus polio yang terdapat di tenggorokan dan di dalam saluran pencernaan, polio sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf, pada pasien penderita polio dapat menimbulkan gejala kesulitan bernapas, kelumpuhan atau bahkan sampai terjadi kematian.

    Indonesia bersama dengan regional Asia Tenggara telah mendapatkan sertifikat negara bebas polio dari WHO (World Health Organization) berkat program pemerintah yang serius untuk membasmi kasus polio. saat ini, negara endemis polio sangat berkurang drastis yaitu dari 125 negara menjadi hanya 3 negara yaitu Nigeria, Pakistan dan Afghanistan (data WHO tahun 2017).

    Penyakit polio disebabkan oleh virus polio, yang dapat terinfeksi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan tinja atau kotoran yang mengandung virus polio, dari tetesan bersin atau batuk. Dalam tubuh manusia, virus ini menginfeksi tenggorokan sampai usus, bahkan sampai masuk ke aliran darah dan menyerang sistem saraf. Orang-orang yang berisiko terjangkit polio adalah anak-anak, wanita hamil, seseorang dengan imunitas rendah, serta seseorang yang tinggal dengan sanitasi yang buruk, misalnya belum ada toilet bersih di daerah tinggal serta sumber air minum yang buruk.

    Apabila seseorang sudah positif terjangkit virus polio, awalnya tidak disadari karena tidak menimbulkan gejala yang berat. Masing-masing polio mempunyai gejala yang berbeda, yaitu:

    Polio Non-Paralisis

    Merupakan tipe polio yang tidak pernah mengalami kelumpuhan. Berikut ini gejala Polio non-paralisis:

    1. Demam lemah otot atau kaku, biasanya anggota gerak serta leher terasa sakit dan kaku.
    2. Muntah
    3. Demam
    4. Meningitis
    5. Sakit tenggorokan.
    6. Sakit kepala.

    Gejala umum Polio Non paralisis umumnya dapat berlangsunng antara 1-10 hari.

    Polio Paralisis

    Polio jenis paralisis merupakan polio yang paling parah, gejalanya hampir sama dengan gejala non paralisis, yaitu pusing, sakit kepala, lemah otot, serta saluran pernapasan terganggu sampai kematian. Kelumpuhan pada polio jenis ini dapat terjadi hanya beberapa jam setelah infeksi virus polio. Polio paralisis dapat dibagi sesuai dengan bagian tubuh yang terjangkit misalnya batang otak, saraf tulang belakang ataupun campuran keduanya. Hal yang paling ditakuti dari polio tipe paralisis adalah kelumpuhan dari sistem pernapasan sehingga pernapasan menjadi terhambat atau bahkan tidak berfungsi sama sekali, hal ini diperlukan penanganan medis secara serius.

    Baca Juga: Apa Saja Fakta tentang Polio yang Perlu Diketahui

    Sindrom Pasca Polio

    Sindrom pasca polio biasanya terjadi pada pasien yang pernah mengalami riwayat polio, 30-40 tahun yang lalu. Gejala yang terjadi dapat ringan sampai berat. Berikut gejala yang mungkin timbul pada sindrom pasca polio:

    1. Mudah lelah
    2. Tidak kuat menahan suhu dingin
    3. Gangguan tidur
    4. Gangguan mood atau suasana hati, dapat jatuh ke dalam kondisi depresi.
    5. Kelainan bentuk anggota gerak, lemah pada anggota gerak dan nyeri.
    6. Gangguan daya ingat
    7. Kesulitan bernapas atau menelan.

    Apabila seseorang mengalami gejala di atas, untuk memastikan apakah benar terjangkit polio atau tidak, tentunya diperlukan berbagai tes untuk menegakkan diagnosis pasti. Mulai dari pemeriksaan fisik oleh dokter, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, tinja serta cairan serebrospinal.

    Sayangnya, belum ada pengobatan yang pasti untuk vaksin polio ini, hanya obat-obatan untuk menghilangkan gejala serta fisioterapi untuk mengurangi kekakuan anggota gerak. Oleh karena itu, pemerintah sangat menggalakkan untuk mengikuti program vaksinasi polio.

    Selain vaksinasi, berikut ini langkah untuk mencegah penyakit polio:

    1. Selalu biasakan cuci tangan sebelum makan.
    2. Tutup makanan agar tidak dihinggapi lalat.
    3. Gunakan air minum dari air bersih yang sudah dimasak.
    4. Virus polio menyebar dari sanitasi yang buruk, sehingga usahakan di lingkungan tempat tinggal sudah dibangun sarana MCK yang memadai, sehingga warganya tidak buang air besar di sungai.
    5. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan masker atau sapu tangan apabila sedang batuk, pilek dan bersin.
    6. Makan makanan yang sehat.
    7. Istirahat yang cukup agar daya tahan tubuh meningkat sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit.

    Nah, setelah membaca ulasan di atas, Moms tentunya sudah lebih mengetahui seputar penyebab polio dan lainnya bukan? Apabila ingin vaksinasi di Prosehat saja karena Prosehat menyediakan layanan vaksinasi anak ke rumah. Layanan ini mempunyai banyak keunggulan, yaitu:

    • Produk dijamin asli
    • Ditangani oleh dokter yang profesional dan berizin resmi
    • Ada tanya jawab dengan Asisten Kesehatan Maya
    • Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
    • Jadwal vaksinasi yang fleksibel
    • Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian

    Apabila Sobat memerlukan informasi lebih lanjut, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Daftar Pustaka

    1. Poliomyelitis [Internet]. World Health Organization. 2018 [cited 7 September 2018]. Available from: who.int/news-room/fact-sheets/detail/poliomyelitis
    2. Ochmann S, Rosser M. Polio [Internet]. Our World in Data. 2017 [cited 7 September 2018]. Available from: ourworldindata.org/polio
    3. Semi Annual Status Report Polio July to December 2017 [Internet]. 3rd ed. Switzerland: Polio Global Eradication Initiative; 2018 [cited 5 September 2018]. Available from: polioeradication.org/wp-content/uploads/2018/05/who-polio-donor-report-july-december-2017-20180504.pdf
    4. Mehndiratta M, Mehndiratta P, Pande R. Poliomyelitis. The Neurohospitalist [Internet]. 2014 [cited 5 September 2018];4(4):223-229. Available from: Poliomyelitis Historical Facts, Epidemiology, and Current Challenges in Eradication.

     

    Read More
  • Penyakit polio adalah salah satu penyakit yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia dan seringkali mereka yang mengalami penyakit ini terlihat dari bentuk kakinya yang beda daripada orang normal – yaitu cenderung berbentuk O. Polio sendiri merupakan salah satu penyakit yang sangat mudah menular antara satu orang ke orang lainnya, contohnya saja bisa […]

    Tujuan Imunisasi Polio yang Perlu Diketahui

    Penyakit polio adalah salah satu penyakit yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia dan seringkali mereka yang mengalami penyakit ini terlihat dari bentuk kakinya yang beda daripada orang normal – yaitu cenderung berbentuk O. Polio sendiri merupakan salah satu penyakit yang sangat mudah menular antara satu orang ke orang lainnya, contohnya saja bisa melalui makanan, minuman, air liur, bahkan tinja. Lalu apa yang akan terjadi ketika virus polio menyerang seseorang?

    Baca Juga: Apa Saja Fakta tentang Polio yang Perlu Diketahui?

    Ketika seseorang terserang polio, virus ini akan masuk melalui mulut dan menyerang usus yang tentunya akan menyebabkan infeksi. Polio yang terlambat ditangani akan menyebar ke bagian tubuh lainnya dan tentu saja akan menyerang pada bagian sistem syaraf pusat. Bagian syaraf yang terserang virus polio inilah yang akan menyebabkan bentuk kaki mereka berbeda bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. Pastinya tidak ada yang mau hal ini terjadi pada diri mereka bukan? Lalu apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah polio?

    Imunisasi Polio

    Vaksinasi atau lebih sering dikenal dengan imunisasi polio adalah jawaban yang tepat untuk mencegah risiko anak mengalami polio sejak dini atau di kemudian hari. Vaksin polio sendiri terbuat dari virus polio yang sudah dilemahkan dan justru hal ini lah yang membuat tubuh kita menjadi kebal terhadap virus polio. Di Indonesia, vaksin polio yang sering diberikan adalah jenis vaksin OPV atau biasa dikenal dengan vaksin oral yang diberikan dengan cara diteteskan pada mulut. Vaksin polio perlu dilakukan beberapa kali dan vaksin pertama kali diberikan setelah anak lahir.

    Baca Juga: Mengenal Penyakit Polio dan Vaksin untuk Mencegahnya?

    Vaksinasi ini perlu diulangi ketika anak menginjak usia 2, 3, 4 dan dosis penguat usia18 bulan. Apakah vaksinasi ini perlu diulang ketika dewasa? Vaksinasi polio perlu diulangi terlebih ketika kita tidak mendapatkan vaksinasi ini ketika kecil. Tujuan dilakukannya vaksinasi polio ini adalah mencegah risiko mengalami penyakit ini terlebih ketika kita sedang bepergian ke tempat yang rawan akan kasus polio. Pekerja laboratorium ataupun petugas kesehatan yang sering berinteraksi langsung dengan orang yang mengalami penyakit polio tentu saja harus mendapatkan vaksinasi polio sebelumnya untuk menimilisir polio dapat menyerang mereka sewaktu-waktu.

    Pemberian Vaksinasi Polio

    Mempersiapkan kondisi anak sebelum vaksinasi polio dilakukan merupakan hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah beberapa reaksi yang mungkin timbul setelah vaksinasi dilakukan. Manfaat vaksinasi polio yang mencegah datangnya penyakit polio di kemudian hari adalah alasan utama masyarakat melakukan vaksinasi yang satu ini dan sebaiknya orang tua tidak menunda memberikan vaksinasi ini pada anak. Penunandaan pemberian vaksinasi merupakan pengecualian bagi anak yang sakit sedang atau parah karena jika dipaksakan maka dikhawatirkan akan timbul reaksi tertentu setelah vaksinasi dilakukan. Oleh sebab itulah sebaiknya kita menunggu hingga anak benar-benar sembuh.

    Produk Terkait: Layanan Vaksinasi ke Rumah

    Pengecualian berikutnya juga berlaku untuk anak yang mengalami alergi terhadap polio suntik. Alergi ini disebabkan oleh berbagai kandungan yang terdapat pada vaksin polio, seperti polymyxin B, streptomycin, serta neomycin. Beberapa contoh reaksi yang dapat terjadi dari vaksinasi polio antara lain adalah anak mengalami demam beberapa jam setelah vaksinasi, kulit anak yang memerah bahkan bisa bengkak pada daerah sekitar suntikan, ataupun terjadi pengerasan kulit pada daerah sekitar suntikan. Kabar baiknya, kita bisa mengurangi efek samping ini dengan mengompres menggunakan air dingin atau dengan memberikan parasetamol. Reaksi ini biasanya berlangsung hanya selama 1 hingga 2 hari.

    Nah bagaimana? Pastinya sudah tidak ragu lagi kan untuk melakukan vaksinasi polio pada anak? So, tunggu apalagi untuk memberi jaminan kesehatan pada anak sejak dini? Apabila Sobat Sehat ingin sekali memvaksinasi anak supaya terbebas dari polio namun terkendala jarak dan waktu, Sobat bisa memanfaatkan layanan vaksinasi anak ke rumah.

    Layanan ini tentu saja akan membuat Sobat merasa aman dan nyaman. Selain itu, layanan ini mempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu:

    • Produk dijamin asli
    • Ditangani oleh dokter yang profesional dan berizin resmi
    • Ada tanya jawab dengan Asisten Kesehatan Maya
    • Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
    • Jadwal vaksinasi yang fleksibel
    • Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian

    Nah, bagi Sobat yang memerlukan info lebih lanjut mengenai layanan vaksinasi umroh ke rumah silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

    Read More
  • Polio. Siapa sih di antara kita yang tidak asing dengan penyakit ini? Atau siapa sih di antara kita yang tidak mengenal penyakit ini? Penyakit polio merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena merupakan salah satu penyakit berbahaya dan apabila tidak segera ditangani maka dapat mengancam keselamatan jiwa seseorang. Apakah penyakit berbahaya yang satu ini masih […]

    Penyakit Polio Menular atau Tidak?

    Polio. Siapa sih di antara kita yang tidak asing dengan penyakit ini? Atau siapa sih di antara kita yang tidak mengenal penyakit ini? Penyakit polio merupakan salah satu penyakit yang ditakuti karena merupakan salah satu penyakit berbahaya dan apabila tidak segera ditangani maka dapat mengancam keselamatan jiwa seseorang. Apakah penyakit berbahaya yang satu ini masih sering ditemui di Indonesia? Jika iya, seberapa seringkah seseorang mengalami penyakit ini?

    Polio merupakan salah satu penyakit yang sangat sering menyerang balita bahkan juga bisa menyerang kita yang sudah tidak muda lagi. Seperti layaknya penyakit campak ataupun cacar, penyakit polio sangat mudah menyerang mereka yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang bagus. Data UNICEF menyatakan jika 20 tahun silam setidaknya 1.000 anak menjadi lumpuh karena penyakit ini. Dampak yang sangat mengerikan dari polio bukan? Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi penyakit polio?

    Dokter melakukan gerakan inovatif, lebih tepatnya Gerakan Pemberantasan Polio Global yang digalakkan sejak tahun 1988. Apakah gerakan ini berhasil? Kabar bahagianya, pada tahun 2004 hanya ditemukan 1.266 kasus polio di seluruh dunia berkat dilakukannya gerakan ini. Penurunan yang cukup drastis bukan? Lalu, bagaimana dengan kasus polio di Indonesia setelah dilakukannya gerakan ini? Apakah juga menurun layaknya di negara lain?

    Angka Polio Indonesia

    Apakah Gerakan Pemberantasan Polio Global juga memiliki pengaruh positif di Indonesia? Sayangnya kasus polio ini muncul kembali di Indonesia pada tahun 2005, di mana kasus ini terjadi pada anak berusia 20 bulan. Semenjak kasus ini terjadi, polio juga mulai bermunculan di berbagai daerah Indonesia lainnya – terlebih anak yang belum mendapatkan imunisasi polio. Hal ini membuat Indonesia menjadi negara di peringkat ke 16 yang kembali terserang virus polio bahkan dikhawatirkan dapat menjadi pengekspor virus polio ke negara tetangga, bahkan Asia Timur. Lalu, apa upaya pemerintah untuk mengatasi hal ini?

    Yup, bukan rahasia lagi jika virus polio adalah virus ganas yang dapat menyebabkan kelumpuhan bagi penderitanya; baik cepat ataupun lambat. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang mampu mengatasi polio sehingga WHO (World Health Organization) menggalakkan program imunisasi polio dan hal ini juga dilakukan di Indonesia. Kabar baiknya, sejak tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan sebagai salah satu negara yang bebas polio seperti halnya beberapa negara di Asia Tenggara, Eropa, Pasifik Barat, juga Amerika Serikat. Sebemarnya bagaimana sih asal mula polio ini terjadi? Kapan kita tahu seseorang terjangkit virus mematikan yang satu ini?

    Diagnosis Polio

    Meskipun Indonesia sudah dinyatakan sebagai salah satu negara yang bebas polio, bukan berarti kita sudah 100 persen aman dari penyakit ini. Ketika seseorang terserang virus polio, cepat atau lambat virus ini akan menyerang sistem pusat dan dapat menyebabkan kelumpuhan sewaktu-waktu – terutama pada bagian kaki. Virus polio  merupakan salah satu virus yang cepat menyebar dari satu orang ke orang lainnya terutama melalui makanan ataupun minuman yang sudah terkontaminasi dengan tinja virus tersebut (fekal-oral). Seramnya lagi, virus polio juga bisa menyebar dengan cepat melalui udara atau lebih tepatnya ketika sesorang bersin ataupun batuk. Lalu, siapa saja yang rentan terserang virus polio?

    Seperti yang dijelaskan sebelumnya, virus polio sangatlah rentan menyerang kita yang tidak memiliki daya imun yang bagus. Namun, bukan hanya itu saja, virus polio juga mudah menyerang mereka yang bepergian ke suatu tempat yang masih rawan virus polio seperti beberapa negara di Afrika; misalnya saja Nigeria, Afganistan, ataupun Pakistan. Seseorang yang juga sudah melakukan operasi amandel juga lebih mudah mengalami penyakit polio karena daya tahan tubuh yang lebih rendah daripada orang lainnya. Kapan kita bisa mengetahui seseorang terjangkit polio? Gejala apakah yang biasanya muncul dari penyakit polio ini?

    Gejala Polio

    Apa saja, ya kira-kira gejala dari penyakit polio? Sebelum kita membahas apa saja gejala polio, ada baiknya kita mengetahui apa saja jenis dari penyakit polio. Wah, memangnya polio terdiri dari berbagai jenis ya?

    Penyakit polio sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis, serta sindrom pasca-polio. Memangnya, apa sih perbedaan antara satu jenis polio dengan jenis polio lainnya? Nah, daripada semakin penasaran, yuk mending kita simak penjelasan yang satu ini!

    1. Polio non-paralisis

    Jenis penyakit polio yang pertama sering kali dikenal dengan poli non-paralisis. Jenis polio yang satu ini tidak berbahaya seperti jenis polio lainnya alias tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala polio non-paralisis antara lain adalah radang selaput otak (meningitis) yang biasanya ditandai dengan kaku kuduk dan penurunan kesadaran. Kemudian, gejala polio non-paralisis lainnya adalah merasa cepat lelah, sakit tenggorokan, demam, melemahnya otot serta rasa sakit pada bagian kaki, tangan, leher serta punggung.

    2. Polio paralisis

    Jenis polio berikutnya adalah jenis polio yang berbahaya karena dapat menyebabkan kelumpuhan sewaktu-waktu. Lalu bagaimana dengan gejala polio paralisis? Gejalanya sendiri sama dengan gejala polio non-paralisis dan biasanya berlangsung dalam rentang waktu satu pekan. Sedangkan kelumpuhan sendiri bisa terjadi sewaktu-waktu alias tanpa prediksi yang jelas, contohnya saja bisa terjad dalam hitungan jam setelah kita terinfeksi virus polio ataupun dalam hitungan hari.

    3. Sindrom pasca-polio

    Jenis polio terakhir biasa kita kenal dengan sindrom pasca-polio, terjadi pada seseorang yang mengalami polio sebelumnya dan muncul pada usia sudah dewasa – lebih tepatnya dalam rentang usia 30 hingga 40 tahun. Beberapa gejala yang menandakan kita mengalami sindrom pasca-polio adalah sebagai berikut:

    • Sulit berkonsentrasi atau bahkan mudah lupa;
    • Bagian persendian atau otot yang melemah atau sering terasa sakit;
    • Mengalami depresi atau suasana hati yang mudah berubah;
    • Kesulitan untuk tidur disertai dengan kesulitan bernafas;
    • Tidak kuat terhadap suhu dingin.

    Nah, itu tadi adalah sekilas informasi mengenai polio. Yup, polio adalah sebuah penyakit yang mudah untuk menular sehingga kita perlu rutin melakukan vaksin polio sehingga kita tidak terserang penyakit mematikan ini. Vaksin polio sendiri sudah bisa diberikan sejak balita, lebih tepatnya sejak anak lahir, usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, dan yang terakhir adalah ketika anak berusia 18 bulan sesuai dengan rekomendasi pemerintah. Lalu, bagaimana dengan kita yang tidak mendapatkan vaksin polio ketika kecil?

    Menariknya, kita yang sudah beranjak dewasa tetapi belum pernah mendapatkan vaksin polio sebelumnya juga bisa mendapatkan vaksin ini sebanyak tiga kali. Vaksin polio untuk orang dewasa bisa dilakukan sebanyak tiga kali, di mana rentang antara vaksin pertama dengan vaksin kedua adalah 1 hingga 2 bulan sedangkan dengan vaksin ke-tiga dengan rentang waktu antara 6 hingga 12 bulan. Tentu saja kita bisa mendapatkan vaksin ini pada pelayanan kesehatan terdekat sehingga tidak ada alasan lagi bagi kita untuk malas melakukan vaksin polio. Pastinya sekarang sudah tidak takut lagi dengan penyakit polio bukan?

    Untuk sobat yang tidak ingin antri melakukan vaksinasi maka bisa membeli vaksin polio di prosehat. Layanan vaksinasi datang ke rumah, aman dan terjangkau. Ingat sehat ingat prosehat.

    instal aplikasi prosehat

    Referensi:

    • https://www.tanyadok.com/anak/polio-tidak-hanya-menyerang-kaki-anda
    Read More
  • Polio (disebut juga poliomyelitis) adalah penyakit berbahaya dan mudah menular, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini menyerang sistem saraf manusia. Bahayanya, penyakit polio dapat mengakibatkan orang yang terserang mengalami kelumpuhan permanen, hanya dalam hitungan jam. Bahkan lebih parah lagi, polio dapat menyebabkan kematian. Duh, siapapun tak […]

    Mengenal Penyakit Polio dan Vaksin untuk Mencegahnya

    Polio (disebut juga poliomyelitis) adalah penyakit berbahaya dan mudah menular, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus ini menyerang sistem saraf manusia. Bahayanya, penyakit polio dapat mengakibatkan orang yang terserang mengalami kelumpuhan permanen, hanya dalam hitungan jam. Bahkan lebih parah lagi, polio dapat menyebabkan kematian. Duh, siapapun tak mau anaknya terkena penyakit berbahaya ini. Meski belum ada obat untuk mengatasi penyakit polio, Moms jangan khawatir. Polio bisa dicegah melalui vaksinasi. Apakah vaksin untuk penyakit polio? Berikut penjelasannya.

    Awal Ditemukannya Vaksin Polio

    Vaksin polio pertama kali ditemukan tahun 1955 oleh seorang peneliti medis dari Amerika Serikat. Namanya Jonas Salk. Sebelum vaksin ini ditemukan, polio dianggap sebagai penyakit yang sangat menakutkan. Polio pernah mewabah dengan sangat luas pada paruh pertama tahun 1900. Puncaknya terjadi pascaperang tahun 1952.

    Saat itu, polio ‘membunuh’ nyawa sekitar 3.145 orang, dan 21.269 orang alami kecacatan, dengan angka kejadian hampir 60.000 kasus, untuk Amerika Serikat saja. Korbannya ini sebagian besar, adalah anak-anak. Tak heran jika penyakit polio sangat meresahkan masyarakat pada saat itu.

    Setelah Dr. Jonas Salk berhasil menemukan vaksin polio pertama dan disebarkan secara luas, terjadi penurunan kasus yang cukup signifikan. Pada tahun 1962, angka kejadian penyakit Polio di Amerika menukik turun menjadi 910 kasus. Polio tipe liar, atau polio yang terjadi melalui infeksi alami, benar-benar hilang dari Amerika Serikat pada tahun 1979.

    Hingga tahun 1988, kasus polio di dunia telah turun sampai lebih dari 99 persen. Dari 350.000 kasus yang dilaporkan, menurun hingga 74 kasus pada tahun 2015. Usaha global dalam membasmi penyakit ini berperan besar menurunkan angka kejadian dengan dikenalkannya imunisasi polio di dunia sebagai bagian dari program imunisasi rutin nasional.

    Dunia Belum Bebas dari Polio

    Meskipun angka kejadian polio bisa ditekan, dunia belum bebas sepenuhnya dari penyakit ini, Moms. Di negara berkembang seperti Afganistan dan Palestina, polio masih menjadi masalah kesehatan utama. Nah, selama seorang anak terinfeksi polio, seluruh anak di dunia juga berisiko terinfeksi polio. Ini tak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, kegagalan dalam membasmi polio hingga ke akarnya, dapat mengakibatkan  timbulnya 200.000 kasus baru tiap tahunnya dalam 10 tahun, di seluruh dunia.

    Inilah mengapa, upaya global setiap negara dengan melakukan pencegahan lewat pemberian vaksin polio untuk setiap anak, wajib dilakukan! Apalagi, umumnya 1 dari 200 orang yang terkena infeksi mengalami kelumpuhan yang tidak bisa disembuhkan. Sekitar 5 – 10 persen dari penderita polio yang lumpuh, meninggal dunia karena otot-otot pernapasan-nya tidak berfungsi sebagaimana seharusnya.

    Gejala Penyakit Polio

    Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus bernama Poliovirus (PV). Virus ini menular secara fekal-oral, masuk melalui mulut atau tenggorokan dari makanan yang terkotaminasi lalu menginfeksi dan berkembang biak di saluran usus. Pada tingkat yang parah, virus akan memasuki aliran darah dan menyerang sistem saraf pusat sehingga mengakibatkan melemahnya otot dan bisa menyebabkan kelumpuhan.

    Penyakit polio termasuk susah untuk dideteksi karena pada 95% kasus, tidak menimbulkan gejala sama sekali (disebut polio asimtomatik). Hanya 4% hingga 8% kasus saja di mana penyakit polio disertai beberapa gejala (disebut polio simtomatik).

    Polio simtomatik (dengan gejala) terbagi lebih lanjut ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu:

    Polio bentuk ringan atau abortive polio

    Kebanyakan penderita tipe ini tidak menyadari mereka terkena penyakit polio karena hanya menimbulkan gejala-gejala ringan seperti demam, diare, sakit tenggorokan, mual, muntah, atau nyeri perut. Tapi biasanya gejala-gejala ini tidak parah dan hanya berlangsung tidak lebih dari tiga hari dan akan pulih sepenuhnya.

    Polio Nonparalitik

    Bentuk ini mengarah lebih serius dan biasanya berlangsung selama 1 -2 minggu. Timbul gejala demam, diare, sakit kepala, muntah. Pada 1% -5% kasus disertai gejala neurologis seperti gejala mirip radang selaput otak (meningitis), yakni peka/sensitif terhadap cahaya dan terjadi kekakuan, ketegangan atau nyeri otot pada leher/kuduk.

    Polio Paralitik

    Ini adalah polio bentuk paling berat dan paling ditakutkan. Meskipun sebenarnya persentase kejadian sangat kecil yakni 0,1%  hingga 2% kasus, tapi dampaknya sangat besar jika terkena. Pada polio paralitik, virus meninggalkan saluran usus dan memasuki aliran darah lalu menyerang sistem saraf. Perlu diketahui, pada polio asimtomatik (tanpa gejala), virus biasanya tidak berhasil melewati saluran usus.

    Nah, jika sudah memasuki sistem saraf, virus akan menyerang sel saraf terutama saraf motorik (sel yang mengatur pergerakan otot) di tungkai lengan dan kaki dan menyebabkan kelumpuhan permanen.

    Selain itu, pada 5% – 10% kasus, virus polio bisa pula menyerang otot yang membantu sistem pernapasan sehingga bisa menyebabkan penderita alami kesulitan bernapas hingga menyebabkan kematian. Duh!

    Cara Penularan Polio

    Penyakit polio sangat menular. Bisa dibilang, tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi dan meminum air yang terkontaminasi adalah penyebab umum dalam penularan penyakit polio ini.

    Berikut ini cara penularan penyakit polio, yaitu:

    -Kontak langsung dengan penderita polio atau lewat percikan ludah saat ia bersin atau batuk
    – Terpapar/menyentuh kotoran penderita polio
    – Mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi kotoran atau percikan ludah yang mengandung Polivirus.

    Umumnya diagnosis polio baru ditegakkan setelah melakukan pemeriksaan sampel dari tinja atau feses pasien karena virus polio akan dapat ditemukan di sana. Namun, virus dalam feses ini pun bisa menyebar lho bila tersentuh. Itu sebabnya, pastikan kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.

    Jenis Vaksin Polio

    Hingga saat ini, penyakit polio belum ada obatnya. Namun, penyakit ini dapat dicegah, kok, dengan vaksinasi polio, terutama pada anak-anak. Vaksin polio yang diberikan beberapa kali dapat melindungi seorang anak dari polio seumur hidupnya, Moms. Apakah vaksin untuk penyakit polio?

    Saat ini terdapat 2 jenis vaksin untuk penyakit polio, yaitu: vaksin polio oral (OPV/Oral Polio Vaccine) dan vaksin  polio suntik  (IPV/Inactivated Polio Vaccine). Berikut penjelasannya!

    1. Vaksin OPV

    Vaksin OPV diberikan dengan cara diteteskan ke mulut. Mengandung virus hidup yang sudah dilemahkan. Vaksin OPV diberikan pada bayi sebanyak 4 kali, yakni pada saat baru lahir (0 bulan), usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan (sesuai dengan program pemerintah).

     Vaksin OPV yang diberikan melalui mulut diberikan sebanyak 0,1 ml atau dua tetes. Namun, jika selama dalam jangka waktu 10 menit setelah pemberian cairan vaksin, bayi memuntahkannya, maka harus diulang.

    1. Vaksin IPV

    Vaksin ini diberikan dengan cara disuntik/injeksi di lengan atau paha. Vaksin IPV berisi komponen poliovirus yang telah dimatikan sehingga relatif lebih aman dibandingkan vaksin polio oral. Vaksin IPV diberikan kepada anak sebanyak 4 kali dengan cara bertahap, yaitu pada usia 2 bulan, 4 bulan, antara 6 – 18 bulan, dan yang terakhir adalah pada usia antara 6 – 8  tahun. Kadang-kadang pemberian vaksin IPV pada bayi dilakukan bersamaan dengan vaksin DTaP, Hepatitis B, atau Hib.

    Efek Samping

    Sebelum mendapatkan vaksin polio oral maupun suntik, pastikan bayi atau anak Moms dalam keadaan sehat. Kadang-kadang, ada efek samping yang menyertai pemberian vaksin polio. Pada pemberian OPV atau vaksin polio oral, anak dapat alami diare ringan tanpa demam. Namun, ini jarang terjadi.

    Sementara pada bayi yang mendapatkan IPV atau vaksin polio suntik, dapat menyebabkan kemerahan lokal pada daerah yang disuntik. Bayi juga bisa alami demam ringan. Namun, jangan khawatir, Moms, demam ini bisa diatasi dengan pemberian obat penurun panas seperti yang dosisnya disesuaikan dengan usia anak.

    Selain itu, perlu diperhatikan pula, bila anak Moms pernah mengalami reaksi alergi yang serius terhadap antibiotik neomisin, streptomisin, atau polymyxin B, atau memiliki reaksi parah terhadap dosis vaksin sebelumnya, sebaiknya tidak mendapatkan suntikan vaksin polio. Oleh karena itu, pastikan segala sesuatunya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Dokter Anak Moms, ya?

    Nah, jika Moms ingin melakukan vaksin polio untuk anak Anda, tak perlu repot mencari informasinya. Kini Moms hanya perlu mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat, Anda bisa mendapatkan layanan vaksin ke rumah loh!

    Info lebih lanjut mengenai vaksinasi hepatitis A, hubungi segera Asisten Kesehatan Maya melalui Telp / SMS / WhatsApp : 0811-18-16-800 sekarang juga!

    Referensi:

    1. Health, C., Doctor Visits, V. and Babies, V. (2018). The polio vaccine | BabyCenter. [online] BabyCenter. Available at: https://www.babycenter.com/0_the-polio-vaccine_1566.bc [Accessed 13 Aug. 2018].
    2. CDC. Poliovirus. [Internet]. Available at: https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/polio.pdf
    3. Lembar Fakta Poliomielitis, Rubela, dan Campak [Internet]. IDAI. 2018 [cited 13 August 2018]. Available from: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/imunisasi/lembar-fakta-poliomielitis-rubela-campak
    4. Media K. Garis Akhir Melawan Virus Polio – Kompas.com [Internet]. KOMPAS.com. 2018 [cited 13 August 2018]. Available from: https://lifestyle.kompas.com/read/2015/09/14/161700723/Garis.Akhir.Melawan.Virus.Polio
    5. WHO akan umumkan keadaan darurat polio global [Internet]. BBC News Indonesia. 2018 [cited 13 August 2018]. Available from: https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/05/120524_polio
    6. Media K. Kenali Penularan Polio dan Gejalanya – Kompas.com [Internet]. Health.kompas.com. 2018 [cited 13 August 2018]. Available from: https://health.kompas.com/read/2016/03/07/073500023/Kenali.Penularan.Polio.dan.Gejalanya

     

     

     

     

    Read More
  • Orang tua pasti khawatir terhadap banyaknya penyakit yang dapat membahayakan anak-anak mereka. Salah satu yang banyak dibicarakan adalah penyakit Polio atau disebut poliomyelitis. Penyakit ini memang ada sejak jaman dahulu sebelum teknologi dan medis secanggih sekarang ini. Banyak anak dan orang dewasa yang meninggal akibat penyakit ini. Yuk, kita baca artikel ini dan kupas secara […]

    Apakah Penyakit Polio dapat Dicegah ?

    Orang tua pasti khawatir terhadap banyaknya penyakit yang dapat membahayakan anak-anak mereka. Salah satu yang banyak dibicarakan adalah penyakit Polio atau disebut poliomyelitis. Penyakit ini memang ada sejak jaman dahulu sebelum teknologi dan medis secanggih sekarang ini. Banyak anak dan orang dewasa yang meninggal akibat penyakit ini. Yuk, kita baca artikel ini dan kupas secara jelas apa itu Polio dan pencegahannya.

    Pengertian Penyakit Polio

    Penyakit polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan mudah sekali untuk menular. Penyakit ini menyerang sistem saraf khususnya balita yang belum melakukan vaksinasi polio. Penyakit karena virus ini sudah lama menghantui anak-anak bahkan hingga sekarang. Isu yang terjadi terkait polio adalah kesulitan bernafas dan kelumpuhan. Selain itu,  hal terparah yang pernah terjadi tentu saja menyebabkan kematian pada anak-anak. Menurut data WHO (World Health Organization) di tahun 2014 mengenai Polio, Indonesia masuk kedalam negara yang bebas dari penyakit ini berkat vaksinasi besar-besaran bersama beberapa negara lain di Asia Tenggara, Pasifik Barat, Eropa, dan Amerika.

    Gejala Penyakit Polio

    Jika berbicara soal bebas polio, yang namanya virus tidak akan pernah tahu kapan bisa menular atau menyerang anak-anak anda. Oleh karena itu, sangat penting bagi Sobat untuk memahami gejala dari penyakit Polio mengingat banyak penderita yang tidak sadar bahwa mereka terserang virus Polio.

    Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu polio non-paralisis, polio paralisis, dan sindrom pasca-polio.

    1. Polio non-paralisis

    Gejala pertama untuk penderita polio non paralisis dimana tipe polio ini tidak menyebabkan kelumpuhan dan masuk polio ringan. Berikut ini ciri dari polio non-paralisis yang berlangsung antara satu hingga sepuluh hari.  Gejala yang dirasakan antara lain muntah, demam dan letih, meningitis, kaki, tangan, leher terasa kaku dan semakin lama menjalar ke arah punggung dan sakit tenggorokan dan sakit kepala berkelanjutan.

    1. Polio paralisis

    Polio yang kedua disebut sebagai Polio paralisis, dimana tipe inilah yang parah dan menyebabkan kelumpuhan. Polio paralisis dibagi lagi berdasarkan tubuh yang terjangkitnya yaitu batang otak, saraf tulang belakang maupun keduanya. Jika gejala awal polio non paralisis sakit kepala dan demam maka polio paralisis juga mengalami hal yang sama, yaitu demam dan sakit kepala berkepanjangan selama maksimal 10 hari.

    Semakin lama akan terjadi permasalahan berkelanjutan seperti lemah otot yang serius, lengan dan kaki terasa mati dan tidak ada tenaga, terkulai dan juga lemah, kehilangan refleks tubuh dan sistem saraf pada organ yang lemah tidak berjalan dengan lancar.

    Bahkan sebagian penderita polio paralisis dapat mengalami kelumpuhan hanya dalam waktu hitungan jam setelah terjangkit virusnya, di satu sisi akan terjadi masalah pada sisi tubuh yang terkena virus dan sisi lain masih baik-baik saja. Hal yang sering menyebabkan kematian yaitu serangan pada bagian sistem pernafasan yang terhambat dan menyebabkan pasien sulit menghirup oksigen dan akhirnya meninggal.

    1. Sindrom pasca-polio

    Mereka yang belum pernah menderita polio tapi harus terserang di usia 30-40 tahun sering terkena sindrom pasca polio, gejala yang muncul diantaranya yaitu gangguan memori atau konsentrasi pada satu objek, kesulitan untuk bernafas dan menelan makanan, nyeri pada persendian serta melemahnya otot, kelainan bentuk kaki ataupun pergelangan tangan, massa otot tubuh menurun (atrophia) serta depresi dan berubah suasana hati secara tiba-tiba.

    Diagnosis dan Pengobatan Polio

    Setelah menjabarkan polio dan juga jenisnya, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mencegahnya? meskipun Indonesia sudah dinobatkan sebagai negara yang bebas polio bukan berarti Sobat bisa bersantai. Virus tidak akan bisa ditebak kapan dan dimana menyerangnya.

    Diagnosa awal polio atau gejala awal memang seringkali disepelekan, padahal sangatlah penting. Sobat yang terkena infeksi dapat merasakan dan peka sejak awal akan kondisi dan gejala yang terjadi. Biasanya, mereka yang terinfeksi polio belum mendapatkan imunisasi saat kecilnya.

    Bila Sobat merasakan gejala di atas, lakukanlah  pemeriksaan ke dokter, biasanya Sobat akan melewati serangkaian tes seperti pemeriksaan sampel cairan  otak (cairan serebrospinal), tinja, atau lendir tenggorokan untuk memastikan hasil diagnosis. Berbicara soal pengobatan sebenarnya belum ada obat yang bisa diberikan pada penderita Polio yang sudah parah. Sejak dulu, pemerintah dan juga kementrian kesehatan hanya bisa mendukung masyarakat dengan vaksinasi Polio dan hal tersebut berhasil mengurangi penderita sampai 95%.

    Sayangnya, perawatan untuk penderita polio agar bisa sembuh terutama sembuh total belum ada hingga saat ini. Dokter hanya akan melakukan perawatan untuk memperpanjang harapan hidup dan juga mengurangi rasa sakit layaknya terapi fisik untuk mencegah hilangnya fungsi otot.

    Beberapa dokter juga meresepkan obat pereda nyeri, pola makan yang bernutrisi dan sehat, istirahat yang cukup, dan alat bantu pernapasan jika memang diperlukan. Lantas berapa lama pengobatan dilakukan ? tergantung seberapa parah pasien terinfeksi virus yang masuk dan menyerang tubuh.

    Masalah polio ini jangan sampai menjadi boomerang atau ketakutan yang menghantui anda dan anak-anak anda. Berikan vaksin sehingga mereka berhak untuk hidup lebih sehat dan memiliki kualitas hidup yang terjamin tanpa harus terbayang-bayang oleh Polio. Apalagi anak yang terjangkit harus dikarantina dan tidak bisa melakukan kegiatan sampai akhir hayatnya.

    Sekarang kamu bisa loh mendapatkan layanan vaksinasi ke rumah. Prosehat memberikan layanan vaksinasi ke rumah lengkap dan terjangkau. Layanan ini tentu saja akan membuat Sobat merasa aman dan nyaman. Selain itu, layanan ini mempunyai kelebihan-kelebihan, yaitu:

    • Produk dijamin asli
    • Ditangani oleh dokter yang profesional dan berizin resmi
    • Ada tanya jawab dengan Asisten Kesehatan Maya
    • Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
    • Jadwal vaksinasi yang fleksibel
    • Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian

    Untuk info lebih lanjut silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

    Read More
  • Penyakit polio atau lumpuh layu merupakan penyakit yang banyak ditakutkan oleh sebagian orang karena akan menimbulkan kecacatan seumur hidupnya. Penyakit ini tidak bisa diobati dan hanya dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio. Vaksin ini diberikan 4 dosis ditambah dengan satu dosis penguatan, yaitu pada waktu bayi lahir-1 bulan, bulan ke-2,3,4 dan dosis penguatan saat usia […]

    Imunisasi Polio Tetes VS Suntik, Yuk Disimak Penjelasannya

    Penyakit polio atau lumpuh layu merupakan penyakit yang banyak ditakutkan oleh sebagian orang karena akan menimbulkan kecacatan seumur hidupnya. Penyakit ini tidak bisa diobati dan hanya dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio. Vaksin ini diberikan 4 dosis ditambah dengan satu dosis penguatan, yaitu pada waktu bayi lahir-1 bulan, bulan ke-2,3,4 dan dosis penguatan saat usia bayi 18 bulan. Vaksin yang diberikan dapat berupa Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) and Oral Poliovirus Vaccine (OPV).

    Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) merupakan vaksin polio yang berisi virus polio yang sudah tidak aktif dan diberikan dalam bentuk suntikan di bahu atau paha dalam. Pada vaksin ini terdapat sedikit komponen neomisin, streptomisin dan polimiksin B, sehingga bagi mereka yang memiliki alergi terhadap antibiotik tersebut tidak disarankan mendapatkan vaksin IPV karena ditakutkan akan menimbulkan reaksi alergi. Reaksi ringan yang dapat terjadi setelah penyuntikan adalah kemerahan, bengkak di tempat suntikan yang akan hilang dalam 2-3 hari. Reaksi berat biasanya jarang terjadi, yaitu berupa reaksi alergi yang dapat menyebabkan syok anafilaksis.

    Efektivitas perlindungan vaksin polio IPV sampai dengan 99%-100% bila diberikan dalam 3 dosis.3 Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perlindungan lapisan usus terhadap virus polio sedikit lebih rendah daripada perlindungan yang didapat dari vaksin polio OPV, namun, perlindungan lapisan kerongkongan terhadap virus polio sama saja dengan vaksinasi polio OPV.

    Oral Poliovirus Vaccine (OPV) merupakan vaksin polio yang berisi virus Polio yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini diberikan secara oral berupa tetesan ke dalam mulut bayi. Pemberian vaksin polio tetes masih mungkin sekalipun sangat jarang sekali, menimbulkan reaksi berat berupa Paralitik Poliomielitis (Vaccine-Associated Paralytic Poliomyelitis atau VAPP) dan Vaccine-derived Polioviruses (VDPVs), yang dapat menyebabkan wabah polio.

    Baca Juga:

    Orang tua pasti memilih jenis vaksin yang paling aman untuk diberikan kepada anaknya. Vaksin polio tetes masih diberikan di banyak negara di berbagai belahan dunia karena praktis dan kemudahan pemberian vaksin. Rekomendasi dari IDAI 2017 bagi anak Indonesia adalah memberikan vaksin polio tetes sebanyak 3 dosis dan pada dosis ketiga, diberikan vaksin polio suntik (IPV) bersamaan dengan vaksin polio tetes (OPV). Dosis penguat vaksinasi polio dapat diberikan berupa vaksin polio tetes (OPV) atau vaksin polio suntik (IPV).

    Baca Juga: 5 Pertanyaan Seputar Vaksin Bayi

    Kini orangtua tak perlu bingung untuk melakukan vaksin, hanya dengan mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat, Anda bisa mendapatkan layanan vaksin ke rumah loh! Info lebih lanjut mengenai vaksinasi, hubungi segera Asisten Kesehatan Maya melalui Telp / SMS / WhatsApp : 0811-18-16-800 sekarang juga!

    instal aplikasi prosehat

    REFERENSI:

    1. Center for Disease Control and Prevention. Polio Vaccine.[Internet]. Retrieved form: cdc.gov
    2. World Health Organization. Information sheet observed rate vaccine reactions: Polio Vaccines.2014. [Internet]. Retrieved from: who.int
    3. Polio Vaccine Effectiveness and Duration of Protection | CDC [Internet]. Cdc.gov. 2018 [cited 1 April 2018]. Available from: cdc.gov
    4. WHO | Inactivated polio vaccine (IPV) [Internet]. Who.int. 2018 [cited 1 April 2018]. Available from: who.int
    5. Jadwal Imunisasi 2017 [Internet]. IDAI. 2018 [cited 1 April 2018]. Available from: idai.or.id
    Read More
  • Polio atau polimielitis atau yang dikenal dengan sebutan lumpuh layu merupakan penyakit yang disebabkan oleh Poliovirus. Penyakit ini menyerang saluran pencernaan dan menyebar ke kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lain seperti sistem saraf pusat. Penyakit ini sering disalahartikan dengan penyakit saraf lain yaitu Guillain-Bare Syndrome (GBS). Penyakit polio ditAndai dengan kelumpuhan yang layu pada […]

    BAHAYA POLIO PADA ANAK

    Polio atau polimielitis atau yang dikenal dengan sebutan lumpuh layu merupakan penyakit yang disebabkan oleh Poliovirus. Penyakit ini menyerang saluran pencernaan dan menyebar ke kelenjar getah bening, dan bagian tubuh lain seperti sistem saraf pusat. Penyakit ini sering disalahartikan dengan penyakit saraf lain yaitu Guillain-Bare Syndrome (GBS). Penyakit polio ditAndai dengan kelumpuhan yang layu pada bagian kaki yang hampir sama dengan penyakit GBS. Hanya saja, pada GBS kelumpuhan kaki terjadi simetris (kedua kaki) dan terjadi selama 10 hari tanpa disertai dengan demam, sakit kepala, mual dan muntah.

    Poliovirus ditularkan melalui feses yang mengkontaminasi ke makanan dan cepat menyebar pada area dengan kebersihan yang buruk dan sering terjadi pada negara-negara tropis dengan iklim panas. Pada umumnya, tidak ada gejala yang dapat dirasakan karena penyakit ini tetapi gejala yang sering terjadi antara lain adalah:

    1. Gejala gangguan pencernaan: mual, muntah, diare
    2. Gejala seperti terserang flu dan batuk: demam, sakit kepala, batuk
    3. Kekakuan otot leher, punggung, dan kaki yang dapat terjadi pada 1% penderita polio2

    Penyakit ini paling ditakutkan karena akan menyebabkan kecacatan sehingga anak tidak mampu untuk berjalan apabila kelumpuhan tidak segera ditangani. Penyembuhannya akan berlangsung kurang dari 12 bulan, tetapi bila kelumpuhan terjadi lebih dari waktu tersebut, umumnya akan menyebabkan kelumpuhan seumur hidup. Akibatnya, penderita tidak dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari.

    Polio tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin polio terdapat dua buah yaitu Inactivated Poliovirus Vaccine (IPV) and Oral Poliovirus Vaccine (OPV). IPV diberikan melalui suntikan di paha atau lengan atas, sedangkan OPV diberikan melalui tetesan mulut. Polio diberikan 4 dosis ditambah satu dosis penguat, pada waktu lahir-1 bulan, bulan ke 2, 3, dan 4 dan penguat diberikan pada usia 18 bulan.

    Ibu lebih baik memilih vaksin polio suntik pada anak karena lebih aman. Lalu, kenapa harus menunda lagi? Ayo, segera datang ke pelayanan kesehatan setempat untuk mendapatkan vaksin polio untuk anak Anda sehinga anak terhindar dari penyakit polio yang sangat berbahaya. Jika ingin lebih praktis, tak perlu bingung untuk melakukan vaksin, hanya dengan mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat, Anda bisa mendapatkan layanan vaksin ke rumah loh! Info lebih lanjut mengenai vaksinasi, hubungi segera Asisten Kesehatan Maya melalui Telp / SMS / WhatsApp : 0811-18-16-800 sekarang juga!

     

    REFERENSI:

    1. Heymann D, Aylward B. Polimyelitis. Orphanet Encyclopedia. 2014 .[Internet]. Retrieved from: https://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-Poliomyelitis.pdf (02.02.2018).
    2. Mehndiratta MM, Mehndiratta P, Pande R. Polimyelitis: hystorical facts, epidemiology and current challenge in eradication. The Neurohospitalist. 2014;4(4):223-229.
    3. Center for Disease Control and Prevention. Polio Vaccine.[Internet]. Retrieved form: https://www.cdc.gov/vaccines/hcp/vis/vis-statements/ipv.pdf (02.02.2018).
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com