Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Posts tagged “ mpasi”

  • Mempunyai anak adalah suatu hal yang menyenangkan bagi seorang ibu sekaligus menjadi pengalaman dan tantangan baru. Para ibu berusaha semaksimal mungkin agar anak tumbuh dengan fisik yang baik, sehat dan juga cerdas tentunya. Berbagai pelajaran baru pun didapatkan, seperti tahapan tumbuh kembang anak dari mulai bayi sampai balita, hingga proses makanan yang dikonsumsinya. Jikalau saat […]

    5 Hal yang Wajib Diketahui Ibu Sebelum Memberikan MPASI Pertama

    Mempunyai anak adalah suatu hal yang menyenangkan bagi seorang ibu sekaligus menjadi pengalaman dan tantangan baru. Para ibu berusaha semaksimal mungkin agar anak tumbuh dengan fisik yang baik, sehat dan juga cerdas tentunya. Berbagai pelajaran baru pun didapatkan, seperti tahapan tumbuh kembang anak dari mulai bayi sampai balita, hingga proses makanan yang dikonsumsinya. Jikalau saat baru lahir hingga usia 6 bulan, bayi diberikan ASI secara ekslusif, dan tentunya pada usia 6 bulan ke atas ini para ibu diajarkan untuk mengenal hal baru lagi, yaitu pengenalan makanan baru pada bayi yang biasa disebut MPASI.

    Namun, sebelum mengenalkan MPASI pada bayi  kita perlu mengetahui beberapa hal terlebih dahulu, agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat dalam pemberian MPASI serta agar makanan MPASI yang diberikan juga makanan yang tepat, untuk pencernaan dan kesehatan bayi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan para ibu sebelum memberikan MPASI :

    Manfaat dari pemberian MPASI pada bayi

    Sebelum memberikan MPASI pada bayi kita, tentunya para ibu perlu untuk mengetahui apa saja sih manfaat dari MPASI yang diberikan pada bayi? Manfaat MPASI bagi bayi tentu sangat penting, pertama, dengan memberikan MPASI pada bayi, bayi mendapatkan nutrisi tambahan lainnya yang tentunya sangat bermanfaat bagi bayi. Kedua, dengan memberikan MPASI, mendukung bayi untuk tumbuh dan berkembang sehingga mencegah bayi dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Ketiga, dengan memberikan MPASI, melatih otot – otot pada mulut bayi dan juga melatih kemampuan motorik pada bayi.

    Baca Juga: 12 Cara Mengajarkan Anak Hidup Sehat

    Kapan sebaiknya MPASI diberikan?

    Pada bayi baru lahir sangat dianjurkan untuk diberikan ASI ekslusif. Namun, saat bayi berusia 6 bulan, dianjurkan untuk memberikan MPASI. Pemberian MPASI yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat memberikan gangguan atau masalah pada kesehatan bayi. Oleh karena itu, pemberian MPASI pada bayi harus pada waktu yang tepat, tidak terlalu cepat dan tidak pula terlalu lambat. Idealnya pada bayi diberikan MPASI pada usia 6 bulan. Selain itu pemberian MPASI ini juga dapat dilihat dari perkembangan bayi tersebut, apakah organ – organ bayi sudah siap untuk menerima MPASI. Berikut beberapa tanda bahwa bayi sudah dapat dikenalkan MPASI ;

    • Bayi sudah mulai menggenggam dan juga memasukkan makanan atau sesuatu ke mulut.
    • Bayi akan bergerak ke depan pada makanan atau mainan yang disukainya, sebaliknya akan mundur atau menutup mulut, jika diberikan sesuatu yang tidak disukainya.
    • Bayi sudah mampu menegakkan sendiri leher dan kepala nya.
    • Bayi sudah mulai dapat berdiri dengan bantuan.

    Itulah tadi beberapa tanda dan waktu yang tepat pemberian MPASI pada bayi. Bila pemberian MPASI yang terlalu cepat, maka resiko bayi tersedak cukup tinggi, gangguan pencernaan pada bayi, meningkatkan resiko obesitas, infeksi dan juga alergi. Bila pemberian MPASI terlalu lambat, maka akan terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi atau bayi mengalami suatu kondisi yang dinamakan picky eater yaitu suatu kondisi dimana bayi menolak diberikan makanan lain selain ASI. Beberapa hal harus diperhatikan dalam pemberian MPASI,

    Harus mengetahui cara pemberian MPASI yang baik

    Berikut beberapa cara pemberian MPASI yang baik, sesuai dengan usia nya :

    • Usia bayi 6-8 bulan

    Pada usia awal pemberian MPASI ini, tentunya haruslah diperhatikan dalam pemberiannya. Pemberian MPASI pada usia bayi 6 sampai 8 bulan pemberian MPASI 2-3 kali sehari, dan makanan selingan diberikan 1-2 kali. Makanan yang diberikan pada usia awal pemberian MPASI ini adalah makanan yang halus, seperti : bayam yang dihaluskan, kentang yang dihaluskan, wortel, pepaya, pir, yang semuanya dihaluskan. Jika sudah terbiasa dengan bahan makanan yang sudah disebutkan di atas, Anda dapat menambahkan telur atau daging yang dihaluskan.

    Baca Juga: 8 Makanan Untuk Jantung Bengkak yang Aman

    • Usia bayi 9-11 bulan

    Pada usia bayi 9-11 bulan, frekuensi pemberian makanan MPASI, masih sama seperti pada bayi usia 6-8 bulan. Yang membedakannya adalah, pada bayi usia 9-11 bulan ini pencernaan dan organ bayi sudah lebih kuat dan sudah beradaptasi, sehingga sudah bisa dapat diberikan nasi tim, biscuit atau finger food.

    • Usia bayi 12 bulan ke atas

    Pada usia ini bayi sudah bisa diberikan nasi lembek  dengan lauk seperti tahu, tempe, ikan, ayam, atau daging yang sudah dicincang. Frekuensi pemberiannya, masih sama dengan usia bayi yang sebelumnya.

    Makanan yang tidak dianjurkan untuk dijadikan MPASI

    Pada saat memperkenalkan MPASI, tentunya kita memperkenalkan makanan tersebut satu persatu, untuk mengetahui apakah bayi alergi pada suatu makanan tertentu. Dan berikut ini ada beberapa makanan yang memang tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi untuk dijadikan MPASI :

    • Susu sapi murni : karena dapat memberikan dampak kekurangan zat besi.
    • Makanan yang keras, bulat dan kecil, untuk bayi usia di bawah 12 tahun, karena beresiko tersedak.
    • Konsumsi jus buah tidak dianjurkan lebih dari 4-6 ons perhari, karena dapat menyebabkan diare dan juga karies atau gigi berlubang.
    • Hindari makanan kaleng atau makanan siap saji : baik pada bayi maupun orang dewasa, makanan kalengan atau makanan yang sudah siap saji memang tidak dianjurkan, karena pada makanan tersebut memiliki kandungan pengawet dan juga garam yang cukup banyak. Yang tentunya kandungan tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan bayi.

    Baca Juga: 4 Cara Sehat Masa Depan Dimulai dari Sekarang

    Masak makanan hingga matang

    Pada saat pemberian MPASI, tentunya makanan yang ingin diberikan sebagai MPASI bagi bayi, harus dipastikan benar sudah matang. Karena jika makanan kurang matang yang diberikan pada bayi, terutama telur, akan berdampak pada masalah pencernaan seperti diare.

    Baik, itulah beberapa hal yang perlu ibu perhatikan dan ketahui sebelum memberikan MPASI pertama pada bayi. Semoga berhasil!

    instal aplikasi prosehat

    Read More
  • Makanan padat untuk bayi usia 7 bulan berbeda dari makanan padat untuk orang dewasa. Mengolah makanan bayi sendiri menjadi cara terbaik dalam menyediakan makanan bernutrisi sehat kepada si buah hati, bahkan dapat memantau kemungkinan terjadinya alergi. Pada usia 7 bulan, bayi sudah dapat menyangga kepalanya sendiri dan mulai tertarik untuk mengonsumsi makanan yang dikonsumsi oleh […]

    Catat 10 Panduan Memberikan MPASI 7 Bulan

    Makanan padat untuk bayi usia 7 bulan berbeda dari makanan padat untuk orang dewasa. Mengolah makanan bayi sendiri menjadi cara terbaik dalam menyediakan makanan bernutrisi sehat kepada si buah hati, bahkan dapat memantau kemungkinan terjadinya alergi. Pada usia 7 bulan, bayi sudah dapat menyangga kepalanya sendiri dan mulai tertarik untuk mengonsumsi makanan yang dikonsumsi oleh orang dewasa. Hal ini menunjukkan bahwa waktu ini merupakan waktu yang tepat untuk merekomendasikan makanan pendamping ASI (MPASI) kepada bayi.

    Baca Juga: 6 Tips Pemberian MPASI pada bayi 6 bulan

    Namun, saat ini berbagai jenis  makanan instan banyak tersedia di supermarket dan kurang mengandung nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh si buah hati. Hal ini disebabkan karena produk ini telah mengalami pengolahan yang terlalu panjang, sehingga kurang memberikan nutrisi yang cukup. Oleh sebab itu, disarankan agar Anda dapat mengolah dan mempersiapkan MPASI bagi sang buah hati secara personal agar menjamin makanan yang dikonsumsi bayi memiliki berbagai nutrisi dan vitamin yang diperlukan tubuh.

    Berikut ini adalah contoh MP ASI 7 bulan bagi si bayi, yaitu:

    • Sereal, yang dipilih sebaiknya tanpa gluten
    • Buah dan sayuran yang dihaluskan, seperti alpukat, pisang, pir, kentang, wortel, brokoli, kol, bayam, apel, stroberi, wortel, anggur, tomat, dan timun.
    • Bubur yang dibuat khusus untuk bayi atau daging yang telah mengalami penghalusan, seperti ayam atau sapi.
    • Bubur tahu
    • Bubur kacang-kacangan, seperti kacang merah atau kacang hijau.

    Seluruh makanan di atas umum dicampur dengan ASI atau susu formula yang dapat diberikan bagi si bayi.

    Baca Juga: 10 Panduan Makanan Sehat Untuk Bayi

    Berikut adalah 10 panduan untuk memberikan MPASI 7 bulan, yaitu,

    1. Pastikan porsi MPASI anak Anda telah disesuaikan dengan usianya dan juga berat badan anak Anda. Kedua hal tersebut berpengaruh pada pemberian MPASI yang tepat.
    2. Biasakan memberi MPASI yang terdiri atas 4 bintang, yaitu mencakup karbohidrat, sayuran dan buah, kacang-kacangan, dan sumber protein hewani.
      • Daging yang diperkenalkan pada bayi adalah daging yang telah diolah dengan benar dan dihaluskan agar dapat dicerna baik.
      • Sayuran hijau, contohnya bayam yang mengandung folat dan zat besi tinggi.
      • Buah alpukat yang lembut dan matang akan mudah dicerna, bahkan dapat diberikan langsung kepada bayi. Alpukat sangat baik bagi bayi karena mengandung asam lemak omega 3 yang dapat mencerdaskan otak bayi.
      • Labu kuning kaya akan vitamin C, vitamin A, dan beta karoten.
    3. Perhatikan alergi yang mungkin dimiliki oleh sang buah hati.
      Pertama kali mencoba makanan padat, pastikan Anda mengamati apakah sang buah hati mengalami alergi terhadap makanan tertentu. Agar Bunda dapat mempermudah pengamatan maka tunggulah hingga 3 hari sebelum beralih pada makanan lainnya. Tiga hari umumnya adalah waktu yang cukup untuk melihat reaksi alergi pada si bayi, terutama bila dalam anggota keluarga, ada yang memiliki riwayat alergi sejenis. Telur, kacang kedelai, ikan, susu sapi, kerang, dan gandum merupakan beberapa contoh bahan makanan yang perlu diwaspadai sebagai pemicu alergi.
    1. Selain itu, perlu dihindari penggunaan madu untuk bayi yang berusia kurang dari setahun untuk mengurangi risiko terjadinya botulisme.
    2. Produk yang terbuat dari susu sapi, seperti keju umumnya aman untuk diberikan bagi bayi. Namun, sebaiknya pemberian susu sapi ditunda terlebih dahulu apabila anak belum berusia lebih dari setahun.
    3. Memperhatikan kesempurnaan fungsi saluran pencernaan serta kelenjar dalam tubuh yang berperan dalam proses pencernaan dan metabolisme zat gizi dari sang anak. Hal ini akan menentukan Anda untuk menentukan konsistensi makanan yang harus diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan saluran pencernaan bayi dan tidak memberikan beban yang terlalu berat bagi pencernaan bayi yang belum berfungsi secara sempurna. Hal ini menentukan proses pemberian MPASI yang harus dilakukan bertahap, mulai dari jenis, jumlah, frekuensi, maupun tekstur makanan si bayi.
    4. Waspadai pula penggunaan bahan makanan yang dapat menghasilkan gas di dalam lambung, seperti kacang, produk olahan susu, gandum, bawang. Bahan makanan seperti ini dapat membuat timbulnya rasa tidak nyaman pada bayi.
    5. Si bayi boleh diberi snack agar tidak merasa bosan dengan makanan harian yang cenderung sama. Hindari jajanan pinggir jalan yang terbuka dan tidak tertutupi dengan baik, karena kemungkinan makanan telah terkontaminasi dengan debu dan kotoran yang terbawa oleh angina atau udara.
    6. Hindari pemberikan MPASI pada malam hari untuk menghindari bayi mengalami risiko obesitas. Namun, rasa lapar bayi pada malam hari dapat diantisipasi dengan pemberian bubur kacang hijau + susu, susu kacang kedelai, susu hangat, agar rumput laut yang dicampur antara susu dan gula merah, serta buah-buahan. Makanan ini berisi vitamin yang akan meningkatkan kekebalan tubuh si bayi dan melancarkan pencernaan bayi.
    7. Contoh awal adalah Anda menggunakan satu jenis bahan untuk dibuat menjadi bubur, yaitu:
    • Bubur pisang
      Pisang merupakan buah kaya serat dan kaya kandungan kalium sehingga bersifat aman bagi perut sang bayi. Namun, terlalu sering mengonsumsi pisang akan berisiko menyebabkan konstipasi.
    • Bubur beras merah
      Bubur beras merah dapat digunakan sebagai bahan makanan pokok yang tidak menyebabkan alergi. Selain itu, bubur beras merah merupakan makanan yang mudah dicerna oleh si bayi. Beras merah dapat diblender hingga halus dan ditambahkan air dan dimasak dengan api yang berukuran sedang hingga mendidih. Setelah mendidih, maka api dikecilkan, dan dimasak kurang lebih hingga 20 menit. Setelah itu, air dapat ditambahkan hingga konsistensi bubur sesuai dengan yang diinginkan.

    Baca Juga: 8 Persiapan Ibu dan Bayi yang Ingin Naik Pesawat

    • Bubur alpukat
      Alpukat mengandung lemak yang baik dan bermanfaat untuk perkembangan fisik dan juga otak sang bayi. Alpukat dapat ditambahkan ke ASI atau susu fomula sebagai MP ASI. Sisa alpukat yang belum digunakan akan disimpan di wadah dan di dalam lemari pendingin.

    Apabila Sobat memerlukan informasi lebih lanjut mengenai MPASI dan produk-produk kesehatan yang berkaitan silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Read More
  • Bayi Moms sudah berusia 8 bulan? Saatnya ia dikenalkan dengan camilan berupa finger food alias makanan yang bisa dipegang sendiri. Kira-kira, camilan atau finger food seperti apa yang cocok dan baik untuknya? Yuk, simak trik memberikan finger food untuk bayi 8 bulan berikut: Sesuai istilahnya, finger food merupakan makanan yang mudah dimakan oleh bayi dan […]

    Trik Memberikan Finger Food untuk Bayi 8 Bulan

    Bayi Moms sudah berusia 8 bulan? Saatnya ia dikenalkan dengan camilan berupa finger food alias makanan yang bisa dipegang sendiri. Kira-kira, camilan atau finger food seperti apa yang cocok dan baik untuknya? Yuk, simak trik memberikan finger food untuk bayi 8 bulan berikut:

    bayi sehat, food finger

    Sesuai istilahnya, finger food merupakan makanan yang mudah dimakan oleh bayi dan diperuntukkan pada bayi yang sudah diperkenalkan dengan MPASI. Artinya makanan tersebut mudah digigit, mudah dikunyah, mudah diambil dengan jari dan mudah dipegang. Tahap makan finger food ini sangat penting bagi si kecil.

    Selain menyenangkan, ini adalah langkah awal bayi untuk belajar makan sendiri dan melatih kemandiriannya. Tahap ini juga membantu bayi untuk mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Mula-mula, bayi Moms mungkin akan meremas finger food dengan tangannya lalu membawanya ke mulut. Pelan-pelan dan sabar saja, Moms. Lama-lama nanti dia akan tahu, kok, bagaimana menggunakan ibu jari dan telunjuknya untuk mengambil makanan dengan baik.

    Perhatikan Segi Keamanan

    Ketika memilih finger food untuk bayi, mulailah dengan potongan kecil makanan lunak yang mudah hancur/lumer ketika dikunyah dengan gusinya, misalnya potongan buah pisang, roti tawar, biskuit bayi. Maklum, gigi bayi belum banyak tumbuh. Nanti, ketika ia sudah mulai nyaman dengan makanan yang diberikan, Moms bisa memberikan ia pilihan lain yang lebih banyak.

    Namun, pada tahap awal, hindari memberi bayi potongan finger food yang besar, lengket dan tidak mudah lumer dalam mulut bayi. Panduan Pemberian Makanan Bayi dari Departemen Kesehatan Australia menegaskan bahwa makanan dengan risiko tinggi tersedak seperti kacang utuh, anggur utuh, biji-bijian, wortel mentah, popcorn, seledri dan potongan apel harus dihindari selama 3 tahun pertama karena ukuran atau konsistensi makanan tersebut meningkatkan risiko tersedak. Dianjurkan juga agar orangtua selalu mengawasi bayi maupun batita saat mereka makan untuk mencegah tersedak.

    Selain itu, tahan diri pula untuk tidak memberikan camilan atau makanan ringan yang biasanya dikonsumsi oleh Moms. Banyak camilan dewasa memiliki rasa yang sangat manis atau sangat asin, misalnya kue-kue manis atau keripik yang memiliki jumlah kandungan natrium yang besar. Ingat, bayi Moms membutuhkan makanan kaya nutrisi, bukan kalori kosong.

    Rekomendasi Finger Food untuk Bayi 8 Bulan

    Berikut adalah beberapa finger food terbaik untuk bayi 8 bulan Anda, termasuk untuk bayi yang belum mempunyai gigi sama sekali.

    1. Puffs Sereal. Sereal kering berbentuk O ini adalah makanan ringan yang populer untuk bayi yang belajar menjepit makanan dengan jarinya. Terbuat dari gandum utuh yang kaya nutrisi dan mudah lumer ketika bercampur dengan ludah di mulut bayi.
    2. Roti tawar dan biskuit bayi. Potongan-potongan kecil roti tawar lunak (tanpa kulit pinggiran) maupun biskuit bayi sangat bagus dijadikan sebagai camilan untuk bayi sebab mudah hancur ketika dikunyah. Saat bayi bertambah besar (usia 9 hingga 12 bulan), Moms bisa mencoba memberikan potongan yang sedikit lebih besar atau menyajikan roti dengan lapisan pisang atau alpukat tumbuk, atau selai kacang.
    3. Buah lunak. Buah yang sangat matang akan lembut secara alami, sehingga bagus dijadikan finger food. Pisang matang, peach, semangka, raspberry, blueberry dan melon yang dipotong kecil-kecil adalah alternatif pilihan yang baik.
    4. Buah yang mengandung asam lemak omega-3 yang tinggi ini dapat membantu meningkatkan perkembangan otak bayi. Seperti layaknya puff sereal, alpukat matang kerap dijadikan sebagai camilan atau finger food pertama untuk bayi. Sangat aman untuk diberikan pada bayi, bahkan yang giginya belum tumbuh sekalipun.  Memang sih, saat si kecil makan alpukat, biasanya tangan dan mulut, bahkan meja ataupun lantai, akan belepotan dan berantakan. Namun, itu momen yang berharga, kok, Moms, dan sangat bagus untuk diabadikan lewat kamera foto.
    5. Tahu adalah sumber protein nabati yang luar biasa dan finger food yang sempurna untuk bayi. Pilih tahu yang keras, yang masih cukup lunak, dibandingkan dengan tahu yang super lunak atau tahu sutra, yang kemungkinan akan hancur di tangan bayi dan membuatnya frustrasi.
    6. Sayuran yang dimasak. Agar tetap mendapatkan nutrisi dari sayuran, kukus atau rebuslah sayur hingga lembut, dan, tentu saja, potong kecil-kecil. Cobalah sayuran seperti ubi manis, wortel, brokoli, kembang kol, atau bit (pilihlah bit kuning agar tidak terlalu berantakan) untuk diberikan kepada bayi 8 bulan. Pastikan Moms mencuci bersih semua sayuran sebelum mengolahnya. Saat bayi bertambah besar dan giginya sudah lebih banyak tumbuh, Moms dapat memberikan potongan wortel kukus atau irisan kentang manis yang dikupas.
    7. Jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda alergi susu, maka sangat aman untuk memperkenalkan keju setelah bayi mulai mengenal MPASI. Namun, pilihlah keju yang telah dipasteurisasi, yang lembut tetapi tidak terlalu lengket atau bau, seperti keju cheddar. Potong keju tersebut kecil-kecil.
    8. Kue Muffin Buatan Sendiri. Muffin yang dibeli di toko biasanya bertabur gula. Namun, banyak kok resep muffin yang sehat. Moms bisa membuat sendiri, gunakan tepung gandum utuh, tambahkan saus apel sebagai pengganti gula dan lengkapi dengan bahan-bahan sehat seperti pisang tumbuk. Panggang dalam loyang muffin mini. Lalu pecahkan menjadi potongan-potongan kecil untuk bayi.

    Demikianlah beberapa trik memberikan finger food untuk bayi 8 bulan. Nanti, saat bayi Moms sudah berusia 9 bulan ke atas, kontrol atau penguasaan jari-jarinya akan lebih berkembang. Inilah saat yang tepat untuk mendorong bayi belajar lebih sering makan sendiri, baik makanan utama maupun camilan. Penting untuk dicatat bahwa saat ia makan finger food, jangan pernah membiarkan bayi sendirian. Selalu awasi dan usahakan mereka duduk tenang saat makan, tidak sambil berdiri, merangkak atau bergerak ke sana kemari sebab hal ini bisa meningkatkan risiko tersedak.

    Nah, Moms, siap memberikan finger food untuk si kecil? Sekarang Moms tak perlu repot, untuk mencari informasi atau panduan tentang makanan sehat bayi lainnya, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa

     

    Referensi:

    1. 13 Best Finger Foods for Baby [Internet]. Thebump.com. 2018 [cited 28 September 2018]. Available from: thebump.com/a/finger-foods-for-baby
    2. Foods S, Basics S. Finger foods for your baby | BabyCenter [Internet]. BabyCenter. 2018 [cited 28 September 2018]. Available from: babycenter.com/finger-foods
    3. The Importance of Finger Food – One Handed Cooks [Internet]. One Handed Cooks. 2018 [cited 28 September 2018]. Available from: onehandedcooks.com.au/the-importance-of-finger-food/
    Read More
  • Saat memberikan makanan pendamping ASI pada bayi, pernahkah Moms bertanya-tanya, apakah MPASI si kecil sudah memenuhi asupan gizi seimbang? Ya, pada usia 6 bulan, bayi Moms mulai membutuhkan lebih banyak kalori, dan lebih banyak nutrisi. Sebenarnya, kandungan nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh bayi 6 bulan? Yuk, Moms, simak ulasan berikut! Kebutuhan Kalori Bayi 6-24 […]

    Pastikan MPASI Si Kecil Mengandung Nutrisi Penting Ini!

    Saat memberikan makanan pendamping ASI pada bayi, pernahkah Moms bertanya-tanya, apakah MPASI si kecil sudah memenuhi asupan gizi seimbang? Ya, pada usia 6 bulan, bayi Moms mulai membutuhkan lebih banyak kalori, dan lebih banyak nutrisi. Sebenarnya, kandungan nutrisi apa saja yang dibutuhkan oleh bayi 6 bulan? Yuk, Moms, simak ulasan berikut!

    Kebutuhan Kalori Bayi 6-24 Bulan

    Ketika berusia 0-6 bulan, sumber kalori utama bayi adalah ASI. Kemudian, kalori dari ASI mulai berkurang karena ia sudah mulai mendapatkan MPASI. Menginjak 24 bulan atau setahun, sumber kalori utama bayi adalah makanan.

    International Lactation Consultant Association (ILCA) merekomendasikan kebutuhan kalori untuk bayi menyusui per hari adalah sebagai berikut:

    • Usia 6-8 bulan, bayi butuh 682 kalori, terdiri dari ASI (486 kalori) dari MPASI (196 kalori)
    • Usia 9-11 bulan,bayi butuh 830 kalori, terdiri dari AS( (375 kalori) dan MPASI (455 kalori)
    • Usia 12-24 bulan, bayi butuh 1.092 kalori, terdiri dari ASI (313 kalori) dan MPASI (779 kalori)

    Pada usia 6 bulan, ada beberapa nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi Moms agar ia bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik, antara lain zat besi, vitamin A, kalsium dan vitamin D. Jadikan hal ini patokan saat Moms hendak membuat menu MPASI untuk si kecil.

    Zat Besi untuk Perkembangan Otak

    Tubuh memerlukan zat besi untuk memproduksi hemoglobin, yang membawa oksigen melalui darah ke seluruh sel tubuh. Jika tubuh kekurangan zat besi, maka akan menyebabkan anemia. Hal ini berarti, oksigen tidak diangkut dengan baik ke organ dan otot tubuh. Pada periode satu tahun pertama kehidupan bayi, zat besi sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan sistem saraf pusat.

    Jika bayi tidak cukup mendapatkan asupan zat besi, mereka akan menunjukkan tanda-tanda seperti:

    • Mengalami peningkatan berat badan yang lambat.
    • Kulit pucat.
    • Tidak nafsu makan/menyusu.
    • Sering rewel dan gelisah.
    • Tak hanya itu, bayi dengan defisiensi zat besi akan tampak kurang aktif secara fisik dan perkembangan kemampuannya lebih lambat dibandingkan bayi yang cukup mendapat asupan zat besi.

    Makanan Kaya Zat besi

    Bayi dilahirkan dengan simpanan zat besi dalam tubuhnya, yang diambil dari tubuh ibu sejak mereka dalam kandungan. Namun, cadangan zat besi pada tubuh bayi umumnya menurun setelah ia menginjak usia 6 bulan. Itu sebabnya, Moms perlu mengenalkan makanan tambahan yang kaya zat besi pada tahap pemberian MPASI. Bayi berusia 6-12 bulan setidaknya membutuhkan 11 mg zat besi.

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi usia 6 bulan diberikan makanan yang lumat atau halus, seperti bubur saring dan puree (makanan yang ditumbuk/dihaluskan). Teksturnya tidak terlalu cair atau encer. Tandanya bisa dilihat dari makanan yang tidak tumpah bila sendok dimiringkan.

    Nah, banyak sekali bahan makanan kaya zat besi yang bisa Moms olah untuk dijadikan MPASI. Pertama, zat besi heme (yang terikat dengan protein) dan lebih mudah diserap oleh tubuh, berasal dari hewan. Kedua, zat besi non heme (tidak terikat pada protein) yang berasal dari nabati.

    Berikut ini contoh daftar makanan yang bisa Moms tambahkan dalam asupan MPASI si kecil:

    • Zat Besi Heme: hati ayam, hati sapi, ikan sarden, daging sapi, daging ayam
    • Zat Besi Non Heme: labu, tahu, kentang, bayam, brokoli, kacang hijau, kacang polong

    Agar tubuh lebih mudah menyerap zat besi, kombinasikan makanan sumber zat besi tersebut dengan makanan kaya vitamin C seperti jeruk, jambu merah atau tomat.

    Vitamin A untuk Kesehatan Mata

    Vitamin A sangat penting untuk kesehatan mata dan mencegah bayi dari kebutaan. Baik pula untuk pertumbuhan sel dan jaringan di dalam tubuh (khususnya rambut, kuku dan kulit) maupun pertumbuhan tulang. Tubuh tidak bisa menghasilkan vitamin A sendiri. Oleh karena itu, Moms harus memberi asupan vitamin A melalui makanan pada si kecil, atau suplemen tambahan seperti tetes vitamin A.

    Banyak sekali bahan makanan kaya akan vitamin A yang bisa Moms tambahkan ke dalam menu MPASI si kecil. Daftar berikut ialah sumber vitamin A yang baik, yaitu: sayuran seperti wortel, ubi jalar, labu, bayam, kale, brokoli, kacang polong;  bijian-bijian seperti gandum; dan buah-buahan seperti aprikot, melon, mangga dan persik.

    Vitamin D untuk Pertumbuhan Tulang

    Nutrisi penting lain yang dibutuhkan bayi Moms adalah vitamin D yang diperlukan untuk pertumbuhan dan membangun tulang yang kuat, membantu penyerapan kalsium dan menjaga kekebalan tubuh. American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan semua bayi yang minum ASI maupun susu formula (yang mengasup kurang dari 32 ons susu formula per hari), harus mendapatkan suplemen vitamin D dalam beberapa hari setelah lahir.

    Di Amerika Serikat, AAP merekomendasikan bahwa semua anak (mulai dari usia bayi hingga remaja) menerima 400 IU (10 mcg) vitamin D per hari. Paparan sinar matahari adalah sumber vitamin D terbaik. Indonesia adalah negara tropis sehingga seharusnya bayi tidak kesulitan untuk menerima sinar matahari pagi yang bermanfaat untuk merangsang pembentukan vitamin D bagi tubuh.  Moms bisa menjemur bayi pagi hari antara pukul 07.00 – 08.00 saat matahari tidak bersinar terik. Tak perlu lama-lama, cukup 15 menit.

    Selain itu, Moms bisa memasukkan bahan makanan yang mengandung vitamin D ke dalam menu MPASI si kecil, seperti minyak ikan, oatmeal, salmon, tuna, jus jeruk, keju impor yang difortifikasi, mackerel, dan margarin.

    Nah, demikianlah pentingnya beberapa nutrisi seperti zat besi, vitamin A dan D yang dibutuhkan bayi pada 6 bulan di tahap MPASI. Informasi lain perihal makanan sehat atau masalah kesehatan lain, Moms bisa mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat. Silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya melalui Telp/SMS/WhatsApp: 0811-18-16-800 sekarang juga. Salam sehat.

    instal aplikasi prosehat

    Referensi:

    1. International Lactation Consultant Association. (2013). Core Curriculum for Lactation Consultant 3rd Edition. Burlington, MA: Jones & Bartlett Learning, p.340.
    2. Who.int. (2018). WHO | What is the recommended food for children in their very early years?. [online] Available at: who.int/features/qa/57/en/ [Accessed 9 Oct. 2018].
    3. Nutrition, F., Toddlers, H. and Staff, B. (2018). Vitamin D in your child’s diet | BabyCenter. [online] BabyCenter. Available at: babycenter.com/0_vitamin-d-in-your-childs-diet_10324696.bc [Accessed 9 Oct. 2018].
    4. PubMed Central (PMC). (2018). Iron needs of babies and children. [online] Available at: ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2528681/ [Accessed 9 Oct. 2018].
    Read More
  • MPASI merupakan singkatan dari makanan pendamping ASI dan dapat diberikan sejak bayi menginjak usia 6 bulan. Seperti yang kita tahu, bayi tidaklah disarankan untuk mengonsumsi makanan apapun selain ASI ketika umur mereka belum menginjak usia 6 bulan. Kenapa sih kita perlu memberikan MPASI pada bayi? Jawabannya tentu saja untuk melancarkan pertumbuhan bayi serta kemampuan otot […]

    Yuk, Simpan Resep MPASI 9 Bulan Berikut Ini!

    MPASI merupakan singkatan dari makanan pendamping ASI dan dapat diberikan sejak bayi menginjak usia 6 bulan. Seperti yang kita tahu, bayi tidaklah disarankan untuk mengonsumsi makanan apapun selain ASI ketika umur mereka belum menginjak usia 6 bulan. Kenapa sih kita perlu memberikan MPASI pada bayi? Jawabannya tentu saja untuk melancarkan pertumbuhan bayi serta kemampuan otot oromotor (otot yang ada pada mulut bayi) serta motorik bayi sehingga tidak terjadi masalah di kemudian hari.

    Baca Juga: 6 Makanan untuk Ibu Menyusui Agar ASI Lancar

    Satu hal yang perlu kita ingat ketika memberikan MPASI pada bayi adalah memberikannya dengan perlahan. Ketika kita memberikannya terlalu cepat atau makanan yang diberikan tidak cocok dengan kondisi bayi maka yang terjadi justru bukan suatu hal yang kita inginkan – alias akan timbul berbagai masalah pada bayi. Bukan hanya itu saja, meskipun bayi sudah mulai dapat mengonsumsi makanan bukan berarti kita dapat menghentikan pemberian ASI pada bayi. Menghentikan ASI sebelum waktunya akan menimbulkan berbagai masalah dan salah satu contoh sederhananya adalah bayi akan rentan terhadap penyakit. Tentu saja kita tidak ingin hal ini terjadi bukan?

    Produk Terkait: Topfer Wheat Semolina Cereal

    Apakah ada tanda lainnya yang perlu kita perhatikan sebelum bayi diberikan MPASI? Jawabannya tentu saja ada! Terdapat beberapa tanda yang dapat kita perhatikan sebelum memberikan MPASI pada bayi seperti bayi yang sudah mampu berdiri jika dibantu, bayi yang mampu menegakkan kepala dan leher, ataupun bayi sudah mampu menggenggam dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya sendiri. Sebenarnya kenapa sih bayi perlu diberikan MPASI? MPASI sendiri berfungsi sebagai tambahan nutrisi selain yang didapatkan mereka melalui ASI.
    Pada kesempatan kali ini, kita akan membahas berbagai resep MPASI yang cocok dan pastinya aman untuk diberikan pada buah hati. Kita tidak membahas MPASI pertama untuk bayi, tapi akan membahas beberapa resep MPASI untuk bayi yang sudah menginjak usia 9 bulan.

    Produk Terkait: Jual ASI Online

    Kira-kira apa saja ya resep MPASI yang mudah untuk kita coba di rumah?

    1. Tim nasi jamur

    Nasi tim adalah salah satu jenis makanan yang sering dikonsumsi bayi karena tekstur dari nasi yang lembut sehingga mudah untuk dicerna oleh anak. Kita juga dapat menggabungkan nasi dengan beberapa sayuran dan lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak dalam sehari. Bahan yang kita butuhkan hanya 20 gram beras, 30 gram daging ayam cincang, 20 gram jamur kecil, 25 gram tomat cincang, 30 gram tahu, 5 gram keju prut (sesusai selera), 650 ml air. Cara mengolahnya pun sangat mudah yaitu dengan merebus beras bersamaan dengan bahan lainnya dan ditunggu hingga mengental. Setelahnya kita dapat mengangkat masakan ini dan menunggunya hingga dingin sebelum kita berikan pada anak.

    2. Finger food sayuran

    Finger food sendiri merupakan salah satu jenis makanan yang berukuran kecil sehingga memudahkan anak untuk mencernanya. Kita dapat mengolah berbagai jenis makanan menjadi finger food, dan salah satunya adalah berbagai sayuran yang pastinya kaya akan vitamin dan gizi untuk anak. Contohnya saja kita dapat merebus kentang, wortel, ataupun buncis yang sebelumnya telah dipotong kecil terlebih dahulu seukuran jari tangan orang dewasa. Memberikan anak finger food sayuran akan membuat anak menyukai sayuran ketika mereka beranjak dewasa.

    Produk Terkait: Milna Bubur Bayi Rasa Sup Ayam Wortel

    3. Oat udang dan sayur

    Siapa bilang oatmeal hanya dapat dikonsumsi oleh kita yang sudah dewasa? Oatmeal adalah salah satu jenis makanan yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan kita dan menariknya lagi aman untuk dikonsumsi anak. Ketika kita ingin memberikan oatmeal sebagai MPASI, kita sebaiknya memasak oatmeal supaya lebih mudah dicerna anak dan dapat kita padukan dengan berbagai sayuran ataupun lauk lainnya supaya semakin banyak nutrisi yang didapatkan oleh anak.

    Baca Juga: 10 Panduan Makanan Sehat untuk Bayi

    Bahan yang kita butuhkan untuk membuat oat udang dan sayur pun cukup sederhana, yaitu 4 sendok makan oat, segenggam kacang hijau yang sudah direndam terlebih dahulu selama kurang lebih 1 jam, 1 buah wortel yang sudah dipotong kecil-kecil, 4 kuantum brokoli, 4 udang ukuran sedang, 1 batang serai geprek, serta 1 siung bawang putih. Untuk mengolahnya, kita terlebih dahulu perlu menumis bawang putih dan bawang bombai hingga harum sebelum memasukkan bahan lainnya. Setelah dirasa cukup empuk, kita dapat memasukkan oatmeal berserta kacang hijau dan perlu kita tunggu hingga matang sebelum diberikan pada anak.

    4. Sup ayam kampung brokoli

    Seperti yang kita tahu, anak membutuhkan asupan nutrisi yang cukup sehingga tidak ada permasalahan yang timbul dalam perkembangannya. Cara membuat hidangan yang satu ini sangat mudah karena yang kita butuhkan adalah ayam kampung secukupnya, 5 kuntum brokoli, 2 siung bawang merah yang diiris tipis, 1 siung bawang putih yang digeprek, dan tentu saja air. Langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah dengan menumis bawang putih dan bawah merah hingga harum lalu ungkep ayam hingga mengeluarkan kaldu dan pastinya hingga daging ayam tersebut empuk. Sesudahnya kita dapat menambahkan brokoli dan dimasak hingga matang dan pastinya siap untuk disajikan.

    5. Cake pisang keju kukus

    Siapa bilang bayi tidak dapat mengonsumsi roti? Hal ini terbukti salah karena bayi dapat mengonsumsi kue dengan aman dan pastinya menggunakan bahan yang aman dan empuk untuk dikonsumsi pula. Bahan yang kita butuhkan adalah 2 buah pisang ambon yang sudah dihaluskan, 1 butir telur, 5 sendok makan tepung terigu, 3 sendok makan margarin cair, serta keju parut secukupnya. Terlebih dahulu kita perlu mengocok telur hingga mengembang lalu kita dapat memasukkan bahan lainnya hingga tercampur rata. Setelahnya kita perlu mengukus adonan ini hingga matang dan dapat kita sajikan untuk anak.\

    Baca Juga: Jenis Buah dan Sayur yang Baik untuk Nutrisi Otak Anak

    Bagaimana? Pastinya sekarang sudah tidak bingung lagi kan mengenai MPASI yang tepat untuk anak berusia 9 bulan? Satu hal yang perlu kita ingat adalah untuk menyeimbangkan sayuran dan buah untuk anak sehingga kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik. So, tunggu apalagi untuk memberikan makanan bergizi bagi buah hati?

    Apabila Sobat memerlukan informasi lebih lanjut mengenai MPASI dan produk-produk kesehatan yang berkaitan silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

     

    Read More
  • Bayi Moms sudah berumur 6 bulan? Wah, waktunya ia untuk memulai makanan padat pertamanya, nih. Bagi sebagian Moms, hal ini adalah fase menggairahkan dan menyenangkan. Namun, beberapa juga merasa cemas, karena khawatir si kecil tidak bisa menerima makanan lain selain ASI. Yups, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi usia 6 bulan harus menerima kombinasi […]

    Panduan Menyiapkan Makanan Bayi 6 Bulan

    Bayi Moms sudah berumur 6 bulan? Wah, waktunya ia untuk memulai makanan padat pertamanya, nih. Bagi sebagian Moms, hal ini adalah fase menggairahkan dan menyenangkan. Namun, beberapa juga merasa cemas, karena khawatir si kecil tidak bisa menerima makanan lain selain ASI.

    Yups, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi usia 6 bulan harus menerima kombinasi ASI dan makanan padat alias MPASI (Makanan Pendamping ASI). Makanan pendamping seperti apakah yang sebaiknya diberikan? Kali ini, kami akan membahas panduan menyiapkan makanan bayi 6 bulan. Cari tahu, yuk, Moms!

    Tetap Berikan ASI

    Perlu diingat, ASI atau susu formula masih menjadi sumber utama nutrisi untuk bayi Moms. Makanan padat hanya merupakan pendamping, dan Moms harus tetap menyusui bayi setiap dua hingga tiga jam atau sesuai permintaan. Atau, berikan sekitar 700 – 1000 ml susu formula setiap hari.

    Berikan Makanan Pokok yang Dilumatkan

    Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang pertama kali diberikan adalah makanan pokok yang dilumatkan (Jagung, beras,kentang, ubi). Moms bisa memberikan bubur beras terlebih dulu. Moms juga harus cermat dalam memilih sereal bayi yang telah ditambahkan kandungan vitamin dan mineralnya. Pada umumnya bubur sereal mudah dicerna, tidak memicu alergi dan biasanya diterima dengan baik oleh tubuh. Sehingga menjadi peralihan yang tepat bagi bayi dari mengasup makanan yang murni cair (ASI) hingga makanan semi padat.

    Moms bisa memberikan sereal berbutir seperti beras, campurkan dengan air atau susu formula.

    Bila Moms menyusui, jangan campurkan ASI dengan sereal untuk tahap-tahap awal. Tunggu sampai bayi Moms benar-benar mau memakan atau menerima sereal sebagai makanan pertamanya. Biasanya, sih, percobaan ke-1, 2 atau 3, bubur sereal akan berakhir di baki, atau lantai.

    ASI Moms terlalu berharga untuk dibuang. Jadi, campurkan sereal dengan sedikit air pada awalnya. Ketika bayi Anda akhirnya bisa memakan sereal dengan baik, Moms bisa mencampurnya dengan ASI.

    Buatlah sereal sedikit encer pada awalnya dan berikan ia beberapa sendok. Setelah bayi Moms cukup piawai dan mau menerima sereal dengan baik, cobalah menyusui dua kali sehari. Setelah ia makan sereal selama 1-2 minggu, Moms bisa mencoba menu makanan lain yang dihaluskan (pure).

    Pure Sayur dan Buah

    Moms bisa membuat pure buah atau pure sayur. Buah-buahan seperti pisang, alpukat, apel, labu, mangga, cocok diberikan untuk makanan pertama bayi. Bayi juga dapat mencerna sayuran rebus yang dihaluskan seperti kacang hijau, wortel, ubi jalar, atau kentang.

    Namun, saat memberikan satu jenis makanan yang belum pernah dicoba bayi, berikan setidaknya 3 hari berturut-turut sebelum bayi mencoba makanan baru lainnya. Hal ini dilakukan untuk membantu mengidentifikasi makanan yang mungkin alergi atau tidak toleran pada bayi Anda.

    Daging

    Daging adalah sumber protein yang baik. Kebanyakan bayi mendapatkan protein dari ASI atau susu formula. Namun, simpanan zat besi dalam tubuh bayi mulai berkurang antara usia 6 – 9 bulan. Itulah mengapa, memasukkan daging ke dalam makanan bayi bermanfaat sebagai tambahan zat besi untuk tubuhnya.

    Moms bisa memberikan bubur dengan campuran daging ayam, atau unggas, maupun ikan (rendah merkuri) yang direbus dan sudah dihaluskan. Pastikan Moms sudah menyingkirkan semua tulang atau duri ikan ketika menyajikan menu bubur daging ini.

    Perlu diperhatikan, hindari daging olahan seperti ham atau hot-dog. Daging olahan biasanya asin alias ditambahkan bumbu-bumbu penyedap dan tidak memiliki nilai gizi yang dibutuhkan bayi Moms.

    Hindari Memberikan Hal Ini!

    Ada beberapa makanan yang tidak boleh diberikan pada tahap ini, antara lain:

    1. Madu

    Jangan berikan madu pada bayi di bawah usia 12 bulan. Sebab, bakteri Clostridium yang menyebabkan botulisme pada bayi biasanya tumbuh subur di tanah dan debu, dan dapat mencemari makanan tertentu, khususnya madu.
    Botulisme pada bayi dapat menyebabkan kelemahan otot, yang ditandai dengan kemampuan mengisap bayi yang lemah, tangisan yang lemah, konstipasi, dan penurunan tonus otot (floppiness).

    Cegah botulisme pada bayi dengan tidak memberikan madu atau makanan olahan yang mengandung madu. Jika ingin memberikan madu, tunggulah setidaknya hingga si kecil berusia 1 atau 2 tahun.

    2. Susu sapi

    Produk susu sapi seperti keju atau yoghurt, boleh diberikan kepada bayi Moms. Namun khusus untuk susu sapi, tunda dulu pemberiannya hingga bayi berusia satu tahun ke atas.

    Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), susu sapi tidak menyediakan cukup vitamin E, zat besi dan asam lemak esensial yang dibutuhkan bayi usia 6 bulan. Selain itu, bayi juga belum mampu mencerna dengan baik kandungan protein dan lemak dalam susu sapi. Sehingga jika dipaksakan untuk minum, bisa menimbulkan perdarahan mikroskopis pada feses bayi.

    Susu sapi, juga termasuk ke dalam kelompok makanan/minuman yang bisa memicu alergi.

    3. Makanan yang Berisiko Tersedak

    Pada usia 6 bulan, jangan dulu berikan makanan yang keras, berpotongan besar dan bisa menimbulkan risiko tersedak pada bayi. Moms boleh memberikan wortel lunak/dihaluskan yang dicampurkan dalam bubur, misalnya, namun bukan wortel dengan potongan besar, atau bulat, yang bisa membuat bayi tersedak.

    4. Makanan Pemicu Alergi

    Tunda pemberian makanan yang bisa memicu alergi pada bayi, seperti telur, susu sapi, kacang (kacang tanah, kacang mede), ikan tertentu (tuna, cod, salmon), kerang-kerangan (termasuk lobster, udang, kepiting).
    Penelitian terbaru menunjukkan bahwa pengenalan awal makanan ini sebenarnya dapat membantu mencegah alergi. Namun, untuk lebih aman, tunggulah setidaknya hingga bayi berusia setahun.

    Jika Moms khawatir dengan potensi alergi pada bayi karena riwayat keluarga, atau bayi mungkin mengalami reaksi alergi, bicarakan pada dokter anak Anda mengenai rekomendasi makanan yang boleh atau tidak boleh diberikan kepada bayi Anda.

    Demikianlah panduan menyiapkan makanan bayi 6 bulan yang bisa Moms coba. Untuk informasi atau panduan mengenai makanan sehat untuk bayi, kini tak perlu repot. Anda bisa mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat sekarang juga! Info lebih lanjut bisa menghubungi Asisten Kesehatan Maya melalui Telp/SMS/WhatsApp: 0811-18-16-800.

    instal aplikasi prosehat

    Referensi:

    1. Can I Feed My Baby Honey? [Internet]. Kidshealth.org. 2018 [cited 19 September 2018]. Available from: kidshealth.org/en/parents/honey-botulism.html
    2. infants C. Cow’s milk – infants: MedlinePlus Medical Encyclopedia [Internet]. Medlineplus.gov. 2018 [cited 19 September 2018]. Available from: medlineplus.gov/ency/article/002448.htm
    3. 6-Month-Old Feeding Schedule: A Doctor-Recommended Plan [Internet]. Healthline. 2018 [cited 19 September 2018]. Available from: healthline.com/health/parenting/6-month-old-feeding-schedule#1
    4. [Internet]. 2018 [cited 19 September 2018]. Available from: quora.com/What-solid-food-can-we-give-to-6-month-old-baby
    5. Maheswari S. 6 Months Baby Food Chart And Recipes [Internet]. MomJunction. 2018 [cited 19 September 2018]. Available from: momjunction.com/articles/top-10-food-ideas-6-months-baby_006689/

    Read More
  • Usia bayi 8 bulan selalu diberi ASI atau susu formula, tetapi juga tidak menutup kemungkinan bayi usia 8 bulan diberi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Biasanya, saat bayi memasuki usia 8 bulan sudah bisa mengunyah makanan dan makan seperti roti dengan tangannya sendiri atau biasa disebut dengan finger food. Bukan hanya itu saja, diusia 8 bulan […]

    Daftar Makanan Bayi yang Sesuai untuk Bayi 8 Bulan

    Usia bayi 8 bulan selalu diberi ASI atau susu formula, tetapi juga tidak menutup kemungkinan bayi usia 8 bulan diberi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Biasanya, saat bayi memasuki usia 8 bulan sudah bisa mengunyah makanan dan makan seperti roti dengan tangannya sendiri atau biasa disebut dengan finger food. Bukan hanya itu saja, diusia 8 bulan bayi juga di beri makan bubur.

    Dalam tahap ini makanan yang sudah dihaluskan menjadi bubur juga menjadi salah satu tumbuh kembangnya si kecil. Makanan yang diberikan pun bervariasi dan sesuai dengan anjuran dokter anak. banyak yang perlu diperhatikan orang tua dalam memberi bubur/ MPASI untk bayi. Sebelum kita membahas makanan apa saja yang harus diberikan pada bayi yang berusia 8 bulan, anda harus memperhatikan hal penting berikut:

    • Gunakanlah sendok,mangkok dan peralatan lainnya dengan bersih
    • Cangkir/gelas untuk tempat air putih
    • Anda wajib menggunakan sayuran serta buah yang sudah dicuci bersih menggunakan air mengalir
    • Jangan lupa, anda harus mencuci tangan sebelum anda mengolah semua bahan untuk si kecil
    • Kukuslah semua bahan sebelum diblender. Jangan direbus, karena vitamin yang terkandung dalam buah dan sayur tersebut bisa hilang. Kukuslah menggunakan sedikit air saja
    • Jika anda menambahkan daging, jangan lupa untuk buang lemak dan kulitnya
    • Jangan menambahkan gula, anda bisa menambahkan bumbu saja walau sedikit saja.

    Beri anak anda makan bubur pada jam yang tepat, jangan sampai kelewat jam makan pagi maupun siang. Beberapa cara sebelum mengolah makanan bayi pun sudah dipaparkan diatas. Mengolah makanan bayi bulan yang diolah sendiri mempunyai manfaat yang efisien untuk kesehatan tubuhnya serta terpenuhinya gizi pada bayi yang berumur 8 bulan.

    Daftar Makanan yang Sesuai Untuk Bayi 8 Bulan:

    1. Bubur Beras Merah Sayur dan Daging Ayam

    Membuat bubur dengan bahan beras merah, sayur dan daging ayam juga sangat dianjurkan, karena memiliki banyak vitamin serta protein hewani yang terdapat pada daging ayam. Anda bisa membuat bubur tersebut menjadikannya halus. Anda bisa menggunakan blender untuk membuat beras merah tersebut menjadi tepung. Anda juga harus tau bahwa perbandingannya 1:9 dengan air, sehingga menghasilkan tekstur yang lunak.

    Cara Membuat Buburnya adalah:
    • Masak beras merah yang sudah diblender tadi dengan perbandingan 1:9 air.
    • Blender daging ayam yang sudah dikukus agar lembut dan halus
    • Tambahkan wortel yang sudah dikukus dan tumbuk/blender hingga halus
    • Tambahkan bumbu seperti sedikit gunakan garam halus, bisa juga menggunakan keju parut. Hindri menggunakan gula.
    • Aduk rata hingga semua tercampur, jangan lupa tes rasa
    • Sajikan hangat pada si kecil. Jika bubur tersebut masih tersisa, jangan lupa menyimpannya ke dalam kulkas dalam keadaan dingin ya.
    • Jika untuk makan si kecil lagi, hangatkan dengan menggunakan api yang sedang saja.

    2. Bubur Kentang dan Wortel

    Kentang dan wortel sangat disarankan sebagai makanan bayi yang berusia 8 bulan karena mengandung karbohidrat dan vit A, kedua bahan itu bisa menjaga kekebalan tubuh anak anda. Kedua bahan tersebut mengandung gizi yang sangat baik bagi pertumbuhanya.

    Bagaimana Cara Membuat Bubur Wortel dan kentang:
    • Kukus Kentang dan wortel terlebih dahulu. Lebih baik mengukus ya, bunda. Jangan di rebus karena vitaminnya akan berkurang
    • Haluskan kentang dan wortel menggunakan blender atau secara ditumbuk
    • Masukan dalam panci dan nyalakan kompor dengan api kecil
    • Jangan lupa tambahkan susu
    • Campur ketiga bahan tersebut dan aduk rata, jangan lupa tambahkan sedikit garam untuk perasa/ parutan keju juga bisa
    • Sajikan hangat pada si kecil

    3. Bubur Wortel dengan Kacang Hijau

    Selain wortel kacang hijau juga bisa dibuat bubur yang sangat bergizi untuk bayi sebagai menu yang disajikan pada MPASI anak berumur 8 bulan. Mencampur kedua bahan makanan diatas dapat memberi gizi yang lebih optimal karena wortel mempunyai Vitamin A yang baik untuk anak. Mengkombinasikan dua makanan tersebut sangatlah mudah.

    Berikut Tahapannya: 
    • Siapkanlah kacang hijau dan rendamlah menggunakan air,
    • Kukus wortel dengan sedikit air saja.
    • Masukan kacang hijau yang ingin dibuat bubur tersebutke menggunakan sedikit air, tunggu hingga mendidih
    • Tumbuk/ blender wortel sehingga halus dan lembut.
    • Campur kedua bahan tersebut hingga matang dan terampur rata,
    • Tambahkan susu bubuk/ susu formula sesuai dengan umur tentunya.
    • Sajikan selagi hangat, karena anak akan makan jika bubur itu terasa hangat
    • Jika masih, masukan kulkas dalam kondisi benar-benar dingin dan panaskan jika ingin dimakan.

    4. Olahan Buah-Buahan

    Olahan buah-buahan juga sangat penting untuk anak, meskipun hanya sedikit tapi sering itu bisa membuat kekebalan tubuhnya tidak rentan dari penyakit. Dalam buah-buahan terdapat beberapa vitamin, serat, dan mineral yang sangat penting untuk pertumbuuhan dan perkembangan anak. jangan lupa memberi buah meskipun hanya satu hari sekali, seperti pisang, apel, dan lain- lain.

    Ulasan diatas sudah menjelaskan beberapa hal penting untuk makan anak yang berusia 8 bulan. Sebenarnya masih banyak makanan yang bisa diolah sendiri dirumah seperti bayam, ikan tuna, ikan laut atau sejenisnya. Makanan yang mengundung protein serta vitamin sangat dianjurkan untuk perkembangan anak. Mulailah memberi anak makanan sehat mulai dari sekarang. Selamat membaca, semoga artikel ini bermanfaat untuk anda. Terima Kasih

    instal aplikasi prosehat

     

    Read More
  • Moms yang memiliki buah hati menginjak usia 6 bulan pasti tak sabar untuk “bereksperimen” memberi MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) ya? Makanan padat pertama si kecil haruslah bertekstur lunak dan sedikit cair, seperti bubur susu atau pure buah/sayur. Mana yang lebih dulu diberikan? Nah, berikut 6 tips pemberian MPASI pada bayi usia 6 bulan […]

    6 Tips Pemberian MPASI pada Bayi 6 Bulan

    Moms yang memiliki buah hati menginjak usia 6 bulan pasti tak sabar untuk “bereksperimen” memberi MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) ya?

    Makanan padat pertama si kecil haruslah bertekstur lunak dan sedikit cair, seperti bubur susu atau pure buah/sayur. Mana yang lebih dulu diberikan? Nah, berikut 6 tips pemberian MPASI pada bayi usia 6 bulan yang perlu Moms ketahui:

    1. Perhatikan Tanda Bayi Siap MPASI

    Mungkin tak sedikit Moms yang mendengar petuah dari orang tua atau ibu mertua mengatakan kalau bayi sudah mulai bisa diberi makan pada usia 4 bulan. Benarkah? Hal ini tidaklah tepat, sebab bayi disarankan diberi MPASI saat berusia 6 bulan. Mengapa? Biasanya saat itu otot leher bayi sudah cukup kuat sehingga ia bisa menahan kepalanya untuk tidak lagi goyah. Ia juga sudah dapat duduk sendiri (walaupun dengan bersandar) dan menegakkan kepala. Dengan begitu, proses menelan bayi bisa dibilang sudah lebih baik. Selain itu, fungsi pencernaan bayi pada usia 6 bulan juga sudah lebih baik.

    Tanda lain bahwa bayi siap MPASI antara lain:
    – Mulai tertarik dengan makanan yang Moms makan. Terlihat dari ekspresi wajah atau gerakan tangan yang seolah-olah ingin mengambil makanan untuk dimasukkan ke dalam mulutnya.
    – Ia akan antusias membuka mulutnya tiap kali disodorkan makanan.
    – Ia tidak lagi memakai lidah untuk mendorong makanan keluar dari mulut.

    2. Mulailah dengan Bubur Susu

    Meskipun tak ada urutan baku, American Academy of Pediatrics merekomendasikan serealia – seperti beras atau gandum – sebagai makanan yang diberikan pertama kali untuk si kecil yang sudah siap MPASI. Selanjutnya, barulah bayi diperkenalkan dengan variasi MPASI lain seperti bubur (pure) sayur, buah, dan daging atau ikan.

    Dibandingkan sayur atau buah, bubur susu/bubur beras (tepung beras + ASIP/susu formula) sangat cocok diberikan sebagai makanan pertama si kecil.

    Ya, untuk mengenalkan makanan padat pertama pada bayi sebaiknya dimulai dari makanan yang teksturnya encer dan lembek, dengan rasa yang tidak jauh berbeda dengan ASI atau susu formula, seperti bubur susu. Tujuannya adalah agar bayi tidak kaget dengan makanan pertamanya.

    Tak hanya itu, bubur beras sangat rendah alergen, alias tidak memicu reaksi alergi. Bubur beras juga diperkaya zat besi, tinggi kalori, sangat mudah dicerna, paling mudah diubah konsistensinya (kepadatannya). Cara membuatnya juga sederhana dan mudah dibuat sendiri di rumah.

    Satu hal yang perlu Moms perhatikan, saat membuat bubur susu, jangan memanaskan ASIP atau susu formula di atas kompor bersamaan dengan memasak bubur beras. Lakukan hal itu setelah bubur beras selesai dimasak. Tuang bubur beras ke dalam mangkuk, aduk-aduk sebentar lalu masukkan ASIP/susu formula.

    Cara mengecek kecukupan tekstur adalah makanan tidak tumpah jika sendok dimiringkan.

    Selain bubur beras, bayi juga bisa dikenalkan dengan jenis serealia lain yang memiliki rasa tidak jauh berbeda, seperti bubur susu gandum atau havermut (oatmeal).

    3. Menu Sama Selama 3 Hari

    Perlu diingat, MPASI diberikan secara bertahap dan sedikit demi sedikit. Mulailah dengan memberikan 1 – 2 sendok pada saat pertama, dan jumlahnya bisa bertambah seiring perkembangan bayi. Tetapi sebelumnya, coba dulu dengan memberikan menu yang sama selama 2-3 hari berturut-turut. Setelah itu, baru bayi Moms perkenalkan lagi dengan variasi menu MPASI yang lain.

    Menunggu selama 2-3 hari juga memungkinkan Moms untuk mengamati apakah si kecil memiliki reaksi alergi atau tidak, seperti diare, muntah, atau ruam (meskipun kebanyakan gejala muncul dalam waktu empat jam setelah makan). Jika iya, maka hentikan makanan penyebab alerginya dan menggantinya dengan asupan lain.

    Selain itu, Moms jadi bisa mengetahui apakah si kecil suka atau tidak dengan menu MPASI yang diberikan.

    Jika ia kurang suka dengan menu tersebut, jangan langsung menghapusnya dari menu MPASI si kecil. Perlu diketahui, bayi mungkin perlu mencoba makanan 10 kali sebelum menerimanya. Jadi, setelah dua minggu atau satu bulan, coba berikan kembali menu yang sama, atau padukan dengan sesuatu yang dia suka. Siapa tahu saat itu, bayi Moms akan lebih bisa menerima dan akhirnya menyukainya.

    4. Berikan Menu MPASI yang Bervariasi

    Setelah bayi belajar untuk menerima satu jenis makanan, secara bertahap kenalkan ia dengan berbagai jenis makanan lain satu per satu, seperti sayuran, buah, ikan dan daging dengan cara dihaluskan sehingga teksturnya lumat dan kental.

    Berikan bubur susu yang mengandung protein hewani (daging merah/hati ayam) untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang sudah menurun kadarnya di dalam ASI, agar menunjang pertumbuhan fisik si kecil. Variasikan dengan tepung beras merah, kacang hijau, atau labu kuning.

    Meskipun banyak yang merekomendasikan memulai sayuran dulu sebelum buah-buahan, tidak ada bukti bahwa bayi akan mengembangkan ketidaksukaan untuk sayuran jika buah diberikan terlebih dahulu. Dengan kata lain, sebenarnya tidak ada urutan baku.

    5. Pastikan MPASI yang Diberikan Bersih dan Aman

    Dalam memberikan MPASI pada si kecil, Moms harus menjamin kebersihan dan keamanan makanan.

    Berikut ini beberapa hal yang perlu Moms perhatikan:
    – Cucilah dahulu tangan sebelum membuat bubur atau menu MPASI. Begitu pula saat akan memberi makan si kecil.
    – Masaklah makanan dengan benar, hindari mencampur makanan mentah dengan makanan yang sudah matang.
    – Gunakan selalu air bersih saat memasak.
    – Cucilah dahulu bahan MPASI seperti beras, sayur, buah, daging, sebelum dikonsumsi.
    – Gunakan alat-alat makan yang aman untuk si kecil, seperti sendok kecil berbahan plastik yang aman dan berujung tumpul sehingga tidak melukai gusi bayi.

    6. Berikan Makanan Kaya Nutrisi

    Makanan yang kaya akan energi dan nutrisi (terutama zat besi, protein, asam amino esensial, zink, vitamin A, kalsium, vitamin C, vitamin D, dan asam folat) harus diberikan pada masa pertumbuhan si kecil yang sedang pesat.

    Berikut beberapa contoh bahan makanan yang bisa dijadikan sebagai variasi bubur atau menu MPASI si kecil:
    – Makanan pokok yang mengandung karbohidrat, contoh: beras, kentang, gandum dan olahannya (roti, sereal, biskuit).
    – Makanan sumber protein hewani, contoh: daging ayam, hati sapi, hati ayam, ikan, susu.
    – Kacang-kacangan, contoh: kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai, atau makanan olahannya seperti tahu dan tempe.
    – Sayuran hijau dan merah, contoh: wortel, labu, bayam, daun ubi.
    – Buah orange dan merah, contoh: apel, tomat, jeruk, alpukat dan stroberi.

    Demikianlah 6 tips pemberian MPASI pada bayi usia 6 bulan. Frekuensi pemberian MPASI bisa dilakukan sebanyak 2 kali dengan 1 kali makanan selingan.

    Setelah bayi berusia 7 – 8 bulan, mulai berikan ia bubur saring. Pilih bahan makanan sumber karbohidrat, seperti beras, kentang, makaroni, atau roti. Tingkatkan porsi dan frekuensi makan menjadi 3 kali sehari.

    Semoga informasi ini bermanfaat untuk para Moms. Nah, untuk informasi kesehatan lain, kini tak perlu repot. Anda dapat mengakses www.prosehat.com atau install aplikasi ProSehat sekarang juga! Moms juga bisa mendapatkan layanan dokter ke rumah untuk melakukan vaksin loh, penasaran? Silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya melalui Telp/SMS/WhatsApp: 0811-18-16-800 sekarang juga!

    instal aplikasi prosehat

    Referensi:

    1. HealthyChildren.org. (2018). Starting Solid Foods. [online] Available at: healthychildren.org/English/ages-stages/baby/feeding-nutrition/Pages/Switching-To-Solid-Foods.aspx [Accessed 4 Sep. 2018].

    2. For Baby NZ. (2018). Six signs baby is ready for solid food. [online] Available at: forbaby.co.nz/ForBaby-Chat/Six-signs-baby-is-ready-for-solid-food [Accessed 4 Sep. 2018].

    3. Chop.edu. (2018). Feeding Guide for the First Year | Children’s Hospital of Philadelphia. [online] Available at: chop.edu/conditions-diseases/feeding-guide-first-year [Accessed 4 Sep. 2018].

    4. Chop.edu. (2018). Feeding Guide for the First Year | Children’s Hospital of Philadelphia. [online] Available at: chop.edu/conditions-diseases/feeding-guide-first-year [Accessed 4 Sep. 2018].

    5. Parents.com. (2018). About Your Privacy on this Site. [online] Available at: parents.com/baby/feeding/solid-foods/starting/ [Accessed 4 Sep. 2018].

    6. Puri Gayatri, R. (2018). Mommy 101; 101 Perawatan Bayi. Jakarta, Indonesia: Penerbit Erlangga, p.95.

    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com