Saat ini, seringkali terdengar kata diet. Istilah diet ini umum dilakukan bagi seseorang yang ingin melakukan penurunan berat badan. Diet memang diperlukan terutama bagi orang yang telah mengalami obesitas. Beberapa jenis diet yang diyakini dapat bekerja ampuh dalam menurunkan lemak yaitu diet ketofastosis. Perlu diketahui bahwa ketofastosis diet ini bukanlah ditujukan untuk penurunan berat badan, melainkan pada jumlah lemak di dalam tubuh, yang dapat terlihat dari penurunan lingkar perut.
Apa itu Ketofastosis Diet?
Diet ketofastosis adalah campuran antara diet ketogenik dan fastosis. Diet ketogenik adalah diet yang melibatkan metode pola makan rendah karbohidrat, tinggi lemak, dan protein sedang. Sedangkan fastosis berarti fasting on ketosis, yang berarti puasa dalam keadaan ketosis, dimana ketosis berarti proses metabolisme tubuh yang normal. Hal ini dapat terjadi apabila tubuh tidak mendapatkan asupan karbohidrat yang cukup, sehingaa tubuh akan membakar cadangan lemak di dalam tubuh yang berguna sebagai energi bagi sel. Hasil dari proses ini dikenal sebagai keton, yang merupakan proses sampingan pembakaran lemak menjadi keton. Pembakaran lemak dapat terlihat pada penurunan lingkar perut, bukan dari penurunan berat badan.
Baca Juga: 10 Buah yang Membantu Proses Diet
Lama puasa fastosis yang dimaksud adalah 6 – 12 jam, atau lebih, bergantung pada kondisi setiap orang. Fastosis di sini dimaksudkan untuk mengembalikan pola hidup individu yang sebenarnya, yang akan menghasilkan pola makan yang dapat mempertahankan kondisi metabolisme lemak yang optimal.
Efek dari Ketofastosis Diet
Selama proses ketofastosis diet ini, maka seorang individu akan mengalami fase yang dikenal sebagai “healing crisis”, yaitu fase yang menggambarkan kondisi tidak enak pada tubuh seseorang, kondisi ini umum terjadi apabila seorang individu mengubah sistem metabolisme tubuh. Sebagai contoh, konsumsi lemak yang berlebihan akan mengakibatkan timbulnya jerawat parah. Selain itu, gejala lain seperti kulit gatal, kulit kering, timbulnya ketombe, mual, atau bahkan lemas umum terjadi.
Tujuan utama ketofastosis diet adalah mengefisienkan metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, bahkan dapat memperbaiki respirasi tubuh, sehingga mampu menyembuhkan berbagai penyakit. Efisiensi metabolisme dan perbaikan respirasi akan menghindarkan seseorang dari penyakit kanker, hipertensi, dan diabetes.
Perubahan proses metabolisme tubuh akan berdampak pada pergantian sel tubuh karena tubuh akan mengalami penyesuaian terhadap metabolisme baru. Lamanya healing crisis ini berbeda-beda dan sangat bergantung pada kondisi setiap individu. Ada individu yang mengalami penyesuaian dengan sangat cepat, namun ada juga individu yang mengalami penyesuaian metabolisme secara lambat.
Baca Juga: 6 Cara Menurunkan Berat Badan Dalam Sebulan
Namun, perlu diketahui bahwa diet ketofastosis ini membutuhkan komitmen kuat dan niat utuh dari seorang individu. Diet seperti ini harus dijalankan seumur hidup, sebab diet akan mengubah kebiasaan total pola makan seorang individu. Sebab, pola makan yang berubah-ubah akan membawa dampak buruk bagi seseorang, yang akan merusak metabolisme tubuh.
Dalam melakukan diet untuk penurunan berat badan, alangkah baiknya apabila dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Sebab, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap riwayat kesehatan dan berpedoman pada hasil medical check up yang baik, terutama kadar gula dan kolesterol di dalam darah. Selain itu, informasi terkait diet perlu diketahui terlebih dahulu, untuk mempersiapkan tubuh terkait dengan proses metabolisme tubuh yang akan berubah secara drastis. Umumnya, tidak ada diet yang dapat bekerja sangat cepat dan instan, namun segala diet butuh proses dan waktu. Penurunan berat badan ini perlu dilihat sebagai proses meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh. Oleh karena itu, pola makan makanan yang bernutrisi dan aktivitas fisik rutin perlu dilakukan untuk menjaga pola hidup sehat.
Daftar Pustaka:
IDN Times. Mengenal gaya hidup ketofastosis. 2018. [Internet]. Available at: rappler(dot)idntimes(dot)com/sakinah-haniy/mengenal-pola-makan-ketofastosis-diet-keto-1/full (1.12.18)