Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 71–80 of 1371 results

  • Flu merupakan penyakit yang umum terjadi, termasuk pada ibu hamil. Meski memiliki gejala yang ringan dan merupakan self limiting disease (dapat sembuh sendiri) dimana kondisi umumnya akan membaik dalam waktu sekitar 3 – 7 hari, akan tetapi pada ibu hamil flu dapat berlangsung lebih lama. Selain itu, flu pada ibu hamil juga dapat memicu munculnya […]

    Kenali Bahaya dan Tips Mengatasi Flu Saat Hamil

    Flu merupakan penyakit yang umum terjadi, termasuk pada ibu hamil. Meski memiliki gejala yang ringan dan merupakan self limiting disease (dapat sembuh sendiri) dimana kondisi umumnya akan membaik dalam waktu sekitar 3 – 7 hari, akan tetapi pada ibu hamil flu dapat berlangsung lebih lama. Selain itu, flu pada ibu hamil juga dapat memicu munculnya komplikasi, seperti meningkatkan risiko terjadinya pneumonia. 

    Kenali Bahaya dan Tips Mengatasi Flu Saat Hamil

    Kenali Bahaya dan Tips Mengatasi Flu Saat Hamil

    Flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus influenza. Mendapatkan perawatan di rumah dan mengonsumsi obat flu yang dijual bebas di apotik sebenarnya mampu mengatasi gejala flu dan membuat Anda lebih baik. Namun, beda halnya saat Anda terkena flu saat hamil. Ini karena ibu hamil tidak boleh mengonsumsi sembarang obat pereda flu.

    Apakah Bahaya Terkena Flu saat Hamil?

    Flu akibat infeksi virus biasanya akan membuat penderitanya mengalami berbagai gejala flu, seperti pilek, lemas, batuk, bersin, demam, hingga radang tenggorokan. Sedangkan pada ibu hamil, gejala flu tersebut dapat memburuk karena perubahan sistem kekebalan tubuh, fungsi paru dan jantung selama kehamilan. 

    Perubahan yang dimaksud pada ibu hamil salah satunya adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh yang membuatnya lebih lebih rentan terhadap infeksi sehingga lebih berisiko mengalami komplikasi. 

    Adapun beberapa komplikasi yang mungkin dialami ibu hamil, yakni:

    • Pneumonia
    • Bronkitis
    • Infeksi sinus

    Tak hanya itu, apapun yang dialami ibu hamil tidak hanya memengaruhi dirinya, tetapi juga janin dalam kandungannya. Itulah mengapa penanganan penyakit pada ibu hamil jauh lebih rumit dan berisiko. 

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Tips Mengatasi Flu saat Hamil

    Apabila Anda sedang hamil dan terkena flu, segeralah berobat ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab, penanganan flu untuk ibu hamil akan lebih kompleks, karena tidak hanya memprioritaskan kesembuhan si Ibu, tapi juga memikirkan efek samping yang mungkin berdampak pada janin dalam kandungan. 

    Oleh sebab itu, biasanya dokter akan memberikan kombinasi dua cara untuk mengatasi flu saat hamil seperti berikut ini:

    • Minum obat

    Konsumsi obat flu untuk ibu hamil sebenarnya tidak direkomendasikan, terutama pada trimester awal kehamilan. Sebab, beberapa jenis obat dapat mengganggu tumbuh kembang janin, bahkan dapat menyebabkan keguguran. 

    Para ahli tidak merekomendasikan untuk memberikan obat pada ibu hamil dengan usia kehamilan 12 minggu hingga 28 minggu. Periode tersebut merupakan masa kritis bagi perkembangan organ janin.

    Namun jika ibu hamil merasa sangat terganggu dengan gejalanya, sebaiknya berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda. 

    Ada beberapa obat flu yang dapat dikonsumsi ibu hamil untuk meredakan gejalanya, seperti paracetamol untuk mengatasi demam dan meredakan nyeri. Selain itu, ibu hamil juga dapat menggunakan obat dextromethorphan saat flu guna meredakan batuk. 

    Penggunaan semprot atau tetes hidung saline dapat digunakan untuk mengurangi lendir hidung sekaligus menenangkan jaringan hidung yang meradang. Alat ini dapat berguna untuk meredakan hidung tersumbat pada ibu hamil. Meski demikian, berkonsultasi dengan dokter tetap diperlukan guna memastikan keamanannya. 

    Baca Juga: Awas, Batuk Saat Hamil Berbahaya Bagi Janin! Ini Solusinya

    • Cara alami

    Selain menggunakan obat yang diresepkan dokter, Anda juga dapat mengatasi flu ringan secara alami saat hamil. Berikut beberapa cara yang ibu hamil bisa lakukan:

    • Cukupi kebutuhan cairan tubuh dengan banyak minum air putih sekitar 2,5 – 3 liter, atau diselingi dengan jus buah, teh hangat, maupun makanan yang banyak mengandung air seperti sup, air kaldu, atau buah-buahan. 
    • Konsumsi makanan hangat, seperti berbagai sup, atau bubur.
    • Kurangi aktivitas dan istirahat yang cukup
    • Jaga sirkulasi udara agar tetap bersih, misalnnya dengan tidak merokok di dalam ruangan, menggunakan pelembab udara (humidifier), maupun membuka jendela agar udara dapat berganti. 
    • Kumur dengan campuran garam dan air hangat. Ini bermanfaat untuk meredakan batuk dan radang tenggorokan. 
    • Olahraga rutin. Rutin melakukan aktifitas fisik atau olahraga dapat meningkatkan sistem imun tubuh, misalnya seperti berjalan kaki, yoga, dan senam. 

    Baca Juga: Musim Flu di Australia, Perlukah Mahasiswa Vaksin Influenza?

    Cara Mencegah Flu saat Hamil

    Pada dasarnya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karenanya, para ahli merekomendasikan ibu hamil untuk segera mendapatkan vaksin flu sedini mungkin. Selain sebagai upaya pencegahan, vaksin flu ini juga mampu mengurangi gejala dan risiko komplikasi flu pada ibu hamil. 

    Selain mendapatkan vaksinasi flu, para ahli juga menyarankan melakukan beberapa perilaku berikut ini guna mencegah terserang flu, diantaranya:

    • Menghindari kontak dengan orang yang sakit dan menjauhi kerumunan. 
    • Menerapkan etika batuk dan bersin dengan menggunakan tisu, kain, atau lengan bagian dalam. 
    • Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sesering mungkin.
    • Menggunakan masker saat sakit atau ketika pergi ke rumah sakit dan tempat keramaian.

    Baca Juga: Mengapa Vaksin Flu Penting Untuk Kuliah di Luar Negeri?

    Nah Sahabat Sehat, itu adalah tips untuk ibu hamil dalam mengatasi flu. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Anda merasa memerlukan obat-obatan untuk meredakan gejala. Jika Sahabat Sehat ingin vaksinasi flu, Anda bisa menggunakan layanan vaksinasi dari Prosehat. Layanan ini bisa dilakukan di klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi dan Palmerah Jakarta Barat, atau di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Sahabat Sehat.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Aida Erebara, G. Treating the common cold during pregnancy.
    2. CDC. Pregnant? You Need a Flushot!
    3. Verywell Family. Treating Your Cold and Flu Symptoms While You Are Pregnant.
    4. American Pregnancy Association. Cough and Cold During Pregnancy.
    5. Healthline. Treating a Cold or Flu When Pregnant.
    6. Center for Disease Control and Prevention. Flu & Pregnant Women
    Read More
  • Penyakit hepatitis B merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B pada hati yang dapat menyebabkan penyakit jangka pendek maupun jangka panjang. Sahabat Sehat dapat tertular hepatitis B melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh, contohnya melalui jarum suntik bekas penderita hepatitis B, maupun kontak seksual dengan penderita hepatitis B. Selain itu, hepatitis […]

    Begini Penanganan Hepatitis B Pada Ibu Hamil

    Penyakit hepatitis B merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis B pada hati yang dapat menyebabkan penyakit jangka pendek maupun jangka panjang. Sahabat Sehat dapat tertular hepatitis B melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh, contohnya melalui jarum suntik bekas penderita hepatitis B, maupun kontak seksual dengan penderita hepatitis B. Selain itu, hepatitis B juga dapat ditularkan ibu hamil kepada anaknya saat melahirkan.

    Begini Penanganan Hepatitis B Pada Ibu Hamil

    Begini Penanganan Hepatitis B Pada Ibu Hamil

    Sahabat Sehat, bagaimana penanganan hepatitis B pada ibu hamil? Mari simak penjelasan berikut.

    Jumlah Penderita Hepatitis B

    Menurut data dari World Health Organization (WHO), terdapat 296 juta orang hidup dengan hepatitis B dan diperkirakan 1,5 juta kasus hepatitis B pada tahun 2019. Hepatitis B dapat menjadi penyakit jangka panjang, yang bila tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada hati. Salah satu contoh komplikasi yang dapat terjadi adalah kanker hati.

    Penanganan Hepatitis B Pada Ibu Hamil

    Saat ini terdapat beberapa pilihan pengobatan bagi penderita hepatitis B. Obat dapat diberikan dalam bentuk suntikan ataupun obat yang diminum. Pengobatan ditujukan pada hepatitis B jangka panjang untuk menekan virus Hepatitis B agar menjadi inaktif. Dengan kondisi virus yang inaktif, maka efek kerusakan yang disebabkan oleh virus dapat ditekan dan juga penularan hepatitis B dapat diturunkan.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Bagi ibu hamil yang menderita hepatitis B, disarankan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kadar virus hepatitis B dalam tubuh. Apabila hasil menunjukkan kadar virus hepatitis B cukup tinggi, maka dokter akan mempertimbangkan untuk memberikan obat antivirus yang dapat menekan virus hepatitis B. 

    Pengobatan diberikan pada saat trimester ketiga kehamilan. Dengan kadar virus yang rendah, maka risiko penularan dari ibu saat melahirkan bayinya dapat diturunkan. Sebelum memulai pengobatan hepatitis B, pastikan untuk berkonsultasi lebih dulu dengan dokter.

    Untuk metode persalinan dapat dilakukan secara normal maupun operasi caesar. Masih terdapat perdebatan mengenai metode persalinan ibu yang menderita hepatitis B. Data dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa metode operasi caesar dapat menurunkan risiko penularan hepatitis B dari ibu ke bayinya dibandingkan dengan persalinan normal. Mengenai cara melahirkan bayi untuk menurunkan risiko penularan hepatitis B masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

    Baca Juga: Penyebab Infeksi Hepatitis B pada Bayi

    Pola Hidup Sehat Bagi Penderita Hepatitis B

    Gaya hidup bagi penderita hepatitis B juga perlu dijaga. Makan makanan yang bergizi dan minum air putih yang cukup dapat menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. Makanan yang berlemak dan minuman alkohol dapat memicu terjadinya perlemakan hati yang dapat memperberat kerja hati. Jika hal ini terjadi pada penderita hepatitis B, maka perburukan pada hati dapat terjadi lebih cepat. 

    Maka penderita hepatitis B dianjurkan beristirahat yang cukup, menghindari makanan berlemak maupun minuman beralkohol. Konsumsi buah dan sayur serta kontrol berkala ke dokter agar dipantau kondisi kesehatannya.

    Baca Juga: 10 Bahaya Hepatitis B pada Bayi!

    Mencegah Dengan Vaksin Hepatitis B

    Hepatitis B dapat dicegah dengan pemberian vaksin hepatitis B. Vaksin diberikan dalam 3 dosis, dosis kedua diberikan 1 bulan sejak dosis pertama dan dosis ketiga diberikan 6 bulan sejak dosis pertama. 

    Baca Juga: Yang Perlu Sahabat Sehat Ketahui Tentang Vaksin Hepatitis B

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai penanganan hepatitis B pada ibu hamil. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh : dr. Monica Cynthia Dewi

    Referensi

    1. WHO. Hepatitis B.
    2. CDC. Hepatitis B.
    3. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Hepatitis B.
    4. Hepatitis B Foundation. I am currently pregnant, and I have chronic hepatitis B. What should I do to protect my baby?
    5. WHO. Prevention of mother-to-child transmission of hepatitis B virus: Guidelines on antiviral prophylaxis in pregnancy.
    6. Ayoub W, Cohen E. Hepatitis B Management in the Pregnant Patient: An Update.
    7. Borgia G. Hepatitis B in pregnancy.
    Read More
  • Diabetes Melitus atau yang disebut dengan kencing manis, diartikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi faktor penyebab yang ditandai dengan tingginya kadar gula didalam darah dan juga disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena adanya insufisiensi gangguan insulin.  Insufisiensi fungsi insulin disebabkan karena gangguan pada sel beta pancreas […]

    Kenali Berbagai Macam Komplikasi Akibat Diabetes

    Diabetes Melitus atau yang disebut dengan kencing manis, diartikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi faktor penyebab yang ditandai dengan tingginya kadar gula didalam darah dan juga disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan karena adanya insufisiensi gangguan insulin. 

    Insufisiensi fungsi insulin disebabkan karena gangguan pada sel beta pancreas (beta Langerhans) sehingga sel-sel tubuh tidak sensitif terhadap insulin, akibatnya gula darah tidak dapat masuk kedalam sel dan menumpuk didalam darah.

    Kenali Berbagai Macam Komplikasi Akibat Diabetes

    Kenali Berbagai Macam Komplikasi Akibat Diabetes

    Diabetes melitus bukan hanya menjadi penyebab kematian di dunia, melainkan penyakit ini juga menyebabkan berbagai komplikasi serius yang menyebabkan menurunnya kualitas hidup para penderitanya seperti kebutaan, penyakit jantung dan juga gagal ginjal. Sahabat Sehat, apa saja komplikasi yang beresiko dialami penderita diabetes? Mari simak penjelasan berikut.

    Angka Penderita Diabetes di Dunia

    Organisasi International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia menderita diabetes pada tahun 2019 atau setara dengan 9,3% dari total penduduk di usia yang sama. Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes pada tahun 2019 adalah 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki.

    Diperkirakan jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan penambahan usia penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada usia 65-79 tahun. Dan angka ini diprediksi akan terus meningkat hingga mencapai 578 juta pada 2030 dan 700 juta pada tahun 2045.

    Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati urutan ke-3 dengan prevalensi sebesar 11,3%. Indonesia termasuk peringkat ke-7 dari 10 negara di Dunia dengan peringkat diabetes terbanyak. Indonesia menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masuk daftar tersebut.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Kenali Berbagai Jenis Diabetes

    Sahabat Sehat, terdapat berbagai jenis diabetes berdasarkan penyebabnya. Berikut adalah berbagai jenis diabetes :

    1. Diabetes Mellitus Tipe 1

    Merupakan kenaikan kadar gula darah yang disebabkan karena kerusakan sel beta pankreas sehingga tidak dapat memproduksi insulin sama sekali. Pasien dengan diabetes tipe 1 membutuhkan terapi insulin dari luar secara terus menerus.

    2. Diabetes Mellitus Tipe 2

    Diabetes tipe 2 disebabkan karena kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi atau produksi insulin yang rendah oleh kelenjar pankreas.

    3. Diabetes Gestasional

    Diabetes tipe ini ditandai dengan kenaikan gula darah selama masa kehamilan. Gangguan ini biasanya terjadi pada minggu ke-24 masa kehamilan dan kadar gula darah akan kembali normal setelah melahirkan.

    Baca Juga: Rekomendasi Obat Alami Terbaik untuk Penderita Diabetes

    Bagaimana Cara Mendiagnosis Diabetes ?

    Seseorang didiagnosa menderita diabetes melitus apabila memiliki gejala klinis disertai dengan hasil pemeriksaan, sebagai berikut :

    • Pemeriksaan gula darah puasa lebih besar atau sama dengan 126 mg/dl, dengan kondisi berpuasa selama 8 jam.
    • Pemeriksaan gula darah lebih dari atau sama dengan 200 mg/dl setelah 2 jam Tes Toleransi Beban Glukosa (dengan pemberian gula sebanyak 75 mg)
    • Pemeriksaan gula darah sewaktu memberikan hasil lebih dari atau sama dengan 200 mg/dl.
    • Pemeriksaan tes HbA1c lebih dari atau sama dengan 6,5%.

    Baca Juga: 8 Tips Aman Berpuasa untuk Penderita Diabetes

    Gejala Diabetes Melitus

    Berikut ini gejala yang dialami pasien dengan diabetes melitus :

    • Sering haus
    • Sering buang air kecil
    • Mudah merasa lapar
    • Berat badan menurun drastis tanpa sebab yang jelas
    • Mudah lelah
    • Pandangan atau penglihatan kabur
    • Luka yang sulit sembuh
    • Mudah terjadi infeksi baik pada pernapasan, infeksi gigi maupun pada kemaluan
    • Mulut kering
    • Mati rasa atau kesemutan pada jari-jari kaki.

    Baca Juga: Kenali Dampak Diabetes Saat Hamil Bagi Kondisi Janin

    Komplikasi Diabetes Melitus

    Diabetes Melitus sering kali dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, terutama apabila gula darah yang tinggi tidak ditangani dengan baik. Tingginya kadar gula darah dari waktu ke waktu akan berdampak buruk pada organ tubuh. Berikut ini beberapa komplikasi jangka panjang yang dapat dialami:

    • Gangguan Mata (Retinopati Diabetik)

    Pada pasien dengan diabetes melitus, gula darah yang terlalu tinggi didalam darah tidak baik bagi pembuluh darah terutama pembuluh darah mata (retina). Apabila terjadi kerusakan maka akan terjadi retinopati diabetik dan berpotensi menyebabkan kebutaan. Selain itu, gangguan lainnya yang dapat terjadi adalah katarak dan glaukoma.

    Untuk itu, para penderita diabetes melitus disarankan untuk mengelola gula darah agar terkontrol dan melakukan pemeriksaan mata secara rutin.

    • Kerusakan atau Gangguan pada Ginjal (Nefropati Diabetik)

    Gula darah yang tinggi juga akan merusak ginjal, gangguan ini disebut dengan nefropati diabetik. Kondisi kerusakan pada ginjal akan menyebabkan gagal ginjal dan berujung kematian apabila tidak ditangani dengan baik.

    Karena adanya gagal ginjal, ginjal tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang zat yang tidak dibutuhkan dari dalam tubuh sehingga pada kondisi ini pasien akan disarankan untuk melakukan tindakan cuci darah.

    Baca Juga: 7 Cara Atasi Gatal Karena Diabetes dengan Cepat dan Mudah

    • Kerusakan Saraf (Neuropati Diabetik)

    Tingginya gula darah akan menyebabkan kerusakan saraf terutama pada saraf tepi pada kaki. Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus maka akan menyebabkan kerusakan saraf yang lebih parah (disebut dengan neuropati diabetik). Akibat tingginya gula darah, aliran darah menuju saraf akan terhambat.

    Gejala awal yang dialami pasien biasanya berupa kesemutan, mati rasa dan nyeri pada tungkai. Kerusakan saraf dan pembuluh darah juga dapat terjadi pada organ vital pria sehingga dapat menyebabkan disfungsi ereksi dan impotensi. Oleh karena itu, penting bagi pasien untuk tetap menjaga gula darah.

    • Masalah Kaki dan Kulit

    Selain terjadinya neuropati diabetik yang menyebabkan kaki mati rasa, gangguan pembuluh darah pada tungkai dapat menyebabkan luka sulit sembuh karena terbatasnya aliran darah pada kaki. 

    Sehingga terjadi penurunan kemampuan tubuh menyembuhkan diri dari luka. Karena luka tidak kunjung sembuh, kaki akan mudah terjadi infeksi (baik jamur atau infeksi bakteri). 

    Apabila hal ini berlangsung terus menerus maka akan mudah terjadi infeksi yang lebih serius seperti gangren (kematian jaringan) dan ulkus diabetikum. Apabila kerusakan terlalu parah, tidak menutup kemungkinan Dokter akan menyarankan tindakan amputasi.

    Baca Juga: Kenali Gejala Awal Diabetes Pada Anak

    • Gangguan Kardiovaskular

    Diabetes menyebabkan kerusakan multiorgan termasuk pembuluh darah dan jantung. Komplikasi yang tersering seperti stroke, serangan jantung dan penyempitan pembuluh darah arteri atau yang disebut dengan aterosklerosis.

    • Gangguan lainnya

    Gangguan lainnya yang dapat diderita penderita diabetes melitus apabila kadar gula darah tidak terkontrol, antara lain : gangguan pendengaran, gangguan kognitif seperti demensia alzheimer, depresi, gangguan pada gigi dan mulut, infeksi pada saluran pernapasan (misalnya tuberkulosis), infeksi jamur dan melemahnya sistem daya tahan tubuh yang menyebabkan pasien diabetes melitus rentan terhadap berbagai penyakit.

    Baca Juga: Kenali Berbagai Bahaya Diabetes Pada Pria

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai komplikasi akibat penyakit diabetes yang rentan diderita pasien diabetes. Untuk memantau dan mendeteksi dini penyakit diabetes, Sahabat Sehat dianjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan dan gula darah.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat.  

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Penyakit Diabetes Melitus.
    2. Pangribowo S. Infodatin, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan.
    3. World Health Organization. Diabetes.
    4. Mayo Clinic. Diabetes – Symptoms and causes.
    5. Cleveland Clinic. Diabetes: Types, Risk Factors, Symptoms, Tests, Treatments & Prevention.
    6. Diabetes Org. Diabetes Complications.
    Read More
  • Rubella atau yang disebut juga campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Meskipun sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Selain disebabkan oleh virus yang berbeda jenisnya, umumnya campak memiliki efek samping yang lebih parah dari rubella. Tapi jangan sampai dianggap sepele ya, Moms. Rubella dapat menginfeksi […]

    Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Rubella Saat Hamil

    Rubella atau yang disebut juga campak Jerman adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam merah pada kulit. Meskipun sama-sama menyebabkan ruam kemerahan pada kulit, rubella berbeda dengan campak. Selain disebabkan oleh virus yang berbeda jenisnya, umumnya campak memiliki efek samping yang lebih parah dari rubella. Tapi jangan sampai dianggap sepele ya, Moms.

    Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Rubella Saat Hamil

    Kenali Bahaya dan Cara Mencegah Rubella Saat Hamil

    Rubella dapat menginfeksi ibu hamil, biasanya pada trimester pertama kehamilan. Kondisi tersebut dapat menyebabkan keguguran atau jika kehamilan terus berlangsung tentunya akan menyebabkan beberapa efek samping pada bayi yang ada didalam kandungan seperti bayi dapat lahir tuli, katarak atau mengalami kelainan jantung.

    Bagaimana Virus Rubella Berkembang Biak?

    Virus rubella merupakan suatu virus RNA, ditularkan melalui saluran pernapasan dan berkembang biak di daerah sekitar rongga hidung, mulut dan juga kelenjar getah bening.

    Selanjutnya, virus akan beredar dalam pembuluh darah ke seluruh tubuh sekitar 5-7 hari sejak virus masuk pertama kali. Sejak awal terkena virus ini, gejala ruam akan timbul sekitar 14 hari kemudian, jadi masa inkubasinya sekitar 2 minggu.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Mengapa Virus Rubella Sering Menyerang Ibu Hamil?

    Pada dasarnya virus rubella dapat menyerang siapapun. Bila daya tahan tubuh baik, virus ini akan menimbulkan gejala ringan saja atau bahkan tanpa gejala. Masalahnya, pada ibu hamil, sistem daya tahan tubuh memang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil, sehingga infeksi virus manapun akan dengan mudah masuk ke dalam tubuh.

    Baca Juga: Suntik Rubella Amankah Buat Anak?

    Bahaya Infeksi Rubella Pada Ibu Hamil

    Masalah utama pada infeksi virus rubella adalah virus ini bersifat teratogenik atau dapat mengakibatkan cacat bawaan dan dapat melewati plasenta, sampai ke janin dan mengganggu proses pertumbuhan sel janin atau bahkan menghancurkan sel-sel janin.

    Berikut ini beberapa jenis kelainan bawaan yang mungkin terjadi pada bayi akibat infeksi Rubella:

    1. Kelainan mata (katarak, retinopati)
    2. Kelainan jantung (kelainan katup jantung)
    3. Kelainan saraf (retardasi mental dan radang selaput otak)
    4. Gangguan atau kelainan pada telinga (ketulian), ketulian merupakan komplikasi tersering dari ibu hamil yang terkena rubella
    5. Kelainan organ lainnya (pembengkakan hati dan limpa serta gangguan pembekuan darah).

    Baca Juga: Yuk, Cari Tahu Perbedaan Campak dan Rubella

    Bagaimana Cara Mencegah agar Ibu Hamil tidak Terkena Infeksi Rubella?

    Tidak ada pengobatan khusus yang dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi dari infeksi Rubella pada janin. Maka, pencegahan terbaik untuk melindungi diri sendiri serta janin adalah menghindarkan ibu hamil dari penyakit Rubella. Berikut ini adalah cara-cara pencegahan yang dapat dilakukan :

    1. Menerima vaksin Rubella atau MMR

    Vaksinasi Rubella atau MMR sebaiknya dilakukan setidaknya 4 minggu sebelum seorang ibu hamil, karena ibu tidak dapat mendapatkan vaksin ini apabila sedang hamil.4 Tetapi, karena seseorang sulit untuk mengetahui kapan dia akan hamil, maka sebaiknya vaksinasi sudah dilakukan sedari awal pernikahan.

    2. Meminta orang yang tinggal serumah dengan ibu hamil untuk melakukan vaksinasi MMR

    Bila memungkinkan, minta orang yang tinggal serumah dengan ibu hamil juga untuk melakukan vaksinasi agar tidak menularkan infeksi Rubella pada ibu hamil.

    Baca Juga: Rubella dan Kehamilan serta Dampaknya pada Janin

    3. Menjaga kebersihan

    Mencuci tangan dengan sabun setelah melakukan berbagai pekerjaan. Jangan menyentuh wajah, terutama hidung dan mulut sebelum mencuci tangan.

    4. Menunda berwisata

    Tunda dulu melakukan wisata ke tempat dengan kasus rubella tinggi karena dapat meningkatkan resiko terinfeksi rubella pada ibu hamil.

    Baca Juga: Kenali Perbedaan Imunisasi MR dan MMR

    Sahabat Sehat, daya tahan ibu hamil lebih rendah dibandingkan jika tidak hamil. Kondisi membuat calon ibu menjadi lebih rentan terinfeksi penyakit menular dan berisiko memberikan dampak kepada janin. Maka, ikuti anjuran di atas agar calon ibu dan janin senantiasa sehat. Sahabat Sehat bisa mendapatkan vaksinasi MMR di Prosehat dan bisa dilakukan di rumah maupun di Klinik Prosehat Grand Wisata Bekasi atau Palmerah Jakarta Barat. Ayo berikan perlindungan terbaik bagi ibu hamil dan janin.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia D
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Caring For Kids. Rubella (German measles) in pregnancy.
    2. CDC. Rubella (German Measles).
    3. March of Dimes. Rubella and pregnancy.
    4. CDC. Pregnancy and Rubella.
    Read More
  • Obesitas atau kelebihan berat badan pada anak merupakan kondisi medis serius yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak dan remaja. Meski terlihat menggemaskan, namun kondisi sangat meresahkan karena obesitas kerap membuat anak-anak mengalami gangguan kesehatan yang wajarnya adalah masalah orang dewasa, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.  Saat ini, kasus obesitas pada anak telah […]

    Obesitas Pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

    Obesitas atau kelebihan berat badan pada anak merupakan kondisi medis serius yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak-anak dan remaja. Meski terlihat menggemaskan, namun kondisi sangat meresahkan karena obesitas kerap membuat anak-anak mengalami gangguan kesehatan yang wajarnya adalah masalah orang dewasa, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. 

    Obesitas Pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

    Obesitas Pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

    Saat ini, kasus obesitas pada anak telah meningkat hampir tiga kali lipat sejak 1975. Di Indonesia, setidaknya sebanyak 18-19% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 11% anak pada usia tersebut mengalami obesitas berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2018. Selain itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) juga memperkirakan bahwa ada sekitar 60 juta anak di Indonesia yang menderita obesitas pada tahun 2020.

    Sahabat Sehat, bagaimana cara mengatasi obesitas pada anak ? Mari simak penjelasan berikut.

    Kenali Obesitas Pada Anak

    Kelebihan berat badan atau obesitas diakibatkan akumulasi lemak abnormal atau berlebih yang dapat mengganggu kesehatan. Obesitas pada anak merupakan predisposisi resistensi insulin dan diabetes tipe 2, hipertensi, hyperlipidemia, penyakit hati dan ginjal, serta disfungsi reproduksi. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko obesitas onset dewasa dan penyakit kardiovaskular. 

    Selain itu obesitas pada anak juga berpotensi menyebabkan tersumbatnya jalan napas saat tidur, atau dikenal dengan istilah obstructive sleep apnea syndrome (OSAS), yang ditandai dengan tidur ngorok. Masalah lain umum dialami oleh anak dengan obesitas yakni gangguan pada postur tubuh, kelainan kulit, perkembangan tulang, alergi, hingga masalah psikososial. 

    Namun Bunda tak perlu khawatir, karena tidak semua anak yang memiliki berat badan berlebih dapat dikategorikan sebagai obesitas. Untuk menentukan apakah Si kecil obesitas atau tidak, maka dibutuhkan pemeriksaan indeks massa tubuh (body mass index/BMI) yang dapat dihitung berdasarkan berat dan tinggi badan.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Tips Mengatasi Obesitas Pada Anak

    Obesitas pada anak dapat ditangani berdasarkan perkembangan anak, usia, dan tingkat keparahannya. Saat melakukan konsultasi, dokter anak akan mengevaluasi status gizi anak, penyebab obesitas, aktivitas anak dan asupan makanan, serta ada atau tidaknya penyakit yang ditimbulkan obesitas. Terapi atau program mengatasi obesitas dapat dimulai saat anak dan orangtuanya siap untuk memulai. 

    Baca Juga: Gizi Seimbang untuk Anak Obesitas

    Mengatur Pola Makan 

    Saat melakukan langkah ini, sebaiknya Bunda berkonsultasi dengan dokter anak atau dokter gizi dalam menentukan asupan makan seperti apa yang sesuai dengan berat dan tinggi badan ideal anak. 

    • Ajarkan Si Kecil mengenali rasa kenyang dan rasa lapar. Anak harus mampu membedakan antara rasa lapar di perut dan rasa lapar mulut (hanya ingin), dan tegaskan pada mereka untuk makan hanya bila terasa lapar di perut. 
    • Makan dengan teratur 3 kali sehari dan diselingi dengan cemilan buah segar (bukan jus) 1 – 2 kali sehari. Hindari buah berkalori tinggi seperti mangga atau durian.
    • Minum air putih hanya diperbolehkan di antara waktu makan.
    • Hindari mengonsumsi makan tinggi kalori, seperti kentang goreng, kue kering, roti, es krim, atau jus buah.
    • Tidak bermain atau menonton televisi saat makan. 
    • Hindari mengaitkan makanan sebagai hadiah atau membatasi makanan sebagai hukuman. 
    • Tidak menyajikan makanan fast food (siap saji) atau makanan manis untuk anak.
    • Batasi asupan susu, yakni 500 ml/hari untuk anak diatas 2 tahun, dan ganti susu full cream dengan susu rendah lemak. 
    • Sarapan pagi dengan protein tinggi. Kebiasaan ini mampu membantu penurunan berat badan anak.

    Tingkatkan Aktivitas Fisik 

    Dalam meningkatkan aktivitas fisik anak, Anda dapat memulainya dengan hal-hal sederhana seperti rutin berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi komplek rumah. Pada anak usia balita, kurangi menggendong dan penggunaan stroller (kereta dorong) yang sangat bermanfaat. Melibatkan anak obesitas dalam melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari juga dapat dicoba. 

    Selain itu, pada anak usia sekolah (mulai usia 6 tahun) dapat Anda perkenalkan dengan berbagai macam olahraga yang dapat menarik minatnya, seperti basket, sepak bola, berenang, menari, karate, atau bersepeda. Kurangi aktivitas yang dilakukan dengan banyak duduk atau berbaring selama berjam-jam setiap harinya, menonton televisi dan aktivitas dengan gadget. Batasi menonton televisi dan penggunaan gadget pada anak usia 12 tahun ke atas selama 2 jam sehari dan pada anak di bawah 2 tahun seminimal mungkin. 

    Baca Juga: Hubungan Obesitas dengan Penyakit Jantung Koroner

    Memberikan Pengertian Pada Anak 

    Berat badan merupakan topik yang mungkin sangat sensitif untuk dibicarakan, terutama pada anak yang sedang beranjak remaja. Tetapi, jika tidak dibicarakan, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan fisik dan psikologi mereka. Oleh sebab itu, sampaikanlah topik ini dengan cara yang tepat dan mudah dipahaminya. 

    Selain itu, selalu dampingi, dukung, dan beri semangat atas usahanya dalam menjalani pola hidup sehat dan rajin berolahraga. Pelan-pelan ajak anak untuk mulai terbuka terhadap masalah pemicu obesitas, seperti kemungkinan stress yang akan dihadapi.

    Memberikan Pujian

    Berikan anak pujian atas niat dan upayanya dalam menurunkan berat badan. Anda dapat memberinya pujian kecil saat ia telah mengisi waktu luangnya untuk terlibat dalam melakukan pekerjaan rumah tangga harian daripada hanya berbaring dan bermain gadget. 

    Agar terus memotivasinya, ajaklah anggota keluarga lainnya untuk ikut mendukung dan menghargai upaya yang dilakukannya serta mendorongnya untuk terus menjalani program penurunan berat badan secara konsisten.

    Baca Juga: 6 Pola Makanan Cegah Obesitas

    Nah Sahabat Sehat, itulah tips untuk mengatasi obesitas pada anak. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Mayo Clinic. Childhood obesity – Symptoms and causes.
    2. Emedicine. Obesity in Children: Background, Etiology and Pathophysiology, Epidemiology.
    3. Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanLaporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).
    4. World Health Organization. Obesity.
    5. Direktorat P2PTM. Apa saja Tips Mengatasi Obesitas?
    6. WebMD. What to Say to Your Teen About Weight.
    7. Direktorat P2PTM. Klasifikasi Obesitas setelah pengukuran IMT.
    Read More
  • Hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit atau dalam keadaan cukup istirahat atau dengan kondisi tenang. Diperkirakan sebanyak 1.28 milyar orang dengan rentang usia 30-79 tahun di seluruh […]

    Apa Saja Dampak Hipertensi Bagi Tubuh?

    Hipertensi atau yang dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit atau dalam keadaan cukup istirahat atau dengan kondisi tenang.

    Apa Saja Dampak Hipertensi Bagi Tubuh

    Apa Saja Dampak Hipertensi Bagi Tubuh?

    Diperkirakan sebanyak 1.28 milyar orang dengan rentang usia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi, dua pertiganya berasal dari negara dengan penghasilan menengah kebawah. Sebanyak 46% pasien hipertensi tidak menyadari bahwa mereka memiliki darah tinggi, dan kurang dari 42% pasien sudah didiagnosis hipertensi dan mendapat pengobatan hipertensi.

    Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian pada usia muda dan terus meningkat setiap tahunnya. Diperkirakan dengan rentang tahun 2010 sampai 2030 akan terjadi peningkatan pasien hipertensi sebesar 30%. Sahabat Sehat, bagaimana dampak hipertensi bagi tubuh ? Mari simak penjelasan berikut.

    Komplikasi Hipertensi

    Sahabat Sehat, apabila tekanan darah tinggi tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan berbagai komplikasi pada organ tubuh seperti :

    • Kerusakan pada pembuluh darah arteri

    Pembuluh darah arteri yang sehat lentur, kuat dan elastis sehingga dapat mengalirkan darah yang membawa oksigen dengan baik ke seluruh tubuh terutama bagi organ vital didalam tubuh. Hipertensi menyebabkan tekanan yang terlalu tinggi pada pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan sumbatan pembuluh darah atau pecahnya pembuluh darah.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    • Gangguan pada jantung

    Pada jantung, hipertensi dapat memicu timbulnya berbagai kondisi berikut :

    1. Penyakit Jantung Koroner

    Pembuluh darah arteri yang membawa oksigen dan nutrisi bagi otot jantung rusak akibat tekanan darah yang terlalu tinggi. Akibatnya, terjadi sejumlah gangguan pada jantung seperti angina (nyeri dada), gangguan irama jantung (aritmia) dan terjadi gagal jantung.

    2. Perbesaran Jantung

    Akibat tekanan darah yang terlalu tinggi, menyebabkan jantung perlu berusaha lebih tinggi untuk memompa darah sehingga menyebabkan otot jantung membesar. Kondisi ini akan mengakibatkan gagal jantung, serangan jantung dan kematian jantung mendadak.

    3. Gagal Jantung

    Gagal jantung diakibatkan karena tekanan darah tinggi yang berlangsung lama mengakibatkan otot jantung tidak lagi berfungsi dengan baik sehingga aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh akan berkurang.

    Baca Juga: Hipertensi? Stop Konsumsi 7 Asupan Berikut!

    • Kerusakan pada otak

    Otak merupakan salah satu organ yang sangat sensitif terhadap aliran darah dan suplai oksigen. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan berbagai gangguan pada otak seperti stroke, demensia sampai gangguan fungsi kognitif.

    • Kerusakan ginjal

    Ginjal berfungsi menyaring cairan dan darah untuk membuang zat yang sudah tidak dibutuhkan melalui urin. Ketika tekanan tinggi di dalam darah dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal. Gangguan pada pembuluh darah ginjal dapat menyebabkan gangguan berupa glomerulosclerosis sampai terjadinya gagal ginjal.

    • Gangguan pada mata

    Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata (retina), sehingga dapat menyebabkan gangguan pada mata seperti retinopati, choroidopathy, sampai kerusakan saraf mata (optic neuropathy) sampai terjadinya perdarahan pada mata sampai hilangnya penglihatan.

    • Gangguan fungsi seksual

    Impotensi atau gangguan ereksi umumnya dapat menyerang siapapun, baik usia tua maupun muda. Impotensi atau gangguan fungsi ereksi dapat disebabkan karena berbagai faktor seperti stress, masturbasi yang berlebihan, kebiasaan menonton film porno, kelelahan, kegemukan, kurangnya aktivitas fisik atau olahraga, gangguan hormon, penyakit tertentu (misalnya, hipertensi, diabetes melitus dan gangguan metabolik lainnya) maupun akibat efek samping dari obat-obatan tertentu (misalnya, obat-obatan hipertensi).

    Penderita hipertensi beresiko menderita disfungsi ereksi karena tekanan darah tinggi dapat merusak lapisan pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah arteri mengeras dan menyempit (arteriosklerosis), sehingga aliran darah menuju organ vital menjadi terganggu yang artinya semakin sedikit darah yang mengalir ke penis.

    Selain dari faktor gangguan pembuluh darah akibat hipertensi, obat-obatan hipertensi juga dapat menyebabkan gangguan fungsi seksual. Seperti misalnya obat jenis diuretik, dan beta bloker.

    Baca Juga: Cara Penderita Hipertensi Menghadapi Covid-19

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai dampak hipertensi bagi tubuh. Untuk mendeteksi hipertensi sejak dini, Sahabat Sehat dianjurkan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi , Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah – Direktorat P2PTM.
    2. World Health Organization. Hypertension.
    3. Mayo Clinic. High blood pressure (hypertension) – Symptoms and causes.
    4. Mayo Clinic. How high blood pressure can affect your body.
    5. LeBrun N. 10 Complications of High Blood Pressure.
    6. Nazario, MD B. High Blood Pressure and Erectile Dysfunction.
    7. Mayo Clinic. High blood pressure and sex: Overcome the challenges.
    Read More
  • Gondongan atau disebut juga mumps merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi paramyxovirus yang umumnya menyerang anak dan balita usia 5 hingga 9 tahun. Infeksi paramyxovirus menyerang kelenjar penghasil air liur yang terletak di sekitar telinga. Virus ini dapat ditularkan melalui percikan ludah dan lendir saat penderita gondongan bersin atau batuk. Meski demikian, […]

    5 Cara Mengatasi Gondongan Pada Anak

    Gondongan atau disebut juga mumps merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi paramyxovirus yang umumnya menyerang anak dan balita usia 5 hingga 9 tahun. Infeksi paramyxovirus menyerang kelenjar penghasil air liur yang terletak di sekitar telinga. Virus ini dapat ditularkan melalui percikan ludah dan lendir saat penderita gondongan bersin atau batuk.

    Meski demikian, gondongan pada anak harus ditangani segera sebelum menyebabkan komplikasi seperti seperti infeksi dan peradangan otak (misalnya meningitis, dan encephalitis) serta kehilangan pendengaran. Akan tetapi, saat ini penyakit gondongan sudah mulai berkurang berkat imunisasi MMR (Mumps, Measles, Rubella)

    5 Cara Mengatasi Gondongan Pada Anak

    5 Cara Mengatasi Gondongan Pada Anak

    Penyebab Gondongan Pada Anak

    Gondongan terjadi akibat kelenjar parotis terinfeksi Paramyxovirus A. Kelenjar parotis ini terletak di bagian depan dan bawah setiap telinga yang berperan dalam memproduksi air liur. Anak dapat tertular melalui percikan air liur atau lendir hidung penderita gondongan. Misalnya saat terkena bersin atau batuk, maupun ketika berbagi gelas dan peralatan makan dengan orang yang terinfeksi. Meski demikian, risiko anak terkena gondongan dapar ditekan hingga 99% dengan mendapatkan dua kali imunisasi MMR. 

    Bagaimana Cara Penularan Gondongan ?

    Berikut beberapa cara penularan gondongan yakni :

    • Menghirup bersin atau cipratan liur ketika penderita gondongan batuk.
    • Menggunakan gelas dan peralatan makan bersama penderita gondongan.
    • Memegang benda, gagang pintu, atau permukaan barang yang telah terpapar virus gondongan, dan  tidak segera mencuci tangannya. 

    Virus penyebab gondongan umumnya menular sejak 2 hari sebelum munculnya gejala hingga 5 hari setelah gejala selesai.

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Gejala Gondongan Pada Anak

    Gondongan memiliki gejala yang sangat khas, yakni munculnya pembengkakan di sekitar pipi, mulut, hingga leher bagian atas yang biasanya akan membuat Si Kecil merasa tidak nyaman dan kesakitan saat mengunyah atau menelan. Meski demikian gejala gondongan sudah dapat terlihat sejak sebelum terjadi pembengkakan pada kelenjar parotis, seperti:

    • Sakit kepala dan nyeri otot
    • Mulut kering
    • Kehilangan nafsu makan
    • Demam tinggi lebih dari 380C
    • Pembengkakan pada salah satu atau kedua kelenjar parotis di depan telinga dan menyilang ke sudut rahang.
    • Batuk dan pilek
    • Mudah lelah

    Kemudian dalam beberapa hari, kelenjar parotis akan semakin membengkak dan terasa nyeri hingga membuat pipi terlihat membesar. 

    Baca Juga: Kenali Perbedaan Imunisasi MR dan MMR

    Komplikasi Akibat Gondongan

    Bahkan pada beberapa kasus terutama apabila gondongan tidak ditangani dengan baik, beresiko mengakibatkan komplikasi seperti :

    • Infeksi pada otak dan selaput otak (Ensefalitis dan Meningitis)
    • Radang testis (Orkitis)
    • Radang ovarium (Ooforitis)
    • Radang pankreas (Pankreatitis)
    • Gangguan pendengaran

    Cara Mengatasi Gondongan Pada Anak

    Sahabat Sehat dianjurkan melakukan beberapa tips di bawah ini untuk membantu mengatasi gondongan pada Si Kecil, antara lain:

    • Istirahat yang cukup

    Untuk menekan risiko penyebaran virus serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh si Kecil, sebaiknya Si Kecil tetap beristirahat di rumah selama menderita gondongan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga merekomendasikan agar anak tetap dirumah dan untuk sementara tidak berkegiatan di sekolah setidaknya selama lima hari setelah munculnya pembengkakan pada kelenjar. Berikan obat penurun demam atau pereda nyeri yang dijual bebas apabila Si Kecil demam dan merasa tidak nyaman. 

    • Berikan air yang cukup

    Gondongan pada anak akan menyebabkan sakit tenggorokan sehingga membuat Si Kecil kesulitan mengunyah dan menelan makanan secara normal, bahkan sebagian besar penderitanya akan kehilangan nafsu makan. Oleh karena itu untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Kecil, sebaiknya usahakan untuk memberi minum air putih yang cukup. 

    Baca Juga: Anak yang Sudah Pernah Kena Campak, Masih Perlu Divaksin MR?

    • Menjaga kebersihan

    Selalu bersihkan dan desinfeksi rumah secara berkala dalam beberapa jam sekali, terutama pada benda atau permukaan yang sering disentuh oleh penderita gondongan. Sering cuci tangan secara teratur, menggunakan masker bagi penderita gondongan. Hindari berbagi minuman dan makanan, ataupun peralatan yang sama dengan penderita gondongan.

    • Kendalikan rasa sakit dengan cara alami

    Apabila gejalanya menjadi sangat tidak nyaman, Sahabat Sehat dapat memberikan obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk membantu menurunkan peradangan sehingga membantu Si Kecil tidur lebih nyenyak. Selain itu, cara alami lainnya untuk mengatasi rasa sakit dan meredakan pembengkakan, nyeri otot, hingga sakit kepala dengan menggunakan minyak esensial dan menggunakan kompres es. 

    • Beri makanan bergizi seimbang 

    Sahabat Sehat dianjurkan memberikan makanan bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya sehingga dapat menurunkan resiko komplikasi gondongan. Jika Si Kecil sudah mulai kesulitan mengunyah, cobalah menghaluskan atau memasak makanan dengan antioksidan tinggi seperti sayuran dan buah yang dibuat menjadi smoothie dan sup hangat yang disukai  Si Kecil. 

    Baca Juga: Yuk Moms, Cek Lagi Jadwal Imunisasi Balita Anda

    Imunisasi MR/MMR Mencegah Gondongan

    Penyakit gondongan dapat dicegah dengan cara melakukan imunisasi MR (Measles dan Rubella) ataupun MMR (Measles, Mumps dan Rubella). Imunisasi MR diberikan pada saat Si Kecil berusia 9 bulan, 18 bulan dan kelas 1 SD atau usia 6 tahun. 

    Sementara imunisasi gabungan MMR (Measles, Mumps, dan Rubella) yakni imunisasi gabungan untuk campak, gondongan dan campak jerman dapat diberikan sebanyak 2 kali pada saat Si Kecil berusia 12 bulan dan 5 tahun.

    Baca Juga: Ketahui Pentingnya Vaksinasi MMR Bagi Mahasiswa

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai cara mengatasi gondongan pada anak. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditinjau oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Centers for Disease Control and Prevention. Mumps.
    2. About Kids Health. AboutKidsHealth.
    3. National Health Service. Mumps – Complications.
    4. Kidshealth.org. 2022. Mumps (for Parents).
    5. Boston Children Hospital. Mumps Symptoms & Causes.
    Read More
  • Secara normal, tubuh membutuhkan asupan glukosa dan oksigen untuk metabolisme tubuh, khususnya pada organ vital seperti otak. Meski demikian, asupan glukosa ke tubuh juga perlu memperhitungkan jumlah kebutuhan kalori per harinya. Mengkonsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan serius seperti penyakit kencing manis atau yang dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus (DM). Sahabat Sehat, mari […]

    Kenali Berbagai Bahaya Diabetes Pada Pria

    Secara normal, tubuh membutuhkan asupan glukosa dan oksigen untuk metabolisme tubuh, khususnya pada organ vital seperti otak. Meski demikian, asupan glukosa ke tubuh juga perlu memperhitungkan jumlah kebutuhan kalori per harinya.

    Kenali Berbagai Bahaya Diabetes Pada Pria

    Kenali Berbagai Bahaya Diabetes Pada Pria

    Mengkonsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan masalah kesehatan serius seperti penyakit kencing manis atau yang dikenal dengan istilah Diabetes Mellitus (DM).

    Sahabat Sehat, mari simak penjelasan berikut mengenai berbagai dampak diabetes pada pria.

    Apa Itu Diabetes?

    Diabetes mellitus merupakan penyakit yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa dalam darah karena kekurangan jumlah hormon insulin atau karena tidak bekerjanya hormon insulin dengan baik. Insulin sendiri sebenarnya berguna untuk membantu tubuh Anda dalam mengolah glukosa yang diperoleh dari makanan. Namun, kadar glukosa yang tinggi dalam waktu yang lama justru akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes.

    Pada dasarnya, diabetes terbagi menjadi tiga jenis, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional. Diantara semua jenis diabetes, penyakit diabetes tipe 2 adalah kasus yang paling sering terjadi pada pria daripada wanita. Apabila penyakit ini tidak segera ditangani, akan berisiko menyebabkan komplikasi lain seperti kardiovaskular, kerusakan saraf, kerusakan ginjal, depresi, diabetes, hingga berpotensi memengaruhi kesuburan. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Dampak Buruk Diabetes Pada Pria

    Sahabat Sehat, berikut adalah berbagai dampak buruk diabetes yang dapat dialami pria :

    • Disfungsi ereksi atau impotensi

    Perlu diketahui, bahwa sekitar 35 – 75% pria dengan diabetes akan mengalami impotensi. Ini karena kadar gula darah yang tinggi membuat penderita diabetes berpotensi mengidap impotensi dini 10 hingga 15 tahun lebih cepat. Terjadinya impotensi merupakan gejala kencing manis pada pria yang mekanismenya cukup sulit untuk di telaah. 

    Kondisi ini berkaitan dengan rusaknya pembuluh darah, saraf, serta fungsi otot yang memiliki peran dalam proses ereksi akibat kadar gula darah yang tinggi. Kerusakan organ tubuh tersebut akan menyulitkan penis untuk ereksi, meski memiliki libido atau gairah dalam berhubungan seksual. 

    Baca Juga: 7 Cara Atasi Gatal Karena Diabetes dengan Cepat dan Mudah

    • Penurunan gairah seksual

    Penurunan libido atau gairah seksual biasanya akan terjadi pada pria yang telah berusia lanjut. Namun, pada pria dengan diabetes, mereka cenderung akan lebih cepat mengalami penurunan libido dibanding mereka yang  tidak, terutama diabetes tipe 2. 

    Kondisi ini akan semakin parah apabila diabetes yang dialami juga disertai dengan tubuh yang kelebihan berat badan. Penurunan libido sangat berkaitan dengan menurunnya kadar hormon tertosteron di tubuh. 

    Selain akan mempengaruhi gairah seksual, penurunan produksi hormon ini juga dapat memicu gangguan kesehatan lainnya. Seperti, ereksi yang dialami menjadi lemah, suasana hati tidak menentu, serta tubuh menjadi lemas. 

    Baca Juga: Kenali Gejala Awal Diabetes Pada Anak

    • Ejakulasi retrograde

    Ejakulasi retrograde (retrograde ejaculation) adalah kondisi ketika air mani yang dikeluarkan malah masuk ke dalam kandung kemih akibat diabetes yang dialami oleh pria. Kondisi ini biasanya akan menyebabkan air mani yang keluar saat ejakulasi lebih sedikit. Hal ini karena ejakulasi retrograde yang terjadi akibat diabetes akan merusak saraf pada kandung kemih. Selain akan mempengaruhi performa seksual, air mani yang masuk ke kandung kemih juga akan menyebabkan ketidaksuburan atau infertilitas. 

    • Infeksi saluran kemih

    Infeksi saluran kemih dapat terjadi saat saluran yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal mengalami infeksi atau peradangan. Pada pria yang menderita diabetes, kadar gula berlebih yang terkandung dalam air seni akan membuat bakteri penyebab infeksi berkembang lebih cepat. 

    • Infeksi jamur pada penis

    Kondisi ini sangat mungkin terjadi pada pria yang menderita diabetes. Pasalnya, infeksi jamur pada penis dipicu oleh banyaknya gula dalam darah yang masuk ke urine. Kandungan gula pada urine tersebut yang kemudian menjadi makanan bagi jamur untuk tumbuh subur. 

    Baca Juga: Kenali Dampak Diabetes Saat Hamil Bagi Kondisi Janin

    Infeksi jamur pada penis pria dengan diabetes biasanya memiliki ciri kemerahan, gatal pada kepala penis,  bengkak, timbul bau tidak sedap, terasa nyeri dan tidak nyaman saat berhubungan seksual, hingga muncul gumpalan berwarna putih pada kulit penis.

    • Gangguan sistem saraf

    Selain akan mempengaruhi sistem reproduksi, diabetes juga akan membahayakan sistem saraf otonom (ANS) pada pria, yakni sistem yang mengendalikan penyempitan atau pelebaran pembuluh darah sehingga akan menimbulkan masalah seksual, termasuk impotensi. 

    Komplikasi Diabetes pada Pria Jika Tidak Segera Ditangani

    Apabila tidak segera ditangani, diabetes pada pria dapat berdampak buruk terhadap fungsi seksual. Bahkan, sebuah penelitian menemukan bahwa diabetes tidak hanya akan menyebabkan penurunan libido dan disfungsi ereksi, tetapi juga dapat memicu penyakit Peyronie atau penis bengkok. Penelitian tersebut melibatkan pasien diabetes dengan disfungsi ereksi. Terbukti, setidaknya sekitar 1 dari 5 pasien diabetes juga menderita penyakit Peyronie. 

    Baca Juga: Rekomendasi Obat Alami Terbaik untuk Penderita Diabetes

    Penanganan Diabetes 

    Secara umum diabetes dapat ditangani dengan pemberian obat-obatan baik yang diminum maupun obat suntik (insulin). Selain itu, Sahabat Sehat perlu menjalani pola hidup sehat seperti rutin olahraga, dan mengonsumsi makanan untuk penderita diabetes guna mempercepat proses penyembuhan. 

    Baca Juga: Kiat Pengidap Diabetes Menghadapi Covid-19

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai dampak diabetes yang dapat dialami seorang pria. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Healthline. 13 Diabetes Symptoms in Men: Erectile Dysfunction and More.
    2. Medical News Today. Diabetes in men: Signs and symptoms.
    3. Diabetes Org. Diabetes and sexual problems – in men.
    4. Web MD. Erectile Dysfunction & Diabetes.
    5. Web MD. Diabetes and Men: Sexual Issues.
    6. Diabetes org. Retrograde ejaculation.
    Read More
  • Salah satu permasalahan yang kerap dialami pria adalah ejakulasi dini. Masalah ini tentu dapat berdampak pada keharmonisan hubungan dengan pasangan. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya ejakulasi dini. Nah Sahabat Sehat, bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini ? Mari simak penjelasan berikut. Apa Itu Ejakulasi Dini ? Sebelum masuk dalam pengertian apakah yang dimaksud dengan ejakulasi […]

    3 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini yang Aman Pada Pria

    Salah satu permasalahan yang kerap dialami pria adalah ejakulasi dini. Masalah ini tentu dapat berdampak pada keharmonisan hubungan dengan pasangan. Banyak faktor yang dapat mengakibatkan terjadinya ejakulasi dini.

    Nah Sahabat Sehat, bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini ? Mari simak penjelasan berikut.

    3 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini yang Aman Pada Pria

    3 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini yang Aman Pada Pria

    Apa Itu Ejakulasi Dini ?

    Sebelum masuk dalam pengertian apakah yang dimaksud dengan ejakulasi dini, Sahabat Sehat mengetahui pengertian dari ejakulasi. Ejakulasi merupakan istilah dalam pelepasan sperma dan cairan semen melalui penis oleh seorang pria yang terjadi akibat proses rangsangan seksual. Dalam berhubungan intim tidak ada patokan durasi karena semuanya tergantung dari masing-masing pasangan. Namun berdasarkan penelitian, berhubungan intim biasanya berlangsung sekitar lima setengah menit sebelum akhirnya pria mencapai ejakulasi.

    Ejakulasi dini merupakan salah satu gejala yang ditandai dengan ketidakmampuan seorang pria dalam mengontrol ejakulasinya. Saat seorang pria mengalami gangguan ini, maka pria akan mengeluarkan sperma terlalu cepat pada saat berhubungan seksual. Kondisi ini mengakibatkan tidak tercapainya klimaks atau kepuasan seksual pada pasangan atau pada pria itu sendiri

    Seseorang dianggap mengalami ejakulasi dini apabila 75%-100% hubungan seksual yang dilakukan, sperma keluar dalam waktu kurang dari 1 menit yang dihitung dari penetrasi dan keluhan ini menetap setidaknya 6 bulan.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Perbedaan Ejakulasi Dini dengan Disfungsi Ereksi

    Ejakulasi dini dan disfungsi ereksi termasuk bagian disfungsi seksual namun keduanya sangat berbeda. Ejakulasi dini adalah kondisi dimana sperma keluar dalam waktu kurang dari 1 menit, sementara disfungsi ereksi atau impotensi adalah ketidakmampuan seseorang pria untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.

    Seberapa Banyak Pria Mengalami Ejakulasi Dini ?

    Sebanyak 30%-40% pria memiliki pengalaman ejakulasi dini dalam hidupnya. Namun, apabila hanya terjadi sesekali saja maka tentunya bukan menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Menurut American Urological Association, ejakulasi dini merupakan salah satu gangguan disfungsi seksual yang kerap kali terjadi pada 1 diantara 5 pria dalam rentang usia 18 hingga 59 tahun.

    Baca Juga: Apakah Ejakulasi Dini Salah Satu Tanda Diabetes?

    Penyebab Ejakulasi Dini

    Sahabat Sehat, berikut adalah berbagai penyebab terjadinya ejakulasi dini pada pria yaitu: 

    • Gangguan Fisik

    Adanya gangguan hormon seperti hormon oksitosin, hormon LH (Luteinizing Hormone), hormon prolaktin dan juga hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone), menurunnya kadar serotonin atau dopamine yang mempengaruhi dorongan seksual, gangguan hormon tiroid, gangguan prostat, serta gangguan refleks dapat menjadi penyebab ejakulasi dini.

    • Gangguan Psikologis

    Gangguan atau masalah psikologis meliputi:

    • Gangguan cemas 
    • Stress
    • Adanya permasalahan dalam hubungan dengan pasangan
    • Depresi
    • Kurangnya rasa percaya diri dengan bentuk badannya sendiri
    • Rasa cemas karena belum punya pengalaman seksual sebelumnya.

    Baca Juga: 10 Tips Menjaga Kesehatan Penis agar Terhindar dari Penyakit Kelamin

    Gejala Ejakulasi Dini

    Ejakulasi dini dapat dibedakan menjadi ejakulasi dini primer dan ejakulasi dini sekunder. Ejakulasi dini primer terjadi hampir sepanjang waktu dimulai dari hubungan seksual pertama. Sementara ejakulasi dini sekunder terjadi setelah memiliki pengalaman seksual sebelumnya. Dengan kata lain, sebelumnya tidak ada gejala ejakulasi dini.

    Komplikasi Akibat Ejakulasi Dini

    Ejakulasi dini akan mempersulit untuk memulai sebuah keluarga karena sperma mungkin tidak mencapai sel telur untuk dibuahi. Lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Urologi atau Andrologi untuk mencari cara bagaimana solusi untuk tetap dapat memiliki anak apabila mengalami ejakulasi dini.

    Baca Juga: 10 Hal yang Menjadi Tanda Gejala Kanker Prostat Pada Pria

    Bagaimana Mengatasi Ejakulasi Dini?

    Berikut ini cara untuk mengatasi ejakulasi dini yang dapat Sahabat Sehat lakukan, yaitu :

    1. Terapi Psikologis

    Konsultasikanlah dan carilah akar masalah apa yang berasal dari masalah kejiwaan seperti gangguan cemas dan depresi. Konsultasikan dengan psikiater lebih lanjut. Pada kasus tertentu Sahabat Sehat dan pasangan dapat bersama-sama untuk melakukan terapi konseling.

    2. Terapi Perilaku

    Terapi perilaku menggunakan latihan yang bertujuan untuk membantu membangun toleransi untuk menunda ejakulasi. Tujuannya adalah untuk membantu tubuh untuk menghindari ejakulasi dini. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan :

    • Melakukan latihan masturbasi

    Sebelum mesturbasi cobalah untuk rileks. Setelah merasa rileks, mulailah untuk bermasturbasi sambil memperhatikan apakah ada stimulasi yang dirasakan ketika hendak masturbasi. Ketika muncul perasaan tersebut, tahan beberapa saat dan ulangi kembali sebanyak 2-3 kali setiap melakukan masturbasi.

    • Melakukan senam kegel

    Senam kegel merupakan salah satu cara ampuh yang paling sering digunakan untuk mengatasi ejakulasi dini. Latihan fisik ini dapat memperkuat otot dasar panggul dan membantu agar lebih kuat mengontrol rangsangan. Otot dasar panggul adalah otot yang digunakan ketika tubuh menahan urine saat berkemih.

    • Melakukan teknik pause-squeeze

    Caranya adalah dengan menghentikan penetrasi sejenak sebelum anda ejakulasi dan meminta pasangan anda untuk meremas batang penis hingga keinginan ejakulasi menurun. Hal ini dapat diulangi berulang kali sampai Anda dapat menahan ejakulasi tanpa bantuan.

    • Mencabut penis sebelum klimaks

    Jika sudah mendekati klimaks ketika berhubungan intim dengan pasangan, segera cabut penis dari vagina pasangan, lalu ambil jeda untuk rileks sebentar sebelum melanjutkan penetrasi kembali.

    • Menggunakan kondom saat berhubungan seks

    Kondom akan menurunkan sensitivitas penis sehingga dapat membantu pria untuk menunda ejakulasi.

    3. Terapi Medis 

    Apabila sudah dilakukan beberapa tips di atas namun belum juga dapat membantu masalah ejakulasi dini maka diperlukan penanganan lebih lanjut ke Dokter. Dokter mungkin akan menyarankan untuk memberikan penanganan medis dengan obat-obatan.

    Baca Juga: Pengaruh Rokok Terhadap Kejantanan Seksual Seorang Pria

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Asnafi. Kenali Ejakulasi Dini dan Cara Mengatasinya!
    2. Mayo Clinic. Premature ejaculation – Symptoms and causes.
    3. Cleveland Clinic. Premature Ejaculation: Causes & Treatment.
    4. Murrell, M.D D, Roland J. Premature Ejaculation: Symptoms, Causes, Treatment.
    5. Nazario B. What Is Premature Ejaculation?
    6. Urology Care Foundation. Premature Ejaculation: Causes & Treatment.
    Read More
  • Angka kasus penyakit kanker di Indonesia kini berada di urutan ke-8 di Asia Tenggara, dan peringkat ke-23 di Asia. Angka penderita kanker payudara pada perempuan mencapai 42, 1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 17 kasus per 100.000 jiwa. Tak heran jika pemerintah saat ini sangat menekankan masyarakat, terutama wanita untuk melakukan upaya deteksi […]

    7 Langkah Pencegahan Kanker Payudara yang Perlu Wanita Ketahui

    Angka kasus penyakit kanker di Indonesia kini berada di urutan ke-8 di Asia Tenggara, dan peringkat ke-23 di Asia. Angka penderita kanker payudara pada perempuan mencapai 42, 1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 17 kasus per 100.000 jiwa.

    7 Langkah Pencegahan Kanker Payudara yang Perlu Wanita Ketahui

    7 Langkah Pencegahan Kanker Payudara yang Perlu Wanita Ketahui

    Tak heran jika pemerintah saat ini sangat menekankan masyarakat, terutama wanita untuk melakukan upaya deteksi dini kanker payudara sebagai langkah pencegahan dan agar dapat segera ditangani. Sahabat Sehat, bagaimana langkah mencegah kanker payudara? Mari simak penjelasan berikut.

    Tips Mencegah Kanker Payudara

    Kanker payudara bukan penyakit yang dapat dicegah secara instan dan dengan upaya sederhana. Terdapat berbagai upaya yang perlu diketahui agar terhindar dari penyakit ganas ini. Untuk mencegah kanker payudara, Sahabat Sehat dianjurkan melakukan beberapa tips berikut:

    1. Kenali Faktor Risiko Kanker Payudara

    Terdapat berbagai resiko yang meningkatkan peluang terjadinya kanker payudara, sebagai berikut :

    • Faktor genetik. 

    Resiko menderita kanker payudara meningkat jika Sahabat Sehat memiliki riwayat dalam keluarga yang juga menderita kanker payudara. Walaupun demikian, ada pula penderita kanker payudara yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. 

    • Faktor usia. 

    Semakin wanita bertambah usia maka dinilai akan semakin berisiko mengalami kanker payudara. Umumnya, penyakit ini muncul pada wanita yang mulai memasuki usia 50 tahun keatas. Wanita yang mulai menstruasi pertama kali pada usia dibawah 12 tahun dan yang mengalami menopause diatas usia 55 tahun juga berpotensi mengidap kanker payudara.

    • Faktor kehamilan. 

    Wanita dewasa yang belum pernah hamil dan wanita yang hamil untuk pertama kalinya pada usia diatas 30 tahun, serta wanita yang tidak menyusui bayinya memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita kanker payudara. 

    • Faktor lainnya.

    Berbagai faktor lain misal pernah menderita kanker payudara sebelumnya, wanita yang memiliki jaringan payudara yang padat, riwayat kanker ovarium, serta riwayat terpapar radiasi di daerah dada pada usia kanak-kanak atau remaja meningkatkan risiko kanker payudara. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    2. Pola Makan Bergizi Seimbang

    Beberapa pakar kesehatan menilai bahwa sejumlah makanan dapat memicu terjadinya kanker payudara, seperti tinggi gula, lemak maupun makanan berpengawet. Sahabat Sehat dianjurkan rutin mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, seperti buah-buahan, aneka sayuran, dan biji-bijian. Pilihlah makanan yang mengandung serat, protein, serta rendah lemak jenuh.

    3. Hindari Minuman Beralkohol

    Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, maka semakin besar risiko menderita kanker payudara. Alkohol diketahui dapat memicu kanker payudara sebab dapat memproduksi banyak hormon estrogen.

    4. Olahraga Secara Rutin

    Olahraga mampu menjaga berat badan tetap ideal. Sedangkan memiliki berat badan berlebih atau obesitas justru akan meningkatkan risiko menderita kanker payudara. Berolahraga rutin minimal 30 menit setiap harinya. Pilihlah olahraga yang Sahabat Sehat sukai, seperti senam aerobic, bersepeda, berenang, atau jogging. Berolahraga turut mengurangi risiko kekambuhan kanker, mengurangi stress atau depresi, serta mampu memperbaiki suasana hati.

    Baca Juga: Berbagai Jenis Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Serviks

    5. Hentikan Kebiasaan Merokok

    Meski Sahabat Sehat tidak merokok, menghindari paparan asap rokok juga perlu dilakukan. Pasalnya risiko kanker payudara akan tetap tinggi pada “perokok pasif” sekalipun, terutama pada wanita pascamenopause.  Merokok dapat meningkatkan komplikasi bagi penderita kanker payudara. 

    6. Menyusui Pasca Melahirkan

    Bagi wanita yang baru melahirkan, menyusui tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan bayi. Namun, menyusui selama satu tahun penuh atau lebih juga dapat mencegah Sahabat Sehat dari kanker payudara.

    7. Batasi Dosis dan Durasi Terapi Hormon

    Melakukan terapi hormonal kombinasi selama tiga tahun lebih dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Oleh sebab itu, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan terapi hormon. 

    Baca Juga: 6 Cara Akurat Deteksi Kanker Payudara pada Wanita

    Mengenali Perubahan Payudara

    Langkah awal mengenali perubahan pada payudara adalah dengan melakukan pemeriksaan secara mandiri atau yang dikenal dengan istilah SADARI, yaitu dengan meraba payudara sendiri untuk mendeteksi adanya kanker payudara sejak dini.

    Selain itu lakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter. Jika diperlukan Sahabat Sehat dapat melakukan pemeriksaan menggunakan mamografi atau USG payudara untuk melihat kondisi kelenjar payudara. 

    Baca Juga: Yuk, Mulai Waspadai Beberapa Faktor Penyebab Kanker pada Wanita!

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai langkah mencegah kanker payudara. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat

    Ditinjau oleh : dr. Monica C

    Referensi:

    1. National Cancer Institute. Obesity and Cancer Fact Sheet.
    2. World Health Organization. Breast cancer.
    3. Centers for Disease Control and Prevention. What Are the Risk Factors for Breast Cancer?
    4. Mayo Clinic. Breast cancer: How to reduce your risk.
    5. Cancer Research UK. Breast cancer risk.
    6. WebMD. Breast Cancer and the Breast Self-Exam.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com