Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 61–70 of 1371 results

  • Kementerian Agama tengah menyiapkan berbagai langkah terkait penyelenggaraan ibadah umrah di tengah masa pandemi Covid-19. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief meminta persiapan pelaksanaan umroh seperti vaksinasi Covid-19, pemeriksaan kesehatan, serta membuka akses data vaksinasi jemaah umrah agar dapat dibaca oleh otoritas Saudi. Selain vaksinasi Covid-19, Sahabat Sehat perlu mengikuti […]

    Persiapan Umroh Di Masa Pandemi Dengan Vaksinasi Meningitis

    Kementerian Agama tengah menyiapkan berbagai langkah terkait penyelenggaraan ibadah umrah di tengah masa pandemi Covid-19. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementerian Agama, Hilman Latief meminta persiapan pelaksanaan umroh seperti vaksinasi Covid-19, pemeriksaan kesehatan, serta membuka akses data vaksinasi jemaah umrah agar dapat dibaca oleh otoritas Saudi.

    Persiapan Umroh Di Masa Pandemi Dengan Vaksinasi Meningitis

    Persiapan Umroh Di Masa Pandemi Dengan Vaksinasi Meningitis

    Selain vaksinasi Covid-19, Sahabat Sehat perlu mengikuti vaksinasi lain seperti vaksin meningitis sebab negara timur tengah merupakan daerah endemis kasus meningitis. Sahabat Sehat, apakah penting mengikuti vaksinasi meningitis ? Mari simak penjelasan berikut.

    Apa Itu Meningitis?

    Meningitis merupakan kondisi adanya peradangan lapisan otak (meninges) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Meningitis terkadang sulit dikenali karena gejala awalnya mirip dengan gejala flu, seperti demam dan nyeri kepala. bakteri maupun virus yang menginfeksi cairan otak dan cairan tulang belakang (spinal cord) dapat menyebabkan pembengkakan otak.

    Penyebab Meningitis

    Sahabat Sehat, meningitis disebabkan oleh infeksi bakteri (Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Neisseria meningitidis, Listeria monocytogenes), virus (enterovirus, mumps, virus HIV, virus herpes simplex, dan virus west nile), jamur (cryptococcus, blastomyces, histoplasma dan coccidioides), parasit (Angiostrongylus cantonensis, Baylisascaris procyonis ), maupun amoeba (Naegleria fowleri) pada selaput pembungkus otak dan dapat menular.
    Selain itu, penyakit meningitis juga dapat disebabkan bukan akibat infeksi melainkan akibat efek samping suatu penyakit misalnya kanker, lupus (Systemic Lupus Erythematosus), efek samping obat-obatan, cedera kepala dan operasi otak.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Meningitis

    Sahabat Sehat, berikut adalah beberapa gejala meningitis yang perlu diwaspadai:

    • Demam tinggi
    • Leher kaku
    • Nyeri kepala berat
    • Mual muntah hebat
    • Sulit berkonsentrasi
    • Kejang
    • Mengantuk dan kesulitan berjalan 
    • Sensitif terhadap cahaya (Photophobia)
    • Nafsu makan menurun
    • Kemerahan pada kulit 

    Baca Juga: Selain Haji dan Umroh, Vaksin Meningitis Juga Penting untuk Ke Timur Tengah dan Afrika

    Bagaimana Cara Mencegah Meningitis?

    Untuk mencegah meningitis, Sahabat Sehat disarankan melakukan berbagai langkah berikut: 

    • Cuci tangan setiap kali selesai beraktivitas dan sebelum serta sesudah makan.
    • Memasak makanan hingga matang 
    • Menggunakan masker bila sedang sakit
    • Hindari kontak dengan pasien yang sedang terinfeksi
    • Hindari berbagi makanan atau minuman, serta barang pribadi (pisau cukur, lipstick, sikat gigi)
    • Pola hidup sehat, yaitu dengan berolahraga teratur dan istirahat yang cukup minimal 7-9 jam sehari
    • Melakukan vaksinasi meningitis, vaksinasi pneumokokus, dan vaksinasi Hib untuk melindungi dari kuman penyebab meningitis.

    Baca Juga: Manfaat Vaksin Meningitis dan Yellow Fever Sebelum Umroh

    Jenis Vaksin Meningitis

    Sebagai salah satu cara mencegah meningitis, Sahabat Sehat dapat mengikuti vaksinasi meningitis. Berikut adalah beberapa jenis vaksin meningitis:

    • Polysaccharide vaccines: vaksin ini diberikan untuk orang berusia di atas dua tahun dan dapat memberikan kekebalan selama tiga tahun setelah vaksinasi, namun tidak dapat memberi imunitas  seumur hidup.
    • Polysaccharide-protein conjugate vaccines: vaksin ini diberikan untuk orang yang berusia di atas satu tahun dan dapat memberikan kekebalan lebih dari lima tahun setelah vaksinasi. Vaksin ini dapat memberi kekebalan seumur hidup.
    • Vaksin kombinasi (HibMenC): vaksin kombinasi ini bertujuan memberikan kekebalan pada meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenza tipe b sekaligus bakteri Neisseria meningitides sero-group C.
    • Meningococcal conjugate vaccine (MCV4) dan Meningococcal polysaccharide vaccine (MPSV4), yang dosis pertamanya diberikan saat anak berusia 11-12 tahun, sedangkan dosis lanjutan selang 5 tahun.
    • Vaksin pneumokokus, yaitu vaksin yang dapat mencegah penyakit radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis), sekaligus infeksi darah (bakteremia). Vaksin diberikan dalam 3 kali dosis dasar dan sekali booster atau lanjutan.

    Baca Juga: 5 Gejala Meningitis pada Anak yang Kerap Tidak Disadari

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai penyebab meningitis serta cara mencegahnya. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh:  dr. Monica C

    Referensi

    1. Suharjanti I, T Pinzon R. PANDUAN PRAKTIK KLINIS NEUROLOGI. 
    2. Meningitis | CDC.
    3. About Bacterial Meningitis Infection | CDC.
    4. Viral Meningitis | CDC.
    5. Fungal Meningitis | CDC.
    6. Parasitic Meningitis | CDC.
    7. Amebic Meningitis | CDC.
    8. Non-Infectious Meningitis | CDC.
    9. Meningitis – Symptoms and causes.
    10. Cassoobhoy, MD, MPH A. Meningitis (Bacterial, Viral, and Fungal).
    11. Prosehat. Pentingnya Vaksinasi Umroh untuk Ibadah yang Sehat.
    Read More
  • Penyakit peradangan hati atau disebut juga hepatitis disebabkan oleh infeksi virus hepatitis. Terdapat berbagai jenis virus hepatitis, yakni Hepatitis A, Hepatitis B dan Hepatitis C, D dan E. Kali ini akan dibahas mengenai penyakit Hepatitis A, mari simak penjelasan berikut. Apa Itu Hepatitis A? Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A (Hepatitis Virus A- […]

    Kenali Tanda dan Cara Penularan Hepatitis A Pada Anak

    Penyakit peradangan hati atau disebut juga hepatitis disebabkan oleh infeksi virus hepatitis. Terdapat berbagai jenis virus hepatitis, yakni Hepatitis A, Hepatitis B dan Hepatitis C, D dan E. Kali ini akan dibahas mengenai penyakit Hepatitis A, mari simak penjelasan berikut.

    Kenali Tanda dan Cara Penularan Hepatitis A Pada Anak

    Kenali Tanda dan Cara Penularan Hepatitis A Pada Anak

    Apa Itu Hepatitis A?

    Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus Hepatitis A (Hepatitis Virus A- HAV), yang termasuk famili picornaviridae genus hepatovirus yang merupakan RNA virus positif. Menurut data Badan Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization), Hepatitis A adalah salah satu penyakit yang ditularkan melalui makanan yang tercemar oleh virus hepatitis A. Penyakit hepatitis A merupakan jenis penyakit hepatitis yang paling sering ditemui di dunia. Diketahui setiap tahun sekitar 1,4 juta orang tertular penyakit Hepatitis A di dunia.

    Penyakit Hepatitis tidak hanya menyerang orang dewasa saja, melainkan juga dapat menyerang anak-anak. Jika dibiarkan, penyakit hepatitis dapat mengakibatkan sirosis yaitu suatu kondisi adanya kerusakan hati yang dapat mengakibatkan gagal fungsi hati. Sahabat Sehat perlu mewaspadai gejala hepatitis pada anak serta cara pengobatan dan pencegahan tertular Hepatitis A.

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Bagaimana Cara Penularan Hepatitis A?

    Penularan Hepatitis A pada anak ditularkan dengan mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A. Virus dapat ditemukan pada tinja penderita hepatitis A dan jumlah virus hepatitis A mencapai puncaknya dalam 1-2 minggu sebelum timbulnya gejala. Oleh sebab itu, mencuci tangan menjadi salah satu cara mencegah penularan hepatitis A.

    Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat hepatitis A, biasanya terjadi ditempat umum yang banyak dikunjungi oleh masyarakat untuk makan atau minum. Penyakit hepatitis A dapat ditemukan pada lingkungan yang sanitasinya buruk.

    Baca Juga: Virus Hepatitis A, Mulai dari Penyebab hingga Pengobatan

    Gejala Hepatitis A

    Hepatitis A berkembang dalam tubuh (masa inkubasi) terjadi selama 14-28 hari, sehingga seseorang baru merasakan gejala penyakit ini setelah jangka waktu tersebut. Virus hepatitis A dapat mengakibatkan infeksi yang cukup ringan, bahkan anak berusia dibawah usia 6 tahun cenderung tidak merasakan gejala apapun.

    Berikut ini gejala yang dapat dialami anak yang terinfeksi hepatitis A, yakni:

    • Demam
    • Kehilangan nafsu makan
    • Merasa letih dan lelah
    • Nyeri perut
    • Muntah
    • Warna urin tampak seperti teh
    • Kulit dan mata terlihat kekuningan
    • Tinja berwarna pucat.

    Baca Juga: Ingin Melanjutkan Kuliah di India? Vaksin Hepatitis A Dulu!

    Mengapa Anak Berusia Dibawah 6 Tahun Tidak Bergejala?

    Gejala yang timbul setelah adanya infeksi virus Hepatitis A sebenarnya bukanlah akibat langsung dari virus tersebut, melainkan akibat respon imun tubuh anak untuk mengeluarkan virus Hepatitis dari sel hati. Munculnya gejala penyakit ini merupakan pertanda respon imun seseorang sudah bekerja dengan baik. Pada anak berusia dibawah 6 tahun, respon imun tubuhnya belum sempurna sehingga gejala penularan Hepatitis A pada anak seringkali tak terlihat.

    Baca Juga: Gejala Hepatitis A, Benarkah Mirip Influenza?

    Apa yang Harus Dilakukan Bila Si Kecil Terjangkit Hepatitis A?

    Sahabat Sehat, berikut ini berbagai hal yang dapat dilakukan dirumah apabila Si Kecil menderita hepatitis A:

    1. Biarkan Si Kecil istirahat yang cukup
    2. Beri minum air putih yang cukup agar Si Kecil tidak kekurangan cairan tubuh
    3. Menjaga kebersihan seperti mencuci tangan setelah buang air, sebelum dan sesudah makan, serta sebelum tidur.
    4. Bagi orang tua, jangan lupa mencuci tangan setelah selesai mengganti popok bayi, kontak dengan feses Si Kecil yang sakit, serta jika sedang menyiapkan makanan.

    Baca Juga: Mencegah Bahaya Hepatitis A pada Anak

    Tips Mencegah Hepatitis A Pada Anak

    Untuk melindungi anak dari bahaya Hepatitis A, berikut pencegahan yang dapat Sahabat Sehat lakukan di rumah:

    • Pastikan Si Kecil mendapatkan vaksinasi Hepatitis A sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
    • Ajarkan Si Kecil untuk mencuci tangan setelah dari kamar kecil, mencuci tangan dengan dengan sabun minimal 20 detik, bilas hingga bersih dan keringkan dengan handuk atau tisu.
    • Ajarkan Si Kecil untuk tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain seperti handuk, sikat gigi, sendok dan gelas dengan orang lain.
    • Hindari mengkonsumsi makanan setengah matang dan jajan sembarangan 
    • Jaga kebersihan anak lingkungan di sekitarnya.

    Baca Juga: Hal Sepele yang Jadi Penyebab Hepatitis A Kambuh Lagi

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai penularan hepatitis A pada anak yang dapat dialami Si Kecil. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Sehat Negeriku. Mengenal Hepatitis A.
    2. World Health Organization. Hepatitis A.
    3. Eremius A. Rumah Sakit dengan Pelayanan Berkualitas – Siloam Hospitals.
    4. Nity T. Parents, kenali beberapa gejala hepatitis A pada anak berikut ini.
    5. Herdiana M, Arief S, Setyoboedi B. Mengenal Hepatitis A pada Anak.
    Read More
  • Pertengahan tahun identik dengan libur panjang dan pastinya sangat dinantikan oleh anak-anak. Rencana liburan biasanya juga sudah disiapkan oleh orang tua dari jauh-jauh hari. Selain membuat rencana perjalanan, orang tua sebaiknya juga mempersiapkan kesehatan diri dan anak. Kesehatan diri tidak hanya seputar mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Ada satu hal lainnya […]

    Yuk Vaksinasi Mumpung Liburan Sekolah

    Pertengahan tahun identik dengan libur panjang dan pastinya sangat dinantikan oleh anak-anak. Rencana liburan biasanya juga sudah disiapkan oleh orang tua dari jauh-jauh hari. Selain membuat rencana perjalanan, orang tua sebaiknya juga mempersiapkan kesehatan diri dan anak.

    Yuk Vaksinasi Mumpung Liburan Sekolah

    Yuk Vaksinasi Mumpung Liburan Sekolah

    Kesehatan diri tidak hanya seputar mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan istirahat yang cukup. Ada satu hal lainnya yang dapat melengkapi itu, yaitu vaksinasi. Ada ya vaksinasi untuk liburan? Ya, pastinya ada.

    Vaksinasi liburan biasanya ditujukan sebagai perlindungan terhadap penyakit yang sering ditemui di keramaian, bisa penularan antar manusia ataupun melalui makanan dan air. Apa saja contohnya? Yuk simak penjelasannya.

    Masa inkubasi penyakit berbeda-beda

    Ada berbagai macam penyakit yang bisa ditularkan melalui udara dan penularan ini semakin mudah jika seseorang berada di dalam keramaian atau di ruang tertutup. Contoh penyakitnya seperti influenza, cacar air (varisela), campak, dan pneumonia. Penderita yang batuk atau bersin berpotensi menyemprotkan ratusan ribu kuman ke udara.

    Adapun penyakit yang bisa ditularkan melalui makanan. Biasanya kuman masuk ke dalam makanan melalui penderita yang tidak memiliki kebersihan diri yang baik. Contohnya adalah pada penyakit hepatitis A dan demam tifoid. Karena rute penularan penyakit ini adalah fekal-oral, maka penderita yang tidak mencuci tangannya dengan bersih setelah buang air besar lalu mengolah atau menyajikan makanan, akan meningkatkan risiko penularan kepada orang lain.

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Pada musim liburan, kegiatan berenang atau bermain di air juga biasanya menjadi pilihan anak-anak dan dewasa. Walau air kolam renang sudah dicampurkan kaporit sebagai pembunuh kuman, namun kepadatan wisatawan dalam satu waktu tetap akan meningkatkan risiko terjadinya penularan penyakit. Salah satu penyakit yang bisa ditularkan melalui kolam renang adalah diare.

    Orang yang sudah jelas terinfeksi penyakit-penyakit ini akan menunjukkan gejala secara jelas pula dan mungkin orang lain akan lebih waspada jika berada di sekitarnya. Namun, yang dikhawatirkan adalah jika penderita sedang berada dalam masa inkubasi.

    Masa inkubasi adalah periode antara paparan pertama hingga timbulnya gejala. Pada masa ini, penderita bisa dengan mudah menularkan kuman penyakit kepada orang lain tanpa mengetahui dirinya sedang sakit. Maka ini bisa membahayakan bagi orang lain, terutama mereka yang tidak memiliki kekebalan tubuh yang kuat seperti anak dan lansia. Masa inkubasi tiap penyakit bisa berbeda-beda. Misalnya penyakit influenza memiliki masa inkubasi 1-4 hari, sedangkan demam tifoid (tipes) selama 7-14 hari.

    Baca Juga: Kenali Perbedaan Imunisasi MR dan MMR

    Siap Liburan, Siap Vaksin

    Vaksinasi adalah salah satu cara yang efektif dalam mencegah penyebaran penyakit. Kegiatan ini sebenarnya sudah rutin dilakukan sejak anak lahir dan terus berlaku hingga dewasa. Maka, sebelum Sahabat Sehat melakukan vaksinasi tambahan, pastikan terlebih dulu apa saja vaksinasi yang telah didapat.

    Beberapa jenis vaksin dasar memerlukan booster pada usia-usia tertentu, sebagian lainnya cukup dengan pemberian vaksin primer. Berikut adalah jenis vaksin yang direkomendasikan untuk melindungi anak dan dewasa saat berlibur:

    1. Anak
      • PCV (pneumonia): vaksin primer usia 2, 4, 6 bulan; vaksin booster antara usia 12-15 bulan.
      • Rotavirus (diare): vaksin primer usia 2, 4, 6 bulan.
      • Campak (MR/ MMR): vaksin primer usia 9 bulan; vaksin booster usia 18 bulan dan 5-7 tahun.
      • Cacar air (varisela): vaksin primer antara usia 12-18 bulan.
      • Influenza: vaksin primer usia 6 bulan; vaksin booster setiap satu tahun sekali.
      • Hepatitis A: vaksin primer 2 kali antara usia 12-24 bulan.
      • Tifoid: vaksin primer usia 24 bulan; vaksin booster setiap tiga tahun sekali.

    Baca Juga: Mengenal 3 Jenis Baru Vaksin Wajib Untuk Anak – Anak

    1. Dewasa
      • Influenza: vaksin booster setiap satu tahun sekali.
      • MMR: vaksin booster satu kali jika sudah pernah saat anak-anak.
      • PCV: terutama bagi orang berusia di atas 50 tahun.
      • Hepatitis A: vaksin dua dosis dengan jarak 6-12 bulan.
      • Tifoid: vaksin setiap tiga tahun sekali.

    Baca Juga: Ketahui Pentingnya Vaksinasi HPV untuk Anak, Apakah Aman?

    Ayo Sahabat Sehat, jadwalkan vaksinasi Anda dan keluarga agar semua terlindungi selama liburan dan tidak membawa penyakit saat kembali ke rumah. Anda bisa melakukan vaksinasi bersama Prosehat karena vaksinasi adalah salah satu layanan unggulan Prosehat. Jadi, keamanan produk dan pelaksanaannya dijamin berkualitas.

    Layanan ini bisa dilakukan di klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi dan Palmerah Jakarta Barat, atau di rumah untuk kenyamanan Anda. Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. IDAI. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun. 2020.
    2. PAPDI. Jadwal Imunisasi Dewasa. 2021.
    Read More
  • Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan menjadi kewaspadaan tersendiri jelang Idul Adha 1443 Hijriah. Perlu Sahabat Sehat ketahui, PMK atau Foot and Mouth Disease (FMD) disebabkan oleh virus. Namun ini berbeda dengan penyakit kaki mulut tangan atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) yang umumnya menyerang anak-anak. Kebanyakan sering disebut dengan Flu Singapura. Tentunya […]

    Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Sapi, Menular Ke Manusia?

    Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan menjadi kewaspadaan tersendiri jelang Idul Adha 1443 Hijriah. Perlu Sahabat Sehat ketahui, PMK atau Foot and Mouth Disease (FMD) disebabkan oleh virus.

    Namun ini berbeda dengan penyakit kaki mulut tangan atau hand, foot, and mouth disease (HFMD) yang umumnya menyerang anak-anak. Kebanyakan sering disebut dengan Flu Singapura. Tentunya Flu Singapura dipicu jenis virus yang berbeda dari PMK.

    Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Sapi, Menular Ke Manusia?

    Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) Pada Sapi, Menular Ke Manusia?

    PMK Menular Ke Manusia?

    Lantas, apakah PMK berbahaya dan menular bagi manusia? Dalam konferensi pers Senin (9/5), Menteri Kesehatan, Budi Sadikin menyatakan penyakit ini tidak berbahaya. “Penyakit mulut dan kuku domainnya ada di hewan, sangat jarang virus mulut dan kuku di hewan yang berkuku dua melompat ke manusia. Jadi, tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusianya,” tandasnya.

    Namun sempat beredar kabar di tengah masyarakat bahwa ada bagian tertentu yang tidak boleh dikonsumsi, seperti:

    – Jeroan

    – Mulut

    – Bibir

    – Lidah

    – Kaki

    Chat dokter gratis, chat dokter 24 jam, chat dokter via whatsapp

    Hal ini dibantah oleh Dosen Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Denny Widaya Lukman. Menurutnya informasi yang menyebut adanya bagian-bagian tertentu dari hewan terkena PMK yang tak boleh dikonsumsi tersebut adalah keliru. Denny menegaskan, bagian yang bisa dikonsumsi hewan ternak yang terkena PMK maupun hewan ternak yang sehat sama saja. Tak ada bagian tertentu yang dilarang dikonsumsi. “PMK tidak menular ke manusia. Jadi produknya ya aman untuk orang,” urainya.

    Surat Edaran Menteri Pertanian tentang pemotongan hewan di daerah wabah atau tertular PMK mengatur agar bagian-bagian sapi potong (kepala, kaki daerah kuku, jeroan, tulang dan buntut) di daerah wabah untuk direbus dalam air mendidih minimal 30 menit. Surat itu, menurut Denny, ditujukan agar virus tidak mencemari lingkungan. Bukan untuk mencegah PMK menular ke manusia. “Kenapa Pemerintah mengimbau merebus? Supaya virusnya tidak mencemari lingkungan yang akan menular ke hewan sehat,” tegasnya.

    Tips Memilih Hewan Kurban

    Di tengah wabah PMK, pastilah Sahabat Sehat memiliki kekhawatiran terkait PMK. Direktur Pusat Kajian Halal Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Ir. Nanung Danar Dono memberikan sejumlah tips memilih hewan kurban:

    1. Upayakan membeli hewan kurban di tempat pedagang besar. Mengapa? Pedagang besar tentu akan sangat menjaga kesehatan ternak-ternaknya agar tidak sampai tertular penyakit karena akan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

    2. Jika memungkinkan, beli hewan kurban pada pedagang yang mau memberikan jaminan atau garansi pada ternak yang diperjualbelikan.  Apabila ternak yang dibeli nantinya menunjukkan gejala sakit, pedagang bersedia untuk mengganti dengan ternak lain yang sehat.

    3. Belilah hewan kurban mendekati Hari Raya Idul Adha. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir risiko hewan kurban tertular penyakit.

    4. Perhatikan kondisi fisik hewan kurban dari segala sisi, misalnya:

    – Minta kepada pedagang menjalankan hewan ternak yang hendak dibeli.

    – Pastikan kaki dan kuku hewan kurban tidak melepuh atau luka berisi cairan.

    – Memberi pakan calon hewan kurban untuk mengetahui nafsu makannya.

    Memiliki bulu yang tidak kusam, mata bersinar.

    5. Dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan.

    Bagi Sahabat Sehat yang akan menyambut hari raya Idul Adha 1443 Hijriah, semoga ulasan di atas dapat memberikan informasi yang bermanfaat. Konsumsi daging merah seperti daging sapi dan kambing dengan bijak agar menyehatkan bagi tubuh. 

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi ProSehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. detikhealth.2022. Penyakit PMK pada Sapi Bisa Menular ke Manusia? Menkes Ungkap Faktanya.
    2. Kompas.com.2022. Benarkah Tak Boleh Konsumsi Daging Sapi Terinfeksi PMK? Ini Kata Dosen IPB.
    3. Kontan.co.id.2022. Wabah PMK Merebak, Begini Tips Memilih Hewan Kurban yang Layak dari Pakar UGM.
    4. Kompas.com.2022. Ketahui, Ahli Ungkap Ciri-ciri Hewan Kurban yang Sehat.

    Read More
  • Apakah Sahabat Sehat kerap merasakan kaki terasa pegal secara tiba-tiba terutama pada dini hari, bengkak, kemerahan dan terasa hangat bila dipegang? Bila ya, bisa jadi hal ini merupakan salah satu gejala dari asam urat. Apabila dibiarkan lama, tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan komplikasi lainnya. Sahabat Sehat, apa itu asam urat dan penyebabnya? Mari […]

    Kaki Sering Terasa Pegal, Waspada Asam Urat

    Apakah Sahabat Sehat kerap merasakan kaki terasa pegal secara tiba-tiba terutama pada dini hari, bengkak, kemerahan dan terasa hangat bila dipegang? Bila ya, bisa jadi hal ini merupakan salah satu gejala dari asam urat.

    Apabila dibiarkan lama, tentu saja akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan menyebabkan komplikasi lainnya. Sahabat Sehat, apa itu asam urat dan penyebabnya? Mari simak penjelasan berikut.

    Kaki Sering Terasa Pegal, Waspada Asam Urat

    Kaki Sering Terasa Pegal, Waspada Asam Urat

    Apa Itu Asam Urat?

    Penyakit asam urat atau dalam istilah medis disebut dengan gout, merupakan salah satu jenis peradangan pada sendi yang terjadi akibat penumpukan kristal asam urat pada sendi. Kondisi ini dapat terjadi pada sendi, seperti jari-jari kaki, pergelangan kaki, dan lutut. Area sendi yang paling sering diserang adalah pada ibu jari kaki.

    Pada kondisi normal, asam urat larut didalam darah dan dikeluarkan melalui urin. Namun pada kondisi tertentu, asam urat menumpuk di darah dalam jumlah yang berlebihan sehingga mengalami gangguan dalam proses pembuangan asam urat tersebut. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Faktor Risiko Asam Urat

    Radang sendi akibat asam urat dapat diderita semua usia, meski paling sering dialami lansia atau setelah menopause. Berikut adalah beberapa kondisi yang meningkatkan resiko terjadinya radang sendi akibat asam urat, yaitu: 

    • Kegemukan
    • Menderita suatu penyakit, seperti tekanan darah tinggi, gagal jantung, diabetes melitus, dan gangguan fungsi ginjal.
    • Efek samping obat-obatan, misal obat diuretik
    • Mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung gula.
    • Mengonsumsi makanan yang mengandung purin, seperti daging merah, jeroan dan makanan laut (misalnya tuna, mussels, scallops dan sarden), serta alkohol.

    Baca Juga: Asam Urat? Coba Diet Rendah Purin!

    Gejala Asam Urat

    Sebagian orang dengan asam urat tinggi didalam darah tidak menyebabkan gejala apapun, kondisi seperti ini dinamakan asimptomatik hiperurisemia. Sedangkan pada kondisi akut, keluhan dialami sekitar 3-7 hari. Berikut ini gejala yang dapat Sahabat Sehat rasakan apabila kadar asam urat meningkat:

    • Nyeri pada sendi yang terasa mendadak, terutama dialami pada malam dan dini hari. Lokasi tersering pada jari kaki (ibu jari), pergelangan kaki, siku dan lutut.
    • Bengkak, kemerahan dan teraba hangat pada sendi
    • Sulit digerakkan
    • Demam.

    Baca Juga: 3 Makanan Penyebab Asam Urat yang Perlu Diwaspadai

    Pencegahan Asam Urat

    Berikut ini beberapa hal yang dapat Sahabat Sehat lakukan untuk mencegah naiknya asam urat di dalam darah:

    1. Hindari makanan tinggi purin, seperti daging merah, makanan laut dan sayuran hijau. Selain itu, jeroan, daging babi, scallops, kerang, kacang-kacangan, jamur juga mengandung tinggi purin.
    2. Hindari makanan dan minuman tinggi gula, seperti minuman bersoda dan jus (karena gulanya lebih cepat diserap dibandingkan dengan mengkonsumsi buah utuh).
    3. Minum air putih yang cukup minimal 6-8 gelas per hari.
    4. Hindari minuman beralkohol sebab dapat menyebabkan tubuh semakin kekurangan cairan (dehidrasi) yang dapat memperberat kinerja ginjal.
    5. Turunkan berat badan untuk menghindari kelebihan berat badan sebab jika berat badan berlebih maka berpotensi meningkatkan kadar asam urat didalam darah.
    6. Konsumsi makanan berserat, seperti buah kering, gandum dan sayur untuk mengurangi kadar asam urat dalam darah.

    Baca Juga: 10 Persiapan Travelling Bagi Anda yang Memiliki Asam Urat

    Nah Sahabat Sehat, itulah penyakit radang sendi akibat kadar asam urat yang meningkat dalam darah. Untuk menjaga daya tahan tubuh, lengkapi asupan nutrisi dengan mengkonsumsi multivitamin.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Khatri M. Gout Pictures — Learn About the Symptoms, Causes, and Treatments. USA : WebMD. 2020.
    2. Watson S. Everything You Need to Know About Gout. USA : Healthline. 2021.
    3. Centers for Disease Control and Prevention. Gout. USA : Centers for Disease Control and Prevention. 2020.
    4. Hamijoyo L. Apakah Nyeri Sendi Saya Akibat Asam Urat? Kenali Gout – Perhimpunan Reumatologi Indonesia. Indonesia : Reumatologi.or.id. 2011.
    5. Mayo Clinic. Gout – Symptoms and causes. USA : Mayo Clinic. 2021.
    6. Iftikhar N. Natural Ways to Reduce Uric Acid in the Body. USA : Healthline. 2019.
    Read More
  • Batuk merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai pada anak-anak. Terdapat banyak sekali penyebab keluhan batuk, salah satunya adalah batuk 100 hari atau disebut juga Pertusis.  Pertussis adalah sebuah penyakit yang mengakibatkan batuk yang tiada henti. Pertusis yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan berdampak buruk bagi kondisi Si Kecil. Sahabat […]

    Waspadai Komplikasi Akibat Batuk Rejan (Pertusis) Pada Anak

    Batuk merupakan salah satu keluhan yang paling sering dijumpai pada anak-anak. Terdapat banyak sekali penyebab keluhan batuk, salah satunya adalah batuk 100 hari atau disebut juga Pertusis. 

    Waspadai Komplikasi Akibat Batuk Rejan (Pertusis) Pada Anak

    Waspadai Komplikasi Akibat Batuk Rejan (Pertusis) Pada Anak

    Pertussis adalah sebuah penyakit yang mengakibatkan batuk yang tiada henti. Pertusis yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan berbagai komplikasi dan berdampak buruk bagi kondisi Si Kecil. Sahabat Sehat, apa saja komplikasi akibat Pertusis pada anak?

    Apa Itu Pertusis ?

    Pertusis atau disebut juga batuk 100 hari merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis. Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2018, terdapat 151.000 kasus batuk rejan di seluruh dunia.

    Bagaimana Penularan Pertusis ?

    Proses penularan batuk rejan cukup mudah. Apabila penderita Pertusis batuk atau bersin, cipratan air liur atau droplet berisi bakteri pertusis dapat masuk melalui saluran nafas.

    Komplikasi dapat terjadi apabila Pertusis tidak ditangani dengan baik dan benar. Beberapa komplikasi dari pertusis yang dapat terjadi pada anak-anak adalah sebagai berikut.

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Apa Saja Komplikasi Akibat Pertusis ?

    Si Kecil yang didiagnosa menderita Pertusis dan tidak ditangani dengan baik menjadi rentan mengalami komplikasi sebagai berikut :

    • Pneumonia 

    Bakteri penyebab Pertusis dapat menginfeksi saluran nafas pada paru sehingga mengakibatkan kerusakan jaringan paru. Hal tersebut berdampak pada proses pertukaran oksigen di paru. Kerusakan pada jaringan paru juga dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut sehingga kemampuan pertukaran oksigen pada paru tidak sebaik kondisi sebelumnya.

    • Gangguan Tumbuh Kembang

    Setelah terinfeksi, sel imun bekerja dengan mengeluarkan respon radang alami yang dapat menimbulkan demam dan penurunan nafsu makan. Ditambah dengan batuk yang terus menerus dapat mengakibatkan Si Kecil menjadi sulit makan

    Baca Juga: Si Kecil Batuk Sulit Sembuh, Waspadai Batuk Rejan

    Apabila hal tersebut berlanjut dalam jangka waktu yang lama, maka pertumbuhan Si Kecil dapat terganggu karena asupan nutrisi sehari-hari menjadi tidak tercukupi. Si Kecil menjadi letih dan lesu, sehingga mengakibatkan tumbuh kembangnya terlambat.

    • Gangguan Pada Jaringan Otak dan Kejang

    Pada kondisi bila kadar oksigen dalam tubuh menurun dapat mengakibatkan kerusakan jaringan paru dan otak tidak cukup mendapatkan oksigen. Kondisi ini dapat mengakibatkan Si Kecil mengalami kejang akibat otak kekurangan oksigen.

    Baca Juga: Mari Kita Mengenal Pertusis pada Anak

    Tips Mencegah Pertusis

    Sahabat Sehat, Pertusis dapat dicegah dengan menjaga kebersihan dan vaksinasi. Dengan mencuci tangan akan menghilangkan cairan droplet bakteri yang mungkin menempel pada tangan. 

    Selain itu Sahabat Sehat dapat memberikan vaksin Pertusis untuk Si Kecil. Vaksin pertusis di Indonesia terdapat dalam kombinasi Difteri, Pertusis, dan Tetanus. Vaksin ini dapat diberikan bagi Si Kecil pada saat berusia 2, 3, dan 4 bulan.

    Batuk memang sering dijumpai, namun jangan menganggap remeh keluhan batuk pada Si Kecil. Penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi diatas.

    Baca Juga: Yuk Moms, Cek Lagi Jadwal Imunisasi Balita Anda

    Nah Sahabat Sehat, itulah informasi mengenai berbagai komplikasi akibat Pertusis yang dapat dialami Si Kecil. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Centers for Disease Control and Prevention. Whooping Cough (Pertussis).
    2. World Health Organization. Pertussis.
    3. Warfel J, Beren J, Merkel T. Airborne Transmission of Bordetella pertussis.
    4. Nataprawira H, Kompiyang Indriyani S, Olivianto E. Pertussis in Children: Problems in Indonesia.
    5. Health NY. Pertussis or Whooping Cough Fact Sheet.
    6. The Royal Children’s Hospital Melbourne. Clinical Practice Guidelines : Whooping cough (pertussis). 
    Read More
  • Pilek atau disebut juga flu adalah salah satu penyakit yang infeksi saluran pernapasan yang sangat umum dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan dalam setahun, orang dewasa dapat mengalami pilek sekitar dua hingga tiga kali. Virus penyebab pilek sangat mudah menular dari orang ke orang, terlebih di lingkungan kantor dengan sirkulasi udara yang buruk. Sahabat […]

    4 Tips Mencegah Penularan Flu di Kantor

    Pilek atau disebut juga flu adalah salah satu penyakit yang infeksi saluran pernapasan yang sangat umum dialami oleh anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan dalam setahun, orang dewasa dapat mengalami pilek sekitar dua hingga tiga kali.

    4 Tips Mencegah Penularan Flu di Kantor

    4 Tips Mencegah Penularan Flu di Kantor

    Virus penyebab pilek sangat mudah menular dari orang ke orang, terlebih di lingkungan kantor dengan sirkulasi udara yang buruk. Sahabat Sehat, bagaimana cara mencegah penularan pilek terutama di lingkungan perkantoran ? Mari simak penjelasan berikut.

    Bagaimana Flu Dapat Menyebar?

    Pilek atau disebut juga flu disebabkan oleh virus influenza yang sangat menular segera setelah seseorang terinfeksi. Pada tahapan awal, seseorang yang terkena flu belum mengalami gejala seperti batuk atau hidung tersumbat sehingga mereka tidak menyadarinya.Virus influenza menular dalam 24 jam sebelum munculnya gejala, dan akan terus menular hingga hari ketujuh. Flu umumnya sangat menular selama 2 – 3 hari awal infeksi, dan masih dapat ditularkan ke orang lain hingga seminggu setelahnya. 

    Saat seseorang yang mengalami flu pergi bekerja, mereka dapat menularkan virus tersebut ke rekan kerja dan penghuni kantor lainnya melalui droplet saat batuk atau bersin di tempat kerja. Selain itu, perilaku seperti membuang tisu bekas sembarangan juga menjadi faktor resiko penularan pilek di lingkungan kantor. Oleh sebab itu karyawan yang mengalami pilek sebaiknya beristirahat dan mengurangi produktivitas di kantor untuk mencegah penularan ke orang lain.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Tips Mencegah Penularan Flu Di Kantor

    Kebijakan beberapa tempat kerja mungkin berbeda, serta tidak semua karyawan diperkenankan untuk bekerja dari rumah. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Sahabat Sehat lakukan untuk mencegah penularan flu di lingkungan kantor, yakni :

    • Istirahat dan Batasi Aktivitas Ke Luar Rumah

    Jika Sahabat Sehat merasa kurang sehat,, dianjurkan beristirahat untuk mempercepat proses pemulihan dan mengurangi potensi menularkan virus influenza ke orang lain. Selain itu, dengan beristirahat yang cukup dapat mengembalikan daya tahan tubuh. 

    • Siapkan Perlengkapan Kesehatan Dasar

    Tidak hanya sebagai langkah pencegahan penularan pilek dan flu, melengkapi tempat kerja dengan berbagai perlengkapan kesehatan dasar seperti tisu, sabun, hand sanitizer, dan cairan desinfektan diperlukan agar lingkungan kerja tetap higienis. 

    Baca Juga: Seberapa Efektifkah Vaksin Flu untuk Mencegah Penyakit Flu?

    • Segera Ambil Izin atau Cuti 

    Agar Sahabat Sehat dapat mengambil cuti kerja saat pilek atau flu, pastikan untuk memberi arahan pada orang lain agar dapat menggantikan Sahabat Sehat sementara waktu. Namun jika tidak memungkinkan untuk cuti, Sahabat Sehat dianjurkan membicarakan dengan atasan terkait bekerja dari rumah dan konferensi jarak jauh. 

    • Vaksinasi Influenza

    Mendapatkan vaksinasi influenza merupakan cara terbaik untuk mencegah flu. Vaksinasi influenza sangat direkomendasikan bagi kelompok yang memiliki risiko tinggi, yakni :

    1. Berusia diatas 65 tahun
    2. Wanita hamil
    3. Anak berusia diatas 6 bulan yang memiliki kondisi medis dan berisiko mengalami komplikasi jika menderita flu, yakni :
    • Asma kronis
    • Masalah jantung
    • Kondisi paru-paru
    • Gangguan ginjal
    • Penyakit sistem saraf
    • Gangguan imunitas
    • Diabetes
    • Orang yang memiliki pekerjaan berinteraksi dengan penderita flu, seperti tenaga kesehatan dan pengasuh anak.

    Secara umum pemberian vaksin influenza mulai dapat diberikan saat anak berusia 6 bulan keatas dan pada orang dewasa. Pada anak berusia kurang dari 8 tahun, pemberian vaksin influenza pertama kali diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak minimal 4-6 minggu. Sedangkan bila anak berusia diatas 8 tahun, maka dosis pertama cukup diberikan 1 dosis saja. Pemberian vaksin influenza baik pada anak maupun dewasa dapat dilakukan setahun sekali.

    Baca Juga: Apa Keuntungan Perusahaan Memberikan Benefit Vaksinasi Bagi Karyawan Kantor?

    Menjaga Jarak Dengan Penderita Flu

    Ditempat kerja, Sahabat Sehat dianjurkan menghindari kontak dengan orang yang diketahui atau diduga menderita flu yakni dengan melakukan beberapa langkah berikut :

    • Berdiri setidaknya satu meter dari orang yang sedang flu
    • Hindari kontak kulit, seperti berjabat tangan dengan orang yang terinfeksi
    • Cuci tangan sesegera mungkin setelah kontak kulit dengan penderita flu
    • Hindari berbagi peralatan makan dan minum seperti sedotan dan sendok
    • Gunakan masker saat berinteraksi dengan orang lain

    Baca Juga: Apa Manfaat Imunisasi Influenza dan Efek Sampingnya Bagi Anak

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai tips untuk mencegah penularan pilek di lingkungan perkantoran. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Piedmont Healthcare. Preventing Colds And Flu At The Office.
    2. Centers for Disease Control and Prevention. Common Colds.
    3. Health Engine Blog. Cold and flu prevention at work.
    4. Millers at Work. How to Avoid the Flu in the Office: 6 Essential Etiquette Practices.
    Read More
  • Sahabat Sehat saat ini mungkin ada yang sedang merencanakan program kehamilan dengan pasangan. Dalam merencanakan kehamilan, sperma berkualitas baik sangat penting untuk proses pembuahan. Sperma yang baik akan meningkatkan kemungkinan berlangsungnya pembuahan dan kehamilan. Kualitas sperma ditentukan oleh gaya hidup dan ada tidaknya penyakit mendasar. Sahabat Sehat, bagaimana ciri sperma yang kualitasnya baik ? Mari […]

    Ciri Sperma yang Berkualitas Baik yang Wajib Diketahui Pria

    Sahabat Sehat saat ini mungkin ada yang sedang merencanakan program kehamilan dengan pasangan. Dalam merencanakan kehamilan, sperma berkualitas baik sangat penting untuk proses pembuahan.

    Ciri Sperma yang Berkualitas Baik yang Wajib Diketahui Pria

    Ciri Sperma yang Berkualitas Baik yang Wajib Diketahui Pria

    Sperma yang baik akan meningkatkan kemungkinan berlangsungnya pembuahan dan kehamilan. Kualitas sperma ditentukan oleh gaya hidup dan ada tidaknya penyakit mendasar.

    Sahabat Sehat, bagaimana ciri sperma yang kualitasnya baik ? Mari simak penjelasan berikut.

    Ciri-ciri Kualitas Sperma yang Baik

    Pemeriksaan sperma dapat dilakukan melalui analisa cairan semen atau air mani. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di klinik dokter, klinik fertilitas atau kesuburan, atau pemeriksaan di rumah. Analisa sperma meliputi pemeriksaan:

    • Jumlah/ volume sperma
    • Bentuk / morfologi sperma
    • Pergerakan sperma/ motilitas sperma

    Ketiga unsur ini sangat penting dalam menilai tingkat kesuburan seorang pria. Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pengambilan sampel cairan semen/ air mani biasanya dilakukan hingga 3 kali, pada waktu yang berbeda. Berikut ini adalah kriteria normal dari hasil analisa cairan semen/ air mani, berdasarkan pedoman World Health Organization:

    • Total hitung sperma per ejakulasi

    Total hitung sperma per ejakulasi (air mani) ialah 39 juta hingga 928 juta. Volume normal dari ejakulat/ cairan semen (air mani) ialah 1.5-7.6 mL. Konsentrasi sel sperma yang normal ialah 15 juta-259 juta per mL air mani. 

    Sebuah penelitian menunjukan bahwa pria dengan jumlah sperma yang sedikit, cenderung memiliki persentase lemak tubuh yang lebih tinggi (lingkar pinggang lebih besar dan BMI lebih tinggi) dan tekanan darah lebih tinggi daripada pria dengan jumlah sperma lebih banyak. 

    Jika seseorang didiagnosis memiliki jumlah sperma yang rendah, dokter mungkin akan mengevaluasi kadar testosteron, gaya hidup, dan kesehatan orang tersebut secara keseluruhan. Kondisi ketika jumlah hitung sperma menurun kurang dari 15 juta sel per mL disebut Oligospermia.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    • Pergerakan atau motilitas sperma

    Pergerakan sperma mempengaruhi kesuburan seorang pria. Ada dua jenis pergerakan sperma, berdasarkan arah pergerakannya. Pergerakan progresif adalah gerakan sel sperma yang segaris lurus atau lingkaran besar. Sementara pergerakan non-progresif adalah gerakan sel sperma yang tidak bergerak lurus atau bergerak seperti lingkaran kecil.

    Agar sel sperma dapat sel telur, sel sperma harus mampu bergerak dengan baik. Berdasarkan kriteria WHO, sperma berkualitas baik bila memiliki total pergerakan atau motilitas (progresif dan non-progresif) sebesar 40-81 %, dan pergerakan progresif sebesar 32-75 %. Seseorang didiagnosa menderita asthenozoospermia (gangguan pergerakan sperma) bila jumlah pergerakan progresif kurang dari 32%. 

    Baca Juga: Pengaruh Rokok Terhadap Kejantanan Seksual Seorang Pria

    • Morfologi atau bentuk sperma 

    Morfologi sperma yakni meliputi bentuk dan ukuran sperma, adalah salah satu faktor yang diperiksa sebagai bagian dari analisis air mani untuk mengevaluasi kesuburan pria. Hasil morfologi sperma dilaporkan dalam bentuk persentase sperma yang tampak normal pada air mani yang terlihat di bawah mikroskop.

    Sperma normal memiliki kepala berbentuk oval dengan ekor yang panjang. Sperma abnormal memiliki cacat kepala atau ekor – seperti kepala besar, kepala cacat, ekor bengkok atau ekor ganda. Kecacatan pada sperma dapat mempengaruhi kemampuan sperma untuk mencapai dan menembus sel telur. 

    Namun memiliki persentase sperma yang cacat dalam jumlah besar bukanlah hal yang aneh. Biasanya, hanya sekitar 4% hingga 10% sperma dalam sampel air mani yang normal, artinya sebagian besar tidak terlihat sempurna di bawah mikroskop. Berdasarkan standar WHO, kriteria sperma yang kualitasnya baik memiliki 4-48% bentuk yang normal. 

    Baca Juga: Perlukah Pemeriksaan Kesuburan Bagi Pria ?

    Gaya Hidup yang Mempengaruhi Jumlah Sperma

    Selain kondisi medis, faktor gaya hidup juga mempengaruhi kualitas sperma. Berikut ini gaya hidup yang dapat mempengaruhi jumlah sperma:

    • Usahakan berat badan normal

    Kelebihan berat badan atau disebut juga obesitas dapat menurunkan jumlah sel sperma. Pertahankan gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan bernutrisi sesuai kebutuhan per hari dan olahraga rutin.

    • Konsumsi suplemen vitamin

    Bila terdiagnosa kekurangan zat atau vitamin tertentu, maka orang tersebut membutuhkan suplementasi zat mikronutrien atau mineral tertentu.

    Baca Juga: 3 Cara Mengatasi Ejakulasi Dini yang Aman Pada Pria

    • Hindari zat-zat yang mengganggu kesuburan pria

    Zat yang dapat mengurangi kesuburan pria ialah penggunaan narkoba, alkohol, atau merokok.

    • Gunakan pakaian dalam yang nyaman, longgar, dan berbahan katun

    Baca Juga: 5 Makanan Peningkat Kesuburan agar Cepat Hamil

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai ciri sperma yang kualitasnya baik. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. World Health Organization. WHO laboratory manual for the Examination and processing of human semen.
    2. Chertoff J, Murell D. What is a normal sperm count?
    3. Jewell T, Sullivan D. The 7-Step Checklist to Healthy, Fertile Sperm.
    4. Barrell A, Murrell D. What is sperm motility?
    5. Helo S. Abnormal sperm morphology: What does it mean?
    Read More
  • Apabila orangtua berencana untuk melakukan perjalanan bersama dengan anak-anak ke suatu daerah tertentu, tentunya orangtua memerlukan vaksinasi untuk anak minimal 1 bulan sebelum melakukan perjalanan, tergantung dari daerah mana yang akan dituju. Masa pandemi seperti saat ini, wajib sekali agar anak-anak yang berusia 6-11 tahun untuk melakukan vaksinasi Covid-19 agar melindungi tubuh dari Covid-19. Namun […]

    Berbagai Jenis Imunisasi Anak Sebelum Bepergian

    Apabila orangtua berencana untuk melakukan perjalanan bersama dengan anak-anak ke suatu daerah tertentu, tentunya orangtua memerlukan vaksinasi untuk anak minimal 1 bulan sebelum melakukan perjalanan, tergantung dari daerah mana yang akan dituju.

    Masa pandemi seperti saat ini, wajib sekali agar anak-anak yang berusia 6-11 tahun untuk melakukan vaksinasi Covid-19 agar melindungi tubuh dari Covid-19. Namun selain vaksinasi Covid-19, terdapat beberapa imunisasi wajib lainnya yang perlu dilakukan.

    Berbagai Jenis Imunisasi Anak Sebelum Bepergian

    Berbagai Jenis Imunisasi Anak Sebelum Bepergian

    Melakukan imunisasi sebelum pergi liburan ke daerah tertentu merupakan hal yang wajib untuk meminimalkan resiko terjangkit penyakit selama bepergian.

    Sahabat Sehat, apa saja imunisasi yang diperlukan Si Kecil sebelum bepergian ? Mari simak penjelasan berikut.

    Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Imunisasi Sebelum Bepergian?

    Sebelum berencana bepergian, buatlah janji dengan fasilitas kesehatan setempat untuk melakukan imunisasi. Beberapa jenis imunisasi membutuhkan waktu untuk bekerja didalam tubuh dan memberikan efek perlindungan.

    Sebagai contoh, imunisasi BCG dapat melindungi Si Kecil dari infeksi TBC (Tuberkulosis) harus dilakukan setidaknya minimal 3 bulan sebelum membawa Si Kecil bepergian.

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Apa Saja Imunisasi yang Diperlukan Si Kecil Sebelum Berlibur ?

    Untuk memilih jenis imunisasi yang harus diterima Si Kecil maka Mama dapat berkonsultasi dengan Dokter. Nantinya Dokter akan mengecek riwayat imunisasi apa saja yang sudah pernah dilakukan Si Kecil, serta daerah tujuan berlibur dan menyesuaikan jenis imunisasi yang diperlukan.

    Berikut ini beberapa contoh imunisasi yang biasanya dilakukan sebelum bepergian, antara lain:

    1. Meningitis

    Sebelum berpergian ke negara Arab Saudi atau negara di timur tengah, disarankan untuk melakukan vaksinasi meningitis karena negara-negara timur tengah merupakan daerah endemis meningitis.

    2. Demam Kuning (Yellow Fever)

    Jika Mama hendak melakukan perjalanan ke negara Afrika (Gana, Kenya dan Nigeria) disarankan untuk melakukan vaksinasi Demam Kuning atau Yellow Fever karena merupakan daerah endemis demam kuning.

    Baca Juga: Imunisasi Anak di Rumah Bagi Warga Jakarta

    3. Hepatitis A dan B

    Sebelum bepergian Mama dianjurkan memastikan Si Kecil sudah menerima imunisasi Hepatitis dan B. Negara dengan kasus hepatitis yang masih tinggi misalnya Meksiko. Penyakit Hepatitis A dapat ditularkan melalui makanan yang tercemar Hepatitis A sehingga perlu diwaspadai penularannya selama bepergian.

    4. Tifoid dan paratifoid

    Vaksinasi tifoid dilakukan untuk mencegah penyakit tipes saat melakukan perjalanan ke daerah dengan kasus infeksi tifoid tinggi misalnya negara-negara Asia Tengah (India, Pakistan dan Bangladesh).

    5. Influenza

    Apabila hendak berlibur saat musim hujan seperti saat ini, ada baiknya untuk melakukan vaksinasi flu sebelumnya.

    6. Japanese Encephalitis

    Japanese encephalitis merupakan penyakit yang beresiko rendah bagi sebagian besar pelancong atau turis ke negara endemik Japanese encephalitis. Namun, beberapa turis akan memiliki peningkatan resiko infeksi berdasarkan faktor-faktor periode perjalanan yang lebih lama, perjalanan selama musim penularan virus Japanese encephalitis, berpartisipasi dalam banyak kegiatan diluar ruangan dan akomodasi tempat tinggal tanpa AC dan kelambu untuk menghindari nyamuk.

    Untuk menghindari terinfeksi Japanese encephalitis sebelum melakukan perjalanan ke negara China, Jepang atau Korea Utara (khususnya di daera perdesaan), minimal 1 bulan sebelumnya melakukan vaksinasi Japanese Encephalitis.

    Baca Juga: Orangtua Harus Tahu, Begini Cara Kejar Imunisasi Anak

    Tips Menjaga Kesehatan Selama Bepergian

    Ada beberapa hal yang dapat Sahabat Sehat lakukan saat bepergian untuk menjaga kesehatan, antara lain:

    1. Menggunakan masker
    2. Menjaga jarak dengan orang lain terutama saat berada di tempat umum
    3. Jaga kebersihan makanan dan minuman
    4. Lindungi diri dari gigitan serangga, dengan menggunakan lotion anti nyamuk
    5. Gunakan tabir surya untuk melindungi dari paparan sinar matahari 
    6. Gunakan perlengkapan alat pelindung keselamatan sesuai dengan aktivitas, misalnya menggunakan sabuk pengaman saat berkendara.
    7. Mencatat nomor telepon darurat atau fasilitas kesehatan terdekat dari hotel tempat Sahabat Sehat menginap di negara tujuan

    Baca Juga: Aman dan Nyaman Melakukan Imunisasi Kejar Anak dari Rumah

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai jenis imunisasi  yang diperlukan Si Kecil sebelum bepergian. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia D
    Ditinjau oleh : dr. Monica Cynthia D

     

    Referensi

    1. Tellado M. Do My Kids Need Vaccines Before Traveling? (for Parents).
    2. Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. Vaksin Covid-19 untuk Anak, Aman.
    3. Citizens Information. Travelling abroad and vaccinations.
    4. Chang L. Your Travel Vaccine Checklist.
    5. Centers for Disease Control and Prevention. Holiday Tips.
    6. National Health Service. Travel vaccinations.
    Read More
  • Diabetes melitus adalah salah satu jenis penyakit kronis yang dapat mengganggu kinerja tubuh dalam mengolah glukosa (gula darah) menjadi energi. Penyakit ini biasanya ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Diabetes juga dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti faktor genetik hingga gangguan pada hormon insulin. Diketahui terdapat berbagai faktor risiko lainnya yang membuat seseorang menjadi lebih […]

    Berbagai Faktor Penyebab Diabetes yang Paling Banyak Ditemukan

    Diabetes melitus adalah salah satu jenis penyakit kronis yang dapat mengganggu kinerja tubuh dalam mengolah glukosa (gula darah) menjadi energi. Penyakit ini biasanya ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Diabetes juga dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti faktor genetik hingga gangguan pada hormon insulin.

    Berbagai Faktor Penyebab Diabetes yang Paling Banyak Ditemukan

    Berbagai Faktor Penyebab Diabetes yang Paling Banyak Ditemukan

    Diketahui terdapat berbagai faktor risiko lainnya yang membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit diabetes. Sahabat Sehat, apa saja faktor penyebab diabetes? Mari simak penjelasan berikut.

    Faktor Genetik

    Genetik menjadi salah satu faktor penyebab diabetes melitus yang tak dapat terhindarkan. Itulah mengapa diabetes sering disebut sebagai penyakit keturunan. Di antara tipe lainnya, diabetes tipe 2 sangat berkaitan dengan riwayat dan keturunan keluarga. Meski pasien diabetes tipe 1 juga memiliki risiko yang saman, namun cenderung lebih kecil terjadi. 

    Jika kedua orang tua menderita diabetes, kemungkinan anaknya akan berisiko mengalami diabetes saat dewasa sebesar 50%. Bahkan, para ahli mengklaim bahwa ada gen khusus yang membuat penyakit ini dapat diturunkan orangtua ke generasi-generasi selanjutnya. Namun sayangnya, mereka belum menemukan gen mana yang sangat mempengaruhi terjadinya diabetes melitus.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Faktor Usia

    Seiring bertambahnya usia, risiko penyakit diabetes tipe 2 yang akan Anda alami pun akan semakin meningkat. Meski sebenarnya usia tidak hanya akan meningkatkan risiko diabetes, tapi juga meningkatkan risiko berbagai  penyakit kronis lainnya, seperti stroke dan jantung.

    Semakin Anda menua, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi, terutama dalam mengolah gula darah. Kinerja sel penghasil insulin pada pankreas akan semakin menurun dan sensitifitas sel tubuh dalam merespon insulin juga tidak sebaik dulu.Oleh sebab itu, biasanya dokter akan merekomendasikan pasiennya yang telah berusia 45 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.

    Baca Juga: Kenali Berbagai Macam Komplikasi Akibat Diabetes

    Autoimun

    Meski usia menjadi faktor utama penyebab diabetes melitus, namun ternyata anak-anak dan remaja juga tak luput dari penyakit gula darah ini. Diabetes tipe 1 menjadi jenis diabetes yang paling banyak ditemukan pada pasien usia muda. Pada mereka yang berusia muda, penyakit ini biasanya disebabkan oleh hilangnya fungsi tubuh dalam memproduksi hormone tubuh. Bahkan, banyak diantara pasien anak-anak pengidap diabetes tipe 1 yang menderita gangguan autoimun.

    Kondisi inilah yang membuat sistem imun mereka justru menyerang dan merusak sel pankreas, dimana pankreas adalah tempat pembentukan insulin. Kerusakan sel ini yang membuat pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin yang cukup atau bahkan organ tersebut dapat benar-benar berhenti total dalam memproduksi hormon tersebut.

    Baca Juga: Kenali Gejala Awal Diabetes Pada Anak 

    Kondisi Medis Lain

    Selain beberapa faktor penyebab diabetes melitus diatas, ada pula sejumlah faktor yang mungkin tidak pernah terbesit di benak Sahabat Sehat sebelumnya. Pasalnya, dalam beberapa kasus munculnya penyakit diabetes dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut.

    • Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS). Kondisi ini dapat menyebabkan berat badan berlebih sehingga meningkatkan resiko terjadinya resistensi insulin dan kondisi prediabetes.
    • Pankreatitis. Kondisi peradangan pada pankreas ini dapat mengganggu fungsi sel-sel pankreas dalam memproduksi hormon insulin yang penting dalam menstabilkan gula darah agar tetap normal.
    • Sindrom Cushing. Kondisi ini akan meningkatkan pembentukan hormone kortisol yang berujung pada ikut meningkatnya kadar glukosa dalam darah.
    • Glucagonoma. Gangguan kesehatan ini menjadi penyebab diabetes melitus karena ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormone insulin yang cukup.

    Baca Juga: Kenali Berbagai Bahaya Diabetes Pada Pria

    Kebiasaan Konsumsi Gula Berlebih

    Mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan dan dalam jangka panjang tidak hanya dapat menyebabkan diabetes, tetapi pola makan tinggi gula juga akan berdampak buruk pada masalah kesehatan lainnya, seperti berat badan berlebih hingga obesitas. Oleh sebab itu, batasi asupan gula harian. Lakukan perencanaan dan jalani pola hidup sehat adalah langkah tepat agar Sahabat Sehat terhindar dari penyakit diabetes.

    Baca Juga: Kenali Dampak Diabetes Saat Hamil Bagi Kondisi Janin

    Kebiasaan Malas Gerak

    Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis ditambah kebiasaan malas gerak menjadi gerbang utama dalam menyebabkan diabetes. Saat tubuh kurang aktivitas, resiko menderita diabetes semakin meningkat. Terlebih jika gaya hidup yang dijalani kurang sehat, misalnya pola makan yang buruk, kebiasaan minum alkohol dan merokok.

    Berat badan berlebih atau obesitas juga menjadi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus. Bahkan, kondisi ini dinilai dapat meningkatkan risiko diabetes melitus hingga sebesar 80%. Berat badan berlebih akan menyebabkan metabolisme tubuh mengalami perubahan sehingga menyebabkan sel-sel tubuh tidak dapat merespon hormon insulin dengan benar. 

    Baca Juga: Rekomendasi Obat Alami Terbaik untuk Penderita Diabetes

    Efek Samping Obat 

    Diketahui terdapat beberapa jenis obat yang meningkatkan risiko diabetes, di antaranya jenis obat statin, steroid, diuretik, pentamidine, beta-blocker, protease inhibitor, serta beberapa jenis obat lainnya yang dikonsumsi tanpa resep dokter dalam bentuk sirup dan tinggi gula.

    Baca Juga: 7 Cara Atasi Gatal Karena Diabetes dengan Cepat dan Mudah

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai faktor penyebab diabetes. Untuk mendeteksi dini penyakit diabetes, Sahabat Sehat dianjurkan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat.
    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Center on Mental Health Services Research and Policy. Medications Increase Diabetes.
    2. Diabetes. The UK is the fattest country in Europe.
    3. Cleveland Clinic. Diabetes: Types, Risk Factors, Symptoms, Tests, Treatments & Prevention.
    4. American Society for Metabolic and Bariatric Surgery. Type 2 Diabetes and Metabolic Surgery.
    5. Direktorat P2PTM. Faktor Risiko Penyakit Diabetes Melitus (DM)-Faktor Risiko yang Bisa Diubah.
    6. Healthline. Prediabetes: Symptoms, Causes, and More.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com