Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 31–40 of 1371 results

  • Hore, libur telah tiba! Masa ini pasti sangat ditunggu-tunggu oleh anak sekolah. Libur sekolah artinya bersantai menikmati waktu sambil bermain dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya. Tapi, sayangnya tidak semua orang tua bisa cuti kerja bersamaan dengan si Kecil. Oleh karena itu, sebagian anak mungkin berlibur bersama kakek dan nenek yang selalu menunggu kehadiran cucunya. Tahukah […]

    Tips Sehat Kakek Nenek Selama Liburan Bersama Cucu

    Hore, libur telah tiba! Masa ini pasti sangat ditunggu-tunggu oleh anak sekolah. Libur sekolah artinya bersantai menikmati waktu sambil bermain dan melakukan kegiatan menyenangkan lainnya. Tapi, sayangnya tidak semua orang tua bisa cuti kerja bersamaan dengan si Kecil. Oleh karena itu, sebagian anak mungkin berlibur bersama kakek dan nenek yang selalu menunggu kehadiran cucunya.

    Tips Sehat Kakek Nenek Selama Liburan Bersama Cucu

    Tips Sehat Kakek Nenek Selama Liburan Bersama Cucu

    Tahukah Sahabat Sehat bahwa kedua kelompok ini, anak dan lanjut usia (lansia), merupakan kelompok rentan? Ya, karena kekebalan tubuhnya yang tidak prima seperti orang dewasa muda, mereka lebih rentan terserang penyakit. Tidak hanya penyakit fisik, tapi juga mental. Maka, ikuti tips ini agar kakek dan nenek tetap fit selama liburan bersama cucu!

    Fleksibel dengan anak-anak

    Liburan dengan anak-anak artinya harus siap dengan perubahan jadwal atau rencana. Bisa jadi cucu Anda menginginkan waktu tidur yang lebih lama di pagi hari atau menonton kartun kesukaannya dahulu sebelum berangkat menuju tempat kunjungan yang sudah direncanakan. Tidak perlu dipusingkan. Jika tempat yang akan dikunjungi tidak memiliki waktu yang terbatas atau ditentukan, Anda bisa gunakan waktu yang berkualitas ini untuk ikut bersantai bersama cucu.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Pertimbangkan keinginan cucu

    Kakek dan nenek adalah sosok orang dewasa tambahan diluar keluarga intinya yang dapat membuat cucu merasa aman, senang, bisa berbicara tentang apapun, dan menjadi sumber kebijaksanaan sehingga menjadi rumah kedua baginya. Maka, wajar jika saat liburan mereka ingin menggunakan waktunya bersama Anda.

    Liburan bersama cucu tidak melulu harus jalan-jalan. Melakukan aktivitas menyenangkan lainnya yang ia sukai juga akan cukup membuatnya bahagia selama Anda ikut melakukannya bersama-sama. Atau, Anda juga bisa mengenalkan jenis permainan yang Anda sukai saat kecil dan bermainlah bersamanya.

    Baca Juga: 8 Alasan Pentingnya Melakukan ‘Medical Check Up’

    Lakukan medical check up

    Berlibur bersama cucu memerlukan tenaga ekstra, terutama jika mereka masih kecil dan lincah. Maka, asupan makanan dan waktu istirahat kakek dan nenek juga harus terpenuhi dengan cukup. Tapi, jangan sampai sembarang makan ya, Sahabat Sehat! Sebab hal ini justru dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bahkan dapat memperburuk kesehatan jika Anda memiliki penyakit komorbid.

    Pastikan Anda sudah melakukan medical check up sebelum menerima kunjungan cucu. Dengan melakukan medical check up, Anda dapat mendeteksi dini sebuah gangguan dan mendapatkan penanganannya sedari awal.

    Baca Juga: 10 Jenis Medical Check Up Rutin yang Perlu Dilakukan Lansia

    Vaksinasi

    Seperti yang disebutkan di awal, anak dan lansia adalah kelompok yang rentan terhadap penularan penyakit. Kedua kelompok ini dapat saling menularkan dan tertular penyakit. Salah satu penyakit yang mudah sekali ditularkan adalah influenza atau flu.

    Walau penyakit ini sering diremehkan, sebenarnya flu dapat berakibat berat bagi kelompok rentan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi antara lain pneumonia (paru-paru basah) dan perburukan penyakit penyerta seperti jantung dan asma. Maka, sangat disarankan bagi kakek dan nenek untuk melakukan vaksinasi flu setiap satu tahun sekali agar selalu terlindungi, apalagi jika berencana untuk jalan-jalan.

    Selain vaksin flu, disarankan juga agar lansia mendapatkan vaksin pneumonia dengan jenis PCV-13 dan/atau PPSV-23. Vaksin ini melindungi lansia dari 13 hingga 23 jenis kuman penyebab pneumonia (paru-paru basah). Mengingat penurunan fungsi tubuh yang terjadi secara alami pada lansia, vaksin ini dapat memberikan manfaat besar bagi lansia.

    Baca Juga: Kenali 3 Vaksinasi yang Penting untuk Lansia

    Sahabat Sehat, itulah tips sehat bagi kakek dan nenek agar liburannya bersama cucu selalu menyenangkan. Gunakan waktu liburan ini sebagai momen spesial bagi kakek nenek dan juga cucu.

    Bagi Sahabat Sehat yang ingin melakukan vaksinasi dan medical check up umum atau tertentu, Prosehat siap membantu Anda. Cukup pesan jenis medical check up dan vaksinasi yang diinginkan melalui website atau Chat Admin ProSehat, dan tim medis Prosehat akan mengunjungi Anda di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Anda. Layanan ini juga bisa dilakukan di klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi dan Palmerah Jakarta Barat.

    Ayo jaga kesehatan selama liburan panjang. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Focus on the Family. No-Stress Grandparenting During the Holidays. 2019.
    2. PAPDI. Jadwal Imunisasi Dewasa. 2021.
    Read More
  • Herpes zoster atau sering juga disebut cacar ular atau cacar api merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Virus ini juga penyebab penyakit cacar air. Virus Varicella-Zoster hidup pada sistem saraf di dalam tubuh selama bertahun-tahun setelah cacar air pertama kali. Ketika sistem daya tahan tubuh lemah, maka virus ini kembali teraktivasi dan menyebabkan […]

    Begini Cara Pencegahan Herpes Zoster

    Herpes zoster atau sering juga disebut cacar ular atau cacar api merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Varicella-Zoster. Virus ini juga penyebab penyakit cacar air.

    Begini Cara Pencegahan Herpes Zoster

    Begini Cara Pencegahan Herpes Zoster

    Virus Varicella-Zoster hidup pada sistem saraf di dalam tubuh selama bertahun-tahun setelah cacar air pertama kali. Ketika sistem daya tahan tubuh lemah, maka virus ini kembali teraktivasi dan menyebabkan infeksi cacar ular.

    Bila Anda belum pernah mengalami herpes zoster atau sudah pernah sakit cacar air, bagaimana cara yang efektif untuk menghindari terinfeksi herpes zoster? Yuk, simak tips berikut ini.

    Faktor Resiko Herpes Zoster 

    Orang dengan faktor risiko di bawah ini berpeluang lebih besar mengalami cacar ular, antara lain:

    • Pernah mengalami cacar air sebelumnya
    • Stres fisik dan emosional
    • Mempunyai sistem imun yang lemah. Misalnya orang tua, kondisi sakit berat, atau dalam masa pengobatan kanker.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Herpes Zoster 

    Berbeda dengan cacar air, cacar ular menimbulkan bercak kemerahan pada kulit yang terasa nyeri, sensasi seperti terbakar, dan gatal. Bercak kemerahan ini dapat timbul pada seluruh area tubuh, termasuk wajah, dan biasanya hanya timbul pada satu sisi tubuh saja.

    Ruam kemerahan muncul selama sekitar lima hari dan dimulai sebagai bintik-bintik merah kecil yang berubah menjadi lepuhan pada kulit. Kemudian lepuh tersebut menjadi kuning dan kering, lalu menghilang dalam 2-4 minggu.

    Gejala lainnya yang dapat dialami, antara lain:

    • Demam dan menggigil
    • Sakit kepala
    • Mual
    • Tidak nafsu makan
    • Nyeri pada perut
    • Lesu
    • Mengeluh nyeri, rasa terbakar dan perih pada ruam kemerahan.

    Baca Juga: Vaksin Cacar Bebaskan Anak dari Cacar Air

    Pencegahan Herpes Zoster

    Sejauh ini, pencegahan cacar ular atau herpes zoster hanya dapat dilakukan melalui vaksinasi zoster. Pusat Pengendalian Penyakit Amerika (CDC) merekomendasikan agar orang dewasa yang berusia 50 tahun ke atas untuk melakukan 2 dosis vaksin zoster yang disebut dengan Shringrix (vaksin zoster rekombinan).

    Pemberian vaksinasi zoster dilakukan dengan jarak 2-6 bulan antara dosis pertama dengan dosis kedua. Dua dosis Shringrix memiliki efektivitas lebih dari 90%.

    Baca Juga: Berbeda! Ini 5 Perbedaan Campak dan Cacar Air pada Anak

    Siapa saja yang memerlukan vaksinasi ini?

    Semua orang dewasa sehat yang berusia lebih dari 50 tahun harus mendapatkan dua dosis vaksinasi zoster. Jika pernah mengidap herpes zoster dan/atau cacar air sebelumnya, maka vaksin ini dapat membantu mencegah terjadinya herpes zoster di masa depan.

    Namun, vaksin zoster tidak dapat diberikan pada ibu hamil, kondisi imunokompromais, dan orang HIV dengan CD4 count < 200 sel/ul.

    Baca Juga: Kenali Tanda dan Gejala Cacar Air pada Anak, Serta Cara Mengatasinya

    Sahabat Sehat, periksakan ke dokter terlebih dahulu bila Anda ingin melakukan vaksinasi zoster. Dokter akan memeriksakan kondisi Anda dan menilai apakah Anda dapat vaksinasi.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Gotter, A. and Goldman, L. Shingles: Symptoms, Treatment, and Prevention.
    2. CDC. Signs and Symptoms of Shingles (Herpes Zoster).
    3. Warranty A T. Kenali Gejala Cacar Ular pada Anak dan Cara Mengatasinya.
    4. Kirkorian, A. Pediatric Herpes Zoster (Shingles) – Conditions and Treatments.
    5. Johnson R, et al. Prevention of herpes zoster and its painful and debilitating complications.
    6. CDC. Shingles (Herpes Zoster) Vaccination
    Read More
  • Melihat kondisi saat ini, pandemi Covid-19 sudah semakin mereda di berbagai negara. Mungkin beberapa dari Sahabat Sehat sudah memiliki rencana untuk melanjutkan studi kuliah di luar Indonesia. Tentu terdapat banyak pilihan negara, salah satunya adalah negara Perancis. Sebelum Sahabat Sehat pergi untuk kuliah di Perancis, ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Salah satunya adalah untuk […]

    Ini List Lengkap Vaksinasi Sebelum Kuliah di Perancis

    Melihat kondisi saat ini, pandemi Covid-19 sudah semakin mereda di berbagai negara. Mungkin beberapa dari Sahabat Sehat sudah memiliki rencana untuk melanjutkan studi kuliah di luar Indonesia. Tentu terdapat banyak pilihan negara, salah satunya adalah negara Perancis.

    Ini List Lengkap Vaksinasi Sebelum Kuliah di Perancis

    Ini List Lengkap Vaksinasi Sebelum Kuliah di Perancis

    Sebelum Sahabat Sehat pergi untuk kuliah di Perancis, ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Salah satunya adalah untuk melengkapi vaksin, karena di Perancis terdapat beberapa persyaratan vaksinasi yang perlu dipenuhi. Apa saja vaksin yang diperlukan untuk kuliah di Perancis? Mari kita bahas dalam artikel berikut.

    Vaksinasi efektif melindungi dari infeksi

    Vaksinasi merupakan sebuah metode yang dinilai efektif untuk memberikan perlindungan bagi Sahabat Sehat dari penyakit menular sebelum terpapar penyakit tersebut. Terdapat berbagai macam jenis vaksin, seperti protein atau bagian dari kuman yang diambil atau dibuat (rekombinasi) atau bahkan kuman tersebut yang sudah dilemahkan. 

    Dengan diberikan vaksin, maka sistem imun tubuh dapat membentuk antibodi terhadap kuman tersebut, sehingga siap untuk menghadapi infeksi apabila terjadi nantinya.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Pendatang dari Indonesia wajib vaksinasi

    Di Perancis, terdapat vaksin yang diwajibkan dan juga vaksin yang direkomendasikan. Vaksin yang wajib didapatkan sebelum Sahabat Sehat kuliah di Perancis adalah difteri, tetanus, dan poliomyelitis. 

    Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang diwajibkan untuk melengkapi vaksinnya sebelum datang untuk studi di Perancis. Hal tersebut diwajibkan untuk membantu mencegah terjadinya kasus difteri, tetanus, dan poliomyelitis di Perancis.

    Baca Juga: Vaksin, Menjadi Syarat Mutlak Sebelum Kuliah di Luar Negeri

    Dengan masih berlangsungnya pandemi Covid-19, maka Sahabat Sehat juga perlu mendapatkan vaksin Covid-19 secara lengkap sebelum berkuliah di Perancis. Vaksin Covid-19 yang saat ini diakui oleh Perancis adalah Jansen, Pfizer, Moderna, dan Astrazeneca. Selain vaksin tersebut, diperlukan dosis vaksin mRNA tambahan agar diberikan izin untuk masuk ke Perancis.

    Terdapat juga beberapa vaksin yang direkomendasikan oleh Perdana Menteri Perancis. Diantaranya adalah vaksin untuk penyakit:

      • BCG
      • Pertussis
      • Measles, mumps, dan rubella (MMR)
      • Varicella
      • Hepatitis B
      • Herpes zoster
      • Haemophilus Influenzae Type B (HiB)
      • Pneumokokus
      • Meningokokus
      • Human Papillomavirus (HPV)

    Beberapa vaksin yang disebutkan diatas mungkin pernah Sahabat Sehat dapatkan pada usia masih kecil. Maka, Sahabat Sehat hanya perlu melengkapi jenis yang belum pernah diterima atau jenis yang memerlukan booster.

    Sebelum mendapatkan vaksin, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga kesehatan karena beberapa vaksin memerlukan pemeriksaan titer antibodi terlebih dahulu, seperti vaksin hepatitis. Selain itu, kondisi Sahabat Sehat juga harus dinilai baik atau sedang fit.

    Baca Juga: Persiapkan Diri dengan Booster Vaksin Sebelum Kuliah di UK

    Manfaat vaksin lebih besar dibanding efek samping

    Pemberian vaksin jauh lebih bermanfaat dibandingkan efek sampingnya. Setelah Sahabat Sehat mendapatkan vaksin, maka tubuh akan kebal terhadap penyakit vaksin tersebut. Infeksi dapat dicegah sehingga komplikasi-komplikasi berat dan merugikan yang mungkin terjadi dapat dihindari. Vaksin dapat disebut sebagai investasi untuk kesehatan yang paling berharga.

    Efek samping vaksin secara umum berupa nyeri, kemerahan, atau pegal pada daerah penyuntikan vaksin. Efek samping yang lebih jarang terjadi dapat berupa demam, atau reaksi alergi, namun hal tersebut dapat diatasi dengan pertolongan tim medis.

    Nah Sahabat Sehat, Perdana Menteri Perancis mewajibkan dan juga merekomendasikan beberapa vaksin bagi Sahabat Sehat yang ingin melanjutkan kuliah di Perancis. Vaksin memberikan proteksi baik bagi Sahabat Sehat maupun orang disekitar Anda. Dengan manfaatnya yang lebih besar dibandingkan efek sampingnya, Sahabat Sehat tidak perlu ragu untuk mendapatkan vaksin.

    Ayo vaksinasi bersama Prosehat. Anda bisa mendapatkannya di klinik Prosehat Bekasi atau Palmerah Jakarta Barat, atau di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Anda. Prosehat juga memiliki paket vaksinasi bagi calon pelajar/ mahasiswa yang akan melanjutkan studi ke Perancis. Pastikan juga Anda meluangkan cukup waktu untuk melengkapi vaksinasi, jangan tunggu sampai dekat keberangkatan, ya!

    Baca Juga: Ketahui Pentingnya Vaksinasi MMR Bagi Mahasiswa

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya dengan nomor 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. WHO. Vaccines and immunization.
    2. Public Service France. Faut-il faire vacciner son enfant pour l’inscrire à l’école, en crèche ou garderie?
    3. World Education Blog. Now this: vaccine requirements to go to university.
    4. Ministère de l’Intérieur. Covid 19 : International travel.
    5. CDC. Traveler’s Health: France.
    Read More
  • Dengan meredanya pandemi Covid-19 saat ini, beberapa dari Sahabat Sehat mungkin berpikir untuk melanjutkan kuliahnya di luar Indonesia. Salah satu negara terpopuler untuk melanjutkan studi adalah negara Jerman. Sebelum pergi ke Jerman, tentu ada beberapa hal yang Sahabat Sehat perlu siapkan, salah satunya melengkapi vaksinasi. Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar sebuah penyakit yang bernama campak […]

    Kuliah di Jerman Perlu Vaksin Campak Jerman?

    Dengan meredanya pandemi Covid-19 saat ini, beberapa dari Sahabat Sehat mungkin berpikir untuk melanjutkan kuliahnya di luar Indonesia. Salah satu negara terpopuler untuk melanjutkan studi adalah negara Jerman.

    Kuliah di Jerman Perlu Vaksin Campak Jerman

    Kuliah di Jerman Perlu Vaksin Campak Jerman?

    Sebelum pergi ke Jerman, tentu ada beberapa hal yang Sahabat Sehat perlu siapkan, salah satunya melengkapi vaksinasi. Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar sebuah penyakit yang bernama campak Jerman? Apakah itu campak Jerman dan perlukah Sahabat Sehat mendapatkan vaksin terhadap penyakit tersebut sebelum pergi untuk studi di Jerman?

    Campak Jerman menginfeksi anak dan dewasa

    Penyakit yang dinamakan campak Jerman atau sebutan lainnya Rubella disebabkan oleh sebuah virus RNA dengan genus Rubivirus. Virus ini sering dijumpai menginfeksi anak kecil dan dewasa yang belum menerima vaksin Rubella.

    Dengan ditemukannya vaksin Rubella pada tahun 1969, angka kejadian Rubella sudah menurun drastis. Meskipun demikian, infeksi Rubella masih terjadi di beberapa negara, sehingga pemberian vaksin Rubella masih dianjurkan termasuk oleh negara Jerman.

    Rubella dapat ditularkan melalui droplet yang diproduksi saat batuk atau bersin oleh seseorang yang terinfeksi. Apabila droplet tersebut kontak dengan mukosa mata, hidung, atau mulut orang yang kekebalan tubuhnya rendah, maka infeksi Rubella dapat terjadi. Infeksi tersebut lebih rentan terjadi pada anak-anak dimana sistem imun mereka belum sempurna dan juga dewasa yang belum divaksinasi atau mengalami kondisi imun yang terganggu.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Campak Jerman

    Ketika seseorang terinfeksi Rubella maka akan timbul beberapa tanda dan gejala yang berupa:

    • Demam sedang
    • Batuk pilek
    • Mata merah
    • Nyeri kepala
    • Pembesaran kelenjar getah bening
    • Ruam merah yang timbul pertama dari bagian kepala kemudian meluas ke seluruh tubuh.

    Gejala tersebut dapat timbul 2-3 minggu setelah seseorang terinfeksi dan umumnya sembuh dalam 1 minggu.

    Namun Rubella dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya apabila terjadi pada seorang ibu yang sedang hamil baik pada ibu maupun janinnya. Komplikasi dapat berupa pneumonia pada ibu, cacat pada janin seperti kebutaan, gagal jantung, bahkan angka meninggal yang tinggi.

    Baca Juga: Vaksin, Menjadi Syarat Mutlak Sebelum Kuliah di Luar Negeri

    Vaksin MMR mencegah cacar Jerman

    Terdapat beberapa cara untuk mencegah infeksi campak Jerman. Mencuci tangan dan menjaga kebersihan merupakan salah satu hal dikarenakan penularan terjadi akibat droplet.

    Selain itu vaksinasi juga dapat mencegah infeksi dari penyakit tersebut. Negara Jerman tidak mewajibkan seluruh warga negaranya untuk mendapatkan vaksin, namun tenaga kesehatan Jerman tetap merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin terhadap campak Jerman.

    Terdapat beberapa vaksin yang direkomendasikan, salah satunya adalah vaksin Measles, Mumps, dan Rubella (MMR). Vaksin untuk Rubella sudah termasuk dalam vaksin MMR dan dapat diberikan pada anak kecil maupun dewasa. Vaksin MMR sudah dapat diberikan pada anak usia 9 bulan.

    Bagi Sahabat Sehat yang ingin melanjutkan kuliah di Jerman memerlukan 2 dosis vaksin MMR dengan jarak 28 hari antara vaksin pertama dan vaksin kedua. Efek samping dari vaksin tersebut dapat berupa merah pada lokasi penyuntikan, nyeri atau pegal.

    Vaksin merupakan sebuah hal yang sangat menguntungkan bagi Sahabat Sehat karena dapat membantu mencegah suatu penyakit. Dengan mencegah infeksi, maka komplikasi dari campak Jerman juga dapat dihindari dan menjalani pendidikan pun nyaman.

    Baca Juga: Ketahui Pentingnya Vaksinasi MMR Bagi Mahasiswa

    Ayo lengkapi vaksinasimu bersama Prosehat. Layanan vaksinasi Prosehat dapat dilakukan di klinik Prosehat di Bekasi Satu atau Palmerah Jakarta Selatan, ataupun di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Sahabat Sehat.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Leonor M, Mendez M. Rubella.
    2. WHO. Rubella.
    3. CDC. Rubella (German Measles, Three-Day Measles).
    4. NHS UK. Rubella (German measles).
    5. Handbook Germany. German Vaccination Schedule.
    6. CDC. Measles, Mumps, and Rubella (MMR) Vaccination: What Everyone Should Know.
    Read More
  • Demam adalah sebuah hal yang dapat dialami oleh Sahabat Sehat saat sedang sakit atau terinfeksi kuman. Hal ini terjadi karena adanya respon radang di dalam tubuh. Seiring dengan sembuhnya penyakit, maka demam juga akan semakin menurun. Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar istilah demam kuning? Terlebih lagi, demam kuning merupakan sebuah penyakit yang ditularkan melalui gigitan […]

    Benarkah Gigitan Nyamuk Bisa Sebabkan Demam Kuning?

    Demam adalah sebuah hal yang dapat dialami oleh Sahabat Sehat saat sedang sakit atau terinfeksi kuman. Hal ini terjadi karena adanya respon radang di dalam tubuh. Seiring dengan sembuhnya penyakit, maka demam juga akan semakin menurun.

    Benarkah Gigitan Nyamuk Bisa Sebabkan Demam Kuning

    Benarkah Gigitan Nyamuk Bisa Sebabkan Demam Kuning?

    Namun pernahkah Sahabat Sehat mendengar istilah demam kuning? Terlebih lagi, demam kuning merupakan sebuah penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk. Apakah itu demam kuning dan apa hubungan penyakit tersebut dengan gigitan nyamuk? Mari kita bahas hal tersebut di dalam artikel berikut

    Nyamuk Penyebab Demam Kuning

    Demam kuning merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus RNA dengan genus Flavivirus. Virus tersebut dapat ditransmisikan melalui gigitan nyamuk dengan spesies Aedes aegypti dan Haemagogus species. Penyakit ini sering ditemukan pada benua Afrika dan Amerika Selatan. 

    Terdapat 3 tipe dari demam kuning yang dibagi berdasarkan daerah infeksi yaitu tipe jungle, tipe intermediate, dan tipe perkotaan. Infeksi demam kuning terjadi apabila seseorang digigit oleh nyamuk yang sebelumnya terinfeksi dengan virus tersebut. Seekor nyamuk dapat terinfeksi virus demam kuning apabila menggigit monyet atau orang yang memiliki virus tersebut.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Tanda dan Gejala Demam Kuning

    Seperti namanya, penyakit ini dapat menyebabkan seseorang menjadi kuning pada kulit dan matanya namun tidak selalu terjadi. Secara umum, beberapa orang mungkin tidak mengalami tanda dan gejala, atau mengalaminya dalam tingkat yang ringan.

    Tanda dan gejala yang sering dijumpai akibat demam kuning adalah demam, nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri otot, mual muntah, dan merasa lelah. Secara umum, tanda dan gejala dapat mereda setelah 3-4 hari.

    Tetapi dapat dijumpai tanda dan gejala yang berat berupa perdarahan, kulit dan mata menjadi kuning, demam tinggi, syok, hingga kegagalan organ. Virus ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati, sehingga kuning pada kulit dan mata dapat terjadi.

    Hingga saat ini tidak ada obat secara spesifik yang dapat membunuh virus demam kuning. Tatalaksana yang diberikan merupakan tatalaksana simptomatis untuk mengurangi tanda dan gejala, juga suportif seperti pemberian infus agar Sahabat Sehat tidak dehidrasi.

    Apabila dijumpai demam kuning yang berat, maka perawatan kemungkinan dilakukan di Intensive Care Unit (ICU). 

    Baca Juga: Mencegah Demam Kuning Sebelum Bepergian

    Cegah Demam Kuning dengan Vaksin

    Dengan tidak adanya obat spesifik untuk menyembuhkan penyakit ini, maka prevensi merupakan hal yang sangat penting. Saat bepergian ke daerah endemis demam kuning, Sahabat Sehat disarankan untuk mendapatkan vaksinasi yellow fever. Vaksin ini diberikan cukup satu kali untuk perlindungan selama 10 tahun.

    Selain itu, gunakan pakaian berlengan panjang dan celana panjang untuk menghindari gigitan nyamuk ini. Sahabat Sehat juga bisa menggunakan lotion anti-nyamuk yang mengandung bahan seperti minyak lemon eucalyptus juga dapat membantu. 

    Baca Juga: 6 Jenis Vaksin Travel yang Penting Sebelum Pergi Liburan

    Jadi, jika Sahabat Sehat akan melanjutkan pendidikan atau kuliah, berlibur, maupun melakukan perjalanan bisnis ke daerah Amerika Selatan dan Afrika, Anda sangat disarankan untuk melakukan vaksinasi yellow fever terlebih dahulu agar terlindungi selama di sana. Ayo vaksinasi bersama Prosehat. Layanan vaksinasi Prosehat aman, nyaman, dan mudah. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Balli S, Sharan S. Physiology, Fever.
    2. Simon L, Hashmi M, Torp K. Yellow Fever.
    3. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI.
    4. CDC. Yellow Fever.
    5. WHO. Yellow fever.
    Read More
  • Sejak tahun 2016 minat calon mahasiswa Indonesia yang melanjutkan kuliah di Eropa meningkat. Menurut data tahun 2015, sebanyak 5.000 siswa mengambil program sarjana (S1) dan magister (S2) di Eropa dan meningkat menjadi 9.000 siswa pada tahun 2016. Angka ini dipercaya akan terus meningkat setiap tahunnya. Salah satu negara yang menjadi tujuan para mahasiswa Indonesia di […]

    11 Rekomendasi Vaksin untuk Kuliah di Eropa

    Sejak tahun 2016 minat calon mahasiswa Indonesia yang melanjutkan kuliah di Eropa meningkat. Menurut data tahun 2015, sebanyak 5.000 siswa mengambil program sarjana (S1) dan magister (S2) di Eropa dan meningkat menjadi 9.000 siswa pada tahun 2016. Angka ini dipercaya akan terus meningkat setiap tahunnya.

    11 Rekomendasi Vaksin untuk Kuliah di Eropa

    11 Rekomendasi Vaksin untuk Kuliah di Eropa

    Salah satu negara yang menjadi tujuan para mahasiswa Indonesia di Eropa adalah Jerman. Pada tahun 2021, jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di Jerman sebanyak 2.395 siswa, 50% diantaranya berusia dibawah 30 tahun, dengan rata-rata usia yaitu 28 tahun.

    Salah satu hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan dan menetap di Eropa, ada baiknya calon mahasiswa mengetahui penyakit infeksi apa saja yang berada di daerah tinggalnya nanti saat di Eropa dan vaksin apa saja yang perlu dipersiapkan untuk mencegah penularan penyakit.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Jenis Vaksinasi Rekomendasi Sebelum Menetap di Eropa

    Ada beberapa jenis vaksinasi yang direkomendasikan secara umum oleh negara-negara di Eropa. Hal ini telah menimbang pola penyakit di sana, pola penyakit di negara asal calon mahasiswa, dan ancaman penularan penyakit ataupun wabah yang mungkin terjadi sebab beragamnya pengunjung dari berbagai negara di seluruh dunia.

    Berikut adalah jenis vaksinasi yang diperlukan sebelum Sahabat Sehat berangkat ke Eropa, yaitu:

    1. Vaksin Hepatitis

    Vaksinasi Hepatitis A dan B merupakan vaksinasi wajib yang disarankan bagi Sahabat Sehat yang hendak mengunjungi ataupun menetap di Eropa. Hepatitis A ditularkan melalui makanan dan Hepatitis B ditularkan melalui cairan tubuh dan darah.

    Baca Juga: Persiapkan Diri dengan Booster Vaksin Sebelum Kuliah di UK

    2. Vaksin Tifoid

    Demam tifoid sebenarnya merupakan penyakit yang cukup jarang terjadi di sejumlah negara di Eropa. Namun, pada tahun 2017 lalu terjadi outbreak demam tifoid di Italia. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri Salmonella typhi ini bisa dicegah dengan vaksinasi tifoid. Untuk itu, sebelum berkunjung ke Eropa, ada baiknya melakukan vaksinasi tifoid.

    3. Vaksin Rabies

    Penyakit rabies terbanyak di Eropa disebabkan karena gigitan kelelawar dan anjing. Maka, vaksin ini sangat penting jika Sahabat Sehat akan banyak melakukan kegiatan atau berinteraksi dengan hewan.

    4. Vaksin MMR (Mumps, Measles dan Rubella)

    Pada tahun 2016 hingga 2017, sebanyak 42 negara dari 53 negara di Eropa terjadi endemi penyakit measles (campak), dan 37 negara terjangkit Rubella (campak Jerman). Namun, endemik ini berakhir pada tahun 2017. Untuk mencegah tertularnya penyakit tersebut, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan para pengunjung atau bagi yang akan menetap di Eropa untuk melakukan vaksinasi MMR.

    5. Vaksin DPT atau Tdap (Tetanus, Difteria dan Pertussis). 

    Penelitian pada tahun 2010-2019, dilaporkan ada 451 kasus difteri dengan 52 kasus diantaranya terjadi pada tahun 2019 dengan kasus terbanyak sebanyak 15 kasus di Jerman. Penyakit ini dapat menyebabkan gangguan pernafasan yang berbahaya dan berdampak fatal.

    Sedangkan kasus pertusis di Eropa semenjak tahun 2010 sampai 2016 mengalami peningkatan, yaitu dari 16.000 kasus menjadi 48.000 kasus. Oleh karena itu, bagi Sahabat Sehat yang hendak menetap di Eropa, diperlukan vaksinasi DPT terlebih dahulu.

    Baca Juga: Catat, Anjuran Vaksinasi Persiapaan Kuliah di Luar Negeri

    6. Vaksin Influenza

    Flu merupakan penyakit pernapasan yang dapat menimbulkan komplikasi lebih parah dari yang banyak dibayangkan masyarakat. WHO memperkirakan terjadi 290 ribu hingga 650 ribu kematian setiap tahunnya akibat gangguan pernapasan yang disebabkan dari infeksi virus influenza. Oleh karena itu, WHO menilai flu tetap menjadi ancaman global sehingga WHO menyarankan untuk melakukan vaksinasi influenza terutama bagi anak-anak.

    7. Vaksin Varicella atau cacar air

    Cacar air pernah mewabah di Eropa pada tahun 2019 ketika kasus di Ukraina meningkat. Vaksinasi Varicella atau cacar air merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk Eropa.

    8. Vaksin Shingles

    Vaksinasi Shingles atau cacar ular merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk Eropa.

    9. Vaksin Pneumonia

    Vaksinasi Pneumonia merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk ke Eropa. Penyakit pneumonia ditularkan melalui udara sehingga infeksi antar manusia menjadi sangat mudah. Vaksinasi dapat mencegah penularan dan komplikasinya.

    Baca Juga: Vaksin, Menjadi Syarat Mutlak Sebelum Kuliah di Luar Negeri

    10. Vaksin Meningitis

    Pada tahun 2018 NRC (National Reference Centre) mencatat kematian akibat meningitis di Eropa mencapai 9,7%. Oleh karena itu, vaksinasi meningitis merupakan vaksin wajib bagi yang mau menetap di Eropa.

    11. Vaksin Polio

    Vaksinasi Polio merupakan vaksinasi wajib yang direkomendasikan oleh CDC sebelum para pengunjung melakukan perjalanan internasional termasuk Eropa walaupun kasus ini mungkin tidak pernah lagi ditemukan di Eropa. Namun, bagi pengunjung dari negara yang masih rentan penyakit polio seperti Indonesia, maka vaksin ini wajib dilakukan untuk menurunkan risiko adanya penularan di negara tujuan.

    Sahabat Sehat, itulah rekomendasi vaksin untuk kuliah di Eropa. Sudahkah Sahabat Sehat melengkapi vaksinasinya? Jika belum, ayo luangkan paling tidak sekitar 4-6 minggu sebelum keberangkatan untuk vaksinasi karena efek perlindungannya baru sempurna setelah kurang lebih 2 minggu.

    Baca Juga: Pentingnya Vaksin Tifoid Bagi yang Kuliah di Asia Tenggara

    Sahabat Sehat bisa gunakan layanan Prosehat yang menyediakan layanan vaksinasi dewasa dan anak. Layanan vaksinasi bisa dilakukan di klinik Prosehat maupun di rumah. Vaksinasi bersama Prosehat tentu saja mempermudah Sahabat Sehat yang mungkin waktunya terbatas. Selain itu, Prosehat juga memberikan harga yang terbaik bagi Sahabat Sehat.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Marbun, J. 9,000 Indonesians study in Europe.
    2. Educationfair. The Indonesian Study Abroad Market.
    3. Passporthealthusa.com. 2022. Travel Vaccines and Advice for Western Europe.
    4. Outbreak News Today. 2017. Europe: Typhoid outbreak reported, linked to the European Rainbow gathering in Italy – Outbreak News Today.
    5. WHO. Measles no longer endemic in 79% of the WHO European Region.
    6. Muscat, M. and Gerbil, B. Diphtheria in the WHO European Region, 2010 to 2019.
    7. Sanofi. Pertussis Fact in Europe.
    8. Health.belgium.be. Meningococcal vaccination.
    Read More
  • Meningitis merupakan sebuah penyakit yang berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang. Penyakit ini dapat dijumpai di seluruh dunia, namun kasus terbanyak dapat dijumpai pada benua Afrika. Salah satu negara di Afrika yang memerlukan vaksin meningitis saat ini adalah Sudan. Mari kita bahas mengenai meningitis dan vaksinnya dalam artikel ini. […]

    Selain Arab Saudi, Kuliah di Sudan Perlu Vaksin Meningitis

    Meningitis merupakan sebuah penyakit yang berbahaya dengan tingkat kematian yang tinggi dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang.

    Selain Arab Saudi, Kuliah di Sudan Perlu Vaksin Meningitis

    Selain Arab Saudi, Kuliah di Sudan Perlu Vaksin Meningitis

    Penyakit ini dapat dijumpai di seluruh dunia, namun kasus terbanyak dapat dijumpai pada benua Afrika. Salah satu negara di Afrika yang memerlukan vaksin meningitis saat ini adalah Sudan. Mari kita bahas mengenai meningitis dan vaksinnya dalam artikel ini.

    Macam-macam Penyebab Meningitis

    Istilah meningitis sendiri diartikan sebagai radang pada selaput pembungkus otak.2 Proses radang ini memiliki beberapa penyebab, diantaranya adalah infeksi. Infeksi tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu bakteri, virus, parasit, dan jamur.

    Dari semua penyebab yang disebutkan, bakteri adalah penyebab tersering terjadinya meningitis. Bakteri dengan spesies Neisseria meningitidis adalah salah satunya, sehingga telah dibuatkan vaksin untuk mencegah infeksi bakteri tersebut.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Gejala Awal Meningitis Tidak Khas

    Cara penularan bakteri meningitis adalah melalui droplet yang diproduksi saat orang terinfeksi batuk, bersin, dan berbicara jarak dekat. Bila droplet tersebut masuk melalui saluran pernapasan, maka Sahabat Sehat dapat terinfeksi.

    Saat seseorang terinfeksi bakteri tersebut, beberapa tanda dan gejala dapat timbul meskipun tidak khas. Beberapa tanda dan gejalanya adalah batuk, pilek, demam, nyeri tenggorokan, nyeri otot dan mual muntah.

    Namun bakteri tersebut memiliki kemungkinan untuk menyebabkan meningitis, sehingga tanda dan gejala yang lebih berat dapat dialami berupa kaku pada leher, demam tinggi, dingin pada kaki tangan, nyeri kepala hebat, menghindari cahaya, kejang, hingga penurunan kesadaran.

    Untuk menegakkan diagnosis meningitis akibat bakteri, maka diperlukan analisa cairan serebrospinal yang diambil dari ruas tulang belakang menggunakan jarum. Cairan tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan apakah penyebabnya bakteri atau hal lain.

    Baca Juga: Musim Flu di Australia, Perlukah Mahasiswa Vaksin Influenza?

    Mencegah Meningitis dengan Vaksinasi

    Semua hal tersebut dapat dicegah apabila Sahabat Sehat sudah mendapatkan vaksinasi terhadap meningococcus. Saat ini di Indonesia sudah terdapat vaksin meningitis. Vaksin yang tersedia di Indonesia terdapat 2 jenis yaitu:

    1. Vaksin meningokok polisakarida (MPSV4)

    Vaksin jenis ini dapat digunakan pada semua kelompok umur. Durasi proteksi pada orang dewasa selama 3-5 tahun. Vaksin jenis ini merupakan pilihan untuk Sahabat Sehat yang berusia diatas 55 tahun.

    1. Vaksin meningokok konjugat (MCV4/MenACWY)

    Vaksin ini memberikan proteksi yang adekuat dan menurunkan risiko karier. Namun hingga saat ini, BPOM menyetujui penggunaan vaksin masih terbatas untuk Sahabat Sehat yang berusia 11-55 tahun.

    Kedua jenis vaksin ini sudah cukup untuk melindungi Sahabat Sehat dari infeksi bakteri meningococcus. Selain itu vaksin ini sudah mendapatkan sertifikat halal, jadi Sahabat Sehat tidak perlu khawatir lagi.

    Namun bagi Sahabat Sehat yang mengalami kondisi tertentu seperti alergi terhadap vaksin ini atau sedang hamil atau menyusui harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mendapatkan vaksin tersebut.

    Baca Juga: Pentingnya Vaksin Tifoid Bagi yang Kuliah di Asia Tenggara

    Nah Sahabat Sehat, itulah alasan pentingnya vaksinasi meningitis sebelum kuliah di Sudan. Bila Sahabat Sehat akan kuliah maupun berkunjung ke Sudan atau negara di Afrika lainnya, Sahabat Sehat perlu mendapatkan vaksin meningitis mengingat daerah tersebut memiliki kasus meningitis lebih banyak dari negara lainnya.

    Jadwalkan vaksinasi meningitis Sahabat Sehat bersama Prosehat. Layanan ini dapat dilakukan di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Anda.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya dengan nomor 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Meningitis. Who.int. 2022.
    2. Hersi K, Gonzalez F, Kondamudi N. Meningitis.
    3. Young N, Thomas M. Meningitis in adults: diagnosis and management. Internal Medicine Journal. 2018;48(11):1294-1307.
    4. Rumah Sakit Universitas Indonesia.
    5. Menkes Luncurkan Vaksin Meningitis Halal Secara Nasional.
    6. Meningococcal Vaccination: What Everyone Should Know.
    Read More
  • Vaksinasi tetanus untuk anak penting untuk diberikan, Jangan anggap sepele saat SiKecil terluka. kapan waktu yang tepat vaksinasi tetanus? Jangan anggap sepele saat Si Kecil terluka. Pasalnya, anak-anak belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna layaknya orang dewasa. Inilah sebabnya anak yang terluka sangat rentan terhadap serangan infeksi, terutama infeksi tetanus. Sahabat Sehat, apa itu […]

    Kapan Waktu yang Tepat Vaksinasi Tetanus Untuk Anak?

    Vaksinasi tetanus untuk anak penting untuk diberikan, Jangan anggap sepele saat SiKecil terluka. kapan waktu yang tepat vaksinasi tetanus?

    Kapan Waktu yang Tepat Vaksinasi Tetanus Untuk Anak

    Kapan Waktu yang Tepat Vaksinasi Tetanus Untuk Anak?

    Jangan anggap sepele saat Si Kecil terluka. Pasalnya, anak-anak belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang sempurna layaknya orang dewasa. Inilah sebabnya anak yang terluka sangat rentan terhadap serangan infeksi, terutama infeksi tetanus. Sahabat Sehat, apa itu tetanus ? Mari simak penjelasan berikut.

    Apa Itu Tetanus ?

    Tetanus adalah penyakit infeksi bakteri Clostridium tetani yang masuk kedalam tubuh manusia melalui luka terbuka. Racun akibat bakteri ini dapat mempengaruhi otot dan saraf tubuh, seperti kejang otot, spasmus, dan kekakuan otot-otot yang menyebabkan tulang belakang tampak melengkung. Bahkan pada kasus yang berat, tetanus dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini tidak menular dan dapat dicegah dengan pemberian vaksin. 

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Bagaimana Cara Penularan Tetanus?

    Tetanus berkaitan dengan luka yang diakibatkan tertusuk paku berkarat. Namun perlu diketahui bahwa bakteri penyebab tetanus tidak hanya terdapat pada logam berkarat, namun juga dapat ditemui di tanah dan kotoran.
    Saat bakteri Clostridium tetani bersentuhan dengan luka atau lubang di kulit, bakteri tersebut akan mudah berkembang hingga dapat menyebabkan infeksi serius pada tubuh. Oleh sebab itu, semua anak dianjurkan menerima vaksinasi tetanus sebagai langkah pencegahan.

    Baca Juga: Pentingnya Vaksin Tetanus Setelah Luka Akibat Benda Tajam

    Kapan Waktu yang Tepat Vaksinasi Tetanus Untuk Si Kecil?

    Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), anak-anak direkomendasikan untuk mendapatkan 5 suntikan DTaP (atau disebut juga vaksin DPT). Suntikan DTaP adalah vaksin kombinasi yang mampu melindungi anak dari 3 penyakit, yakni difteri, tetanus, dan pertussis. Berikut ketentuannya pemberian vaksin untuk mencegah infeksi difteri, tetanus dan pertussis (DPT):

    • 3 suntikan pertama di berikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan.
    • Suntikan keempat diberikan pada usia antara 15 dan 18 bulan.
    • Suntikan kelima diberikan pada usia 4 hingga 6 tahun.
    • Suntikan booster Tdap harus diberikan saat anak berusia 11 atau 12 tahun pada jadwal pemeriksaan rutin. Booster Tdap juga dapat melindungi anak dari infeksi tetanus, difteri, dan pertusis. 
    • Remaja dan dan wanita hamil juga perlu mendapatkan booster Tdap antara pekan ke 27 dan 36 setiap kehamilan untuk meningkatkan perlindungan bagi bayi mereka saat lahir. 

    Baca Juga: Fakta Seputar Tetanus Pada Anak

    Anak yang Berisiko Terinfeksi Tetanus

    Seorang anak lebih berisiko terkena tetanus apabila belum mendapatkan vaksin tetanus dan mengalami cedera kulit di bagian tubuh dimana bakteri penyebab tetanus mungkin akan lebih aktif. Bakteri tetanus akan masuk ke tubuh melalui luka di kulit, termasuk:

    • Tusukan, luka, atau luka pada kulit
    • Luka bakar
    • Gigitan binatang

    Gejala Tetanus pada Anak

    Saat anak terpapar bakteri tetanus, mungkin membutuhkan 3 hingga 21 hari masa inkubasi untuk gejalanya muncul. Pada bayi, gejala mungkin akan muncul dalam rentan waktu 3 hingga 14 hari. 

    Gejala tetanus pada anak yang paling umum meliputi:

    • Kekakuan rahang (lockjaw)
    • Kekakuan otot perut dan punggung
    • Kontraksi (pengencangan) otot-otot wajah
    • Kejang
    • Detak jantung cepat
    • Demam
    • Berkeringat
    • Kejang otot yang menyakitkan di sekitar area luka. Saat kejang ini mulai mempengaruhi laring atau dada, anak mungkin akan kesulitan bernapas atau bahkan tidak dapat bernapas.
    • Kesulitan menelan

    Tetanus memiliki gejala yang mirip dengan gangguan kesehatan lainnya. Jika, tidak segera diobati tetanus mungkin akan mengancam jiwa. Untuk itu, pastikan untuk segera membawa anak Anda ke dokter jika mengalami gejala-gejala diatas. 

    Baca Juga: Hal yang Harus Dilakukan Sebelum Si Kecil Di Vaksin DPT

    Pengobatan Tetanus pada Anak

    Perawatan terhadap penyakit ini akan disesuaikan dengan gejala, usia, dan kondisi kesehatan anak secara umum. Selain itu, pengobatan yang diberikan juga tergantung pada seberapa cepat paparan terjadi atau tingkat keparahan infeksi. Pengobatan ini bertujuan untuk mengurangi adanya risiko tetanus setelah cedera atau terluka. Perawatan yang dapat dilakukan meliputi:

    • Membersihkan luka kulit
    • Memberikan serangkaian suntikan antitoksin tetanus
    • Penggunaan obat antibiotic

    Sedangkan pada kasus yang lebih parah, anak Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit. Perawatan yang diberikan rumah sakit mungkin termasuk:

    • Penggunaan selang pernapasan yang dimasukan ke bagian depan tenggorokan (trakeostomi) jika anak memiliki masalah pernapasan.
    • Obat untuk mengontrol kejang

    Ingat, komunikasikan dengan dokter mengenai risiko, manfaat, dan kemungkinan efek samping dari penggunaan obat-obatan tersebut. 

    Baca Juga: Mengapa Ibu Hamil Membutuhkan Vaksin Tetanus?

    Kapan Harus Ke Dokter?

    Apabila Anda tidak yakin apakah si Kecil telah mendapatkan vaksin tetanus atau belum melengkapi rangkaian vaksin tetanus, maka hubungi layanan kesehatan apabila anak Anda mengalami:

    • Gejala yang tidak membaik, atau memburuk
    • Timbul gejala baru

    Baca Juga: Bagaimana Mengatasi Efek Samping Vaksin DPT atau Sering Disebut KIPI

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Centers for Disease Control and Prevention. 2021. Tetanus and the Vaccine (Shot)
    2. Cdc.gov. 2021. Tetanus Vaccination | CDC
    3. Kidshealth.org. 2021. Tetanus (for Parents) – Nemours KidsHealth.
    4. Pccvi.com. 2021. When Should My Child Get a Tetanus Shot?.
    5. Urmc.rochester.edu. 2021. Tetanus in Children – Health Encyclopedia – University of Rochester Medical Center.
    Read More
  • Poliomeilitis atau yang dikenal sebagai polio, adalah salah satu jenis penyakit paling menular yang disebabkan virus polio. Mayoritas anak yang terinfeksi polio tidak menunjukan gejala, tetapi beberapa anak lainnya menderita gejala ringan. Ciri-ciri polio yang paling umum ditemukan adalah kerusakan sistem saraf yang menyebabkan kelumpuhan (lumpuh layu), dan pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan […]

    Kenali Ciri-ciri Si Kecil Menderita Polio, Apa Saja?

    Poliomeilitis atau yang dikenal sebagai polio, adalah salah satu jenis penyakit paling menular yang disebabkan virus polio. Mayoritas anak yang terinfeksi polio tidak menunjukan gejala, tetapi beberapa anak lainnya menderita gejala ringan. Ciri-ciri polio yang paling umum ditemukan adalah kerusakan sistem saraf yang menyebabkan kelumpuhan (lumpuh layu), dan pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan kesulitan bernapas hingga kematian. Sayangnya, masih banyak tanda lain yang belum diketahui orang tua. 

    Kenali Ciri-ciri Si Kecil Menderita Polio, Apa Saja

    Kenali Ciri-ciri Si Kecil Menderita Polio, Apa Saja?

    Penularan virus polio paling sering terjadi melalui kontak antara feses dan oral. Anak-anak akan mudah terinfeksi saat mereka tidak mencuci tangan dengan benar atau karena mengkonsumsi makan dan minuman yang telah terkontaminasi virus penyebab polio. Lendiri pernapasan juga mampu menyebarkan virus polio, yakni saat anak-anak menghirup udara yang tercemar oleh percikan liur atau bersin penderita polio.  Virus ini dapat dideteksi di tinja anak selama beberapa minggu. 

    Anak-anak cenderung berisiko tinggi terinfeksi polio saat mereka berada atau tinggal di daerah yang tinggi kasus polio. Biasanya virus ini banyak ditemukan di negara berkembang dengan angka kemiskinan tinggi dan akses yang kurang terhadap vaksin polio, seperti beberapa negara di Afrika dan Asia. 

    Apa Saja Gejala Polio Pada Anak?

    Virus polio biasanya memiliki masa inkubasi sekitar 3 – 6 hari, dan kemungkinan terjadi kelumpuhan dalam waktu 7 – 21 hari. Sekitar 90% anak yang menderita polio tidak menunjukan gejala sama sekali atau yang disebut sebagai infeksi yang tidak terlihat. Namun pada beberapa anak, infeksi virus polio dapat menunjukan beberapa gejala tergantung tingkat keparahan. Gejala infeksi polio ini terbagi menjadi tiga kategori, yakni:

    Poliomyelitis Abortif
    Yaitu infeksi polio ringan dan tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala tidak berlangsung lama, yang ditandai   dengan:

    • Demam hingga 39,4 derajat Celcius
    • Nafsu makan berkurang
    • Mual atau muntah
    • Sakit tenggorokan
    • Tidak enak badan
    • Sembelit
    • Nyeri perut

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Poliomyelitis Nonparalytic

    Kondisi ini dikategorikan sebagai penyakit ringan dan tidak menyebabkan kelumpuhan. Gejala umumnya tidak berlangsung lama. Namun, gejalanya mungkin akan lebih buruk dari poliomielitis abortif. Kemudian setelah gejala mulai menghilang, anak mungkin akan mengalami:

    • Nyeri otot di leher, batang tubuh, lengan, dan kaki
    • Kekakuan di leher dan di sepanjang tulang belakang
    • Peradangan selaput otak

    Baca Juga: Efek Samping Vaksin Polio yang Perlu Kamu Ketahui

    Poliomyelitis Paralytic

    Merupakan suatu jenis infeksi polio yang memiliki gejala seperti polio non paralitik dan abortif. Namun infeksi polio jenis ini juga dapat menimbulkan keluhan lain, sebagai berikut :

    • Kelemahan otot di seluruh tubuh
    • Sembelit parah
    • Kelumpuhan di kandung kemih
    • Pengecilan otot
    • Pernapasan melemah
    • Batuk lemah
    • Suara serak
    • Kesulitan menelan
    • Kelumpuhan otot yang mungkin permanen
    • Ngiler
    • Mudah kesal dan marah

    Baca Juga: Mengenal Penyakit Polio dan Vaksin untuk Mencegahnya

    Sindrom Pasca Polio

    Yakni sekumpulan gejala yang dapat melumpuhkan dan mempengaruhi orang selama bertahun-tahun setelah terinfeksi polio. Gejala yang muncul, yakni:

    • Kelelahan setelah aktivitas ringan
    • Atrofi menyusut dari jaringan otot
    • Nyeri sendi dan otot secara progresif
    • Sleep apnea atau gangguan pernapasan lainnya saat tidur
    • Perubahan suasana hati atau depresi
    • Kesulitan menelan
    • Sulit bernafas
    • Sulit berkonsentrasi
    • Penurunan toleransi terhadap suhu rendah dan cuaca dingin

    Penyakit polio aktif umumnya berlangsung selama dua minggu, namun kerusakan saraf akibat infeksi virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen atau berlangsung seumur hidup. Meski demikian sebagian besar anak yang mengalami kelumpuhan akan mendapatkan kembali sebagian kekuatannya seiring waktu, bahkan pada beberapa anak dapat kembali normal. 

    Baca Juga: Pilih yang Mana? Ini Beda Imunisasi Polio Tetes dan Suntik

    Pengobatan Polio Pada Anak

    Perawatan yang dilakukan bertujuan untuk membantu kenyamanan dan proses pemulihan anak dari virus polio, antara lain:

    • Obat pereda nyeri 
    • Istirahat yang cukup hingga demam turun
    • Pola makan sehat 
    • Aktivitas fisik seminimal mungkin
    • Penggunaan bantalan pemanas untuk nyeri otot

    Pada kasus poliomyelitis paralytic, penderitanya dapat mengalami kelumpuhan permanen pada otot tertentu termasuk otot pernapasan dan otot kaki.

    Baca JugaKetahui Pentingnya Imunisasi Polio Suntik Untuk Bayi

    Pencegahan Poliomyelitis Pada Anak

    Pemberian vaksin adalah cara yang paling efektif dalam mencegah infeksi polio. Vaksinasi polio yang diberikan berkali kali dapat melindung anak terinfeksi penyakit polio seumur hidup. Penularan virus polio dapat dicegah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya mendapatkan vaksinasi polio pada anak.

    Selain itu, pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung atau cipratan air liur. Untuk mencegahnya, gunakan masker bagi penderita yang tengah sakit maupun bagi orang yang sehat. Menjaga kebersihan lingkungan dan pembuangan air besar untuk mencegah kontak dengan feses penderita polio.

    Baca Juga: Tujuan Imunisasi Polio yang Perlu Diketahui

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai ciri polio pada anak. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan. Poliomyelitis Penyakit Virus Polio.
    2. University of Rochester Medical Center. Poliomyelitis (Polio) in Children.
    3. Children’s Hospital of Philadelphia. Poliomyelitis (Polio) in Children.
    4. Childrens. Pediatric Polio.
    Read More
  • Sudah menjadi hal yang umum diketahui bahwa musim hujan dapat membuat seseorang terserang berbagai penyakit, terutama pilek dan batuk. Bahkan sejumlah riset dan penelitian juga menyebutkan bahwa pada suhu dingin virus flu akan lebih mudah untuk berkembang biak dan menyebar, dibandingkan pada kondisi lingkungan bersuhu panas.  Bagaimana Musim Hujan Menyebabkan Pilek dan Flu? Sebenarnya perubahan […]

    6 Cara Agar Terhindar dari Pilek Selama Musim Hujan

    Sudah menjadi hal yang umum diketahui bahwa musim hujan dapat membuat seseorang terserang berbagai penyakit, terutama pilek dan batuk. Bahkan sejumlah riset dan penelitian juga menyebutkan bahwa pada suhu dingin virus flu akan lebih mudah untuk berkembang biak dan menyebar, dibandingkan pada kondisi lingkungan bersuhu panas. 

    6 Cara Agar Terhindar dari Pilek Selama Musim Hujan

    6 Cara Agar Terhindar dari Pilek Selama Musim Hujan

    Bagaimana Musim Hujan Menyebabkan Pilek dan Flu?

    Sebenarnya perubahan cuaca tidak berperan langsung dalam menyebabkan seseorang sakit, namun virus penyebab flu dapat berkembang biak dengan mudah dan menyebar pada suhu udara yang lebih rendah.

    Infeksi yang disebabkan oleh rhinovirus dapat menimbulkan pilek ringan. Namun pada kasus yang lebih parah, rhinovirus juga dapat menyebabkan penyakit kronis seperti pneumonia dan bronkitis terutama pada seseorang yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah.

    Virus ini umumnya akan masuk ke dalam tubuh melalui hidung, namun karena di dalam rongga hidung terdapat mekanisme pertahanan yang dapat membantu tubuh melawan gangguan mikroba maka hidung akan mengeluarkan lendir sebagai salah satu bentuk pertahanan.

    Udara dingin saat musim hujan dapat menurunkan suhu di saluran hidung serta memperlambat pembersihan lendir. Akibatnya, virus akan bertahan lebih lama di rongga hidung dan berpotensi lebih besar untuk masuk ke dalam tubuh. Saat virus berhasil masuk ke dalam sistem pertahanan, maka sistem kekebalan tubuh akan mengambil alih melawan virus tersebut. 

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Tips Terhindar Dari Pilek Selama Musim Hujan

    Secara umum Sahabat Sehat dianjurkan melakukan berbagai hal berikut untuk mencegah pilek ketika musim hujan tiba, yakni :

    1. Rajin Mencuci Tangan
    Cuci tangan dengan benar dan sering merupakan langkah terpenting dalam mencegah penyebaran kuman, virus, maupun bakteri. Dengan menjaga diri Anda sendiri sehat, maka Anda juga turut mengurangi kemungkinan penyebaran kuman ke orang lain. Berikut langkah-langkah mencuci tangan yang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC):

    • Basahi tangan dan oleskan sabun.
    • Busakan sabun ke seluruh permukaan tangan dan gosok sekitar 20 detik.
    • Bilas tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir, lalu keringkan dengan handuk bersih, atau keringkan dengan udara.

    Pastikan untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah menyiapkan makanan, merawat luka atau saat terluka, sebelum dan setelah makan, sebelum menyentuh wajah, setelah menggunakan toilet, setelah menyentuh hidung, setelah menyentuh binatang, atau setelah menyentuh sampah.

    Baca Juga: Pilek Bisakah Dicegah dengan Vaksin Influenza?

    2. Gunakan Hand Sanitizer
    Air dan sabun mungkin tidak akan selalu tersedia, maka Sahabat Sehat tidak memiliki pilihan lain untuk mencuci tangan selain menggunakan hand sanitizer. Gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60% agar tangan menjadi bersih. Berikut cara penggunaan hand sanitizer yang benar, yakni :

    • Tuang beberapa tetes (gel) atau semprotkan (cair) hand sanitizer ke salah satu telapak tangan.
    • Lalu gosokan gosokan kedua tangan hingga gel tersebut menyebar ke seluruh permukaan tangan hingga mengering dengan sendirinya. Lakukan gerakan tersebut sekitar 20 detik.

    3. Vaksinasi Influenza

    Sahabat Sehat mungkin mengira flu hanyalah penyakit ringan, namun perlu diketahui bahwa penyakit ini telah memakan korban hingga puluhan ribu orang setiap tahunnya dan ratusan ribu lainnya dirawat di rumah sakit. Bagi Sahabat Sehat yang memiliki gangguan daya tahan tubuh,  serta berusia lebih dari 65 tahun, dianjurkan mendapatkan vaksin pneumonia untuk memberikan perlindungan terhadap komplikasi yang disebabkan oleh flu.

    Vaksin influenza mulai dapat diberikan pada usia 6 bulan keatas. Pada anak berusia kurang dari 8 tahun, pemberian vaksin influenza pertama kali diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak minimal 4-6 minggu. Sementara jika Si Kecil berusia diatas 8 tahun, maka dosis pertama cukup diberikan 1 dosis saja. Pemberian vaksin influenza baik pada dewasa dan anak dapat dilakukan setahun sekali.

    Baca Juga: Apa Penyebab Anak Sering Pilek? Begini Cara Mencegahnya

    4. Penuhi Asupan Vitamin
    Saat menyadari bahwa tubuh kekurangan vitamin atau mineral tertentu, Sahabat Sehat dianjurkan memenuhi asupan vitamin dengan mengkonsumsi makanan bernutrisi maupun suplemen yang sesuai dengan kebutuhan tubuh misalnya vitamin C yang dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

    Selain itu, vitamin C juga cukup mudah ditemukan di berbagai jenis makanan, seperti buah-buahan dan sayuran. Namun jika dirasa masih kurang, Sahabat Sehat dapat mengkonsumsi suplemen tambahan untuk mencukupi kebutuhan gizi harian.

    5. Gaya Hidup Sehat
    Dengan mempertahankan kondisi tubuh tetap sehat, maka sistem kekebalan tubuh Sahabat Sehat juga akan tetap sehat. Artinya, tubuh akan menjadi lebih kuat dalam melawan serangan penyakit. Terapkan gaya hidup sehat, seperti mengkonsumsi makan makanan sehat, olahraga teratur, cukup tidur, dan menghindari pemicu stres akan membantu memperkuat sistem pertahanan dan kekebalan tubuh dalam melawan infeksi.

    6. Minum Air yang Cukup
    Minum cukup air setiap hari akan membantu tubuh Sahabat Sehat berfungsi sebagaimana mestinya. Minumlah air putih minimal delapan gelas atau 2 liter per hari. Jika urin tampak berwarna kuning muda, artinya Sahabat Sehat telah cukup minum air. Sementara jika urin tampak berwarna kuning gelap, artinya Sahabat Sehat kurang minum air.

    Baca Juga: Anak Batuk Pilek, Apakah Tetap Boleh Divaksin COVID-19?

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai cara terhindar dari pilek selama musim hujan. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Verywell Health. Simple Tips to Prevent Catching the Cold or Flu.
    2. Sunshine Hospitals. Tips to Avoid Flu in Rainy Season.
    3. Verywell Health. Can Cold Weather Make You Sick?.
    4. WebMD. Ways to Boost Your Immune System .
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com