Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 231–240 of 1371 results

  • Luka dekubitus atau yang disebut juga luka tekan (pressure ulcer) adalah luka yang terjadi akibat penekanan dalam kurun waktu lama pada kulit misal akibat berbaring, dan duduk terus menerus. Luka paling sering terjadi pada area yang paling sering tertekan seperti tumit, siku, pinggul dan tulang ekor.  Luka dekubitus biasanya terjadi pada seseorang yang menderita suatu […]

    Apa Itu Luka Dekubitus dan Cara Mengatasinya?

    Luka dekubitus atau yang disebut juga luka tekan (pressure ulcer) adalah luka yang terjadi akibat penekanan dalam kurun waktu lama pada kulit misal akibat berbaring, dan duduk terus menerus. Luka paling sering terjadi pada area yang paling sering tertekan seperti tumit, siku, pinggul dan tulang ekor. 

    Luka dekubitus biasanya terjadi pada seseorang yang menderita suatu penyakit kronis (misalnya stroke), yang menyebabkan gerakan tubuh menjadi terbatas sehingga posisi tubuh duduk atau berbaring dalam waktu yang lama.

    Apa itu Luka Dekubitus dan Cara Mengatasinya

    Apa itu Luka Dekubitus dan Cara Mengatasinya

    Siapa yang Beresiko Menderita Luka Dekubitus?

    Berikut ini adalah beberapa kondisi yang rentan menderita luka dekubitus :

    1. Pasien yang harus berbaring dalam kurun waktu lama pasca operasi
    2. Pasien yang mempunyai keterbatasan gerak atau tidak dapat mengubah posisi sendiri saat berbaring di tempat tidur atau di kursi roda
    3. Usia diatas 70 tahun, karena lansia cenderung memiliki kulit yang rapuh dan kesulitan mobilitas (kesulitan merubah posisi).
    4. Merokok
    5. Obesitas
    6. Penderita kekurangan energi dan protein
    7. Pasien yang tidak cukup minum sehingga kulit menjadi kering dan mudah timbul luka.
    8. Kondisi medis seperti diabetes atau tingginya gula darah sehingga menyebabkan gangguan aliran darah ke kulit.

    Panggil Dokter: Layanan Perawatan Luka dari ProSehat

    Gejala Luka Dekubitus

    Luka dekubitus memiliki gejala yang berbeda-beda tergantung dari tingkat keparahannya. Berikut ini gejala yang dapat dialami penderita luka dekubitus :

    • Perubahan warna kulit, misal kemerahan
    • Rasa sakit, gatal atau terbakar di area luka
    • Kulit tampak terbuka
    • Kulit teraba lebih lembut atau lebih kencang di sekitarnya
    • Kulit nekrosis atau jaringan mati yang tampak menghitam.
    • Tampak nanah atau cairan berwarna hijau dan berbau busuk
    • Demam.

    Baca Juga: Benarkah Air Liur Manusia Mampu Menyembuhkan Luka?

    Pengobatan Luka Dekubitus

    Yang paling penting untuk pengobatan luka dekubitus adalah mengurangi tekanan atau gesekan pada luka. Namun apabila jaringan kulit telah mati (nekrosis) yang ditandai dengan tampak luka kehitaman, maka dokter akan mengangkat jaringan kulit yang sudah mati. Berikut  adalah beberapa hal yang dapat Sahabat Sehat lakukan untuk mengatasi luka dekubitus :

    • Mengubah posisi tubuh secara berkala

    Ganti posisi tubuh pasien secara berkala, pindahkan tumpuan berat badan saat pasien berbaring setiap 1-2 jam. Gunakan kasur khusus untuk penderita luka dekubitus, yang dapat mengurangi tekanan pada area kulit tertentu dan menjaga aliran udara ke area tersebut tetap baik. Walaupun sudah menggunakan kasur decubitus, posisi pasien tetap harus diubah secara berkala.

    • Perawatan luka dekubitus

    Jika luka tidak terbuka, maka Sahabat Sehat dianjurkan membersihkan area kulit dengan sabun yang tidak mengandung alkohol maupun pewangi yang kuat kemudian keringkan luka. Namun jika timbul luka terbuka, tutup luka dengan menggunakan perban agar luka tidak terinfeksi dan ganti perban secara berkala.

    • Operasi untuk mengangkat jaringan mati

    Jaringan kulit mati yang berwarna kehitaman perlu dilakukan dengan cara dilakukan pengangkatan jaringan kulit mati oleh Dokter. Hal ini dilakukan dengan tujuan merangsang pertumbuhan kulit baru.

    Baca juga: Jangan Panik! Begini Cara Mengobati Luka Jatuh Pada Anak

    Nah Sahabat Sehat, itulah informasi mengenai luka dekubitus serta berbagai kondisi yang rentan menderita dekubitus. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat.

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia D
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Mayo Clinic. Bedsores (pressure ulcers) – Symptoms and causes. USA : Mayo Clinic.
    2. Aditya S. LUKA AKIBAT TEKANAN (ULKUS DECUBITUS). Indonesia : Harapan Ibu Hospital.
    3. DerSarkissian C. What Are the Stages of Pressure Sores?. USA : Web MD.
    4. Dugdale D. How to care for pressure sores: MedlinePlus Medical Encyclopedia. USA : Medline Plus.
    5. Bard S, Lee Macon B. What You Should Know About Decubitus Ulcers. USA : Healthline.
    Read More
  • Bagi orang dengan diabetes, menjalani ibadah puasa mungkin menjadi tantangan tersendiri. Puasa diketahui memiliki dampak baik dalam pengontrolan gula darah, namun bila dilakukan tidak dengan hati-hati justru akan menyebabkan komplikasi, terutama bagi penderita diabetes. Lantas, bagaimana cara agar penderita diabetes tetap dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar? Pada dasarnya, penderita diabetes boleh menjalankan ibadah […]

    8 Tips Aman Berpuasa untuk Penderita Diabetes

    Bagi orang dengan diabetes, menjalani ibadah puasa mungkin menjadi tantangan tersendiri. Puasa diketahui memiliki dampak baik dalam pengontrolan gula darah, namun bila dilakukan tidak dengan hati-hati justru akan menyebabkan komplikasi, terutama bagi penderita diabetes. Lantas, bagaimana cara agar penderita diabetes tetap dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lancar?

    8 Tips Aman Berpuasa untuk Penderita Diabetes

    8 Tips Aman Berpuasa untuk Penderita Diabetes

    Pada dasarnya, penderita diabetes boleh menjalankan ibadah puasa selama kadar gula darahnya terkontrol dengan baik dan tidak disertai dengan penyakit kronis lainnya seperti jantung atau ginjal. Bagi penderita diabetes, aktivitas fisik, pengaturan pola makan, dan disiplin minum obat menjadi hal penting yang harus diperhatikan selama berpuasa. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya komplikasi berupa penurunan kadar gula darah secara drastis (hipoglikemia) atau sebaliknya menjadi sangat tinggi (hiperglikemia). 

    Oleh sebab itu, bagi penderita diabetes yang ingin menjalani puasa, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini.

    Jangan Sepelekan Makan Sahur

    Waktu makan sahur tidak boleh dilewatkan agar memiliki energi yang cukup selama berpuasa dan terhindar dari hipoglikemia. Pilihlah makanan dengan indeks glikemik rendah agar gula darah naik perlahan-lahan.

    Produk Terkait: Easy Touch GCU untuk mengecek Gula/Glukosa Darah, Kolesterol Total.

    Tetap Makan 3 Kali Sehari

    Saat berpuasa, Anda dapat mengganti sarapan dengan makan sahur, makan siang diganti dengan makan saat berbuka puasa, sementara makan malam dilakukan setelah sholat tarawih. Makanlah dalam porsi terbagi saat makan untuk berbuka dan setelah sholat tarawih agar tidak berlebihan.

    Cukupi Asupan Serat

    Makanan yang mengandung banyak serat akan memberikan rasa kenyang lebih lama. Makanan berserat tinggi, seperti gandum, beras merah, sayur, dan buah-buahan dianjurkan untuk dikonsumsi lebih banyak di waktu sahur. 

    Hindari Makanan Berminyak dan Makanan yang Terlalu Manis

    Terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak seperti gorengan dapat menyebabkan penimbunan lemak dalam tubuh yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar gula darah dan menjadi risiko penyakit jantung. Tak hanya itu, penderita diabetes juga dianjurkan untuk menghindari mengonsumsi makanan manis untuk menjaga kadar gula darah stabil. 

    Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh

    Minumlah air putih 8 gelas sehari untuk menjaga cairan tubuh. Agar dapat mencukupi kebutuhan sehari, Anda dapat minum 2-3 gelas saat sahur dan 5-6 gelas setelah berbuka puasa hingga sebelum tidur malam.

    Hindari mengonsumsi minuman manis dan mengandung kafein seperti teh dan kopi karena akan membuat Anda lebih sering buang air kecil. Sementara banyak buang air kecil saat puasa meningkatkan risiko dehidrasi.

    Baca Juga: Sahabat Sehat, Ini Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Jiwa

    Rutin Periksa Kadar Gula Darah

    Pemeriksaan kadar gula darah dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan menggunakan alat pengukur gula darah. Pemeriksaan gula darah dapat dilakukan secara rutin sebanyak 2-4 kali sehari, yakni setelah sahur, saat berpuasa, dan setelah berbuka puasa.

    Hal ini sangat penting guna mencegah terjadinya hipoglikemia ataupun hiperglikemia. Apabila kadar gula darah Anda berada di bawah 70 mg/dl atau lebih dari 300 mg/dl, Anda dianjurkan untuk membatalkan puasa. 

    Rutin Berolahraga

    Melakukan olahraga ringan selama puasa baik untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, asalkan tidak berlebihan. Sebab, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan dapat menyebabkan hipoglikemia dan dehidrasi, terutama pada penderita diabetes. 

    Konsumsi Obat Sesuai Petunjuk Dokter

    Penderita diabetes tetap harus mengonsumsi obat yang diresepkan dokter selama bulan Ramadhan. Biasanya dokter akan mengatur kembali dosis dan jadwal konsumsi obat agar sesuai dengan jadwal makan selama bulan puasa. 

    Baca Juga: Hati-hati Kolesterol Tinggi dan Mengganggu Lebaran Anda

    Sahabat Sehat, itulah beberapa tips aman berpuasa Ramadhan bagi penderita diabetes agar dapat beribadah dengan nyaman. Selain rutin memeriksa kadar gula darah, perhatikan juga sinyal dari tubuh Anda.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. Putri, A., 2022. Panduan Berpuasa bagi Penderita Diabetes.
    2. WebMD. 2022. Can You Fast If You Have Diabetes?.
    3. UK, D. and Ramadan, D., 2022. Diabetes and Ramadan.
    4. Healthline. 2022. How to Fast Safely: 10 Helpful Tips.
    5. Healthxchange.sg. 2022. Diabetes and Ramadan: 9 Tips for Fasting – HealthXchange.
    Read More
  • Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Serviks merupakan organ kewanitaan yang lokasinya di sepertiga bawah rahim, berbentuk silindris dan menonjol serta berhubungan dengan vagina. Kanker serviks berkembang secara perlahan-lahan dan menunjukkan gejalanya apabila sudah memasuki stadium lanjut.  Seperti kanker pada umumnya, kanker serviks memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda sesuai dengan […]

    Kenali Gejala Kanker Serviks Sesuai dengan Stadiumnya

    Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Serviks merupakan organ kewanitaan yang lokasinya di sepertiga bawah rahim, berbentuk silindris dan menonjol serta berhubungan dengan vagina. Kanker serviks berkembang secara perlahan-lahan dan menunjukkan gejalanya apabila sudah memasuki stadium lanjut. 

    Seperti kanker pada umumnya, kanker serviks memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangannya. Maka dari itu, gejalanya pun berbeda-beda. Yuk, simak pengelompokan tingkat keparahan kanker serviks dan gejala yang menyertainya.

    Kenali Gejala Kanker Serviks Sesuai dengan Stadiumnya

    Kenali Gejala Kanker Serviks Sesuai dengan Stadiumnya

    Stadium dan Gejala Kanker Serviks

    Stadium 0

    Pada stadium 0, sel pra kanker sudah muncul di area dinding rahim, namun belum sampai masuk ke dalam leher rahim. Kanker stadium 0 disebut juga dengan carcinoma in situ.

    Pada umumnya, pasien tidak merasakan gejala apapun pada stadium ini. Biasanya seseorang dengan stadium ini terdeteksi saat ia menjalani pemeriksaan Pap smear. Bila terdeteksi sedini mungkin, hal ini memungkinkan pengobatan segera dilakukan sebelum sel berkembang menjadi sel kanker.

    Dapatkan: Layanan Vaksinasi HPV dari ProSehat

    Stadium 1

    Pada kanker serviks stadium 1, di permukaan serviks sudah ditemukan sel kanker dan masuk semakin dalam ke jaringan. Namun, sel kanker belum menyebar ke kelenjar getah bening dan organ tubuh lainnya. Stadium 1 memiliki dua tingkatan, yaitu:

    • Stadium 1A

    Pada tahap ini sel kanker masih sangat sedikit sehingga belum ada gejala fisik. Sel kanker belum menyebar jauh dari area sel kanker pertama kali muncul.

    • Stadium 1A.1

    Jumlah sel kanker masih sangat sedikit dan pertumbuhannya masih kurang dari 3 mm dari permukaan serviks.

    • Stadium 1A.2

    Ukuran sel kanker sedikit lebih besar yaitu sekitar 3-5 mm ke dalam jaringan serviks.

    • Stadium 1B

    Kanker stadium 1B belum menyebar ke jaringan lain yang berada di dekat maupun jauh dari lokasi awal timbulnya kanker. Ada tiga tingkatan Stadium 1B:

    • Stadium 1B.1

    Sel kanker tumbuh sekitar 5 mm ke dalam jaringan serviks, namun ukurannya kurang dari 2 cm.

    • Stadium 1B.2

    Ukuran sel kanker kurang lebih mencapai 2-4 cm.

    • Stadium 1B.3

    Ukuran sel kanker berkembang hingga 4 cm. Lokasi kanker masih pada area serviks.

    Orang dengan kanker serviks stadium 1 biasanya tidak menunjukkan gejala atau gejalanya tidak begitu tampak. Gejala yang mungkin dikeluhkan juga biasanya tidak khas, diantaranya:

    • Perdarahan vagina

    Perdarahan ini menyerupai perdarahan menstruasi namun dengan durasi yang lama atau jumlah darah yang lebih banyak dari biasanya. Sebagian orang juga mengeluhkan timbulnya bercak darah atau flek diantara periode menstruasi.

    • Keputihan

    Pada pasien kanker serviks, keputihan berwarna merah muda atau coklat, berdarah, dan berbau busuk. Kadang-kadang keputihan disertai dengan potongan jaringan seperti gumpalan darah.

    • Nyeri panggul

    Sebagian orang merasakan nyeri pada area panggul tanpa alasan jelas. Selain nyeri panggul, sebagian lainnya mengalami sakit pada punggung bawah, serta nyeri pada bagian bawah perut.

    • Nyeri saat berhubungan intim

    Selain perdarahan dari vagina, sebagian penderita kanker serviks juga mengalami nyeri pada bagian bawah perut saat berhubungan seksual.

    Baca Juga: Jenis Kanker yang Sering Menyerang Wanita

    Stadium 2

    Kanker serviks stadium 2 diartikan sel kanker sudah menyebar ke jaringan serviks dan rahim namun belum terdapat penyebaran ke dinding panggul atau vagina bagian bawah. Pada stadium ini terdapat dua tingkatan:

    • Stadium 2A

    Sel kanker menyebar dari jaringan serviks dan rahim namun belum ke jaringan sebelah serviks (parametrium).

    • Stadium 2A.1

    Ukuran kanker kurang dari 4 cm.

    • Stadium 2A.2

    Ukuran kanker sudah melebihi dari 4 cm.

    • Stadium 2B

    Sel kanker menyebar ke seluruh jaringan serviks, rahim dan parametrium.

    Gejala pada stadium 2, sama dengan gejala awal yang terjadi pada stadium 1.

    Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

    Stadium 3

    Kanker serviks stadium 3 ditandai dengan menyebarnya sel kanker ke bagian bawah vagina atau dinding panggul. Sel kanker bisa menyumbat saluran kemih yang dilewati oleh urin yang bergerak menuju kandung kemih sehingga pada stadium ini pasien akan merasakan kesulitan berkemih. Ada tiga tingkatan pada stadium ini:

    • Stadium 3A

    Sel kanker sudah menyebar ke bagian bawah vagina, namun belum sampai ke dinding panggul dan kelenjar getah bening.

    • Stadium 3B

    Sel kanker menyebar ke dinding panggul dan menyebabkan sumbatan di salah satu saluran kemih. Pada stadium ini pasien biasanya ginjal pasien mengalami pembengkakan (hidronefrosis). Akibatnya, pasien sulit berkemih dan terjadi nyeri hebat di pinggang.

    • Stadium 3C

    Pada stadium 3C, kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di panggul dan pembuluh darah besar (para aorta).

    Baca Juga: Vaksin Kanker Serviks, Apa dan Bagaimana Aturan Pemberiannya?

    Stadium 4

    Pada kanker serviks stadium 4, kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain seperti tulang dan paru-paru.

    • Stadium 4A

    Kanker sudah menyebar ke kandung kemih dan rektum sampai ke area luar panggul.

    • Stadium 4B

    Tahapan paling parah kanker stadium 4 ditandai dengan penyebaran sel kanker ke organ yang sangat jauh seperti kelenjar getah bening di area jauh dari rahim, paru-paru dan tulang.

    Gejala kanker serviks stadium 4 mirip dengan gejala pada stadium awal namun dengan intensitas dan keparahan yang lebih tinggi. Berikut gejala yang timbul pada stadium lanjut kanker serviks:

    • Nyeri pada kaki
    • Berat badan berkurang secara drastis
    • Kelelahan
    • Nyeri pada punggung bawah
    • Keluarnya urin dan tinja dari vagina
    • Keluarnya darah bercampur dengan urin
    • Kesulitan buang air kecil
    • Tulang rapuh hingga mudah patah (apabila penyebaran kanker mencapai tulang). 

    Baca Juga: Kanker Serviks Bisakah Disembuhkan?

    Sahabat Sehat, gejala kanker serviks sangat beragam. Sayangnya, kanker serviks stadium awal jarang menunjukkan gejala yang khas. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan skrining kanker serviks secara berkala melalui pemeriksaan Pap smear. Jangan lupa juga untuk melakukan vaksinasi HPV dan hindari faktor risiko yang masih dapat dicegah.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. Kanker.kemkes.go.id. 2021. PPKServiks.
    2. Cancer.org. 2020. Cervical Cancer Symptoms | Signs of Cervical Cancer.
    3. Medanta.org. 2021. 6 Signs and Symptoms of Cervical Cancer in Women.
    4. Markman, MD, M., 2021. What are the Symptoms and Signs of Cervical Cancer?.
    5. Hertiwi Putri, N. and Utari, d., 2021. Stadium Kanker Serviks dari 0 hingga 4, Ini Perbedaannya.
    Read More
  • Flu dapat menyebar dengan cepat di tempat-tempat seperti sekolah dan pusat penitipan anak (daycare), dimana anak-anak belajar, bermain, dan kontak dekat dengan satu sama lain. Semua sekolah dan layanan anak-anak harus mengingatkan staf dan siswa tentang pola hidup bersih dan sehat serta bagaimana meminimalkan penyebaran flu, salah satunya dengan vaksinasi. Jangan Anggap Enteng Virus Flu […]

    Guru dan Pengasuh Daycare Perlu Vaksin Flu Sebelum Sekolah Tatap Muka

    Flu dapat menyebar dengan cepat di tempat-tempat seperti sekolah dan pusat penitipan anak (daycare), dimana anak-anak belajar, bermain, dan kontak dekat dengan satu sama lain.

    Semua sekolah dan layanan anak-anak harus mengingatkan staf dan siswa tentang pola hidup bersih dan sehat serta bagaimana meminimalkan penyebaran flu, salah satunya dengan vaksinasi.

    Guru dan Pengasuh Daycare Perlu Vaksin Flu Sebelum Sekolah Tatap Muka

    Guru dan Pengasuh Daycare Perlu Vaksin Flu Sebelum Sekolah Tatap Muka

    Jangan Anggap Enteng Virus Flu

    Flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza dan menginfeksi saluran pernafasan, seperti hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Virus ini dapat menyebabkan sakit ringan hingga berat, dan pada kasus tertentu menyebabkan kematian.

    Virus flu menyebar melalui droplet (cipratan air liur) saat orang yang terinfeksi batuk, bersin atau berbicara. Cipratan ini bisa mendarat di mulut atau hidung orang di dekatnya. Selain itu, virus flu juga bisa ditemukan pada permukaan barang yang bila tersentuh dan kemudian ia menyentuh mulut, hidung, atau mungkin matanya sendiri, ia berisiko tertular.

    Dapatkan: Vaksinasi Flu 4 Strain dari ProSehat

    Gejala Flu

    Orang yang terinfeksi virus flu bisa menunjukkan gejala ringan hingga berat. Flu berbeda dari pilek biasa. Gejalanya antara lain:

    • Demam atau menggigil
    • Batuk
    • Sakit tenggorokan/ nyeri menelan
    • Pilek
    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Nyeri otot/ badan
    • Bisa disertai mual muntah dan diare (terutama pada anak-anak).

    Perlu diketahui juga bahwa tidak semua orang terinfeksi flu menunjukkan gejala demam. Sebagian orang bisa mengalami gejala lainnya kecuali demam.

    Baca Juga: Vaksin Influenza Trivalen atau Quadrivalen? Kenali Perbedaannya!

    Vaksin Flu Melindungi Dari Komplikasi

    Kebanyakan orang yang terkena flu akan sembuh dalam beberapa hari hingga kurang dari dua minggu. Tetapi sebagian lainnya akan mengalami komplikasi seperti paru-paru basah (pneumonia), beberapa di antaranya dapat mengancam jiwa dan mengakibatkan kematian.

    Sinusitis dan infeksi telinga adalah contoh komplikasi sedang dari flu. Sedangkan komplikasi berat yang mungkin dicetuskan oleh flu antara lain radang jantung (miokarditis), otak (ensefalitis) atau jaringan otot (miositis, rhabdomyolisis), dan kegagalan multiorgan (misalnya, gagal pernapasan dan ginjal).

    Influenza adalah penyebab rawat inap terbanyak pada anak-anak daripada penyakit lain yang dapat dicegah oleh vaksin. Satu-satunya cara terbaik untuk melindungi dari flu dan potensi komplikasinya adalah agar guru, pengasuh dan anak-anak melakukan vaksinasi influenza.

    Vaksinasi flu dianjurkan untuk semua anak berusia 6 bulan ke atas. Vaksin ini rutin diulang setiap satu tahun sekali karena virusnya kerap bermutasi.

    Baca Juga: Seberapa Penting Vaksin Influenza?

    Sahabat Sehat, jika Anda adalah guru atau pengasuh di daycare, atau anak-anak Anda rutin melakukan aktivitas berkelompok atau bersekolah tatap muka, saatnya Anda dan anak melakukan vaksinasi influenza untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar Anda yang mungkin lebih rentan sakit.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul L
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Key Facts About Influenza (Flu). [Internet]. CDC. 2021.
    2. Information for Schools & Childcare Providers. [Internet]. CDC. 2021.
    3. Flu Symptoms & Complications. [Internet]. CDC. 2021.

     

     

    Read More
  • Setelah dua tahun masyarakat tidak bisa pulang kampung karena kasus tinggi Covid-19, Lebaran tahun 2022 kali ini Anda sudah bisa kembali bertemu keluarga di luar kota. Seperti mesin mobil yang perlu diperiksa sebelum perjalanan jauh, tubuh kita juga perlu diperiksa kesiapannya untuk pulang kampung.  Pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksin selain vaksin Covid-19 diperlukan oleh anak […]

    Sebelum Mudik Lebaran Lakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Vaksinasi

    Setelah dua tahun masyarakat tidak bisa pulang kampung karena kasus tinggi Covid-19, Lebaran tahun 2022 kali ini Anda sudah bisa kembali bertemu keluarga di luar kota. Seperti mesin mobil yang perlu diperiksa sebelum perjalanan jauh, tubuh kita juga perlu diperiksa kesiapannya untuk pulang kampung. 

    Sebelum Mudik Lebaran Lakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Vaksinasi

    Sebelum Mudik Lebaran Lakukan Pemeriksaan Kesehatan dan Vaksinasi

    Pemeriksaan kesehatan dan pemberian vaksin selain vaksin Covid-19 diperlukan oleh anak muda hingga lansia. Jangan tunggu hingga ada keluhan baru memeriksakan kesehatan, karena pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan. Bagaimana langkahnya? Yuk, lihat ulasannya di bawah ini.

    Pemeriksaan Tekanan Darah 

    Perjalanan mudik biasanya dilakukan beberapa hari sebelum hari Lebaran. Artinya, Anda masih dalam keadaan berpuasa. Bila Anda tidak minum air putih yang cukup saat sahur atau setelah berbuka, atau bila cuaca sedang panas terik, Anda berisiko mengalami dehidrasi. dehidrasi akan menyebabkan tekanan darah Anda turun drastis (hipotensi) hingga membuat Anda merasa lemas.

    Maka, sebelum berangkat, periksakan tekanan darah Anda. Bila hasilnya di batas bawah tekanan darah normal (90/60 mmHg), sebaiknya Anda tunda keberangkatan hingga tekanan darah Anda lebih optimal di atasnya (100-120/70-80 mmHg).

    Dapatkan: Vaksinasi Flu 4 Strain dari ProSehat

    Selain itu, Lebaran biasanya identik dengan makanan yang berlimpah dan gurih. Bagi Anda yang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi, kadar tekanan darah penting untuk diketahui.

    Jangan lakukan perjalan bila tekanan darah Anda lebih dari 180/120 mmHg karena akan berisiko baik selama perjalanan maupun saat di kampung halaman.

    Minumlah obat-obatan pengendali darah tinggi Anda secara rutin. Tidak hanya saat perjalanan, tapi setiap hari dimulai dari sebelum akan melakukan perjalan, dengan dosis yang disarankan oleh dokter. Dengan begitu, tekanan darah Anda akan lebih stabil selama Lebaran. Tapi, jangan sampai makannya tidak terkontrol ya.

    Pemeriksaan Gula Darah

    Makanan berbuka puasa dan makanan lebaran juga identik dengan makanan yang tinggi gula. Oleh karena itu, Sahabat Sehat perlu memperhatikan kadar gula darah.

    Gula Darah yang tinggi dapat mengganggu kerjanya insulin dalam tubuh. Bila berlanjut, dapat menyebabkan diabetes serta komplikasi lainnya.

    Bila Anda berencana untuk memeriksakan kesehatan saat bulan Ramadhan sebelum perjalanan, periksakan gula darah puasa. Bila terakhir Anda sahur jam 4.30 pagi, maka lakukan pemeriksaan 8-10 jam kemudian, jangan lebih dari itu karena akan mempengaruhi hasil.

    Kadar gula darah puasa yang normal ialah kurang dari 100 mg/dL. Sementara kadar gula darah sewaktu yang normal ialah 80-130 mg/dL.

    Di luar bulan Ramadhan dan dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri, skrining diabetes direkomendasikan untuk dilakukan setiap tahun bagi orang berusia 45 tahun ke atas, atau usia yang lebih muda dari 45 tahun dengan faktor risiko utama, seperti overweight/ obesitas, aktivitas fisik kurang, dan memiliki keturunan diabetes. 

    Baca Juga: Penderita Hipertensi Wajib Tahu ! 10 Macam Buah Penurun Tekanan Darah

    Pemeriksaan Kolesterol Darah

    Kolesterol dapat ditemui di banyak jenis makanan Lebaran seperti makanan yang mengandung santan, daging merah, makanan laut, dan jeroan. Maka, tes kolesterol menjadi pemeriksaan yang tidak kalah penting.

    Kadar kolesterol tinggi merupakan salah satu faktor risiko untuk penyakit pembuluh darah arteri koroner. Tes kolesterol dapat membantu menentukan risiko penyempitan pembuluh darah akibat timbunan lemak, atau disebut juga aterosklerosis.

    Orang dengan kolesterol tinggi tidak harus berperawakan gemuk. Jadi, tetap cek kolesterol Anda baik Anda memiliki riwayat kolesterol tinggi atau tidak.

    Pemeriksaan Asam Urat

    Makanan yang tinggi purin, tinggi gula, dan tinggi lemak dapat menyebabkan asam urat meningkat.

    Selain itu, asam urat yang tinggi juga dapat disebabkan dan berkaitan dengan penyakit lain seperti diabetes, radang sendi, batu ginjal, bahkan keganasan.

    Makanan tinggi purin tidak selalu sayuran berwarna hijau ya, Sahabat Sehat. Contoh makanan tinggi purin adalah jeroan, tahu, tempe, cumi-cumi, kerang, kepiting, dan ikan teri.

    Kadar asam urat dapat bervariasi berdasarkan jenis kelamin. Nilai normalnya adalah 1,5 – 6,0 mg/dL untuk wanita dan 2,5 – 7,0 mg/dL untuk pria. Tanda dan gejala asam urat antara lain sendi jari tampak bengkak dan merah, disertai rasa nyeri.

    Lindungi Diri Dengan Vaksinasi

    Selain penyakit Covid-19, masih ada penyakit menular lain yang mungkin muncul dalam pertemuan besar seperti Hari Raya Idul Fitri. Diantaranya influenza, hepatitis A, dan tipes (tifoid).

    Ketiga jenis penyakit ini mudah penularannya. Influenza ditularkan melalui droplet, sedangkan hepatitis A dan tipes dari makanan dan minuman yang terkontaminasi. Maka, tidak ada salahnya Anda mendapatkan vaksinasi ini dulu agar Anda terlindungi. Bagi orang lanjut usia (lansia), vaksinasi PCV juga dapat diberikan.

    Baca Juga: 10 Persiapan Travelling Bagi Anda yang Memiliki Asam Urat

    Sahabat Sehat, itulah beberapa jenis pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi perlindungan yang sebaiknya Anda lakukan sebelum pulang kampung. Pastikan Anda mendapatkan asupan makan dan minum yang cukup saat sahur dan berbuka puasa. Makan dengan bijak selama Lebaran agar Anda tidak sakit setelah Hari Raya.

    Bila Anda memiliki penyakit penyerta lainnya, konsultasikan dengan dokter pemeriksaan apalagi yang dibutuhkan.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. NHS. Blood Pressure Test [internet]. Leeds: NHS ; 2021.
    2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. CERAMAH Cek tekanan darah mandiri di rumah [internet]. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.
    3. Pipitt K. Diabetes Mellitus: Screening and Diagnosis [internet]. Salt Lake City: Am Fam Physician; 2016.
    4. Mayo Clinic. Cholesterol Test [internet]. New York: Mayo Clinic ; 2021.
    5. NHS. Gout [internet]. Leeds: NHS; 2021.
    Read More
  • Makanan lebaran yang lezat umumnya berlemak tinggi, seperti ketupat sayur, opor ayam, gulai dan rendang daging, olahan daging kambing, dan kue-kuean. Dan biasanya, sayur-sayuran agak sulit ditemui sebagai penyeimbang nutrisi. Di tengah meriahnya suasana Lebaran, Sahabat Sehat perlu memperhatikan kesehatan, terutama risiko kolesterol tinggi yang dapat berdampak pada kesehatan jantung, otak, dan organ dalam. Jangan […]

    Hati-hati Kolesterol Tinggi dan Mengganggu Lebaran Anda

    Makanan lebaran yang lezat umumnya berlemak tinggi, seperti ketupat sayur, opor ayam, gulai dan rendang daging, olahan daging kambing, dan kue-kuean. Dan biasanya, sayur-sayuran agak sulit ditemui sebagai penyeimbang nutrisi.

    Hati-hati Kolesterol Tinggi dan Mengganggu Lebaran Anda

    Hati-hati Kolesterol Tinggi dan Mengganggu Lebaran Anda

    Di tengah meriahnya suasana Lebaran, Sahabat Sehat perlu memperhatikan kesehatan, terutama risiko kolesterol tinggi yang dapat berdampak pada kesehatan jantung, otak, dan organ dalam. Jangan sampai Anda tumbang selesai Lebaran! Yuk, simak ulasannya.

    Siapa Berisiko Kolesterol Tinggi?

    Orang dengan kolesterol tinggi tidak harus berbadan besar atau dengan berat badan berlebih. Perawakan normal atau kurus pun bisa memiliki kolesterol tinggi bila ia menjalankan gaya hidup yang tidak sehat.

    Kolesterol tinggi biasa ditemui pada orang dengan faktor risiko seperti di bawah ini, antara lain:

    1. Riwayat keluarga dengan kolesterol tinggi
    2. Pola makan tinggi lemak jenuh (daging-dagingan, produk olahan susu) / lemak trans (sebagian besar kue-kuean, makanan beku olahan seperti nugget dan sosis, keripik, dll)
    3. Obesitas atau overweight
    4. Kurang aktivitas fisik/ sedentary lifestyle
    5. Merokok
    6. Konsumsi alkohol secara rutin
    7. Usia tua
    8. Wanita menopause
    9. Diabetes tipe 2

    Dapatkan: Layanan Medical Check Up dari ProSehat

    Pengaruh Makanan Berlemak Terhadap Jantung dan Otak

    Tubuh kita membutuhkan lemak untuk diubah menjadi energi dan berfungsi, tapi tubuh membutuhkan lemak yang sehat, yaitu lemak tidak jenuh (unsaturated fats).

    Terlalu banyak lemak jahat (lemak jenuh) dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di arteri (pembuluh darah). Lemak jenuh meningkatkan kolesterol jahat (LDL), dan LDL yang tinggi meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

    Periksa Kolesterol Sebelum Lebaran atau Setelah Lebaran?

    Baik Anda memiliki risiko terhadap kolesterol atau tidak, Anda tetap perlu melakukan pemeriksaan kesehatan. Bedanya, orang yang sudah menderita kolesterol tinggi disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih sering dibanding yang sehat. Salah satunya untuk melihat respon obat dalam menurunkan kolesterol dan dampaknya terhadap organ tubuh lain yang sakit.

    Dalam kondisi khusus seperti Lebaran, tidak ada salahnya Anda memeriksakan kolesterol sebelum dan sesudah Lebaran. Untuk memeriksa kadar kolesterol, Anda disarankan untuk berpuasa terlebih dahulu selama 10-12 jam. Bedanya, puasa untuk pemeriksaan kolesterol membolehkan Anda minum air putih (bila sedang tidak dalam kondisi berpuasa Ramadhan).

    Baca Juga: 7 Makanan Ini Memicu Kolesterol

    Jenis Kolesterol yang Diperiksa

    Ini adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk mengetahui profil lemak/ kolesterol Anda, yaitu:

    Kolesterol Total

    Total dari kadar HDL, LDL, dan trigliserida. Normalnya kurang dari 200 mg/dL.

    HDL (high density lipoprotein)

    Dikenal sebagai kolesterol baik. Kadar kolesterol HDL yang normal dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Normalnya 60 mg/dL atau lebih.

    LDL (low density lipoprotein)

    Dikenal sebagai kolesterol jahat karena dapat menyumbat pembuluh darah. Normalnya kurang dari 100 mg/dL.

    Trigliserida

    Yaitu lemak yang disimpan. Trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke. Normalnya kurang dari 150 mg/dL.

    Baca Juga: Kolesterol Penyebab Stroke Dan Serangan Jantung

    Konsultasikan Hasil Dengan Dokter

    Setelah Anda menerima hasil pemeriksaan kolesterol, segera konsultasikan hasilnya dengan dokter. Dokter akan menganalisa hasil pemeriksaan dan mendiskusikan rencana terapi bersama Anda.

    Sahabat Sehat, walau makanan Lebaran sangat menggugah selera, sebaiknya Anda tetap berhati-hati dalam memilih jenis makanan dan porsinya. Terutama bagi Anda yang sudah memiliki penyakit kronis.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. LDL and HDL Cholesterol: “Bad” and “Good” Cholesterol. Atlanta: CDC; 2020.
    2. Mayo Clinic. Top 5 lifestyle changes to improve your cholesterol. New York: Mayo Clinic; 2020.
    Read More
  • Angka kejadian kanker serviks di Indonesia mencapai 15.000 hingga 21.000 kasus setiap tahunnya. Angka ini menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian nomor satu bagi perempuan di Indonesia, sekaligus menempatkan Indonesia pada urutan kedua di dunia untuk kasus kanker serviks terbanyak di dunia. Penyebaran kasus kanker serviks sebenarnya dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan vaksinasi kanker […]

    Apakah Boleh Melakukan Vaksin HPV Setelah Melahirkan?

    Angka kejadian kanker serviks di Indonesia mencapai 15.000 hingga 21.000 kasus setiap tahunnya. Angka ini menjadikan kanker serviks sebagai penyebab kematian nomor satu bagi perempuan di Indonesia, sekaligus menempatkan Indonesia pada urutan kedua di dunia untuk kasus kanker serviks terbanyak di dunia. Penyebaran kasus kanker serviks sebenarnya dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan vaksinasi kanker serviks.

    Apakah Boleh Melakukan Vaksin HPV Setelah Melahirkan

    Apakah Boleh Melakukan Vaksin HPV Setelah Melahirkan?

    Vaksin human papillomavirus (HPV) atau vaksinasi untuk mencegah kanker serviks diindikasikan bagi semua perempuan berusia 9 tahun keatas, terutama yang belum aktif secara seksual karena vaksin lebih efektif bila diberikan sebelum aktif berhubungan seksual.

    Lalu apakah boleh perempuan yang baru saja melahirkan mendapatkan vaksinasi HPV? Simak penjelasannya di bawah ini.

    Jenis-jenis Vaksin HPV

    Virus HPV dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Pada daerah kelamin, kanker dapat terjadi pada leher rahim, vulva atau bibir vagina, vagina dan penis. Sedangkan pada daerah non-kelamin, virus HPV dapat menyerang bagian mulut dan saluran napas atas.

    Ada beberapa tipe human papillomavirus, yaitu tipe 16, 18, 6, dan 11. HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks (sebanyak 70% kasus di dunia). Sedangkan HPV tipe 6 dan 11 diketahui menjadi 90% penyebab kasus kutil kelamin.

    Di Indonesia ada 2 jenis vaksin HPV yang beredar, yaitu bivalen dan tetravalen. Bivalen mengandung 2 tipe HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim. Sedangkan vaksin tetravalent mengandung 4 tipe virus HPV (tipe 6, 11, 16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim dan juga kutil kelamin.

    Efek samping yang mungkin timbul setelah dilakukan vaksinasi yaitu:

    • Nyeri dan kemerahan di area tempat suntikan
    • Pusing dan nyeri kepala
    • Mual dan muntah.

    Dapatkan: Layanan Vaksinasi HPV dari ProSehat

    Apakah Baksinasi boleh Diberikan Setelah Aktif Seksual?

    Idealnya, vaksinasi HPV diberikan mulai dari 9 tahun dan sebelum perempuan aktif secara seksual. Beberapa jurnal menyebutkan bahwa pada usia ini vaksinasi memberikan efek yang lebih maksimal.

    Maka, apabila vaksin HPV diberikan pada wanita yang telah aktif secara seksual, dikhawatirkan efektivitas vaksinnya kurang maksimal. Pasalnya, mereka sudah kemungkinan terpapar virus HPV setelah melakukan hubungan seksual.

    Tapi, bukan berarti vaksin HPV tidak direkomendasikan untuk orang yang sudah aktif berhubungan seksual. Vaksin ini tetap diberikan dengan sebelumnya melakukan Pap smear untuk melihat adanya resiko terinfeksi virus HPV.

    Pap Smear adalah pemeriksaan yang dianjurkan untuk mendeteksi kanker serviks, dimana dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim atau serviks dengan diusap dengan kapas cotton bud lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Apabila didapatkan hasil kecurigaan infeksi HPV, maka vaksinasi tidak dapat diberikan.

    Baca Juga: Bolehkah Vaksin HPV Setelah Menikah? Cek Apa Kata Dokter

    Vaksin HPV untuk Ibu yang Baru Melahirkan

    Wanita yang melahirkan berkali-kali secara pervaginam dan wanita yang melahirkan pertama kali saat usia muda memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi HPV masih menguntungkan bila diberikan bagi wanita postpartum atau yang baru saja melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa vaksinasi HPV aman dilakukan pasca melahirkan (postpartum) dan pada wanita yang menyusui.

    Mempertimbangkan bahwa wanita pasca melahirkan lebih rentan terhadap infeksi HPV, maka kongres Ahli Obstetri dan Ginekologi di Amerika atau American Congress of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) dan Taiwan Society of Perinatology dan Taiwan Maternal Fetal Medicine Society merekomendasikan pemberian vaksinasi HPV saat kontrol pasca persalinan.

    Vaksinasi nantinya akan diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal pemberian vaksinasi pada bulan 0, lalu 1 atau 2 bulan setelah penyuntikan pertama dan terakhir adalah 6 bulan setelah penyuntikan pertama. Apabila pemberian vaksinasi ada yang terlewat, maka vaksinasi dapat terus dilanjutkan tanpa mengulangi dosisnya dari awal.

    Baca Juga: Mengapa Vaksinasi HPV Juga Diperlukan Untuk Si Gadis?

    Sahabat Sehat, vaksin HPV memberikan manfaat yang besar bagi wanita, salah satunya dengan melindunginya dari kanker serviks. Segera jadwalkan vaksinasi HPV Anda dan ajak keluarga dan kerabat perempuan Anda juga agar sama-sama terlindungi dari virus HPV.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat.  

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. 6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Vaksin HPV [Internet]. Perdoski.id. 2021.
    2. IDAI | Sekilas tentang Vaksin HPV [Internet]. Idai.or.id. 2017.
    3. HPV Vaccination: What Everyone Should Know | CDC [Internet]. Cdc.gov. 2021.
    4. HPV Vaccine | What Is the HPV Vaccination [Internet]. Plannedparenthood.org. 2021.
    5. Human Papillomavirus (HPV) Vaccine [Internet]. Centers for Disease Control and Prevention. 2021.
    6. HPV vaccine: Get the facts [Internet]. Mayo Clinic. 2020.
    7. HPV Vaccine Information For Young Women [Internet]. Cdc.gov. 2016.
    8. Sulaiman M. Bagi yang Sudah Menikah, Lebih Baik Papsmear atau Vaksinasi HPV Dulu? [Internet]. detikHealth. 2017.
    9. Lee, C., Tseng, C., Chang, C., Lee, M. and Yang, S., 2021. Postpartum HPV Vaccination Rate and Differences in Background Characteristics Between HPV Vaccinated and Unvaccinated Postpartum Women: Strict Monitoring and Follow-Up of Postpartum HPV Vaccination Program. Frontiers in Immunology.
    Read More
  • Sahabat Sehat mungkin pernah mengalami pusing berputar. Kondisi ini sering disebut sebagai vertigo. Vertigo dapat dialami siapa saja, baik pria maupun wanita dari berbagai usia.  Vertigo umum dapat mereda dengan sendirinya, namun dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Terdapat beberapa pilihan tatalaksana untuk keluhan vertigo, salah satunya adalah fisioterapi. Lalu apakah perlu bagi semua penderita vertigo untuk melakukan […]

    Penderita Vertigo Perlukah Melakukan Fisioterapi ?

    Sahabat Sehat mungkin pernah mengalami pusing berputar. Kondisi ini sering disebut sebagai vertigo. Vertigo dapat dialami siapa saja, baik pria maupun wanita dari berbagai usia. 

    Vertigo umum dapat mereda dengan sendirinya, namun dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Terdapat beberapa pilihan tatalaksana untuk keluhan vertigo, salah satunya adalah fisioterapi. Lalu apakah perlu bagi semua penderita vertigo untuk melakukan fisioterapi? Mari simak penjelasan berikut.

    Penderita Vertigo Perlukah Melakukan Fisioterapi

    Penderita Vertigo Perlukah Melakukan Fisioterapi ?

    Penyebab Vertigo

    Terdapat berbagai hal yang dapat menyebabkan vertigo. Beberapa contohnya adalah adanya infeksi, rasa cemas berlebih, atau bahkan tumor yang mengganggu bagian pengatur keseimbangan tubuh.

    Berdasarkan penyebab-penyebabnya, tentu tidak semua vertigo langsung disarankan untuk menjalani fisioterapi. Penyebab vertigo yang dapat disarankan untuk melakukan fisioterapi adalah endapan pada saluran keseimbangan tubuh atau disebut juga Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

    Dapatkan: Layanan Fisioterapi Lansia Vertigo ke Rumah

    Sebagian besar BPPV yaitu 50-70% terjadi tanpa ada faktor pencetusnya.4 Sisanya dapat terjadi akibat riwayat kepala pernah terbentur, riwayat infeksi telinga, dan kurangnya oksigen. BPPV paling banyak dijumpai pada usia 50-70 tahun, usia muda jarang dijumpai namun dapat terjadi apabila terdapat riwayat trauma kepala.

    Untuk mengetahui apakah Sahabat Sehat mengalami BPPV, Sahabat Sehat harus memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter. Dokter akan menanyakan keluhan saat ini dan riwayat Sahabat Sehat, lalu akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium atau pencitraan seperti CT-scan atau MRI mungkin diperlukan agar dokter dapat menyingkirkan penyebab vertigo lainnya sehingga diagnosis BPPV dapat tegak.

    Baca Juga: Alami Tekanan Darah Rendah? Siapkan 6 Jenis Makanan Ini di Rumah

    Fisioterapi Bagi Penderita Vertigo

    Penanganan pada penderita vertigo (BPPV) berupa pemberian obat dan fisioterapi. Obat-obatan yang diberikan secara umum dapat meredakan gejala. Pada sebuah penelitian diketahui bahwa dua per tiga dari penderita BPPV yang melakukan fisioterapi, mengalami perbaikan dari  keluhan vertigonya meski tidak diberikan tatalaksana lain.

    Fisioterapi yang dilakukan kepada penderita vertigo disebut Vestibular Rehabilitation. Tujuan dilakukannya fisioterapi ini adalah untuk melatih input yang diterima oleh organ yang mengatur keseimbangan tubuh dan yang penglihatan mata agar dapat diproses dengan baik dalam otak, sehingga persepsi keseimbangan tubuh dapat diperbaiki.

    Dengan membaiknya persepsi keseimbangan tubuh, diharapkan keluhan vertigo akan semakin berkurang dan Sahabat Sehat dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa gangguan keseimbangan. Dalam fisioterapi ini, Sahabat Sehat dilatih untuk melakukan gerakan-gerakan stretching dan memutarkan kepala untuk melatih rangsangan keseimbangan tersebut. 

    Fisioterapi dapat dilakukan selama 40-60 menit setiap sesinya, diharapkan Sahabat Sehat dapat melanjutkannya dirumah. Kontrol untuk fisioterapi secara umum dilakukan 1 kali setiap 1-2 minggu.5 Dengan melakukan fisioterapi tersebut, diharapkan keluhan vertigo secara perlahan akan berkurang hingga nantinya menghilang.

    Baca Juga: Benarkah Fisioterapi Bantu Atasi Saraf Terjepit ?

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai informasi mengenai fisioterapi sebagai salah satu penanganan bagi penderita vertigo. Tidak semua pasien vertigo dapat diberikan fisioterapi yang disebut dengan Vestibular Rehabilitation. Harus dicari tahu terlebih dahulu penyebab dari vertigo yang mungkin Sahabat Sehat alami. Sebelum ingin memulai fisioterapi tersebut, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter atau tenaga medis terlebih dahulu.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jonathan Christopher
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. National Health Service. Vertigo [Internet]. UK : National Health Service. 2022.
    2. National Health Service. Vertigo causes and treatment [Internet]. UK : National Health Service. 2022.
    3. Stanton M, Freeman A. Vertigo [Internet]. USA : Pubmed.. 2022.
    4. Palmeri R, Kumar A. Benign Paroxysmal Positional Vertigo [Internet]. USA : Pubmed. 2022.
    5. Han B, Song H, Kim J. Vestibular Rehabilitation Therapy: Review of Indications, Mechanisms, and Key Exercises. Journal of Clinical Neurology. 2011;7(4):184.
    6. Northwell Health. Vestibular rehabilitation – Rehabilitation Network [Internet]. USA : Northwell Health. 2022.
    Read More
  • Sahabat Sehat, seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh manusia melemah sehingga membuat tubuh lebih sulit dalam melawan infeksi. Orang lanjut usia (lansia) lebih mungkin terkena penyakit seperti flu, radang paru-paru, dan herpes zoster, dan mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan sakit jangka panjang, rawat inap, dan bahkan kematian. Vaksin sangat penting untuk lansia. Terlebih, jika lansia […]

    Kenali 3 Vaksinasi yang Penting untuk Lansia

    Sahabat Sehat, seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh manusia melemah sehingga membuat tubuh lebih sulit dalam melawan infeksi. Orang lanjut usia (lansia) lebih mungkin terkena penyakit seperti flu, radang paru-paru, dan herpes zoster, dan mengalami komplikasi yang dapat menyebabkan sakit jangka panjang, rawat inap, dan bahkan kematian.

    Kenali 3 Vaksinasi yang Penting untuk Lansia

     

    Vaksin sangat penting untuk lansia. Terlebih, jika lansia memiliki penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung, mendapatkan vaksinasi akan lebih bermanfaat. Vaksin dapat melindungi lansia dari penyakit serius (dan komplikasi terkait) sehingga ia dapat tetap sehat seiring bertambahnya usia.

    Bagi Sahabat Sehat yang sudah lanjut usia atau sedang merawat lansia di rumah, yuk cari tahu vaksin apa saja yang dibutuhkan di usia lanjut.

    Angka Harapan Hidup terus Meningkat

    Masih banyak orang beranggapan bahwa vaksinasi selesai di masa kecil. Sebagian lainnya merasa vaksinasi tambahan dilakukan hanya jika diperlukan, misalnya vaksin meningitis untuk umroh atau haji dan vaksin darurat seperti vaksin Covid-19.

    Program vaksinasi dewasa memang masih belum banyak terdengar di masyarakat. Padahal, manfaatnya sama besarnya dengan vaksin saat kanak-kanak.

    Angka harapan hidup yang terus meningkat di Indonesia menjadi sebuah tantangan bagi masyarakat untuk melindungi orang tua dari kesakitan. Pada tahun 1990, angka harapan hidup orang Indonesia adalah sekitar 62 tahun. Itu adalah rata-rata lamanya hidup orang Indonesia. Tahun 2019, angka harapan hidup orang Indonesia meningkat menjadi 71 tahun. Hal ini bisa terjadi karena adanya kemajuan ekonomi, lebih mudahnya akses layanan kesehatan, dan sebagainya.

    Peningkatan angka harapan hidup ini membuat vaksinasi menjadi sarana penting untuk melindungi kelompok usia rentan ini. Penyakit menular seperti influenza dan pneumonia adalah salah satu pembunuh utama lansia di dunia.

    Dapatkan: Layanan Vaksinasi Flu ke Rumah dari ProSehat

    Vaksinasi yang Penting untuk Lansia

    Sesuai pedoman jadwal imunisasi dewasa yang direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) tahun 2021, jenis vaksinasi yang dibutuhkan oleh lansia adalah sebagai berikut:

    Influenza

    Influenza adalah penyakit yang sangat serius bagi lansia (orang berusia 65 tahun ke atas). Selain itu, penyakit ini juga membahayakan orang dengan kondisi medis tertentu sehingga meningkatkan risiko menjadi sakit berat dan komplikasi.

    Strain virus influenza berubah setiap tahun dan vaksin berubah setiap tahun untuk menyesuaikan dengan strain baru. Itulah mengapa penting untuk mendapatkan vaksin influenza setiap satu tahun sekali.

    Penyakit influenza seringkali diremehkan karena dianggap seperti batuk dan pilek biasa. Walau memang sama-sama menimbulkan gejala pilek, namun influenza menyebabkan demam, badan meriang, dan sesak nafas atau nafas terasa berat. Maka, vaksinasi influenza sangat direkomendasikan bagi semua orang, terutama lansia yang imunitasnya semakin turun seiring bertambahnya usia.

    Pneumokokus (PCV-13/ PPSV-23)

    Penyakit pneumokokus adalah infeksi bakteri. Penyakit ini sangat serius pada orang tua dan dapat menyebabkan radang paru-paru (pneumonia), infeksi darah (sepsis), dan radang selaput otak (meningitis).

    Ada dua macam vaksin pneumokokus, yaitu vaksin PCV-13 dan vaksin PPSV-23. Vaksin PCV-13 melindungi dari 13 macam bakteri penyebab pneumonia, sedangkan PPSV-23 melindungi dari 23 macam bakteri.

    Jika lansia belum pernah divaksinasi pneumokokus saat kecil, ia bisa mendapatkan vaksinasi PCV-13 terlebih dahulu dan dilanjutkan PPSV-23 satu tahun kemudian, atau sebaliknya. Vaksin PCV-13 dapat diberikan mulai usia 50 tahun ke atas, sedangkan vaksin PPSV-23 diberikan mulai usia 60 tahun ke atas. Pemberian kedua jenis vaksin ini tidak boleh dalam waktu yang bersamaan.

    Baca Juga: 10 Jenis Medical Check Up Rutin yang Perlu Dilakukan Lansia

    Herpes zoster

    Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan ketika virus cacar air (varisela) aktif kembali. Penyakit ini dapat menyebabkan nyeri saraf yang parah dan dapat berlangsung selama berbulan-bulan.

    Vaksin herpes zoster direkomendasikan untuk orang berusia 50 tahun ke atas karena kelompok usia tersebut berisiko lebih tinggi terkena herpes zoster. Seiring bertambahnya usia, kekebalan tubuh terhadap virus varisela-zoster menurun. Hal ini meningkatkan kemungkinan virus varisela-zoster menjadi aktif kembali.

    Sahabat Sehat, itulah rekomendasi vaksinasi untuk lansia. Pencegahan adalah cara yang paling efektif untuk melindungi kesehatan lansia, dan vaksinasi terhadap penyakit menular yang paling umum adalah pendekatan yang paling disarankan.

    Ayo segera lindungi lansia dari penyakit menular yang membahayakannya. Jadwalkan vaksinasi lansia bersama ProSehat, baik di klinik Prosehat maupun di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Sahabat Sehat.

    Layanan di klinik Prosehat bisa dilakukan di Grand Wisata Bekasi dan Palmerah Jakarta Barat dengan kisaran harga promo sebagai berikut (harga dapat berubah sewaktu-waktu):

    Vaksin Influenza 4 strain di klinik Rp. 299.000
    Vaksin Influenza 4 strain di rumah Rp. 550.000
    Vaksin PCV-13 di klinik Rp. 960.000
    Vaksin PCV-13 di rumah Rp. 1.200.000
    Vaksin PPSV-23 di klinik Rp. 990.000
    Vaksin PPSV-23 di rumah Rp. 1.250.000

    Baca Juga: Pentingnya Memberi Vaksin Flu untuk Orang Tua atau Lansia

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Nurul L
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Adults Age 65 and Older. HHS.
    2. Jadwal Imunisasi Dewasa 2021. PAPDI. 
    3. Immunisations for adults and seniors. Australia Government Department of Health.
    4. Ciabattini A, et al. Vaccination in the elderly: The challenge of immune changes with aging. 
    Read More
  • Tanggal 29 Mei 2022 yang jatuh pada hari Minggu diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Setiap tahunnya pada tanggal 29 Mei, HLUN dirayakan untuk mengapresiasi peran penting para lanjut usia Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.  Peringatan HLUN pada tahun 2022 kali ini memiliki suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, […]

    10 Jenis Medical Check Up Rutin yang Perlu Dilakukan Lansia

    Tanggal 29 Mei 2022 yang jatuh pada hari Minggu diperingati sebagai Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN). Setiap tahunnya pada tanggal 29 Mei, HLUN dirayakan untuk mengapresiasi peran penting para lanjut usia Indonesia dalam kiprahnya mempertahankan kemerdekaan, mengisi pembangunan dan memajukan bangsa. 

    Peringatan HLUN pada tahun 2022 kali ini memiliki suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dimana banyak kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat, terutama kelompok lanjut usia.

    10 Jenis Medical Check Up Rutin yang Perlu Dilakukan Lansia

    10 Jenis Medical Check Up Rutin yang Perlu Dilakukan Lansia

    Pasalnya, banyak lansia yang belum memahami pentingnya Medical Check Up (MCU), atau pemeriksaan kesehatan, hingga ragu untuk memeriksakan diri dan melakukan vaksinasi karena kurangnya sosialisasi. Padahal saat memasuki usia lanjut, seseorang akan lebih rentan terserang penyakit, termasuk penyakit yang berbahaya. 

    Dengan adanya peringatan HLUN, diharapkan masyarakat dan lansia lebih peduli akan kesehatan di masa senja dengan rutin melakukan MCU serta melengkapi vaksinasi untuk mencegah penyakit menular. 

    Berbagai Jenis Medical Check Up Lansia

    Di usia lanjut, seseorang rawan mengalami gangguan kesehatan, mulai dari penyakit ringan hingga serius. Kondisi seperti ini dapat terjadi karena adanya penurunan fungsi organ-organ tubuh akibat proses penuaan. 

    Agar dapat mendeteksi dini penyakit dan menanganinya sedari awal, medical check up rutin akan memberikan banyak manfaat bagi lansia. Berikut beberapa jenis medical check up lansia yang umum disarankan, diantaranya:

    Tes tekanan darah

    Setidaknya ada satu dari tiga lansia yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Penyakit ini dikenal sebagai “silent killer” karena gejalanya kerap tak terdeteksi. Padahal, kondisi ini dapat memicu risiko serangan jantung yang bisa berujung pada kematian. Seseorang dikatakan memiliki tekanan darah tinggi jika hasil pemeriksaan mulai dari 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

    Oleh sebab itu, pemeriksaan tekanan darah perlu dilakukan minimal setahun sekali jika lansia tidak memiliki riwayat hipertensi. Bagi lansia yang memiliki riwayat hipertensi, pemeriksaan tekanan darah dapat dilakukan lebih sering tergantung dari beratnya penyakit. 

    Dapatkan: Layanan Medical Check Up dari ProSehat

    Tes kadar kolesterol

    Serupa dengan tekanan darah, tingginya kadar kolesterol dalam darah juga dapat memicu terjadinya serangan jantung dan stroke (penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak). 

    Lansia sehat tanpa risiko penyakit jantung tidak perlu memeriksakan kadar kolesterolnya terlalu sering, cukup lima tahun sekali. Namun bagi lansia dengan kadar kolesterol > 200 mg/dL, disarankan pemeriksaan dilakukan setiap 3 bulan dan selanjutnya disesuaikan dengan hasil pengobatan dan saran dokter.

    Jenis pemeriksaan yang disarankan adalah kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida.

    Tes mata

    Perubahan penglihatan terjadi seiring bertambahnya usia. Saat lansia mencapai usia 60-an dan lebih, ia perlu menyadari tanda-tanda peringatan masalah kesehatan mata akibat usia yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan.

    Penyakit mata yang umum mengenai lansia diantaranya katarak dan glaukoma. Oleh sebab itu, pemeriksaan mata perlu rutin dilakukan, terutama jika lansia memiliki riwayat diabetes dan darah tinggi yang dapat memengaruhi pembuluh darah di mata dan tekanan bola mata. Tes mata umumnya meliputi:

    • Tes ketajaman mata
    • Pemeriksaan retina
    • Slit-lamp

    Tes periodontal

    Lansia rentan mengalami masalah gigi dan mulut. Problema di area ini dapat menyebabkan nafsu makan berkurang sehingga ia kekurangan nutrisi dan cairan. Masalah gigi dan mulut yang umum ditemui pada lansia antara lain gigi bolong, gusi bengkak, infeksi mulut, dan sebagainya.

    Melihat adanya risiko bahaya kesehatan pada gigi dan mulut, lansia dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan periodontal secara berkala untuk memantau kondisi gigi dan mulut, yaitu setiap enam bulan sekali jika tanpa masalah.

    Tes pendengaran

    Penurunan fungsi hingga kehilangan kemampuan mendengar merupakan hal yang umum terjadi pada lansia. Ini bisa terjadi karena adanya infeksi atau kondisi medis lainnya. untuk mencegah bertambah parahnya masalah pendengaran yang terjadi, lansia dianjurkan untuk melakukan tes pendengaran setiap 2-3 tahun sekali. 

    Baca Juga: 5 Masalah Kesehatan yang Menyebabkan Lansia Susah Makan

    Tes kepadatan tulang

    Diketahui, ada sekitar 75 juta orang yang menderita osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit pengeroposan tulang. Penyakit ini umum dialami oleh lansia, terutama wanita. Oleh sebab itu, tes kepadatan tulang masuk ke dalam jenis MCU yang harus dilakukan secara berkala oleh lansia. Lansia yang menderita osteoporosis akan rentan mengalami jatuh dan patah tulang.

    Tes vitamin D

    Vitamin D memiliki peran penting bagi tubuh, mulai dari membantu penyerapan kalsium, hingga mencegah penyakit diabetes, jantung, hingga kanker. Namun, seiring bertambahnya usia, vitamin D dalam tubuh juga akan semakin menurun. 

    Untuk itu, tes kadar vitamin D pada lansia sangat perlu dilakukan untuk memantau kadar vitamin tersebut dalam tubuh. apabila dokter menemui kadar vitamin dalam tubuh lansia berkurang, dokter akan segera melakukan upaya penanganan seperti memberikan suplemen vitamin D dan sebagainya. 

    Tes diabetes

    Tes diabetes merupakan salah satu tes yang juga sangat penting bagi lansia. Ini karena diabetes termasuk salah satu penyakit yang paling sering menyerang lansia. Penyakit ini terjadi akibat kadar gula darah yang tinggi atau berlebih. Tes diabetes dilakukan guna memantau kadar gula darah (glukosa) dalam tubuh.

    Mammogram

    Mammogram adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi kanker payudara pada wanita, termasuk lansia. Wanita usia 45-54 tahun dianjurkan untuk melakukan mammogram  atau pemeriksaan payudara setiap 1-2 tahun sekali. Hal ini dilakukan untuk mencegah sekaligus mendeteksi kanker payudara, terutama jika memiliki riwayat keluarga yang mengidap penyakit ini. 

    Pap smear

    Wanita yang berusia diatas 65 tahun perlu melakukan pap smear untuk mendeteksi kanker serviks. Di Indonesia, pap smear dilakukan secara gratis di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) maupun rumah sakit.

    Baca Juga: 8 Alasan Pentingnya Melakukan ‘Medical Check Up’

    Sahabat Sehat, itulah beberapa jenis medical check up yang disarankan bagi lansia. Sebagaimana pepatah menyebutkan, “Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Maka, ayo jalani pemeriksaan kesehatan rutin agar dapat mencegah maupun mengobati dini penyakit.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan ProSehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Cancer.org. 2022. Cancer Screening Guidelines | Detecting Cancer Early.
    2. Healthline. 2022. The Health Tests That Seniors Need.
    3. American Academy of Ophthalmology. 2022. Get an Eye Disease Screening at 40
    4. Osteoporosis.foundation. 2022. Facts & Statistics | International Osteoporosis Foundation.
    5. Kemensos.go.id. 2022. Hari Lanjut Usia Nasional Tahun 2022 | Kementerian Sosial Republik Indonesia.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com