Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 191–200 of 1371 results

  • Demensia atau biasa disebut pikun, seringkali dianggap sebagai hal yang normal. Kondisi ini kerap dialami lanjut usia (lansia) akibat proses penuaan. Proses penuaan mengakibatkan penurunan pada sistem tubuh, termasuk otak. Sekitar 55 juta orang lansia di dunia hidup dengan demensia, sementara itu penambahan kasus demensia pada lansia mencapai 10 juta orang per tahun. Berdasarkan penelitian […]

    Mengapa Lansia Mengalami Demensia atau Pikun?

    Demensia atau biasa disebut pikun, seringkali dianggap sebagai hal yang normal. Kondisi ini kerap dialami lanjut usia (lansia) akibat proses penuaan. Proses penuaan mengakibatkan penurunan pada sistem tubuh, termasuk otak.

    Mengapa Lansia Mengalami Demensia atau Pikun

    Mengapa Lansia Mengalami Demensia atau Pikun?

    Sekitar 55 juta orang lansia di dunia hidup dengan demensia, sementara itu penambahan kasus demensia pada lansia mencapai 10 juta orang per tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 menyebutkan bahwa setiap 3 detik ada 1 orang yang terdiagnosa demensia.

    Di Asia tercatat 22 juta orang lansia menderita demensia, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat tercatat lebih dari 4 juta orang lansia menderita Alzheimer dan dikhawatirkan akan terus bertambah hingga 4 kali lipat pada tahun 2050. Hal ini berkaitan dengan bertambahnya usia harapan hidup pada usia lanjut.

    Sahabat Sehat, mengapa demensia kerap dialami para kaum lansia? Mari simak penjelasan berikut.

    Demensia Bukan Proses Normal Penuaan

    Demensia merupakan salah satu penyakit akibat kerusakan sel saraf dan hubungan antar sel saraf pada otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, proses dan cara berpikir. Kondisi seperti ini sebagian dialami oleh beberapa orang usia lanjut, namun bukan merupakan hal normal yang berkaitan dengan proses penuaan.

    Demensia akan mempengaruhi beberapa aspek kehidupan seperti kemampuan bersosialisasi hingga aktivitas sehari-hari penderitanya (gangguan mood seperti lebih sensitif, depresi dan timbul rasa cemas dan khawatir berlebihan).

    Banyak lansia hidup tanpa gejala demensia pada masa tuanya. Proses penuaan yang biasanya terjadi, misalnya kelemahan otot dan tulang, kekakuan pembuluh darah dan gangguan daya ingat. Secara umum pengetahuan dan pengalaman, ingatan, serta kemampuan bahasa akan menetap meskipun terjadi proses penuaan.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Penyebab Demensia

    Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sistem saraf, demensia dibagi menjadi:

    • Penyakit Alzheimer

    Penyakit alzheimer merupakan jenis demensia yang sering kali terjadi. Penyebab alzheimer belum diketahui pasti, namun hal ini dapat disebabkan karena faktor genetik dari keluarga, serta kelainan protein dalam otak yang dapat mengganggu sel saraf dapat menyebabkan demensia. 

    • Demensia Vaskuler

    Kondisi ini disebabkan karena gangguan pembuluh darah di otak yang mensuplai darah ke otak. Pembuluh darah yang bermasalah dapat menyebabkan stroke sehingga mengganggu kerja otak. 

    • Demensia Lewy Body

    Adanya kelainan sel pada otak dengan ditemukannya sejumlah protein tertentu yang disebut lewy body sehingga menyebabkan demensia.

    • Kondisi medis lainnya

    Beberapa kondisi tertentu dapat menyebabkan demensia, seperti :

    • Kelainan metabolisme atau endokrin
    • Multiple sclerosis
    • Perdarahan otak
    • Tumor otak
    • Efek samping obat (obat penenang dan Pereda nyeri)
    • Kekurangan vitamin dan mineral tertentu (vitamin B1, B6, B12, E dan zat besi didalam tubuh)
    • Keracunan logam berat
    • Keracunan bahan kimia
    • Keracunan Alkohol.

    Baca Juga: Ketahui Beragam Jenis Suplemen Penunjang Kesehatan Lansia

    Gejala Demensia

    Demensia ditandai dengan adanya perubahan kemampuan kognitif, seperti berikut :

    • Tahap awal, ditandai dengan mudah lupa, lupa waktu, dan tersesat di jalan
    • Tahap menengah, ditandai dengan lupa peristiwa yang baru terjadi, tersesat di rumah sendiri, sulit merawat diri dan berkomunikasi, memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitasnya, bertanya berulang kali dan berjalan tanpa tujuan
    • Tahap lanjut, ditandai dengan tidak mengenali waktu dan tempat, sulit mengenali kerabat, sulit berjalan, dan perubahan perilaku 

    Sementara itu, perubahan psikologis yang dapat dialami penderita demensia meliputi munculnya depresi, cemas, gangguan berperilaku, paranoid, dan halusinasi.

    Baca Juga: Mengapa Lansia Rentan Mengalami Osteoartritis?

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai demensia yang kerap dialami lansia. Salah satu cara untuk mencegah demensia. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia Dewi
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Geriatri. Waspadai dan Kenali Demensia pada Lansia [Internet]. Indonesia : Geriatri. 2021.
    2. World Health Organization. Dementia [Internet]. USA : World Health Organization. 2021.
    3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menkes: Lansia yang Sehat, Lansia yang Jauh dari Demensia [Internet]. Indonesia : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
    4. Geriatri. Kenali Risiko dan Gejala Demensia Pada Lansia [Internet]. Indonesia : Geriatri. 2021.
    5. Health in Aging. Dementia [Internet]. USA : Health in Aging. 2021.
    6. Centers for Disease Control and Prevention. What Is Dementia? [Internet]. USA : Centers for Disease Control and Prevention. 2019.
    7. Mayo Clinic. Dementia [Internet]. USA : Mayo Clinic. 2021.
    Read More
  • Infeksi toksoplasma atau disebut juga Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toksoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan pada air yang terkontaminasi, kotoran kucing, dan daging yang dimasak kurang matang. Penyakit ini perlu diwaspadai pada ibu hamil sebab  dapat mengganggu tumbuh kembang janinnya seperti kerusakan otak, kehilangan penglihatan, hingga kelahiran prematur. Sahabat Sehat, bagaimana […]

    Menderita Toksoplasma Saat Hamil, Bagaimana Mengatasinya?

    Infeksi toksoplasma atau disebut juga Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit Toksoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan pada air yang terkontaminasi, kotoran kucing, dan daging yang dimasak kurang matang.

    Penyakit ini perlu diwaspadai pada ibu hamil sebab  dapat mengganggu tumbuh kembang janinnya seperti kerusakan otak, kehilangan penglihatan, hingga kelahiran prematur. Sahabat Sehat, bagaimana mengatasi toksoplasmosis pada ibu hamil ? Mari simak penjelasan berikut.

    Menderita Toksoplasma Saat Hamil, Bagaimana Mengatasinya

    Menderita Toksoplasma Saat Hamil, Bagaimana Mengatasinya?

    Bagaimana Cara Penularan Toksoplasma ?

    Apabila Sahabat Sehat terinfeksi sebelum hamil, makan parasit memerlukan beberapa waktu hingga menimbulkan gejala. Sebagian besar kasus toksoplasma berasal dari makanan yang terkontaminasi misalnya:

    • Daging mentah atau setengah matang (daging masih berwarna merah muda atau mengeluarkan darah).
    • Susu yang tidak dipasteurisasi atau makan produk olahannya.
    • Makan makanan yang terkontaminasi tanah atau kotoran kucing.
    • Menyentuh kotoran kucing yang terkontaminasi (misalnya saat mengganti kotak pasir) dan lalu menyentuh makanan.  

    Membelai atau memelihara kucing umumnya tidak menyebabkan terinfeksi toksoplasma. Penyakit ini juga tidak dapat menular melalui kontak orang ke orang. Namun ibu hamil tetap perlu mewaspadai penyakit ini sebab berisiko menularkan infeksi ke janin melalui plasenta. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Gejala Toksoplasma

    Umumnya, toksoplasma tidak menimbulkan gejala apapun dan banyak penderita tidak menyadari bahwa telah terinfeksi toksoplasma. Berikut adalah beberapa gejala yang dapat Sahabat Sehat alami jika terinfeksi toksoplasma :

    • Demam
    • Nyeri otot
    • Kelelahan
    • Nyeri tenggorokan
    • Pembengkakan kelenjar getah bening

    Untuk memastikan apakah Sahabat Sehat terinfeksi toksoplasma atau tidak, maka dianjurkan berkonsultasi dengan dokter agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti tes darah. 

    Baca Juga: Vaksin HPV Melindungi Ibu dan Janin Selama Kehamilan

    Tips Mengurangi Risiko Toksoplasma

    Untuk mengurangi risiko terkena toksoplasma, Sahabat Sehat dianjurkan melakukan beberapa hal berikut ini:

    • Cuci tangan sebelum menyiapkan atau memakan makanan.
    • Cuci tangan, pisau, talenan secara menyeluruh setelah menggunakannya untuk menyiapkan daging mentah. 
    • Cuci atau kupas buah dan sayuran secara menyeluruh untuk menghilangkan sisa-sisa tanah atau kotoran yang menempel.
    • Hindari mengkonsumsi daging mentah atau daging yang diawetkan 
    • Hindari mengkonsumsi susu yang belum dipasteurisasi serta produk olahannya. 
    • Masak daging secara menyeluruh (tidak meninggalkan jejak darah atau masih berwarna merah muda).
    • Kenakan sarung tangan saat berkebun dan cuci tangan setelahnya. 
    • Hindari berkebun di area yang mungkin tercemar oleh kotoran kucing. 
    • Hindari minum air yang tidak di masak sebelumnya. 

    Bagaimana Penanganan Toksoplasma?

    Apabila Sahabat Sehat terinfeksi toksoplasma saat hamil, dokter akan beberapa obat tertentu untuk membasmi parasit Toksoplasma gondii. Selain itu, risiko bayi terinfeksi Toksoplasma lebih kecil apabila ibu hamil telah mendapatkan perawatan yang tepat selama hamil. 

    risiko bayi terinfeksi Toksoplasma lebih kecil apabila ibu hamil telah mendapatkan perawatan yang tepat selama hamil.

    Baca Juga: Perlukah Pemeriksaan TORCH Saat Hamil ?

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai infeksi Toksoplasma saat hamil. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. UOFM Health Toxoplasmosis During Pregnancy [Internet]. USA : Michigan Medicine.
    2. Up To Date. UpToDate [Internet]. USA : Up To Date.
    3. Tommys. Toxoplasmosis Pregnancy [Internet]. USA : Tommys.
    4. Mayo Clinic. Toxoplasmosis – Diagnosis and treatment [Internet]. USA : Mayo Clinic.
    5. Centers for Disease Control and Prevention. Toxoplasmosis [Internet]. USA : Centers for Disease Control and Prevention.
    Read More
  • Tahun ini, Kementerian Kesehatan secara resmi melakukan penambahan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia. Jika sebelumnya, imunisasi rutin memiliki 11 vaksin, kini bertambah menjadi 14 vaksin.  Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah dalam mempermudah masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan memberi subsidi vaksin. Artinya, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin […]

    Mengenal 3 Jenis Baru Vaksin Wajib Untuk Anak – Anak

    Tahun ini, Kementerian Kesehatan secara resmi melakukan penambahan jumlah imunisasi rutin wajib di Indonesia. Jika sebelumnya, imunisasi rutin memiliki 11 vaksin, kini bertambah menjadi 14 vaksin. 

    Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah dalam mempermudah masyarakat untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan memberi subsidi vaksin. Artinya, masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut, termasuk vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

    Mengenal Tiga Jenis Baru Vaksin Wajib Untuk Anak-anak

    Mengenal 3 Jenis Baru Vaksin Wajib Untuk Anak-anak

    11 Jenis Vaksin yang sudah Digunakan dalam Program Imunisasi

    Berikut 11 jenis vaksin yang sudah lebih dulu digunakan dalam program imunisasi, antara lain:

    Imunisasi dasar lengkap untuk bayi usia 0 – 11 bulan.

    • 1 Bulan : BCG Polio 1 untuk mencegah penularan tuberculosis dan polio
    • 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus,  hepatitis B, meningitis, & pneumonia
    • 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
    • 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4
    • 9 Bulan : Campak, mencegah campak

    Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan

    • Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis
    • Imunisasi campak rubella 1 dosis
    • Imunisasi lanjutan pada anak sekolah dasar melalui program tahunan Bulan Imunisasi Nasional
    • Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1
    • Imunisasi tetanus difteri td pada anak kelas 2 dan kelas 5

    Adapun penambahan 3 jenis vaksin baru vaksin yang dimasukkan ke dalam imunisasi rutin

    • Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)
    • Vaksin Rotavirus
    • Vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV)

    Imunisasi PCV adalah cara tepat dalam mencegah penyakit pneumonia karena imunisasi ini dapat melindungi Si Kecil dari bakteri Streptococcus pneumoniae.

    Bakteri pneumokokus dapat menyebabkan beberapa penyakit, seperti radang paru-paru (pneumonia), infeksi darah (bakteremia), dan radang selaput otak (meningitis). Setidaknya pada 2015, ada sekitar 14 persen dari 147 anak balita di Indonesia yang meninggal akibat bakteri pneumokokus. 

    Imunisasi PCV lengkap harus diberikan secara berkala pada bayi di usia 2, 4, 6, dan 12 – 15 bulan. Dengan melakukan imunisasi secara lengkap, diharapkan Si Kecil dapat terhindar dari bahaya penyakit pneumonia ini. 

    Vaksin Rotavirus

    Vaksin rotavirus bekerja untuk melindungi Si Kecil dari diare akibat infeksi rotavirus. Vaksin ini bisa menjadi berbahaya karena berisiko tinggi menyebabkan bayi dan anak mengalami dehidrasi.

    Vaksin rotavirus terbagi menjadi dua jenis, yakni :

    • Vaksin rotavirus monovalen 

    diberikan sebanyak dua kali di usia 6-14 minggu dan dosis kedua dalam 4 minggu setelah dosis pertama. 

    • Vaksin rotavirus pentavalent

    diberikan sebanyak 3 kali. Dosis pertama diberikan saat bayi berusia 2 bulan atau sekitar 6-10 minggu, sedangkan dosis kedua dan ketiga harus diberikan dengan jarak 4-10 minggu setelah vaksin sebelumnya. Batas maksimal dosis ketiga adalah saat bayi mencapai usia 32 minggu. 

    Baca Juga: Yuk Moms, Cek Lagi Jadwal Imunisasi Balita Anda

    Vaksin Human Papilloma Virus (HPV)

    Vaksin selanjutnya yang masuk ke dalam daftar imunisasi rutin adalah Vaksin Human Papilloma Virus (HPV). Vaksin HPV adalah jenis vaksin yang berguna untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV)

    Untuk mendapatkan manfaatnya secara optimal, vaksin HPV disarankan untuk diberikan pada anak-anak yang memasuki masa remaja, baik untuk perempuan maupun laki-laki. 

    Pada anak berusia 9-14 tahun, vaksin HPV diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak pemberian 6-12 bulan antar vaksin.

    Sementara pada usia di atas 15 tahun dan orang dewasa, vaksin HPV perlu diberikan sebanyak 3 kali. Dosis kedua diberikan setelah 1-2 bulan dosis pertama, lalu dosis ketiga diberikan 6 bulan setelah dosis pertama.

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan imunisasi merupakan cara yang paling tepat dan murah untuk mencegah kematian ibu dan anak. Pasalnya, vaksinasi merupakan salah satu intervensi kesehatan yang lebih murah dan lebih efektif daripada intervensi ketika seseorang sudah masuk perawatan di rumah sakit.

    Itulah sebabnya Moms, melengkapi vaksinasi anak sangat direkomendasikan karena sudah terbukti mampu menurunkan risiko penularan suatu penyakit. Tak hanya itu, melakukan vaksinasi juga dapat menurunkan risiko sakit berat dan komplikasi serta bisa lebih hemat (cost effective) dibanding mengeluarkan biaya rawat inap atau pengobatan jika terinfeksi.

    Baca Juga: Cegah Diare Anak Akibat Rotavirus dengan Vaksinasi

    Ayo jadwalkan vaksinasi Anda dan keluarga bersama Prosehat. Layanan ini dapat dilakukan di klinik mitra ProSehat di Grand Wisata Bekasi dan Palmerah Jakarta Barat atau di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Anda.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Kemenkes – Sehat Negeriku. Kemenkes Tambah 3 Jenis Vaksin Imunisasi Rutin, Salah Satunya HPV.
    2. IDAI. Sekilas Vaksin Pneumokokus.
    3. WHO. Pneumococcus.
    4. IDAI. Sekilas tentang vaksin HPV.
    5. Kidshealth.org. Your Child’s Immunizations: Human Papillomavirus (HPV) Vaccine (for Parents).
    6. NHS. Rotavirus vaccine overview.
    Read More
  • Beberapa bulan belakangan ini kasus Covid-19 sudah mulai melandai. Pemerintah pun mengumumkan bahwa Indonesia akan memasuki fase transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19 dengan berbagai pertimbangan. Walau demikian, bukan berarti virus corona sudah menghilang ya! Melandainya kasus Covid-19 memberi kesempatan bagi Anda dan keluarga untuk berlibur ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Sama juga […]

    Vaksin Flu: Perlindungan Ekstra Bagi Anak dan Dewasa Saat Liburan

    Beberapa bulan belakangan ini kasus Covid-19 sudah mulai melandai. Pemerintah pun mengumumkan bahwa Indonesia akan memasuki fase transisi dari pandemi menjadi endemi Covid-19 dengan berbagai pertimbangan. Walau demikian, bukan berarti virus corona sudah menghilang ya!

    Vaksin Flu Perlindungan Ekstra Bagi Anak dan Dewasa Saat Liburan

    Vaksin Flu: Perlindungan Ekstra Bagi Anak dan Dewasa Saat Liburan

    Melandainya kasus Covid-19 memberi kesempatan bagi Anda dan keluarga untuk berlibur ke luar kota, bahkan ke luar negeri. Sama juga halnya bagi pelancong dari luar negeri yang berwisata ke Indonesia.

    Anda tetap perlu waspada saat mengunjungi keramaian. Apalagi kalau si Kecil belum divaksinasi Covid-19, atau jika Anda bepergian dengan orang lanjut usia (lansia), atau bersama orang yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

    Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan melakukan vaksinasi flu (influenza) sebelum bepergian.

    Mengapa Vaksin Flu Penting?

    Vaksin Flu melindungi diri dari infeksi virus influenza. Selain menyebabkan gejala seperti flu (demam, nyeri otot, pilek, batuk, dll), virus ini dapat menyebabkan sakit berat jika daya tahan tubuh Anda tidak bagus saat terinfeksi.

    Contoh komplikasinya seperti paru-paru basah (pneumonia), infeksi telinga, dan memperburuk kondisi gagal jantung, asma, dan diabetes bila Anda memilikinya.

    Yang lebih mengkhawatirkan, virus ini terus bermutasi layaknya sifat virus pada umumnya. Oleh sebab itu, para ahli menyarankan untuk meng-update vaksin flu setiap satu tahun sekali.

    vaksin ke rumah, layanan ke rumah, vaksinasi di rumah aja

    Bagaimana Vaksin Flu Melindungi Terhadap Covid-19?

    Sebuah penelitian terhadap 27.000 partisipan pada tahun 2021 menunjukkan bahwa angka kematian lebih rendah pada mereka yang terinfeksi Covid-19 dan sudah divaksin influenza. Selain itu juga menunjukkan rendahnya kebutuhan perawatan intensif dan penggunaan bantuan alat nafas pada pasien Covid-19 yang telah divaksinasi influenza.

    Maka, vaksin flu adalah perlindungan ekstra yang bisa Anda berikan untuk diri sendiri, anak, dan keluarga terhadap risiko penularan berbagai penyakit menular.

    Baca Juga: Vaksin Influenza Trivalen atau Quadrivalen? Kenali Perbedaannya!

    Pelindung Bagi Balita

    Sekitar satu setengah tahun yang lalu vaksin Covid-19 berhasil diciptakan dan diedarkan untuk digunakan oleh seluruh masyarakat berusia 6 tahun ke atas secara bertahap.

    Tetapi, hingga kini belum ada lampu hijau untuk penggunaan vaksin Covid-19 pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. Sedangkan, virus ini ada dimana-mana dan anak-anak sudah memulai interaksi dengan lingkungan seperti sedia kala.

    American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar semua anak sehat berusia 6 bulan ke atas divaksinasi influenza sebagai perlindungan terbaik terhadap flu, terutama dengan COVID-19, virus dan penyakit pernapasan lainnya yang beredar.

    Dosis Vaksin Flu

    Pada anak berusia kurang dari 8 tahun, pemberian vaksin influenza pertama kali diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak minimal 4-6 minggu.

    Sementara jika Si Kecil berusia diatas 8 tahun, maka dosis pertama cukup diberikan 1 dosis saja seperti dewasa, termasuk ibu hamil.

    Baca Juga: Manfaat Vaksin Influenza untuk Anak dan Efek Sampingnya

    Nah Sahabat Sehat, itulah pentingnya vaksin flu bagi anak dan dewasa. Tidak hanya melindungi terhadap flu, tapi juga berbagai macam penyakit menular lainnya.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Monica C
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi 

    1. CDC. Influenza Prevention: Information for Travelers.
    2. CDC. Before You Travel.
    3. Conlon A, et al. Impact of the influenza vaccine on COVID-19 infection rates and severity.
    4. The Importance of Flu Vaccines as the COVID Pandemic Continues.
    Read More
  • Membicarakan kebiasaan BAB mungkin akan terasa memalukan, padahal frekuensi BAB dan konsistensi feses dapat menjadi petunjuk mengenai kondisi tubuh kita. Pasalnya, kebiasaan buang air besar (BAB) menunjukan banyak hal terkait kesehatan dan seberapa baik fungsi tubuh.  Setiap orang memiliki intensitas BAB yang berbeda-beda. Meski demikian, sudah seharusnya BAB menjadi kebiasaan rutin setiap harinya. Namun jika […]

    Mengenal Berbagai Penyebab Sering Buang Air Besar

    Membicarakan kebiasaan BAB mungkin akan terasa memalukan, padahal frekuensi BAB dan konsistensi feses dapat menjadi petunjuk mengenai kondisi tubuh kita. Pasalnya, kebiasaan buang air besar (BAB) menunjukan banyak hal terkait kesehatan dan seberapa baik fungsi tubuh. 

    Mengenal Berbagai Penyebab Sering Buang Air Besar

    Mengenal Berbagai Penyebab Sering Buang Air Besar

    Setiap orang memiliki intensitas BAB yang berbeda-beda. Meski demikian, sudah seharusnya BAB menjadi kebiasaan rutin setiap harinya. Namun jika buang air besar ini terjadi terlalu sering bahkan dialami setiap setelah makan, maka kondisi ini perlu Sahabat Sehat waspadai. Intensitas BAB yang terlalu sering juga bisa menjadi tanda adanya ketidakberesan pada sistem pencernaan. 

    Apakah Sering BAB Setelah Makan itu Wajar?

    Ketika Sahabat Sehat makan, lambung dan usus akan merenggang. Setelah merasa cukup kenyang, saraf pada lambung akan mengirim sinyal ke usus halus untuk mempersiapkan disi mencerna makanan dari lambung. Sinyal inilah yang kemudian memandu kontraksi pada otot-otos usus untuk bergerak dan mencerna makanan. Pergerakan pada usus halus dan usus besar ini yang akhirnya akan memicu rasa ingin buang air besar. Ini artinya, BAB setelah makan seperti ini merupakan bagian dari siklus pencernaan yang cukup normal terjadi. 

    Biasanya, mereka yang mengalami kondisi ini akan lebih sering menahannya daripada ke kamar mandi. Kebiasaan menahan buang air besar inilah yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi lain pada pencernaan. Namun, apabila keinginan untuk BAB ini selalu muncul setelah makan, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk memastikan kondisi apa yang sedang Anda alami. 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Penyebab Sering Buang Air Besar Setelah Makan

    Apabila rasa ingin buang air besar setelah makan tidak selalu muncul, atau hanya sesekali saja, maka kondisi tersebut masih tergolong normal. Akan tetapi, apabila keinginan BAB sering terjadi maka dapat disebabkan oleh beberapa faktor misalnya :

    • Iritasi Usus

    Usus umumnya bekerja sangat aktif saat terjadi peradangan atau iritasi di lapisan dalam usus. Kondisi inilah yang akhirnya menyebabkan usus halus dan usus besar mencerna makanan dalam waktu singkat. Makanan yang telah dicerna oleh lambung akan bergerak dengan cepat di dalam rongga usus halus maupun besar. Gangguan pada usus seperti inilah yang kemudian memicu seseorang untuk buang air besar setelah makan. 

    • Radang Usus / Inflammatory Bowel Disease (IBD)

    Penyakit radang usus atau disebut juga IBD terbagi menjadi dua jenis, yakni Penyakit Crohn dan Kolitis Ulserativa. Kedua penyakit ini mengacu pada peradangan usus. IBD akan menyebabkan seseorang sering buang air besar, sakit lambung, sakit perut setelah makan, hingga adanya darah pada feses. 

    Kondisi Kolitis ulserativa biasanya hanya mempengaruhi usus besar, sementara pada kondisi Penyakit Crohn mempengaruhi saluran pencernaan secara keseluruhan. Penyakit radang usus umumnya akan membuat penderita kesulitan untuk menahan rasa ingin buang air besar, sehingga harus segera ke kamar mandi bahkan setelah makan sekalipun. 

    • Intoleransi Laktosa

    Seseorang yang menderita intoleransi laktosa, tidak mampu mencerna gula jenis laktosa yang biasanya terkandung dalam produk susu dan produk olahan susu. Apabila penderita intoleransi laktosa mengkonsumsi susu maupun produk olahan susu, maka saluran cerna tidak dapat menyerap zat laktosa dengan baik sehingga mengakibatkan diare.

    • Penyakit Celiac

    Penyakit Celiac adalah suatu kondisi ketika sistem imun seseorang bereaksi ketika mengkonsumsi gluten, yang banyak ditemukan dalam makanan seperti biji-bijian, seperti gandum, gandum hitam, dan jelai. Penderita Celiac umumnya mengalami diare setelah mengkonsumsi gluten.

    • Kanker Usus Besar

    Kanker usus besar adalah salah satu penyebab seringnya buang air besar setelah makan. Kondisi ini umumnya terjadi ketika sel-sel di usus besar mulai tumbuh secara tidak normal sehingga mempengaruhi fungsi usus besar. Kanker jenis ini bisa disembuhkan dengan peluang hingga 90% apabila sudah diketahui sejak awal pertumbuhannya. 

    Umumnya, penderita kanker usus besar akan merasa kesakitan saat buang air besar. Selain itu, intensitas buang air besar yang sering disertai dengan adanya darah pada tinja juga dapat menjadi tanda kanker usus besar yang perlu diwaspadai.

    • Kolitis Mikroskopis

    Beda halnya dengan kolitis ulserativa, peradangan lapisan dalam usus akibat Kolitis Mikroskopis hanya dapat dilihat dengan jelas melalui mikroskop. Namun sayangnya, penyebab penyakit ini belum dapat dipastikan hingga saat ini. Meski demikian, kondisi ini biasanya akan membuat penderita kesulitan menahan rasa ingin buang air besar. 

    Baca Juga: 5 Mitos vs Fakta Seputar BAB yang Perlu Sahabat Ketahui

    Kapan Harus Ke Dokter?

    Sahabat Sehat tak perlu khawatir apabila rasa ingin buang air besar setelah makan hanya muncul sesekali. Namun, jika kondisi ini terjadi secara berulang dan sering maka sebaiknya segera konsultasikan lebih lanjut ke dokter. Selain itu, ada beberapa kondisi yang sebaiknya diwaspadai yakni :

    • Mengalami diare yang tidak kunjung membaik dalam tiga minggu.
    • Menderita diare dan demam tinggi lebih dari 380Celcius.
    • Saat diare terjadi disertai rasa sakit pada rektum atau perut bagian bawah.
    • Feses yang keluar berwarna kehitaman, abu-abu, atau berdarah. 
    • Diare yang disertai tanda dehidrasi, seperti kelelahan, haus, dan pusing.

    Baca Juga: Tips Jitu Melancarkan BAB Anak

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai berbagai penyebab sering buang air besar. Jika Sahabat Sehat merasakan keluhan di atas, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Tapi, ada baiknya bila Sahabat Sehat juga rutin memeriksakan kesehatan umum melalui medical check up. Layanan ini juga tersedia di Prosehat.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Carolina Digestive. Women vs Men When It Comes To Digestion.
    2. ASGE. Quick Anatomy Lesson: Human Digestive System [Internet].
    3. Mayo Clinic. Digestion: How long does it take? 
    Read More
  • Kehamilan membawa banyak perubahan dalam tubuh perempuan. Tahukah Sahabat Sehat bahwa perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun dan pernah hamil 3 kali atau lebih memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks? Diperkirakan, ini terjadi karena peningkatan paparan infeksi HPV melalui aktivitas seksual. Penelitian juga menunjukkan perubahan hormonal selama kehamilan membuat perempuan lebih rentan terhadap […]

    Vaksin HPV Melindungi Ibu dan Janin Selama Kehamilan

    Kehamilan membawa banyak perubahan dalam tubuh perempuan. Tahukah Sahabat Sehat bahwa perempuan yang hamil di bawah usia 20 tahun dan pernah hamil 3 kali atau lebih memiliki risiko tinggi terkena kanker serviks?

    Diperkirakan, ini terjadi karena peningkatan paparan infeksi HPV melalui aktivitas seksual. Penelitian juga menunjukkan perubahan hormonal selama kehamilan membuat perempuan lebih rentan terhadap infeksi HPV atau pertumbuhan kanker. Perempuan hamil juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga memungkinkan infeksi HPV dan pertumbuhan kanker.

    Vaksin HPV Melindungi Ibu dan Janin Selama Kehamilan

    Vaksin HPV Melindungi Ibu dan Janin Selama Kehamilan

    Angka kejadian kanker serviks di Indonesia mencapai 15.000 hingga 21.000 kasus setiap tahunnya. Menurut data dari Globocan 2018, sekitar 50 perempuan Indonesia meninggal setiap harinya akibat kanker serviks. Penyebaran kasus kanker serviks sebenarnya dapat dicegah, salah satunya dengan melakukan vaksinasi kanker serviks.

    Vaksin HPV

    Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papillomavirus), yang disebabkan oleh tipe 16 dan 18 (sebanyak 70% kasus di dunia). Sedangkan HPV tipe 6 dan 11 diketahui menjadi 90% penyebab kasus kutil kelamin. Cara penularan virus HPV disebabkan melalui kontak atau hubungan seksual.

    Virus HPV dapat menyerang laki-laki dan perempuan. Pada daerah kelamin, kanker dapat terjadi pada leher rahim, vulva atau bibir vagina, vagina dan penis. Sedangkan pada daerah non-kelamin, virus HPV dapat menyerang bagian mulut dan saluran napas atas.

    Di Indonesia, ada 2 jenis vaksin HPV yaitu bivalen dan tetravalent yang beredar. Bivalen mengandung 2 tipe HPV (16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim. Sedangkan vaksin tetravalent mengandung 4 tipe virus HPV (tipe 6, 11, 16 dan 18) yang dapat mencegah kanker leher rahim dan juga kutil kelamin.

    harga vaksin hpv, biaya vaksin hpv

    Bisakah Vaksinasi HPV Diberikan Jika Sudah Berhubungan Seksual?

    Idealnya, vaksinasi HPV diberikan pada usia mulai 9 tahun dan sebelum perempuan aktif secara seksual. Hal ini karena tingkat kekebalan tubuh paling tinggi dan perubahan mukosa atau selaput lendir di leher rahim perempuan lebih rentan terinfeksi HPV.

    Vaksinasi diberikan sebanyak 3 kali dengan jadwal pemberian:

    • Dosis pertama
    • Dosis kedua: 1-2 bulan setelah penyuntikan pertama (tergantung dari jenis vaksin apa yang digunakan, apakah bivalen ataukah kuadrivalen)
    • Dosis ketiga: 6 bulan setelah penyuntikan pertama.

    Apabila pemberian vaksinasi ada yang terlewat, maka vaksinasi dapat terus dilanjutkan tanpa mengulangi dosisnya dari awal.

    Meskipun efektivitas vaksin lebih tinggi pada remaja dan mereka yang belum aktif secara seksual, perempuan yang sudah menikah tetap bisa mendapatkan manfaat perlindungan dari vaksinasi HPV.

    Namun, bagi perempuan yang telah aktif melakukan hubungan seksual maka juga direkomendasikan untuk melakukan Pap smear satu sampai 3 tahun sekali untuk melihat adanya resiko terkena infeksi virus HPV.

    Baca Juga: Yuk, Kenali Perbedaan Kanker Serviks dan Kanker Rahim

    Vaksin HPV Memberikan Perlindungan Bagi Ibu Hamil dan Janin

    Vaksinasi HPV tidak dapat diberikan ketika ibu sedang hamil. Maka, vaksin ini sangat disarankan bagi calon pengantin agar kelak dapat memberikan sejumlah perlindungan bagi ibu dan janin, seperti:

    • Pada masa kehamilan, kutil kelamin dapat berkembang lebih cepat akibat pengaruh dari hormon kehamilan. Perubahan hormon menyebabkan ketidakseimbangan bakteri di organ kewanitaan sehingga mudah terjadi keputihan dan lembab. Kondisi hamil juga merubah sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan virus mudah menginfeksi, sehingga terbentuklah kutil kelamin lebih cepat.
    • Pada saat melahirkan, kutil kelamin yang berukuran besar dapat terasa sangat nyeri dan dapat menyebabkan perdarahan pada proses melahirkan.
    • Mengurangi resiko bayi lahir prematur. Sejumlah penelitian yang dilakukan di Australia mengatakan bahwa vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dalam mencegah lebih dari 2000 kelahiran prematur di sejak diperkenalkannya vaksinasi HPV pada anak sekolah pada tahun 2007.

    Baca Juga: Cek Fakta: Ini Dia Fungsi Vaksin HPV Pada Pria?

    Nah Sahabat Sehat, itulah pentingnya mencegah infeksi HPV melalui vaksinasi. Tidak hanya bermanfaat untuk Anda dan pasangan, tapi juga dalam melindungi calon bayi. Jika Sahabat Sehat belum vaksinasi HPV, jadwalkan segera vaksinasi Anda dan pasangan bersama Prosehat.

    Layanan vaksinasi adalah layanan unggulan Prosehat dimana Anda dan pasangan dapat melakukan vaksinasi di rumah maupun di klinik Prosehat Grand Wisata Bekasi atau Palmerah Jakarta Barat. Vaksinasi adalah investasi kesehatan dengan manfaat besar.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Perdoski.id. 6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Vaksin HPV.
    2. IDAI. Sekilas tentang Vaksin HPV.
    3. CDC. HPV Vaccination: What Everyone Should Know.
    4. Planned Parenthood. HPV Vaccine | What Is the HPV Vaccination.
    5. CDC. HPV Vaccine Information For Young Women.
    6. Miles, K. Human papillomavirus (HPV) during pregnancy.
    7. Emery, G. HPV vaccination during pregnancy shows no ill effects.
    8. Haryadi, R. Vaksin HPV Dapat Mengurangi Risiko Kelahiran Prematur.
    9. Cancer.org. Risk Factors for Cervical Cancer.
    Read More
  • Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, atau KIPI, adalah respon tubuh atau gejala yang terjadi setelah melakukan vaksinasi. KIPI dapat beragam gejalanya, seperti demam. Tapi KIPI tidak harus selalu terjadi pada setiap anak yang diimunisasi. Setiap kali imunisasi memiliki kemungkinan terjadinya KIPI, termasuk setelah imunisasi DPT yang merupakan salah satu imunisasi wajib bagi setiap anak. Dosis primer […]

    Berapa Lama Bayi Demam Setelah Imunisasi DPT? Begini Cara Mengatasinya

    Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi, atau KIPI, adalah respon tubuh atau gejala yang terjadi setelah melakukan vaksinasi. KIPI dapat beragam gejalanya, seperti demam. Tapi KIPI tidak harus selalu terjadi pada setiap anak yang diimunisasi.

    Berapa Lama Bayi Demam Setelah Imunisasi DPT Begini Cara Mengatasinya

    Berapa Lama Bayi Demam Setelah Imunisasi DPT? Begini Cara Mengatasinya

    Setiap kali imunisasi memiliki kemungkinan terjadinya KIPI, termasuk setelah imunisasi DPT yang merupakan salah satu imunisasi wajib bagi setiap anak. Dosis primer vaksin ini diberikan sebanyak tiga kali di bulan kedua, ketiga, dan keempat bayi. Setelah itu kembali diberikan sebagai booster di usia 18 bulan, 5-7 tahun, dan 10-18 tahun (dalam bentuk Tdap).

    Manfaat Imunisasi DPT

    Imunisasi DPT memiliki manfaat dalam melindungi anak dari bahaya penyakit berikut ini:

    • Difteri

    Merupakan penyakit infeksi serius yang menyerang tenggorokan dan saluran pernapasan dan dapat menyebabkan kesulitan bernapas.

    • Tetanus

    Merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf yang disebabkan karena infeksi bakteri yang timbul pada luka yang kotor.

    • Pertusis

    Merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan yang gejalanya tampak seperti flu namun ditandai dengan batuk berat dan kesulitan bernapas. Gejala berat dan serius akan tampak apabila anak dibawah usia 1 tahun mengalaminya.

    Dapatkan: Layanan Paket Imunisasi Bayi 4 Bulan ke Rumah

    Demam Pasca Imunisasi DPT

    Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) memang bisa menyebabkan ketidak nyamanan pada anak. Beberapa efek samping yang seringkali terjadi pada imunisasi DPT adalah demam.

    Efek samping demam pasca imunisasi merupakan hal yang normal dan akan hilang dalam 1-2 hari, walaupun dalam beberapa kasus bisa berlangsung lebih lama. Namun kondisi ini tidak perlu dikhawatirkan.

    Demam merupakan respon sistem imun tubuh saat bereaksi dengan vaksin untuk membentuk pertahanan. Caranya dengan meningkatkan aliran darah sehingga sistem imun dapat segera masuk sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan meningkatkan suhu tubuh untuk membunuh virus dari vaksin yang disuntikkan.

    Efek samping lainnya setelah imunisasi DPT antara lain nyeri, bengkak dan kemerahan di lengan yang disuntikkan selama 24-48 jam pertama (pada 51% anak yang diimunisasi DPT), mengantuk ringan (pada 32% anak), rewel (53% anak) dan penurunan nafsu makan (21% anak) dalam 24-48 jam pertama setelah penyuntikan.

    Baca Juga: Bagaimana Mengatasi Efek Samping Vaksin DPT atau Sering Disebut KIPI

    Cara Mengatasi Demam Pasca Imunisasi DPT

    Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak demam pasca imunisasi DPT:

    • Kompres bekas suntikan dengan air dingin.
    • Berikan minum lebih banyak (ASI, air putih, susu formula atau air buah). Cairan yang masuk ke dalam tubuh dapat menurunkan demam pada anak, sedangkan ASI mampu menurunkan demam karena kandungan senyawa anti peradangan di dalamnya.
    • Pakaikan anak pakaian yang tipis atau nyaman.
    • Berikan obat penurun demam jika suhu melebihi 38 derajat celcius.

    Moms, jadi wajar bagi anak jika mengalami demam setelah imunisasi DPT. Umumnya reaksi ini hanya berlangsung sampai dengan 48 jam setelah imunisasi. Ikuti langkah di atas untuk mengatasi demam dan reaksi KIPI lainnya agar anak tetap merasa nyaman dan Moms tidak khawatir. Namun, jika gejala memberat atau Moms khawatir, bawalah anak ke dokter untuk diperiksakan.

    Baca Juga: Imunisasi yang Diperlukan Anak di Tahun Pertamanya

    Bagi Moms yang ingin imunisasi Si Kecil, ayo jadwalkan bersama Prosehat. Layanan imunisasi adalah salah satu layanan unggulan Prosehat yang dapat dilakukan di rumah dan juga di klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi Satu dan Palmerah Jakarta Barat. Moms juga bisa konsultasi dengan dokter Prosehat kapan saja Moms perlu.

    Jika Moms membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     
    Referensi

    1. Pearl Ben-Joseph, MD E. Your Child’s Immunizations: Diphtheria, Tetanus & Pertussis Vaccine (DTaP).
    2.  Pediatri S. Jadwal Imunisasi Rekomendasi IDAI.
    3. Esthernita Dewanto, Sp.A(K), D., Anak demam pasca imunisasi jangan panik, lakukan empat langkah ini.
    4. Seattle Children’s Hospital. Immunization Reactions.
    5. Tenafly Pediatrics. Immunization Reactions.
    Read More
  • Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan bagi wanita, setelah kanker payudara. Pasalnya, sel kanker serviks dapat menyebar dan mempengaruhi fungsi organ lain sehingga menambah rasa sakit pada penderitanya.  Umumnya, gejala awal kanker serviks sulit untuk diidentifikasi dan sebagian besar baru terdeteksi saat kanker sudah berkembang ke stadium lanjut. Saat berada pada stadium […]

    Kanker Serviks Bisa Menyebar ke Paru-Paru, Cegah dengan Vaksin HPV

    Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan bagi wanita, setelah kanker payudara. Pasalnya, sel kanker serviks dapat menyebar dan mempengaruhi fungsi organ lain sehingga menambah rasa sakit pada penderitanya. 

    Kanker Serviks Bisa Menyebar ke Paru-Paru, Cegah dengan Vaksin HPV

    Kanker Serviks Bisa Menyebar ke Paru-Paru, Cegah dengan Vaksin HPV

    Umumnya, gejala awal kanker serviks sulit untuk diidentifikasi dan sebagian besar baru terdeteksi saat kanker sudah berkembang ke stadium lanjut.

    Saat berada pada stadium lanjut, sayangnya sel kanker sudah menyebar ke organ sekitar, atau bahkan organ jauh. Sehingga, sejumlah gejala mulai bermunculan seperti sesak nafas, batuk darah, nyeri berkemih, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan lain-lain.

    Jadi, bagaimana cara terbaik untuk mencegah kanker serviks dan risiko penyebaran sel kanker? Berikut penjelasannya.

    Penyebaran Sel Kanker Serviks

    Human papillomavirus (HPV) adalah virus penyebab berbagai infeksi menular seksual dan kanker serviks. Penularannya melalui kontak seksual, baik vagina, anal, maupun oral.

    Kanker serviks berkembang secara perlahan-lahan dan menunjukkan gejalanya apabila sudah memasuki stadium lanjut. Seperti kanker pada umumnya, kanker serviks memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda sesuai dengan perkembangannya.

    Pada umumnya, pasien tidak merasakan gejala apapun pada stadium awal. Biasanya stadium ini terdeteksi saat ia menjalani pemeriksaan Pap smear. Bila terdeteksi sedini mungkin, hal ini memungkinkan pengobatan segera dilakukan sebelum sel berkembang menjadi sel kanker.

    Seiring waktu berjalan, sel kanker mulai menyebar ke bagian bawah vagina atau dinding panggul. Sel kanker bisa menyumbat saluran kemih yang dilewati oleh urin yang bergerak menuju kandung kemih sehingga pada stadium ini pasien akan merasakan kesulitan berkemih.

    Pada kanker serviks stadium akhir, sel kanker sudah menyebar ke organ tubuh lain seperti tulang dan paru-paru. Gejalanya memiliki intensitas dan keparahan yang lebih tinggi.

    Dapatkan: Paket 2in1 Vaksinasi HPV 4 Strain *3 kali suntik + Cek Pap Smear di Klinik Bekasi Satu

    Vaksin HPV Melindungi Perempuan

    Vaksin HPV yang didapatkan saat remaja bekerja lebih efektif dalam mencegah infeksi HPV. Diketahui, vaksinasi HPV yang diberikan di usia 11-14 tahun dapat mencegah 90% kanker serviks. Oleh sebab itu, vaksin ini mulai diberikan di usia 9 tahun dan diutamakan bagi mereka yang belum pernah melakukan hubungan seksual.

    Vaksinasi HPV diberikan dalam 2 dosis jika dilakukan antara usia 9-14 tahun atau sebanyak 3 dosis jika penerima berusia 15 tahun ke atas. Ada dua jenis vaksin HPV, yaitu HPV bivalen (mencakup HPV tipe 16 dan 18) dan quadrivalen (mencakup HPV tipe 6, 11, 16, dan 18). HPV tipe 6 dan 11 adalah jenis yang sering menyebabkan penyakit infeksi menular seksual seperti kutil kelamin. Jenis ini bisa juga diberikan kepada laki-laki.

    Selain mengutamakan vaksinasi HPV, pemeriksaan deteksi dini kanker serviks juga perlu dilakukan berkala bagi perempuan yang sudah berhubungan seksual. Hal ini akan sangat membantu rekomendasi pemeriksaan lanjut dan pengobatan jika tampak hasil yang mencurigakan. Sehingga, kanker serviks dan potensinya untuk menyebar ke organ lain dapat dicegah.

    Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Bagi Perempuan untuk Pap Smear?

    Layanan Vaksinasi HPV Prosehat di Klinik Kasih Bekasi Satu

    Untuk melindungi diri dari virus HPV penyebab kanker serviks, Sahabat Sehat dianjurkan untuk mendapatkan vaksin HPV sejak remaja. Vaksin HPV saat sudah banyak tersedia di fasilitas-fasilitas kesehatan milik pemerintah maupun swasta, seperti Prosehat.

    Harga vaksin HPV yang ditawarkan pun bervariasi tergantung dari jenis vaksin HPV yang dipilih dan fasilitas kesehatan yang menyelenggarakannya. Harga vaksin HPV di RS swasta dimulai dari kisaran ratusan ribu hingga sekitar dua juta rupiah per sekali suntik. 

    Sementara, Layanan Vaksinasi HPV Prosehat yang berlokasi di salah satu klinik mitra Prosehat, yaitu Klinik Kasih Bekasi Satu, menyediakan beragam paket layanan vaksinasi HPV, diantaranya:

    Layanan Vaksinasi HPV di Klinik Kasih Bekasi Satu
    Vaksinasi Kanker Serviks HPV 4 Strain (Untuk Anak) *1 kali suntik Rp 990.000,-
    Vaksinasi Kanker Serviks HPV 4 Strain *1 kali suntik Rp 990.000,-
    Vaksinasi Kanker Serviks HPV 2 Strain *1 kali suntik  Rp 1.100.000,-
    Paket 2in1 Vaksinasi HPV 4 Strain *1 kali suntik + Cek Pap Smear Rp 1.650.000,-
    Paket Vaksinasi Kanker Serviks HPV 4 Strain (Usia < 13 Tahun) *2 kali suntik  Rp 1.900.000,-
    Paket Vaksinasi Kanker Serviks HPV 4 Strain *3 kali suntik  Rp 2.800.000,-
    Paket Vaksinasi Kanker Serviks HPV 4 Strain (Ibu dan Anak Perempuan 10 -13 Tahun)  Rp 4.880.000,-
    Paket Vaksinasi Kanker Serviks HPV 4 Strain (Ibu dan Anak Perempuan > 13 Tahun)  Rp 5.850.000,-
    Paket Vaksinasi Pranikah Standar  Rp 6.200.000,-
    Paket Vaksinasi Pranikah Lengkap  Rp 7.500.000,-

    *harga dapat berubah sewaktu-waktu

    Baca Juga: Perdarahan Setelah Hubungan Intim, Waspadai Gejala Kanker Serviks

    Sahabat Sehat, ayo vaksinasi HPV segera agar Anda terlindungi bersama Prosehat. Layanan vaksinasi HPV di Bekasi ini diperuntukan bagi anak dan dewasa, laki-laki dan perempuan. 

    Kenapa harus vaksin HPV di Klinik Kasih Bekasi Satu Prosehat? 

    • Sahabat bebas tanya jawab dengan Maya seputar vaksinasi
    • Produk vaksin yang Asli
    • Proses pembayaran yang mudah
    • Jadwal Vaksinasi Yang Fleksibel
    • Ditangani oleh tenaga kesehatan professional
    • Kenyamanan Vaksin di Rumah

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat.  

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Fk.ui.ac.id. 2022. Ternyata Tidak Sulit untuk Cegah Kanker Serviks – Info Sehat FKUI.
    2. Mayo Clinic. 2022. Cervical cancer – Symptoms and causes.
    3. Medicalnewstoday.com. 2022. Cervical cancer: Symptoms, causes, stages, and treatment.
    4. Prosehat.com. 2022. Buat Janji ProSehat | Bebas Antri di Klinik, Lab dan RS | Imunisasi Anak, Vaksinasi Dewasa, Cek Lab, Medical Check Up, Konsultasi Dokter.
    Read More
  • Pada dua tahun pertama anak, banyak imunisasi yang terjadwal bersamaan. Misalnya di bulan kedua, bayi akan menerima vaksin DPT, Polio, Hib, PCV, dan rotavirus. Mungkin Moms bertanya-tanya apakah hal ini aman untuk dilakukan. Apakah akan ada efek dari pemberian beberapa jenis vaksin dalam waktu yang sama? Kombinasi Vaksin Diuji Terlebih Dahulu Data ilmiah menunjukkan bahwa […]

    Apa Efek Imunisasi PCV dan Rotavirus Bersamaan Pada Anak?

    Pada dua tahun pertama anak, banyak imunisasi yang terjadwal bersamaan. Misalnya di bulan kedua, bayi akan menerima vaksin DPT, Polio, Hib, PCV, dan rotavirus. Mungkin Moms bertanya-tanya apakah hal ini aman untuk dilakukan. Apakah akan ada efek dari pemberian beberapa jenis vaksin dalam waktu yang sama?

    Apa Efek Imunisasi PCV dan Rotavirus Bersamaan Pada Anak

    Apa Efek Imunisasi PCV dan Rotavirus Bersamaan Pada Anak?

    Kombinasi Vaksin Diuji Terlebih Dahulu

    Data ilmiah menunjukkan bahwa mendapatkan beberapa vaksin sekaligus tidak menyebabkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat efek pemberian berbagai kombinasi vaksin.

    Vaksin yang diberikan izin artinya sudah diuji bersama dengan vaksin yang direkomendasikan untuk anak usia tertentu. Contohnya adalah imunisasi PCV dan rotavirus yang diberikan bersamaan di usia 2, 4, dan 6 bulan.

    Berdasarkan informasi ini, organisasi kesehatan anak merekomendasikan untuk mendapatkan semua vaksin rutin anak tepat waktu. CDC juga menjelaskan bahwa vaksinasi rotavirus tidak mengganggu respon antibodi terhadap vaksinasi lain jika diberikan bersamaan, termasuk pemberian vaksin PCV.7

    Dapatkan: Paket Imunisasi Pneumonia (PCV-13) + Rotavirus ke Rumah

    Manfaat Imunisasi PCV

    Imunisasi PCV dilakukan dengan tujuan mengurangi risiko terinfeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, yaitu bakteri penyebab pneumonia (paru-paru basah), septikemia dan meningitis (radang selaput otak).

    Vaksin PCV diberikan kepada anak-anak berusia 2 bulan hingga 5 tahun. Vaksin PCV dapat mencegah infeksi hingga 23 jenis bakteri Streptococcus pneumonia.1 Berikut ini adalah jenis-jenis vaksinnya:

    • Pneumococcal Conjugate Vaccine 13 (PCV 13)

    Melindungi tubuh dari 13 jenis bakteri penyebab pneumonia. Vaksin ini diberikan untuk bayi, anak-anak dan juga dewasa.

    • Pneumococcal Polysaccharide Vaccine 23 (PPSV 23)

    Vaksin tipe ini melindungi tubuh dari 23 jenis bakteri penyebab pneumonia. Vaksin PPSV 23 diberikan untuk lansia, dewasa dan anak berusia lebih dari 2 tahun. Selain itu, vaksin ini dapat diberikan untuk mereka yang memiliki kebiasaan merokok.

    Vaksin PCV pada anak-anak, diberikan pada usia dibawah 1 tahun, dengan dosis 3 kali yaitu pada usia 2, 4 dan 6 bulan.

    Baca Juga: 8 Alasan Anak Perlu Disuntik Vaksin PCV

    Manfaat Imunisasi Rotavirus

    Rotavirus merupakan penyebab diare paling banyak menginfeksi bayi dan anak-anak di seluruh dunia. Diare juga merupakan penyakit yang tingkat kematiannya tinggi. Karena itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan vaksinasi rotavirus dalam program imunisasi nasional di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang dimana sanitasi air dan kebersihan lingkungannya rendah seperti Indonesia.

    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian imunisasi anak rotavirus mulai usia 2 bulan. Terdapat dua macam vaksin rotavirus di Indonesia, yakni:

    • Vaksin Rotateq: diberikan sebanyak 3 dosis. Dosis pertama ketika anak berusia 6-14 minggu, dosis kedua berjarak 4-8 minggu setelah dosis pertama dan dosis ketiga paling lama saat anak berusia 8 bulan.
    • Vaksin Rotarix: diberikan sebanyak 2 dosis, dosis pertama untuk anak berusia 10 minggu, dosis kedua ketika usia anak 14 minggu dan maksimal berusia 6 bulan.

    Vaksin Rotavirus diberikan secara oral dengan diteteskan ke mulut si kecil. Oleh karena itu, ada resiko dimuntahkan kembali. Sehingga, dianjurkan untuk memberikan vaksin secara perlahan karena tidak dianjurkan untuk mengulang pemberian vaksin jika dimuntahkan.

    Baca Juga: Imunisasi Rotavirus Mencegah Kematian Bayi Karena Diare

    Prosehat menyediakan layanan vaksinasi PCV dan rotavirus yang bisa dilakukan di klinik Prosehat Grand Wisata Bekasi Satu dan Palmerah Jakarta Barat, maupun di rumah. Layanan vaksinasi di Prosehat adalah pilihan terbaik bagi Sahabat Sehat karena aman, nyaman, dan mudah penjadwalan dan pelaksanaannya.

    Harga layanan vaksinasi rotavirus di klinik mulai dari Rp. 450.000 dan layanan vaksinasi rotavirus di rumah mulai dari Rp. 700.000. sedangkan untuk vaksinasi combo PCV-13 dan Rotavirus di Rumah mulai dari Rp. 1.600.000.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Budi Santoso, D. and Kaswandani, Sp.A(K), D., 2017. Sekilas Vaksin Pneumokokus. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
    2. Adiputra, d., 2021. Rumah Sakit dengan Pelayanan Berkualitas – Siloam Hospitals.
    3. Garcia, d., 2021. Vaksinasi Pneumonia dan Jenisnya. Rumah Sakit Terbaik Berstandarisasi Internasional | Ciputra Hospital.
    4. Centers for Disease Control and Prevention. n.d. Prevent pneumonia.
    5. Soetandio SpA, M.Si.Med, d., n.d. Vaksin Rotavirus, Apa Manfaatnya dan Kapan Diberikan – Primaya Hospital.
    6. Prabandini Sasongko, d., 2018. Imunisasi Rotavirus.
    7. Center of Disease Control and Prevention. 2022. Vaccines and Preventable Diseases; Rotavirus Vaccine.
    Read More
  • Kurang darah atau anemia memiliki gejala yang hampir mirip dengan gejala penyakit ringan lainnya, seperti pusing, tampak pucat, hingga tubuh yang lemas. Oleh sebab itu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita anemia. Padahal, anemia perlu dideteksi sejak dini agar dapat diobati dengan segera untuk mempercepat proses penyembuhan. Sahabat Sehat, apa saja gejala anemia […]

    Sering Alami Lemas dan Pucat? Waspadai Gejala Kurang Darah

    Kurang darah atau anemia memiliki gejala yang hampir mirip dengan gejala penyakit ringan lainnya, seperti pusing, tampak pucat, hingga tubuh yang lemas. Oleh sebab itu, banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita anemia.

    Padahal, anemia perlu dideteksi sejak dini agar dapat diobati dengan segera untuk mempercepat proses penyembuhan. Sahabat Sehat, apa saja gejala anemia atau kurang darah ? Mari simak penjelasan berikut.

    Sering Alami Lemas dan Pucat Waspadai Gejala Kurang Darah

    Sering Alami Lemas dan Pucat? Waspadai Gejala Kurang Darah

    Pengertian Kurang Darah

    Kurang darah atau yang dikenal dengan istilah anemia merupakan sebuah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam mengantarkan oksigen ke seluruh tubuh. Sehingga organ-organ lainnya tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya karena kurangnya asupan oksigen. Kondisi inilah yang akhirnya memicu muncul gejala anemia atau kurang darah. 

    Anemia memiliki gejala yang beragam dan tergantung pada penyebabnya. Misalnya anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi, kekurangan vitamin B12 atau akibat terjadinya perdarahan yang serius. Apabila Sahabat Sehat mengalami salah satu beberapa gejala berikut ini, sebaiknya segera kunjungi dokter. 

    Dapatkan: Layanan Medical Check Up dari ProSehat

    Tanda dan Gejala Kurang Darah 

    Secara umum, orang yang menderita kurang darah atau anemia dapat mengalami beberapa tanda dan gejala seperti berikut :

    Kelelahan

    Tanda paling umum dari orang yang kekurangan darah adalah hilangnya energi, mudah lelah, atau kelelahan. Untuk menentukan apakah seseorang mengalami kurang darah memang tidak dapat dinilai hanya dari gejala ini saja, sebab ada berbagai faktor lain yang dapat menyebabkan badan terasa lemas dan lesu. 

    Oleh karena itu, apabila Sahabat Sehat merasa kelelahan yang tidak seperti biasanya, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui penyebab pastinya. Selain itu untuk mencegah terjadinya kondisi ini, cukupilah asupan zat besi serta vitamin B12 dan vitamin C yang banyak ditemukan pada daging merah, sayuran, buah-buahan, atau multivitamin. 

    Saat tubuh tidak memiliki hemoglobin yang cukup, maka semua sel dan jaringan tubuh Anda akan kekurangan oksigen secara otomatis. Akhirnya, jantung harus bekerja lebih keras agar sel darah merah tetap mengalir dan mengangkut oksigen keseluruh tubuh. Hal ini yang menyebabkan penderita anemia atau kurang darah mengalami kelelahan.

    Tampak Pucat

    Hemoglobin adalah zat pemberi warna merah pada darah. Sementara jaringan kulit memiliki banyak pembuluh darah kecil. Saat sirkulasi darah lancar, kulit akan merona kemerahan. Namun sebaliknya apabila kadar hemoglobin rendah, maka kulit akan tampak berwarna pucat. 

    Kulit yang pucat adalah salah satu gejala umum kurang darah atau anemia. Meski gejala ini dapat terlihat di seluruh bagian tubuh, tetapi paling jelas terlihat pada gusi, wajah, bagian dalam bibir, kelopak mata bawah, dan punggung kuku. 

    Detak Jantung Meningkat

    Menurut sebuah penelitian, kurang darah atau anemia dapat membebani sistem kardiovaskular (jantung). Pada penderita kurang darah atau anemia, tubuh secara otomatis akan kekurangan oksigen karena kadar hemoglobin yang rendah. Akhirnya, pengiriman oksigen ke seluruh tubuh terhambat dan dapat mempengaruhi sistem kardiovaskular dan jaringan otot terkait lainnya. Jika dialami berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting seperti jantung dan otak. 

    Baca Juga: Awas Gejala EDS, Biang Penyebab Mengantuk Sepanjang Hari

    Sakit Kepala dan Nafas Terengah-engah

    Selain menyebabkan kelelahan ekstrim dan kelemahan otot akibat kurangnya kadar oksigen dalam darah, kurang darah atau anemia juga dapat menyebabkan sakit kepala, nafas terengah-engah, hingga pingsan. 

    Gejala ini biasanya terjadi secara tiba-tiba saat hendak berdiri atau sedang melakukan aktivitas fisik. Kondisi ini kerap kali membuat penderitanya kesulitan menjalani aktivitas sehari-harinya dengan normal. 

    Kram Kaki

    Kram kaki sangat umum terjadi pada penderita kurang darah atau anemia yang sedang melakukan aktivitas fisik. Kondisi ini biasanya dialami oleh mereka yang menderita anemia ringan, dan dianggap sebagai gejala biasa karena mereka masih mampu berjalan, berlari, atau berdiri dalam waktu lama. Namun pada penderita anemia berat, kram kaki akan terasa amat menyakitkan walau sedang istirahat sekalipun. 

    Sulit Berkonsentrasi

    Hemoglobin merupakan protein pembawa oksigen pada sel darah merah. Kurangnya kadar hemoglobin tidak hanya mempengaruhi produksi sel darah merah dan pengiriman oksigen ke organ tubuh, otot, dan jaringan tubuh saja. Jumlah hemoglobin yang rendah turut dapat mempengaruhi suasana hati, kemampuan berkonsentrasi, dan tingkat energi. 

    Gangguan Tidur

    Insomnia atau gangguan tidur lainnya, seperti sindrom kaki gelisah sangat umum dialami pada anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia yang kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi merupakan salah satu penyebab kurang darah atau anemia. Apabila penderita anemia dengan gejala gangguan tidur ini mengkonsumsi suplemen zat besi, maka gejala sindrom kaki gelisah dan insomnia perlahan akan berkurang.

    Baca Juga: Apa Saja Risiko Kurang Konsumsi Buah dan Sayur?

    Nah, Sahabat Sehat, itulah mengenai gejala kurang darah atau disebut juga Anemia. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica Cynthia Dewi

     

    Referensi

    1. Medical News Today. Anemia: Symptoms, treatments, types, and causes. USA : Medical News Today.
    2. WebMD. Anemia. USA : WebMD.
    3. Mayo Clinic. Anemia – Symptoms and causes. USA : Mayo Clinic.
    4. National Institute of Health. Your Guide To Anemia. USA L National Institute of Health.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com