Mengapa Lansia Mengalami Demensia atau Pikun?
Demensia atau biasa disebut pikun, seringkali dianggap sebagai hal yang normal. Kondisi ini kerap dialami lanjut usia (lansia) akibat proses penuaan. Proses penuaan mengakibatkan penurunan pada sistem tubuh, termasuk otak.
Sekitar 55 juta orang lansia di dunia hidup dengan demensia, sementara itu penambahan kasus demensia pada lansia mencapai 10 juta orang per tahun. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 menyebutkan bahwa setiap 3 detik ada 1 orang yang terdiagnosa demensia.
Di Asia tercatat 22 juta orang lansia menderita demensia, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat tercatat lebih dari 4 juta orang lansia menderita Alzheimer dan dikhawatirkan akan terus bertambah hingga 4 kali lipat pada tahun 2050. Hal ini berkaitan dengan bertambahnya usia harapan hidup pada usia lanjut.
Sahabat Sehat, mengapa demensia kerap dialami para kaum lansia? Mari simak penjelasan berikut.
Demensia Bukan Proses Normal Penuaan
Demensia merupakan salah satu penyakit akibat kerusakan sel saraf dan hubungan antar sel saraf pada otak yang menyebabkan penurunan daya ingat, proses dan cara berpikir. Kondisi seperti ini sebagian dialami oleh beberapa orang usia lanjut, namun bukan merupakan hal normal yang berkaitan dengan proses penuaan.
Demensia akan mempengaruhi beberapa aspek kehidupan seperti kemampuan bersosialisasi hingga aktivitas sehari-hari penderitanya (gangguan mood seperti lebih sensitif, depresi dan timbul rasa cemas dan khawatir berlebihan).
Banyak lansia hidup tanpa gejala demensia pada masa tuanya. Proses penuaan yang biasanya terjadi, misalnya kelemahan otot dan tulang, kekakuan pembuluh darah dan gangguan daya ingat. Secara umum pengetahuan dan pengalaman, ingatan, serta kemampuan bahasa akan menetap meskipun terjadi proses penuaan.
Penyebab Demensia
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada sistem saraf, demensia dibagi menjadi:
- Penyakit Alzheimer
Penyakit alzheimer merupakan jenis demensia yang sering kali terjadi. Penyebab alzheimer belum diketahui pasti, namun hal ini dapat disebabkan karena faktor genetik dari keluarga, serta kelainan protein dalam otak yang dapat mengganggu sel saraf dapat menyebabkan demensia.
- Demensia Vaskuler
Kondisi ini disebabkan karena gangguan pembuluh darah di otak yang mensuplai darah ke otak. Pembuluh darah yang bermasalah dapat menyebabkan stroke sehingga mengganggu kerja otak.
- Demensia Lewy Body
Adanya kelainan sel pada otak dengan ditemukannya sejumlah protein tertentu yang disebut lewy body sehingga menyebabkan demensia.
- Kondisi medis lainnya
Beberapa kondisi tertentu dapat menyebabkan demensia, seperti :
- Kelainan metabolisme atau endokrin
- Multiple sclerosis
- Perdarahan otak
- Tumor otak
- Efek samping obat (obat penenang dan Pereda nyeri)
- Kekurangan vitamin dan mineral tertentu (vitamin B1, B6, B12, E dan zat besi didalam tubuh)
- Keracunan logam berat
- Keracunan bahan kimia
- Keracunan Alkohol.
Baca Juga: Ketahui Beragam Jenis Suplemen Penunjang Kesehatan Lansia
Gejala Demensia
Demensia ditandai dengan adanya perubahan kemampuan kognitif, seperti berikut :
- Tahap awal, ditandai dengan mudah lupa, lupa waktu, dan tersesat di jalan
- Tahap menengah, ditandai dengan lupa peristiwa yang baru terjadi, tersesat di rumah sendiri, sulit merawat diri dan berkomunikasi, memerlukan bantuan orang lain untuk melakukan aktivitasnya, bertanya berulang kali dan berjalan tanpa tujuan
- Tahap lanjut, ditandai dengan tidak mengenali waktu dan tempat, sulit mengenali kerabat, sulit berjalan, dan perubahan perilaku
Sementara itu, perubahan psikologis yang dapat dialami penderita demensia meliputi munculnya depresi, cemas, gangguan berperilaku, paranoid, dan halusinasi.
Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai demensia yang kerap dialami lansia. Salah satu cara untuk mencegah demensia. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check up, layanan fisioterapi, pemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam.
Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.
Ditulis oleh : dr. Jesica Chintia Dewi
Ditinjau oleh : dr. Monica C
Referensi
- Geriatri. Waspadai dan Kenali Demensia pada Lansia [Internet]. Indonesia : Geriatri. 2021.
- World Health Organization. Dementia [Internet]. USA : World Health Organization. 2021.
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Menkes: Lansia yang Sehat, Lansia yang Jauh dari Demensia [Internet]. Indonesia : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
- Geriatri. Kenali Risiko dan Gejala Demensia Pada Lansia [Internet]. Indonesia : Geriatri. 2021.
- Health in Aging. Dementia [Internet]. USA : Health in Aging. 2021.
- Centers for Disease Control and Prevention. What Is Dementia? [Internet]. USA : Centers for Disease Control and Prevention. 2019.
- Mayo Clinic. Dementia [Internet]. USA : Mayo Clinic. 2021.