Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Archive for Category: Kesehatan Umum

Showing 101–110 of 1371 results

  • Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah gangguan metabolisme yang dapat timbul akibat peningkatan kadar gula darah diatas nilai normal yang berlangsung secara kronis dengan insiden yang semakin meningkat di seluruh dunia. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja khususnya DM tipe 1. Data Ikatan Dokter […]

    Kenali Gejala Awal Diabetes Pada Anak

    Diabetes Melitus (DM) atau kencing manis adalah gangguan metabolisme yang dapat timbul akibat peningkatan kadar gula darah diatas nilai normal yang berlangsung secara kronis dengan insiden yang semakin meningkat di seluruh dunia. Penyakit ini tidak hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak dan remaja khususnya DM tipe 1.

    Kenali Gejala Awal Diabetes Pada Anak

    Kenali Gejala Awal Diabetes Pada Anak

    Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan bahwa angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% dalam jangka waktu 10 tahun. Pada tahun 2018, tercatat sebanyak 1220 anak penyandang diabetes melitus tipe-1 di Indonesia. Sementara pada tahun 2021, pada bulan maret 2021 terdapat sekitar 1.282 orang anak di Indonesia yang menderita diabetes melitus tipe 1. 

    Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi IDAI, dr. Muhammad Daizi, Sp.A(K), mengungkapkan bahwa diabetes yang terjadi pada anak adalah diabetes melitus tipe 1, sisanya sekitar 10% dari total pasien anak adalah diabetes melitus tipe 2. Sahabat Sehat, apa Gejala awalnya diabetes pada anak ? Mari simak penjelasan berikut.

    Tipe Diabetes Melitus

    Diabetes melitus dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM tipe lain dan diabetes pada kehamilan atau gestasional. Pada anak, yang sering diderita adalah jenis diabetes melitus tipe 1. Kondisi ini disebabkan karena adanya kekurangan insulin akibat kerusakan sel kelenjar pankreas akibat proses autoimun.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Faktor Resiko Diabetes Melitus Pada Anak

    Diabetes melitus tipe 1 dipengaruhi berbagai faktor antara lain, faktor genetik dan lingkungan, dan proses autoimun. Berbeda dengan penyakit diabetes melitus tipe 1, penyakit diabetes tipe 2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia dan diet atau asupan makanan yang tidak sehat atau tidak seimbang serta merokok. 

    Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka kejadian faktor resiko DM tipe 2 yaitu sebesar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan (overweight) dan 10,8% menderita obesitas.

    Baca Juga: 5 Tanda Gejala Diabetes atau Kencing Manis

    Gejala Diabetes Pada Anak yang Wajib Diketahui 

    Sahabat Sehat, berikut adalah berbagai gejala diabetes yang dapat dialami Si Kecil yaitu :

    1. Berat badan berlebih atau obesitas
    2. Sering merasa haus
    3. Sering buang air kecil, terutama pada malam hari.
    4. Mudah merasa lapar 
    5. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
    6. Berkurangnya massa otot.
    7. Mudah lelah dan lemas
    8. Pandangan kabur
    9. Luka yang sulit sembuh
    10. Kerap mengalami infeksi, misalnya pada gusi, vagina atau saluran kemih.
    11. Kulit terasa gatal dan kering.
    12. Rasa kebal dan kesemutan pada kaki.

    Pada kenyataannya, gejala tersebut seringkali tidak terlihat dengan jelas sehingga seringkali tidak di sadari. Selanjutnya, mungkin saja Si Kecil dapat mengalami “Kegawatdaruratan Diabetes” yang ditandai dengan keluhan nyeri perut, sesak nafas, muntah berulang, dehidrasi dan bahkan penurunan kesadaran.

    Penanganan diabetes melitus tipe 1 berupa pemberian obat, pengaturan pola makan, menjaga agar berat badan tetap ideal, olahraga yang teratur dan istirahat yang cukup. Penyakit diabetes melitus tipe 1 memerlukan pengobatan seumur hidup hingga dewasa. Berbeda dengan penyakit diabetes melitus tipe 1 yang tidak dapat dicegah, penyakit diabetes melitus tipe 2 pada anak dapat dicegah dengan pola makan seimbang dan olahraga teratur.

    Baca Juga: 7 Cara Atasi Gatal Karena Diabetes dengan Cepat dan Mudah

    Nah Sahabat Sehat, itulah berbagai informasi mengenai Gejala awal diabetes pada anak. Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat. 

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia D
    Ditinjau oleh: dr. Monica C

     

    Referensi

    1. Pulungan, A., Annisa, D. and Imada, S., 2019. Diabetes Melitus Tipe-1 pada Anak: Situasi di Indonesia dan Tata Laksana.
    2. Direktorat P2PTM. Anak Juga Bisa Diabetes.
    3. Dwinanda R. IDAI: 1.346 Anak Indonesia Alami Diabetes Melitus Tipe 1.
    4. American Diabetes Association.  Type 1 Diabetes – Symptoms.
    5. Sachi K. Jangan Anggap Sepele! 10 Gejala Penyakit Diabetes pada Anak dan Cara Mencegahnya.
    6. Ikatan Dokter Anak Indonesia.  Diabetes Mellitus pada Anak dan Remaja.
    Read More
  • Dalam upaya menjaga menjaga kesehatan reproduksi wanita, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan vaksin Human Papillomavirus (HPV) masuk ke dalam program imunisasi rutin di Indonesia.  Sebelumnya, hanya 11 jenis vaksin yang ditetapkan Kemenkes dalam program imunisasi rutin, namun kini bertambah menjadi 14 jenis vaksin, termasuk di dalamnya vaksin HPV. Tak hanya itu, vaksin kanker serviks […]

    Vaksin HPV: Efektif dan Melindungi Jangka Panjang

    Dalam upaya menjaga menjaga kesehatan reproduksi wanita, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan vaksin Human Papillomavirus (HPV) masuk ke dalam program imunisasi rutin di Indonesia. 

    Vaksin HPV Efektif dan Melindungi Jangka Panjang

    Vaksin HPV: Efektif dan Melindungi Jangka Panjang

    Sebelumnya, hanya 11 jenis vaksin yang ditetapkan Kemenkes dalam program imunisasi rutin, namun kini bertambah menjadi 14 jenis vaksin, termasuk di dalamnya vaksin HPV. Tak hanya itu, vaksin kanker serviks dalam program imunisasi rutin ini dipastikan akan diberikan secara gratis mulai tahun ini bagi anak berusia 10-11 tahun.

    Virus HPV Menyebabkan Kanker dan Infeksi Menular Seksual

    Vaksin HPV merupakan jenis vaksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit akibat human papillomavirus. Virus ini dapat menyebabkan kanker leher rahim, kanker vagina, kanker vulva, kutil kelamin dan anus pada wanita. Sementara pada pria, virus HPV dapat menyebabkan kanker anus, kanker penis, hingga penyakit infeksi menular seksual seperti kutil kelamin. 

    Beberapa jenis HPV juga berkaitan dengan kanker mulut dan tenggorokan. Sehingga, imunisasi HPV ini juga akan melindungi Anda dari kanker mulut dan tenggorokan yang disebabkan oleh virus HPV. 

    Virus HPV umumnya menyerang bagian epitel pada kulit dan membrane mukosa, yang salah satunya berada di area kelamin. Setelah virus tersebut masuk ke dalam tubuh, sel-sel sehat akan rusak dan mulai tumbuh secara abnormal. Kondisi inilah yang akhirnya memicu tumbuhnya kanker. 

    harga vaksin hpv, biaya vaksin hpv

    Efektivitas Vaksin HPV

    Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 2 jenis vaksin HPV di Indonesia yang mampu membantu mencegah kanker serviks, yakni bivalent dan quadrivalent. 

    • Vaksin bivalent mencegah virus HPV tipe 16 dan 18 yang menyebabkan kanker serviks. 
    • Vaksin quadrivalent mencegah virus HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 yang menyebabkan kanker serviks dan infeksi menular seksual.

    Dalam penelitian terbaru disebutkan bahwa satu dosis vaksin HPV efektif dalam mencegah kanker serviks. Hal ini terbukti dalam 10 tahun setelah vaksin direkomendasikan di Amerika Serikat, infeksi HPV tipe 6, 11, 16, dan 18 menurun sebesar 86% pada perempuan usia 14-19 tahun dan 71% pada perempuan di usia awal 20-an. 

    Tak hanya itu, penelitian lainnya juga menunjukkan terjadinya penurunan pada jumlah kasus remaja dan dewasa muda perempuan yang terinfeksi penyakit menular seksual dan lesi prakanker. Hal inilah yang kemudian mendorong pemerintah untuk mewajibkan pemberian vaksin HPV terutama untuk perempuan. 

    Meski demikian, vaksinasi HPV tidak ditujukan untuk mengobati infeksi atau penyakit HPV yang sudah ada.

    Baca Juga: Mengapa Calon Pengantin Perlu Vaksin HPV? Ini Penjelasannya

    Aturan Penggunaan Vaksin HPV

    Jadwal pemberian vaksin HPV harus berdasarkan kelompok usia. Berikut aturan pemakaian vaksin HPV:

    Usia 9-14 tahun

    Anak-anak pada usia ini memiliki sistem reproduksi yang belum sempurna, yang membuatnya lebih rentan jika terpapar virus HPV. Oleh sebab itu, ini menjadi waktu terbaik untuk mendapatkan vaksin HPV.

    Pada usia 9-14 tahun, vaksin HPV diberikan sebanyak 2 kali. Jarak vaksin HPV dosis pertama ke dosis kedua adalah 6-15 bulan.

    Baca Juga: Selain Wanita, Seberapa Penting Vaksin HPV untuk Pria?

    Usia 15 tahun

    Jika anak sudah menerima vaksin HPV dosis pertama di antara usia 9-14 tahun, maka di usia 15 tahun ini bisa dijadikan penyuntikan vaksin yang kedua kalinya untuk mereka. 

    Dokter akan menanyakan mengenai riwayat vaksin sebelumnya untuk memastikan vaksin diberikan dalam rentang waktu yang sesuai.

    Namun, jika anak baru mendapatkan vaksin HPV pertama kalinya di usia 15 tahun ke atas, maka vaksin perlu diberikan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu dosis kedua sebagai berikut:

    • Vaksin HPV bivalent: dosis kedua 1 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga 6 bulan setelah dosis pertama.
    • Vaksin HPV quadrivalent: dosis kedua 2 bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga 6 bulan setelah dosis pertama.

    Usia 27-55 tahun 

    Untuk perempuan dalam kelompok usia ini, vaksin HPV tetap dapat diberikan. Namun, untuk lebih baiknya disarankan untuk melakukan pemeriksaan Pap smear terlebih dahulu jika Sahabat Sehat sudah menikah atau sudah pernah melakukan hubungan seksual agar dapat dipastikan tidak tampak lesi prakanker atau kecurigaan kanker serviks. 

    Pada usia ini, dokter akan memberikan vaksin sebanyak 3 kali dengan jarak penyuntikan sama seperti anak usia 15 tahun ke atas (sesuai dengan jenis vaksin HPV bivalent atau quadrivalent). 

    Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Bagi Perempuan untuk Pap Smear?

    Vaksin HPV Melindungi Lebih Lama

    Imunisasi HPV dosis pertama bekerja untuk menciptakan sel memori di tubuh. Saat mendapatkan suntikan kedua, antibodi sudah mengenali virus dan bisa langsung melawannya.

    Penelitian menunjukan bahwa vaksin HPV mampu memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi HPV. Terdapat studi mengenai vaksin HPV bivalen dan kuadrivalen pada mereka yang divaksinasi, yakni tidak ditemukan adanya penurunan antibodi selama 8-10 tahun. 

    Hingga saat ini diketahui bahwa antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi bivalen setidaknya bertahan selama rata-rata 9 tahun. Sementara vaksin HPV quadrivalent bertahan selama setidaknya 10 tahun, dan vaksin HPV 9-valen bertahan selama sekitar 6 tahun. 

    Sahabat Sehat, itulah mengenai seberapa efektifnya vaksin HPV. Manfaat yang didapatkan seseorang yang telah divaksinasi amat besar dan jangka panjang dalam melindunginya terhadap virus HPV.

    Baca Juga: Ketahui Pentingnya Vaksinasi HPV untuk Anak, Apakah Aman?

    Sudahkah Sahabat Sehat divaksinasi HPV? Ayo segera jadwalkan bersama Prosehat dan gunakan layanan vaksin kanker serviks di rumah bagi Anda yang berada di Bekasi dan Jakarta. Layanan vaksinasi adalah salah satu layanan unggulan Prosehat, jadi Anda tidak perlu lagi ragu dengan kualitas produk dan pelayanannya.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat.  

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1.  Medscape. Human Papillomavirus (HPV): Practice Essentials, Background, Pathophysiology.
    2. Mayo Clinic. HPV vaccine: Get the facts.
    3. CDC. HPV Vaccine.
    4. IDAI. Sekilas Tentang Vaksin HPV.
    5. Harvard Health. By the way, doctor: Should I get the HPV vaccine if I’m already infected?
    Read More
  • Moms, apakah waktu Anda terbatas untuk membawa Si Kecil imunisasi di fasilitas layanan kesehatan? Apakah Si Kecil trauma dibawa ke rumah sakit? Jika ya, Moms tak perlu lagi khawatir karena kini sudah tersedia layanan imunisasi ke rumah di Bekasi dari Klinik Prosehat Grand Wisata Bekasi Satu.  Manfaat Imunisasi Imunisasi adalah proses pemberian vaksin untuk membantu […]

    Warga Bekasi, Sekarang Imunisasi Anak Bisa di Rumah!

    Moms, apakah waktu Anda terbatas untuk membawa Si Kecil imunisasi di fasilitas layanan kesehatan? Apakah Si Kecil trauma dibawa ke rumah sakit? Jika ya, Moms tak perlu lagi khawatir karena kini sudah tersedia layanan imunisasi ke rumah di Bekasi dari Klinik Prosehat Grand Wisata Bekasi Satu. 

    Warga Bekasi, Sekarang Imunisasi Anak Bisa di Rumah!

    Warga Bekasi, Sekarang Imunisasi Anak Bisa di Rumah!

    Manfaat Imunisasi

    Imunisasi adalah proses pemberian vaksin untuk membantu membentuk kekebalan tubuh terhadap satu atau lebih penyakit berbahaya. 

    Beberapa penyakit di Indonesia telah berhasil ditekan dengan vaksinasi sehingga pemerintah mewajibkan sejumlah imunisasi untuk anak terhadap penyakit seperti – Hepatitis B, Polio, BCG, Campak Rubella, DPT-HB-HiB dan banyak lagi. 

    Vaksinasi dilakukan dengan tujuan utama sebagai berikut:

    1. Melindungi diri dari penyakit berbahaya
    2. Mencegah terjadinya wabah penyakit
    3. Mengurangi beban perawatan jika terjadi infeksi.

    Baca Juga: 5 Tips Mencegah Tipes Menjelang Ujian Sekolah

    Kemudahan Imunisasi di Rumah

    Imunisasi kini dapat dengan mudah dilakukan di rumah untuk semua kelompok umur. Dengan adanya kemudahan dan kenyamanan ini diharapkan semakin banyak lagi anak-anak yang dapat melengkapi imunisasinya dan terlindungi dari penyakit.

    Berikut adalah tiga manfaat utama dari layanan imunisasi di rumah.

    • Nyaman dan hemat waktu

    Manfaat paling nyata dari layanan imunisasi di rumah adalah Moms dan Si Kecil bisa mendapatkan kenyamanan rumah sendiri saat melakukan layanan kesehatan.

    Moms juga tidak harus pergi ke rumah sakit atau klinik dan menunggu giliran dalam antrian panjang. Jadi, tidak hanya Moms menghemat biaya perjalanan tetapi juga waktu dan energi yang berharga.

    • Anak rileks dalam suasana rumah yang familiar

    Umumnya, imunisasi dapat menimbulkan stres pada anak-anak sehingga orang tua menunda jadwal imunisasi. Dengan berada di dalam suasana yang anak sudah familiar, ia akan merasa lebih rileks dan memudahkan orang tua atau pendamping saat menghiburnya setelah imunisasi.

    • Jadwal yang fleksibel

    Tersedianya layanan imunisasi ke rumah juga memungkinkan orang tua untuk memilih dan menyesuaikan tanggal dan waktu untuk vaksinasi sesuai kesibukan Anda. Jadi, bagi orang tua yang bekerja atau padat jadwal, Anda hanya perlu meluangkan sedikit waktu ekstra sebelum atau setelah kerja untuk imunisasi anak.

    Bagaimana, Moms? Nyaman dan mudah ya imunisasi anak di rumah! Tidak hanya itu, ternyata lengkap sekali manfaat dari imunisasi di rumah. Ayo Moms, manfaatkan layanan imunisasi di rumah dari Prosehat. 

    Baca Juga: Imunisasi Anak di Rumah Bagi Warga Jakarta

    Biaya Layanan Imunisasi di Rumah

    ProSehat adalah penyedia layanan kesehatan unggulan yang dapat diandalkan keluarga Indonesia untuk layanan kesehatan yang terpercaya. Bagi Moms yang tinggal di Bekasi, kini Prosehat hadir semakin dekat dengan Anda melalui klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi Satu. 

    Berikut kisaran harga layanan imunisasi anak di rumah oleh Prosehat:

    Layanan Imunisasi di Rumah
    Imunisasi Hepatitis B Rp 480.000
    Imunisasi Flu 4 Strain Anak (usia 6 bulan ke atas) Rp 550.000
    Imunisasi Combo 5 (DPT – Hib – Hepatitis B) Rp 550.000
    Imunisasi Campak Rp 570.000
    Imunisasi Rotavirus Rp 700.000
    Imunisasi BCG Rp 720.000
    Imunisasi Hepatitis A (untuk Anak) Rp 770.000
    Imunisasi Polio (Suntik) Rp 800.000
    Imunisasi Measles, Mumps dan Rubella (MMR) Rp 900.000
    Paket Imunisasi Flu 4 Strain Anak (2 kali suntik) Rp 990.000
    Paket Imunisasi Balita 3 tahun (Hepatitis A + Flu 4 Strain) Rp 1.050.000
    Paket Imunisasi Measles, Mumps dan Rubella (MMR) + Flu 4 Strain Rp 1.100.000
    Paket Imunisasi Combo 5 (DPT, Hib, Polio) Rp 1.200.000
    Imunisasi Pneumonia (PCV-13) Anak Rp 1.200.000
    Paket Imunisasi Bayi 9 Bulan – MR + Flu 4 Strain Rp 1.200.000
    Paket Imunisasi Combo 6 (DPTa, Hep B, IPV, Hib) Rp 1.250.000
    Paket Imunisasi Hepatitis B (untuk Anak) (3 kali suntik) Rp 1.360.000
    Paket Imunisasi Pneumonia (PCV-13) + Flu 4 Strain Rp 1.400.000
    Paket Imunisasi Hepatitis A (untuk Anak) (2 kali suntik) Rp 1.440.000
    Paket Imunisasi Pneumonia (PCV-13) + Rotavirus Rp 1.600.000
    Paket Imunisasi Measles, Mumps dan Rubella (MMR) + Pneumonia (PCV-13) Rp 1.750.000
    Paket Imunisasi Rotavirus ke Rumah (3 kali suntik) Rp 2.000.000

    Semua layanan imunisasi dari Prosehat dilakukan oleh dokter profesional dan berpengalaman, serta menggunakan vaksin dengan kualitas terbaik dan terjaga.

    Baca Juga: Usia Berapa Saja Anak Perlu Imunisasi MMR?

    Apabila Moms membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. ProSehat. ProSehat sedia BEKASI Klinik Kasih Grand Wisata.
    2. Health @ Homes. Benefits of Availing Vaccination Services at Home.
    3. Kemenkes – Sehat Negeriku. Imunisasi Kejar, Lengkapi Imunisasi Dasar Anak yang Tertunda.
    Read More
  • Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022 sudah dimulai. Kegiatan ini diawali di 7 Kabupaten/ Kota di Kepulauan Riau dengan sekitar 24 ribu sasaran. Kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi Covid-19. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi. […]

    Imunisasi Anak di Rumah Bagi Warga Jakarta

    Bulan Imunisasi Anak Nasional tahun 2022 sudah dimulai. Kegiatan ini diawali di 7 Kabupaten/ Kota di Kepulauan Riau dengan sekitar 24 ribu sasaran. Kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan cakupan imunisasi rutin anak yang sempat menurun selama pandemi Covid-19.

    Imunisasi Anak di Rumah Bagi Warga Jakarta

    Imunisasi Anak di Rumah Bagi Warga Jakarta

    Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, sekitar 1,7 juta anak Indonesia belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap selama pandemi. Terbanyak di Jawa Barat, lalu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat dan DKI Jakarta.

    Pemberian imunisasi efektif melindungi anak-anak dari penyakit menular berbahaya sehingga anak lebih sehat dan produktif. Manfaat dari imunisasi juga diketahui jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan.

    Pelaksanaan BIAN bertahap

    Pelaksanaan BIAN dilakukan selama satu bulan secara bertahap di seluruh provinsi Indonesia. Tahap pertama dilaksanakan mulai Mei 2022 di seluruh provinsi di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Tahap kedua dilaksanakan mulai Agustus 2022 di seluruh provinsi di Jawa dan Bali.

    Terlaksananya Bulan Imunisasi Anak Nasional meliputi kegiatan imunisasi tambahan Campak Rubela dan imunisasi kejar (OPV, IPV dan DPT-HB-Hib) dengan baik dan dapat mencapai target yang diharapkan. 

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Imunisasi Anak di Rumah, Mudah, dan Nyaman

    Bagi Moms yang tinggal di Jakarta dan anak-anaknya belum melengkapi imunisasi dasar akibat pandemi atau ingin imunisasi karena sudah waktunya, Prosehat melayani program imunisasi agar Si Kecil terlindungi dari berbagai bahaya penyakit menular. Dalam program imunisasi rutin maupun imunisasi kejar Prosehat, Moms dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu terkait jenis imunisasi yang akan diberikan dan jadwalnya.

    Selain imunisasi dasar, Prosehat juga melayani imunisasi rekomendasi sesuai jadwal dari Ikatan Dokter Anak Indonesia tahun 2020. Antara lain imunisasi influenza, hepatitis A, tifoid, yellow fever, varicella, Japanese encephalitis, dan sebagainya.

    Tidak hanya itu, layanan imunisasi dapat dilakukan di klinik Prosehat di Grand Wisata Bekasi Satu dan Palmerah Jakarta Barat, atau di rumah untuk kenyamanan dan kemudahan Moms dan Si Kecil.

    Baca Juga: Kenali Perbedaan Imunisasi MR dan MMR

    Berikut beberapa daftar imunisasi yang tersedia di layanan vaksinasi di rumah.

    Layanan Vaksinasi di Rumah Prosehat
    Imunisasi Flu 4 Strain Anak (usia 6 bulan ke atas) Rp 550.000
    Imunisasi Campak  Rp 570.000
    Imunisasi Rotavirus Rp 700.000
    Imunisasi BCG  Rp 720.000
    Imunisasi Polio (Suntik)  Rp 800.000
    Imunisasi Measles, Mumps dan Rubella (MMR)  Rp 900.000
    Imunisasi Varicella (Cacar Air)  Rp 1.100.000
    Imunisasi Pneumonia (PCV-13) Anak  Rp 1.200.000

    Program layanan vaksinasi ke rumah menjadi cara imunisasi yang aman dan efektif untuk anak. Dengan vaksinasi di rumah maka Moms dapat meminimalisir paparan virus dan penyakit di luar rumah. Selain itu, proses vaksinasi menjadi lebih nyaman bagi anak dan jadwal imunisasi yang fleksibel bisa menyesuaikan dengan kesibukan Moms.

    Baca Juga: 5 Manfaat Vaksin HiB (Haemophilus Influenza Tipe B) pada Anak!

    Layanan vaksinasi ke rumah dari Prosehat mempunyai berbagai keunggulan. Prosehat memberikan layanan panggil dokter imunisasi ke rumah dengan harga hemat dan terjangkau. Terdapat berbagai macam pilihan imunisasi dari satuan hingga paket lengkap dengan berbagai promo menarik. 

    Mengapa vaksinasi dengan ProSehat?

    • Produk dijamin asli
    • Ditangani oleh dokter profesional berizin resmi
    • Mudah tanya jawab tentang vaksinasi dengan asisten Maya
    • Proses pembayaran yang mudah dan dapat dicicil
    • Jadwal vaksinasi fleksibel
    • Dokter akan mengunjungi lokasi sesuai perjanjian

    Apabila Moms membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. ProSehat. Paket Layanan Imunisasi Anak, Bayi & Balita Bersama Prosehat.
    2. Kemenkes – Sehat Negeriku. Kemenkes Canangkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Kepulauan Riau.
    3. Okezone. Gubernur Anies Ajak Warga Jakarta Lengkapi Imunisasi Anak.
    Read More
  • Pada dasarnya bayi yang baru lahir telah memiliki kekebalan tubuh pasif yang diperoleh dari ibunya sewaktu di dalam kandungan. Namun kekebalan tubuh tersebut hanya dapat bertahan dalam hitungan bulan, bahkan hanya dalam beberapa minggu setelah bayi lahir, sehingga bayi diwajibkan menerima imunisasi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Salah satu imunisasi wajib yang […]

    Timbul Bisul Setelah Imunisasi BCG? Begini Penjelasannya

    Pada dasarnya bayi yang baru lahir telah memiliki kekebalan tubuh pasif yang diperoleh dari ibunya sewaktu di dalam kandungan. Namun kekebalan tubuh tersebut hanya dapat bertahan dalam hitungan bulan, bahkan hanya dalam beberapa minggu setelah bayi lahir, sehingga bayi diwajibkan menerima imunisasi untuk membentuk sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Salah satu imunisasi wajib yang dianjurkan Pemerintah adalah imunisasi BCG yang berguna untuk mencegah infeksi Tuberkulosis. 

    Timbul Bisul Setelah Imunisasi BCG Begini Penjelasannya

    Timbul Bisul Setelah Imunisasi BCG? Begini Penjelasannya

    Setelah menerima imunisasi, tidak jarang bayi mengalami demam, nyeri, bahkan bengkak pada lengan. Salah satu kejadian yang kerap dikeluhkan adalah munculnya benjolan atau bisul di bekas suntikan. Sahabat Sehat, apakah kemunculan bisul pada bekas suntikan vaksin BCG adalah hal yang wajar? Mari simak penjelasan berikut.

    Apa Itu Imunisasi BCG?

    Imunisasi Bacille Calmette-Guerin (BCG) merupakan jenis vaksin yang didalamnya mengandung kuman Mycobacterium bovis yang telah dilemahkan. Vaksin ini memberikan perlindungan terhadap tuberkulosis (TB) berat dan radang otak akibat tuberkulosis. 

    Imunisasi BCG mulai diberikan pada bayi baru lahir hingga memasuki usia dua bulan dan hanya diberikan satu kali untuk seumur hidup. Jika imunisasi BCG diberikan saat bayi berusia diatas 3 bulan, perlu melakukan pemeriksaan Tuberkulin terlebih dahulu. 

    imunisasi anak di rumah, imunisasi anak hemat, imunisasi anak murah, imunisasi si kecil

    Apakah Bisul Setelah Imunisasi BCG Merupakan Hal Wajar?

    World Health Organization (WHO) menyarankan imunisasi BCG disuntikan pada bagian lengan atas (otot deltoid) sebelah kanan. Selanjutnya sistem daya tahan tubuh akan merespon bakteri hidup yang terkandung dalam vaksin BCG. 

    Setelah disuntik, lokasi bekas suntikan akan tampak kemerahan dan membentuk bisul yang berisi nanah yang akan sembuh dan mengering dengan sendirinya. Pada akhirnya akan terbentuk jaringan parut datar (scar) dengan diameter 2-6 mm.

    Reaksi bisul akibat imunisasi BCG umumnya muncul dalam jangka waktu 2 hingga 12 minggu (paling sering terjadi dalam kurun waktu 4 sampai 6 minggu) pada anak atau bayi yang belum pernah terpapar kuman tuberkulosis. 

    Jika bisul telah muncul dalam jangka waktu kurang dari 1 minggu, kemungkinan anak tersebut telah terpapar kuman tuberculosis sebelumnya sehingga membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi cepat BCG (accelerate BCG reaction).

    Sahabat Sehat tidak perlu khawatir jika tidak terbentuk reaksi bisul atau jaringan parut pada bekas suntikan sebab bukan berarti imunisasi BCG gagal memberi perlindungan bagi tubuh, sehingga pada umumnya tidak perlu mengulang imunisasi BCG.

    Baca Juga: Inilah Alasan Tidak Munculnya Benjolan Setelah Imunisasi BCG

    Hal yang Perlu Diwaspadai

    Sahabat Sehat perlu mewaspadai apabila setelah imunisasi BCG, Si kecil mengalami beberapa keluhan seperti berikut:

    • Bengkak di sekitar lokasi penyuntikan 
    • Reaksi bisul muncul lebih cepat, kurang dari satu minggu setelah penyuntikan vaksin.
    • Demam tinggi
    • Nanah pada bekas suntikan
    • Timbul keloid pada bekas suntikan. 

    Jika Si Kecil mengalami keluhan diatas, sebaiknya konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

    Baca Juga: Cegah Tuberkulosis pada Anak dengan Daya Tahan Tubuh Anak yang Kuat

    Tips Setelah Si Kecil Diberi Imunisasi BCG

    Ada beberapa hal yang perlu Sahabat Sehat lakukan untuk merawat luka akibat suntikan imunisasi BCG, di antaranya:

    • Jaga area bekas suntikan tetap kering dan bersih.
    • Hindari meremas, memencet, menggaruk, menggosok, atau menekan area luka atau bisul. 
    • Jika bisul pecah dan mengeluarkan cairan, segera balut dengan kasa steril.
    • Hindari menempel plester langsung pada luka atau bisul.
    • Bersihkan area luka secara berkala 
    • Hindari penggunaan bedak, salep, krim antiseptic, minyak, atau produk apapun pada bagian luka tanpa saran dokter, sebab beresiko mengalami infeksi pada bekas luka. 

    Baca Juga: Pentingnya Vaksinasi BCG Bagi Anak

    Nah Sahabat Sehat, itulah mengenai bisul yang timbul setelah Si Kecil menjalani imunisasi BCG. Di masa pandemi, tidak jarang para orang tua menunda imunisasi sebab enggan membawa Si Kecil ke posyandu maupun rumah sakit. Jika Sahabat Sehat memerlukan imunisasi untuk Si Kecil, segera manfaatkan layanan imunisasi ke rumah dari Prosehat.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh : Redaksi Prosehat
    Ditinjau oleh : dr. Monica Cynthia Dewi

    Referensi

    1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Skar BCG.
    2. Healthed. BCG Vaccine: After Care for Parents.
    3. The Royal Children’s Hospital Melbourne. Kids Health Information : BCG vaccine for TB.
    4. National Health Service. BCG (TB) vaccine side effects.
    Read More
  • Pemeriksaan IVA adalah salah satu pemeriksaan yang berperan penting dalam pendeteksian kanker serviks. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) kanker leher rahim atau yang dikenal juga sebagai kanker serviks merupakan jenis kanker keempat tertinggi di dunia dengan estimasi sebesar 604.000 kasus baru yang ditemukan pada tahun 2020. Dari perkiraan 342.000 kasus kematian akibat kanker serviks […]

    Prosedur Pemeriksaan IVA untuk Mendeteksi Kanker Serviks

    Pemeriksaan IVA adalah salah satu pemeriksaan yang berperan penting dalam pendeteksian kanker serviks. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) kanker leher rahim atau yang dikenal juga sebagai kanker serviks merupakan jenis kanker keempat tertinggi di dunia dengan estimasi sebesar 604.000 kasus baru yang ditemukan pada tahun 2020. Dari perkiraan 342.000 kasus kematian akibat kanker serviks pada tahun 2020, hampir 90% terjadi di negara berkembang.

    Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan yang berperan penting dalam pendeteksian kanker serviks. lantas bagaimana Prosedur Pemeriksaan IVA?

    Prosedur Pemeriksaan IVA untuk Mendeteksi Kanker Serviks

    Di Indonesia sendiri, kanker serviks berada pada urutan kedua kanker terbanyak pada wanita dengan insiden sebesar 23,4 per 100.000 penduduk. Dengan tingginya angka kejadian, penting sekali bagi wanita untuk mengambil langkah pencegahan dan deteksi dini. Lalu, bagaimana prosedur pemeriksaan IVA dilakukan? Tindakan apa yang perlu diambil bila hasilnya ada kelainan? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

    Penyebab Kanker Serviks

    Hampir seluruh kasus kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan terhadap kanker serviks adalah dengan melakukan vaksinasi HPV dan deteksi dini. 

    Perubahan pra kanker pada leher rahim jarang menimbulkan gejala, hal ini menyebabkan sering terjadi keterlambatan diagnosis pada pasien. Kabar baiknya, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat disembuhkan bila cepat terdeteksi dan mendapatkan penanganan yang tepat. Pemeriksaan ini juga sangat dianjurkan bagi wanita yang memiliki risiko kanker serviks, seperti riwayat kanker serviks pada keluarga, memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau sering mengalami infeksi menular seksual.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Prosedur Pemeriksaan IVA

    Pemeriksaan standar baku yang dilakukan untuk kanker serviks adalah pap smear. Selain itu, ada juga pemeriksaan lain yang lebih sederhana dan terjangkau, yaitu dengan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA). Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh dokter maupun bidan yang terlatih.

    Prosedur melakukan IVA adalah sebagai berikut:

    1. Orang yang akan diperiksa dibaringkan dengan posisi seperti saat akan melahirkan.
    2. Tenaga kesehatan akan membuka liang vagina menggunakan alat agar leher rahim dapat terlihat jelas.
    3. Tenaga kesehatan akan menyeka asam asetat (asam cuka 3-5%) menggunakan kapas yang disambungkan dengan tangkai ke sekitar leher rahim.
    4. Setelah didiamkan sekitar 1 menit, tenaga kesehatan akan mencari area yang berubah warna dengan mata telanjang dan penerangan yang cukup.
    5. Setelah tindakan selesai dan diketahui hasilnya, Anda boleh kembali menggunakan pakaian.

    Jaringan serviks normal tidak terpengaruh oleh olesan asam asetat. Sebaliknya, jaringan yang rusak seperti yang ditemukan pada lesi pra kanker atau kanker akan berubah warna menjadi putih.

    Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

    Pemeriksaan Lanjutan Bila Ada Kelainan

    Jika hasilnya sudah diketahui, bisa ditentukan langkah selanjutnya. Bila hasil normal, Sahabat Sehat dianjurkan mengulang pemeriksaan setidaknya tiga tahun sekali. Bila meragukan atau tidak normal, Anda akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan yang dilakukan oleh dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi.

    Pemeriksaan yang mungkin dilakukan adalah biopsi. Tindakan ini menggunakan alat pembeku krioterapi atau teknik lainnya untuk mengambil sampel jaringan. Tes tambahan yang mungkin direkomendasikan dokter adalah tes HPV yaitu tes untuk mendeteksi ada atau tidaknya DNA HPV pada leher rahim atau pemeriksaan pap smear.

    Baca Juga: 10 Makanan Si Pencegah Kanker Serviks

    Kapan Pemeriksaan IVA Baiknya Dilakukan?

    Pada dasarnya, pemeriksaan IVA dapat dilakukan kapan saja selama siklus menstruasi, termasuk saat menstruasi, saat hamil, saat pemeriksaan nifas, atau saat pemeriksaan pasca aborsi. Namun, tetap dianjurkan bila pemeriksaan dilakukan setelah selesai hari menstruasi, tidak dalam keadaan hamil, dan tidak melakukan hubungan seksual 24 jam sebelum pemeriksaan agar mendapatkan hasil pemeriksaan yang maksimal.

    Skrining IVA direkomendasikan untuk wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual atau berusia 30-50 tahun dan dapat dilakukan secara berkala setidaknya setiap 3-5 tahun sekali. Pemeriksaan ini kurang efektif bila dilakukan pada wanita diatas 50 karena sudah ada perubahan pada zona transformasi leher rahim.

    Baca Juga: Mengenal Pemeriksaan IVA Untuk Deteksi Kanker Serviks

    Sahabat Sehat, pemeriksaan IVA dapat membantu untuk deteksi dini kanker serviks dan memiliki tingkat akurasi mencapai 61%. Selain mudah dan cepat untuk dikerjakan, pemeriksaan ini juga terjangkau sehingga dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan primer asalkan dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Meski demikian perlu diingat pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining saja, sehingga masih diperlukan pemeriksaan tambahan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis kanker serviks. Untuk mendapat anjuran pemeriksaan yang tepat, Sahabat Sehat dapat berkonsultasi lebih lanjut ke dokter ya.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Erika Gracia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. WHO. Cervical cancer.
    2. Sehat Negeriku Kementrian Kesehatan. CERDIK Tanggulangi Kanker.
    3. Mayo Clinic. Cervical cancer – Symptoms and causes.
    4. Verywell Health. Visual Inspection With Acetic Acid (VIA) as a Low Cost Cervical Screen.
    5. Medscape. Cervical Cancer Screening in Low Resource Settings.
    6. Poli UR, Bidinger PD, Gowrishankar S. Visual Inspection with Acetic Acid (VIA) Screening Program: 7 Years Experience in Early Detection of Cervical Cancer and Pre-Cancers in Rural South India.
    7. Direktorat P2PTM. Penapisan Kanker Leher Rahim lewat Kunjungan Tunggal (TES IVA).
    Read More
  • Pap smear merupakan pemeriksaan yang umum dilakukan wanita, terutama yang sudah menikah. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemeriksaan Pap smear dan bagaimana cara memahami makna dari hasilnya? Mari kita bahas satu per satu. Apa itu Pap Smear? Pap smear atau disebut juga dengan Pap test adalah prosedur skrining terhadap potensi kanker serviks (leher rahim). […]

    Tahapan dan Cara Membaca Hasil Tes Pemeriksaan Pap Smear

    Pap smear merupakan pemeriksaan yang umum dilakukan wanita, terutama yang sudah menikah. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pemeriksaan Pap smear dan bagaimana cara memahami makna dari hasilnya? Mari kita bahas satu per satu.

    Tahapan dan Cara Membaca Hasil Tes Pemeriksaan Pap Smear

    Tahapan dan Cara Membaca Hasil Tes Pemeriksaan Pap Smear

    Apa itu Pap Smear?

    Pap smear atau disebut juga dengan Pap test adalah prosedur skrining terhadap potensi kanker serviks (leher rahim). Tujuannya yaitu untuk mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya keganasan atau kanker leher rahim yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV).

    Pemeriksaan Pap smear ditujukan terutama bagi wanita dengan rentang usia 21-65 tahun yang telah aktif secara seksual. Wanita yang berusia lebih dari 21 tahun disarankan untuk melakukan pap smear setiap 1-3 tahun sekali.

    Indikasi Pemeriksaan Pap Smear

    Menurut Yayasan Kanker Indonesia, wanita yang telah aktif secara seksual wajib melakukan pemeriksaan Pap smear secara berkala. Tanda seorang wanita memerlukan pemeriksaan Pap smear antara lain:

    • Mengalami keputihan yang berwarna kekuningan dan kehijauan yang terasa gatal
    • Terjadi pendarahan seusai berhubungan seksual
    • Terjadi perdarahan diluar jadwal menstruasi
    • Terlambat menstruasi namun tidak ada tanda-tanda kehamilan
    • Nyeri ketika berhubungan seksual.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Membaca hasil Pap Smear

    Hasil Pap smear biasanya diterima dalam 1-3 minggu setelah pemeriksaan dan dibacakan oleh dokter saat pasien melakukan konsultasi.

    Ada tiga kategori hasil Pap smear, yaitu normal, abnormal, dan perlu dievaluasi ulang. Hasil Pap smear normal menunjukkan bahwa tidak ada bukti perubahan sel atau sel-sel abnormal di dalam sampel yang diambil. Sedangkan, Pap smear dengan hasil abnormal menandakan bahwa sel-sel abnormal terdeteksi dalam sampel yang diambil sehingga membutuhkan pemeriksaan dan pengobatan lanjutan.

    Apabila pada hasil disimpulkan perlu dievaluasi ulang, maka kemungkinan terdapat perubahan sel serviks namun belum dapat dipastikan apakah mengarah ke kanker serviks atau karena pengaruh perubahan dalam tubuh seperti kehamilan, infeksi, atau menopause.

    Baca Juga: Fakta tentang Pap Smear yang Perlu Diketahui

    Penjelasan Hasil Pap Smear

    Selain kesimpulan normal, abnormal, dan perlu dievaluasi ulang, hasil Pap smear juga menjelaskan jenis sel abnormal yang ditemukan. Ada dua jenis sel serviks yang dapat menjadi abnormal, yaitu sel skuamosa dan sel kelenjar.

    Sel Skuamosa

    Sel skuamosa merupakan jenis sel yang melapisi bagian luar serviks. Perubahan sel skuamosa ditemukan dibagi menjadi lima kategori: 

    1. Atypical Squamous Cells (ASC)

    Merupakan temuan sel skuamosa yang paling umum ditemukan pada pemeriksaan Pap smear. Sel skuamosa dibagi menjadi ASC-US dan ASC-H. Kedua hasil tersebut menunjukkan bahwa sel-sel serviks tampak abnormal, tetapi arti dari perubahan sel tersebut tidak jelas.

    Hasil ASC-H menunjukkan bahwa sel berisiko lebih tinggi menjadi sel kanker dari pada hasil ASC-US.

    2. Low Grade Squamous Intraepithelial Lesions (LSIL)

    Hasil ini kadang menunjukkan displasia (perkembangan sel yang tidak normal) derajat ringan. Hasil LSIL mungkin tidak memerlukan pengobatan karena biasanya perubahan ini dapat diatasi oleh sistem imun tubuh, terutama pada usia muda.

    3. High Grade Squamous Intraepithelial Lesions (HSIL)

    Temuan HSIL ini termasuk displasia derajat sedang atau berat. HSIL biasanya lebih sering menjadi lesi kanker jika tidak diobati dengan segera.

    4. Carcinoma In Situ (CIS)

    Hasil CIS menunjukkan perubahan sel yang lebih parah ditemukan dari pemeriksaan Pap smear. Perubahan ini tampak mirip dengan kanker serviks, tetapi belum menyebar keluar permukaan serviks. CIS kemungkinan akan berkembang menjadi kanker jika tidak diobati.

    5. Squamous Cell Carcinoma

    Baca Juga: Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV

    Karsinoma sel skuamosa adalah jenis kanker serviks. Adanya sel ini pada pemeriksaan Pap smear menandakan bahwa pasien menderita kanker serviks.

    Sel Kelenjar

    Sel kelenjar ditemukan pada jaringan yang melapisi bagian dalam serviks. Perubahan abnormalnya dibagi menjadi tiga macam:

    1. Atypical Glandular Cells (AGC)

    Hasil AGC menunjukkan bahwa tampak sel kelenjar yang abnormal pada pemeriksaan namun arti dari perubahan ini tidak jelas.

    2. Endocervical Adenocarcinoma in situ (AIS)

    Hasil Pap smear AIS menunjukkan bahwa perubahan sel yang lebih parah ditemukan tetapi belum menyebar ke luar jaringan kelenjar serviks.

    3. Adenokarsinoma

    Adenokarsinoma merupakan jenis kanker serviks yang dimulai dengan perubahan sel kelenjar. Hasil adenokarsinoma menunjukkan bahwa sel kelenjar abnormal telah menyebar ke dalam serviks atau ke organ tubuh lainnya.

    Baca Juga: Vaksinasi HPV Tanpa Pap Smear, Apakah Boleh?

    Kelainan lainnya

    Dalam pemeriksaan Pap smear, ada beberapa sel lain yang perubahannya ikut terdeteksi seperti:

    1. Sel-sel endometrium

    Pap smear juga dapat mendeteksi sel-sel endometrium yang berasal dari lapisan rahim. Sel-sel ini normal ditemukan pada individu sehat saat menstruasi, namun seharusnya tidak muncul pada wanita yang sudah menopause. Maka, hasil terkait abnormalitas sel endometrium hanya dilaporkan bagi wanita berusia diatas 45 tahun.

    2. Jenis kanker lainnya

    Meski bukan merupakan tujuan utama pemeriksaan Pap smear, tes ini juga dapat mendeteksi sel kanker yang terkait dengan kanker serviks, seperti sel kanker tuba fallopi, ovarium, endometrium, peritoneum, vulva atau vagina.

    3. Infeksi atau peradangan

    Tes Pap smear dapat mendeteksi bukti infeksi dan peradangan pada serviks.

    Sahabat Sehat, pemeriksaan Pap smear sangat penting untuk dilakukan sebagai usaha pendeteksian dini kanker serviks. Semakin awal diketahui dan diobati, semakin besar kesembuhannya. Bila Sahabat Sehat termasuk dari kelompok yang berisiko, segera lakukan pemeriksaan sesuai saran dokter. Pembacaan hasil Pap smear juga harus dibaca oleh dokter agar Anda mendapatkan rekomendasi yang tepat terkait langkah selanjutnya.

    Baca Juga: Mengapa Perlu Melakukan Pemeriksaan Pap Smear?

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat.  

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul Larasati

     

    Referensi

    1. Budiman Syahputra. Manfaat dan Cara Kerja Pemeriksaan Pap Smear.
    2. Cancer Council. Understanding your Pap smear or cervical screening test results.
    3. Testing.com. Pap Smear (Pap Test).
    4. WebMD. What If My Pap Test Results Are Abnormal?
    5. CDC. What Do My Cervical Cancer Screening Test Results Mean?
    Read More
  • Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela lalu disimpan di bank darah untuk kemudian digunakan oleh pasien yang membutuhkan. Semua orang dapat menjadi pendonor darah jika memenuhi syarat. Sebelum mendonorkan darah, para calon pendonor akan diminta untuk mengisi kuesioner seputar kondisi kesehatannya dan faktor risiko penyakit. Kemudian, pendonor akan diperiksa oleh tenaga […]

    Pentingnya Pemeriksaan Hepatitis B Sebelum Donor Darah

    Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela lalu disimpan di bank darah untuk kemudian digunakan oleh pasien yang membutuhkan.

    Pentingnya Pemeriksaan Hepatitis B Sebelum Donor Darah

    Pentingnya Pemeriksaan Hepatitis B Sebelum Donor Darah

    Semua orang dapat menjadi pendonor darah jika memenuhi syarat. Sebelum mendonorkan darah, para calon pendonor akan diminta untuk mengisi kuesioner seputar kondisi kesehatannya dan faktor risiko penyakit. Kemudian, pendonor akan diperiksa oleh tenaga kesehatan yang bertugas di bank darah tersebut.

    Selain itu, untuk menjaga keamanan produk darah, terdapat regulasi untuk menskrining darah tersebut agar terbebas dari penyakit-penyakit infeksius seperti Hepatitis B yang kasusnya masih banyak ditemukan di Indonesia. Dengan demikian, produk darah yang diterima aman untuk digunakan.

    Persyaratan Donor Darah

    Untuk dapat mendonorkan darah, Palang Merah Indonesia (PMI) telah menetapkan beberapa persyaratan bagi pendonor. Hal ini bertujuan untuk menjaga keamanan pendonor dan mendapatkan kualitas darah yang terbaik. Syarat untuk menjadi pendonor darah ialah:

    • Sehat jasmani dan rohani  
    • Usia 17 sampai dengan 65 tahun
    • Berat badan minimal 45 kg
    • Tekanan darah sistol 100 – 170 mmHg dan diastol 70 – 100 mmHg
    • Kadar hemoglobin 12,5 g% – 17,0 g% 
    • Interval minimal 12 minggu atau 3 bulan sejak donor darah sebelumnya (maksimal 5 kali dalam 2 tahun). 

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Ada pula restriksi bagi calon pendonor yang memiliki kondisi-kondisi tertentu. Berikut adalah kondisi dimana seseorang tidak diperbolehkan mendonorkan darah:

    • Mempunyai penyakit jantung dan paru-paru 
    • Menderita kanker 
    • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) 
    • Menderita kencing manis (diabetes melitus) 
    • Memiliki kelainan darah 
    • Menderita epilepsi dan sering kejang 
    • Menderita atau pernah menderita Hepatitis B atau C
    • Mengidap sifilis 
    • Ketergantungan narkoba
    • Kecanduan minuman beralkohol 
    • Mengidap atau beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS 
    • Saran dari dokter pemeriksa karena kondisi kesehatan pendonor.

    Baca Juga: 10 Ciri Terkena Hepatitis B yang Perlu Kamu Ketahui

    Skrining Produk Darah yang Sudah Didonorkan

    Setelah pendonor lolos persyaratan dan menyelesaikan proses donor darahnya, darah yang sudah didonorkan akan menjalani skrining terhadap beberapa penyakit yang dapat menular melalui produk darah, yaitu:

    • Hepatitis B 
    • Hepatitis C 
    • HIV-1 and HIV-2 
    • Treponema pallidum (sifilis).

    Risiko transmisi Hepatitis B melalui produk darah adalah kurang dari 1 dari 500,000 orang, sementara risiko transmisi Hepatitis C adalah 1 dari 2 juta produk darah yang ditransfusi. Semua produk darah di bank darah hanya akan diberikan kepada pasien bila telah lolos proses skrining ini. Berkat adanya skrining darah ini, risiko transmisi Hepatitis B dan C melalui produk darah sangatlah minimal.

    Baca Juga: Fungsi dan Manfaat Vaksin Hepatitis B

    Jenis Hepatitis yang Diperbolehkan Donor Darah

    Calon pendonor dengan hepatitis B dan hepatitis C tidak diperbolehkan mendonorkan darahnya, terlepas dari memiliki gejala atau tidak bergejala sama sekali. Namun, pada kondisi tertentu, orang dengan tipe Hepatitis lainnya masih dapat mendonorkan darahnya bila memenuhi syarat. Berikut ini adalah tipe-tipe hepatitis beserta kriterianya:

    • Hepatitis A

    Hepatitis A menyebar melalui kontaminasi makanan atau air. Hepatitis A adalah infeksi yang umum ditemukan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Penderita Hepatitis A dapat mendonorkan darahnya dengan syarat bukan dalam kondisi infeksi akut (sedang terinfeksi). Tanda-tanda hepatitis infeksi akut/ aktif ialah demam, nyeri sendi, nyeri otot, mual muntah, nyeri perut kanan atas, diare. Anda dapat mendonasikan darah apabila telah sembuh dari Hepatitis A.

    • Hepatitis E

    Hepatitis E serupa dengan Hepatitis A, terutama cara penyebarannya. Infeksi Hepatitis E sering dijumpai di Asia Tengah. Pengidap Hepatitis E dapat mendonasikan darah apabila telah sembuh dari penyakitnya

    • Hepatitis yang bukan disebabkan oleh infeksi virus

    Tidak semua hepatitis disebabkan karena infeksi virus. Bila Anda mengalami hepatitis yang non-viral (bukan disebabkan oleh infeksi virus) dan bebas gejala, Anda boleh mendonorkan darah. Jenis hepatitis non-viral diantaranya:

    • Hepatitis autoimun
    • Hepatitis disebabkan konsumsi alkohol
    • Hepatitis karena perlemakan hati (fatty liver) yang bukan disebabkan oleh konsumsi alkohol
    • Hepatitis karena bakteri enterik seperti E.coli dan Klebsiella pneumonia
    • Hepatitis karena parasit seperti malaria dan leishmania.

    Baca Juga: Yang Perlu Sahabat Sehat Ketahui Tentang Vaksin Hepatitis B

    Jenis Hepatitis yang Tidak Diperbolehkan Donor Darah 

    Demi keamanan produk darah dan pasien penerima darah, maka ada beberapa tipe hepatitis dan kondisi yang tidak diperbolehkan mendonorkan darahnya, yaitu:

    • Hepatitis B

    Hepatitis B adalah infeksi hati serius yang paling umum di dunia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B yang menyerang dan membuat peradangan pada hati. Dua miliar orang (atau 1 dari setiap 3 orang) telah terinfeksi dan sekitar 300 juta orang hidup dengan infeksi hepatitis B kronis. Setiap tahun sekitar 1 juta orang meninggal karena hepatitis B meskipun faktanya infeksi ini dapat dicegah dan diobati.

    • Hepatitis C

    Hepatitis C adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV). Hepatitis C menyebar melalui kontak dengan darah dari orang yang terinfeksi. Saat ini, kebanyakan orang terinfeksi virus Hepatitis C dengan berbagi jarum suntik atau peralatan lain yang digunakan untuk menyiapkan dan menyuntikkan narkoba. Bagi sebagian orang, Hepatitis C adalah penyakit jangka pendek, tetapi bagi lebih dari separuh lainnya menjadi infeksi kronis jangka panjang

    Walaupun antivirus Hepatitis C telah ditemukan dan diketahui memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, orang yang telah terinfeksi tidak dapat menjadi pendonor darah meskipun sudah sembuh.

    • Hepatitis D

    Hepatitis D hanya terjadi pada orang yang terinfeksi hepatitis B karena dianggap sebagai “virus yang tidak lengkap”. Jika seseorang menderita hepatitis D, maka ia juga menderita hepatitis B dan oleh karena itu, tidak diperbolehkan menjadi pendonor darah. Beberapa kondisi yang belum dapat mendonorkan darahnya ialah:

    • Jika tinggal atau berhubungan seks dengan seseorang yang menderita hepatitis, maka calon pendonor harus menunggu 12 bulan setelah kontak terakhir.
    • Jika menerima transfusi darah atau terkena jarum suntik yang tidak steril (seperti melalui penggunaan jarum bersama atau cedera tertusuk jarum yang tidak disengaja), maka harus menunggu 12 bulan sebelum bisa mendonorkan darah.

    Baca Juga: Penyebab Hepatitis B pada Ibu Hamil dan Dampaknya pada Bayi

    Sahabat Sehat, kasus Hepatitis B yang masih banyak ditemukan di Indonesia menjadikan langkah skrining produk darah menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas produk darah dan keamanan pasien penerima darah. Pastikan Sahabat Sehat juga dalam keadaan sehat bila ingin mendonorkan darah.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Gloria Teo
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Palang Merah Indonesia. Syarat menjadi donor darah.
    2. Daniel C, Chugh P. Blood Donation Guidelines for Hepatitis A, B, and C.
    3. Hepatitis B Foundation. What Is Hepatitis B?
    4. National Center for HIV, Viral Hepatitis, STD, and TB Prevention. Hepatitis C.
    Read More
  • Infeksi Cytomegalovirus (CMV) merupakan salah satu infeksi virus yang banyak menyerang janin. Virus ini dapat ditemukan di darah, urin, semen, cairan serviks, air liur, dan air susu ibu (ASI). Infeksi CMV bersifat endemis dan tidak bergantung pada musim tertentu. Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi CMV sebesar 50% sehingga wanita hamil dengan usia produktif memiliki […]

    Gejala Penyakit Cytomegalovirus (CMV) dan Pencegahannya

    Infeksi Cytomegalovirus (CMV) merupakan salah satu infeksi virus yang banyak menyerang janin. Virus ini dapat ditemukan di darah, urin, semen, cairan serviks, air liur, dan air susu ibu (ASI). Infeksi CMV bersifat endemis dan tidak bergantung pada musim tertentu. Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi CMV sebesar 50% sehingga wanita hamil dengan usia produktif memiliki resiko terjadinya infeksi primer CMV.

    Gejala Penyakit Cytomegalovirus (CMV) dan Pencegahannya

    Gejala Penyakit Cytomegalovirus (CMV) dan Pencegahannya

    Cytomegalovirus menyebabkan infeksi pada janin dengan angka insidensi mencapai 2% dari semua bayi lahir hidup atau sebanyak 7 per 1000 kelahiran hidup. Sebanyak 12,7% bayi yang terinfeksi memperlihatkan gejala saat lahir dan sebanyak 13,5% bayi tidak memperlihatkan gejala saat lahir namun gejala berkembang di kemudian hari, termasuk gangguan pendengaran sensorineural saat usia anak-anak.

    Virus ini menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya orang dengan diabetes melitus dan HIV. Penularan CMV dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, termasuk saat hubungan seksual, transplantasi organ atau donor darah. Virus CMV ini ternyata juga dapat menular dari ibu ke janin saat di dalam kandungan, persalinan dan menyusui.

    Gejala Infeksi Cytomegalovirus

    Infeksi CMV kongenital dapat muncul tanpa gejala (asimptomatik) atau dengan gejala (simptomatik). Satu dari setiap 200 kelahiran bayi berpotensi mengalami infeksi CMV, dan dari 5 bayi yang terinfeksi CMV mengalami gangguan jangka panjang. Berikut ini gejala CMV kongenital pada bayi baru lahir:

    • Rash atau ruam kemerahan
    • Jaundice atau kulit kekuningan di bagian badan dan mata
    • Mikrosefali (kepala kecil)
    • Berat badan lahir rendah
    • Hepatosplenomegali (pembesaran organ hati dan limpa)
    • Kejang
    • Retinitis (gangguan pada retina mata)
    • Kelenjar getah bening membengkak.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Sebagian bayi yang lahir dengan gejala CMV kongenital kemungkinan besar akan memiliki gejala jangka panjang, seperti:

    • Gangguan pendengaran 
    • Perkembangan motorik terhambat sehingga menyebabkan gangguan koordinasi tubuh
    • Gangguan penglihatan
    • Mikrosefali
    • Kejang
    • Gangguan perkembangan intelektual
    • Pneumonia berat seperti sesak napas, batuk dan nyeri dada
    • Gangguan pencernaan yang ditandai dengan kesulitan menelan, nyeri perut dan diare berdarah.

    Baca Juga: Vaksin HPV Melindungi Ibu dan Janin Selama Kehamilan

    Diagnosis CMV Kongenital

    Infeksi CMV kongenital dapat didiagnosis dengan menguji air liur bayi baru lahir, urin atau darah. Specimen ini harus dikumpulkan untuk pengujian dalam dua hingga tiga minggu setelah bayi baru lahir untuk memastikan apakah ada infeksi virus CMV.

    Namun, pada ibu hamil yang diduga terkena infeksi CMV, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berupa:

    • USG kehamilan untuk mendeteksi dini adanya kelainan pada janin
    • Amniosentesis (pemeriksaan air ketuban) untuk mendeteksi adanya keberadaan virus CMV jika memang ditemukan kelainan pada janin.

    Baca Juga: Mengapa Cacar Air Saat Hamil Berbahaya? Ini Penjelasannya

    Pengobatan CMV

    Untuk bayi dengan tanda-tanda infeksi CMV kongenital saat lahir, obat antivirus, terutama valgansiklovir dapat meningkatkan pendengaran dan perkembangan si kecil. Namun, valgansiklovir memiliki efek samping yang serius dan perlu dikonsultasikan lebih dahulu dengan dokter yang menangani. Pengobatan yang cepat dan tepat akan meminimalisir komplikasi akibat infeksi virus CMV.

    Baca Juga: Mengapa Ibu Hamil Membutuhkan Vaksin Tetanus?

    Pencegahan infeksi CMV

    Upaya pencegahan infeksi CMV sangat penting dilakukan, terutama bagi ibu hamil, orang dengan daya tahan tubuh rendah, dan orang dengan penyakit kronis. Berikut adalah cara mengurangi risiko terinfeksi CMV, antara lain:

    1. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik, terutama sebelum dan sesudah kontak dengan anak-anak dan cairan tubuh orang lain.
    2. Hindari kontak langsung dengan cairan tubuh orang lain, seperti mencium bibir dan berbagi makanan dari tempat makan yang sama.
    3. Hindari penggunaan alat pribadi secara bersamaan seperti alat makan, dan sikat gigi.
    4. Lakukan pemeriksaan TORCH saat merencanakan kehamilan.
    5. Hindari melakukan hubungan seksual berisiko dengan berganti-ganti pasangan seksual dan tidak menggunakan kondom dengan orang yang riwayat kehidupan seksualnya tidak diketahui.

    Baca Juga: Perlukah Pemeriksaan TORCH Saat Hamil ?

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Rampengan, N. DIAGNOSIS INFEKSI SITOMEGALOVIRUS PADA BAYI DAN ANAK.
    2. CDC. About Cytomegalovirus and Congenital CMV Infection.
    3. FKUI. Teliti Dampak Deteksi Dini Gangguan Pendengaran Akibat Infeksi CMV kongenital serta Faktor Risiko yang Memengaruhi.
    4. CDC. Babies Born with Congenital Cytomegalovirus (CMV).
    5. CDC. CMV Fact Sheet for Pregnant Women and Parents.
    Read More
  • Apakah Anda familiar dengan istilah “hustle culture”? Istilah ini sedang marak diucapkan dan dibahas oleh kaum milenial sejalan dengan budaya baru yang sedang dihadapinya. Seperti apa itu? Hustle culture adalah dorongan untuk bekerja lebih keras, lebih kuat, dan lebih cepat dengan mengerahkan kapasitas maksimum diri setiap hari demi mencapai tujuan/ target dengan lebih cepat. Budaya […]

    Kenali Hustle Culture dan Dampak Negatifnya Bagi Kesehatan

    Apakah Anda familiar dengan istilah “hustle culture”? Istilah ini sedang marak diucapkan dan dibahas oleh kaum milenial sejalan dengan budaya baru yang sedang dihadapinya. Seperti apa itu?

    Kenali Hustle Culture dan Dampak Negatifnya Bagi Kesehatan

    Kenali Hustle Culture dan Dampak Negatifnya Bagi Kesehatan

    Hustle culture adalah dorongan untuk bekerja lebih keras, lebih kuat, dan lebih cepat dengan mengerahkan kapasitas maksimum diri setiap hari demi mencapai tujuan/ target dengan lebih cepat. Budaya ini serasi dengan perkembangan dunia digital yang memfasilitasi banyak hal. Pernahkah Anda mengalami hal seperti ini setiap harinya?

    Ya, itulah hustle culture. Dikutip dari Kementerian Ketenagakerjaan, hustle culture adalah standar di masyarakat yang menganggap bahwa Anda hanya bisa mencapai sebuah kesuksesan apabila benar-benar mendedikasikanqc  hidup untuk pekerjaan. Selain itu, mereka bekerja sekeras-kerasnya hingga menempatkan pekerjaan diatas segala-galanya.

    Tren baru di Indonesia

    Budaya ini sedang menjadi tren di Indonesia bahkan di masyarakat dunia. Budaya ini dikenalkan pertama kali oleh beberapa tokoh besar seperti Jeff Bezos, Elon Musk dan Jack Ma yang melakukan normalisasi bekerja melebihi batas waktu normal untuk mencapai kesuksesan. Bahkan, di Tiongkok sendiri budaya ini dikenal dengan budaya 966 atau bekerja dari pukul 9 pagi hingga pukul 9 malam dalam 6 hari.

    Banyak anak muda yang menjadikan berbagai buku, tokoh terkenal di platform media sosial, dan juga tokoh-tokoh wirausahawan atau entrepreneur sebagai inspirasi dalam mengejar kesuksesan mereka sendiri. Sebagai anak muda yang ambisius bekerja menuju tujuan mereka, tidak mengherankan melihat banyak sekali pekerja menjadi korban dari hustle culture ini. Waktu istirahat, kehidupan pribadi, dan kesehatan fisik dan mental adalah hal-hal yang pada akhirnya luput dari perhatian.

    medical check up hemat, medical check up murah, medical check up ke rumah

    Mengapa Hustle Culture tidak baik bagi kesehatan fisik dan mental?

    Hustle culture tidak baik untuk kesehatan fisik dan juga mental. Pasalnya, orang yang terjebak dalam hustle culture menganggap jalan menuju kesuksesan dan kesejahteraan hanya dengan bekerja, sehingga bekerja melebihi batas jam kerja dan lembur dianggap sebagai sesuatu yang sangat wajar.

    Menurut penelitian yang dilakukan tahun 2018 di Eropa, Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok, pekerja yang bekerja lebih dari 50 jam dalam seminggu memiliki berbagai risiko kesehatan fisik dan psikologis. Beberapa risiko kesehatan fisik antara lain:

    • Penyakit jantung dan pembuluh darah, misalnya penyakit jantung koroner
    • Penyakit serebrovaskular
    • Peningkatan tekanan darah dan detak jantung
    • Resistensi insulin, gangguan irama jantung (aritmia), hiperkoagulasi dan iskemia.

    Baca Juga: Tips Atasi Kelelahan akibat Overworking

    Sedangkan, bahaya psikologis dari hustle culture membuat pekerja menjadi lebih rentan mengalami burnout, depresi, gangguan kecemasan berlebih, dan muncul perasaan ingin bunuh diri. Burnout sering ditemukan dalam hustle culture. Burn out adalah kondisi dimana seseorang merasa lelah berkepanjangan karena stres kerja yang berat hingga kehilangan motivasi. Berikut ini beberapa gejala burnout:

    • Menunda atau menghindari pekerjaan sama sekali
    • Membuat lebih banyak kesalahan saat melakukan tugas
    • Kehilangan minat pada bagian pekerjaan yang sebelumnya sangat diminati
    • Merasa lebih cemas dan depresi
    • Merasa kurang bisa mendengarkan atau peduli pada orang lain
    • Makan berlebihan, mengonsumsi obat-obatan dan alkohol
    • Melampiaskan frustasi pada orang lain (misalnya, mudah tersinggung, mengacuhkan dan marah)
    • Sulit berkonsentrasi dan menjadi tidak terarah dalam bekerja.

    Baca Juga: Waspadai! 4 Gangguan Kesehatan Saat WFH dan Tips Pencegahannya

    Apa yang bisa dilakukan untuk memutuskan hustle culture?

    Work-life balance

    Kehidupan pribadi dan pekerjaan penting untuk diseimbangkan. Hal ini dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain:

    • Membuat jadwal kegiatan
    • Mengomunikasikan perasaan dan kondisi
    • Mengurangi pikiran negatif terkait pekerjaan
    • Melakukan kegiatan relaksasi agar mengurangi stres, seperti yoga dan meditasi
    • Melakukan liburan selama beberapa hari untuk mengurangi stres kerja
    • Melakukan olahraga secara rutin
    • Cukup waktu tidur dan istirahat.

    Hard work tidak sama dengan sukses

    Kerja keras tidak dapat menjadi indikator satu-satunya kesuksesan seseorang. Ada banyak faktor lain yang turut berkontribusi. Bekerja keras dan melakukan semua hal secara terburu-buru demi mencapai kesuksesan tidak akan membawa seseorang sampai kepada kesuksesan.

    Jangan membandingkan diri sendiri dengan kesuksesan orang lain di media sosial

    Salah satu latar belakang terciptanya hustle culture adalah media sosial. Semua orang berlomba-lomba ingin terlihat sukses, mapan, dan kaya dalam tampilannya di media sosial. Sebagian juga memamerkan dengan bangga kondisi bekerja di tengah malam dan terus bekerja di akhir pekan.

    Jangan membandingkan dirimu dengan orang lain dan membuat ekspektasi yang berlebihan hanya karena orang lain melakukan hal tersebut. Ingat, setiap orang mempunyai kecepatannya masing-masing dan jangan takut terlihat lambat dalam mencapai posisi yang diharapkan.

    Mengenal batasan diri

    Anda harus berani untuk bilang tidak pada pekerjaan. Sama halnya dalam mengenali kapan badan Anda harus beristirahat dan kapan sudah siap untuk diajak kembali bekerja.

    Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

    Sahabat Sehat, sebesar apapun dorongan dan semangat diri dalam meraih impian, tubuh mempunyai hak untuk diperhatikan kesehatannya. Tidak sekadar kesehatan fisik, namun juga secara psikologis dan sosial. Maka dari itu, memaksakan diri diluar kapasitas tubuh Anda bukanlah hal yang patut dilakukan. Mari hargai dan sayangi diri sendiri.

    Jika Sahabat Sehat membutuhkan layanan konsultasi dokter, layanan vaksinasi, imunisasi anak, layanan medical check uplayanan fisioterapipemeriksaan laboratorium, multivitamin, dan produk kesehatan lainnya, segera manfaatkan layanan Prosehat yang turut menyediakan layanan Chat Dokter 24 Jam

    Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi WA Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

    Ditulis oleh: dr. Jesica Chintia
    Ditinjau oleh: dr. Nurul L

     

    Referensi

    1. Costa, C. Stop Idolizing Hustle Culture And Do This Instead.
    2. Rachmahyanti, S. Marak di Kalangan Milenial, Yuk Kenali Ciri-Ciri Hustle Culture.
    3. medcom.id. Bahaya Hustle Culture pada Pekerja di Indonesia.
    4. Arfa, A., 2021. The Truth About the Hustle Culture.
    5. CNN Indonesia. Mengenal ‘Hustle Culture’, Gila Kerja yang Berujung Burnout.
    6. Jackson, A. How to Identify Hustle Culture and What You Can Do to Break Away From It.
    7. Headversity. The Toxicity of Hustle Culture: The Grind Must Stop.
    Read More
Chat Asisten Maya
di Prosehat.com