Kebanyakan orang berpikir bahwa pria memiliki risiko terkena sakit jantung yang lebih tinggi dibandingan dengan wanita. Tetapi banyak orang yang tidak mengetahui bahwa ketika seorang wanita telah memasuki masa menopause atau berhentinya siklus menstruasi, maka risiko sakit jantung pada pria dan wanita sebenarnya sama.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah RS Siloam Kebon Jeruk Jakarta, dr Antono Sutandar pernah menjelaskan bahwa ketika menopause menyerang, wanita mengalami penurunan hormon estrogen yang sebenarnya selama ini melindungi jantung mereka.
Dengan menurunnya hormon estrogen, bukan hanya perlindungan jantungnya saja yang melemah, tetapi juga menyebabkan tubuh seorang wanita lebih sulit untuk menyeimbangkan kadar Kolestrol. Hal tersebut yang menjadi pemicu kadar kolestrol jahat atau LDL dengan mudah melonjak jika Anda tidak memberi asupan makanan sehat untuk tubuh Anda.
Tingginya kolestrol juga dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang akhirnya akan meningkatkan risiko serangan jantung pada tubuh. Dr Antono juga mengungkapkan, untuk mencegah penyakit jantung pada wanita yang telah memasuki masa menopause, sebenarnya bisa dilakukan dengan cara penambahan hormon esterogen.
Akan tetapi terapi penambahan hormon esterogen ini sudah mulai jarang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan dengan penambahan hormon esterogen pada wanita yang telah memasuki masa menopause dapat meningkatkan risiko penggumpalan darah dan kanker payudara.
Terlalu banyak hormon esterogen, risiko penyakit jantung koroner akan berkurang, tetapi di sisi lain, risiko penggumpalan darah dan kanker payudara akan bertambah. Jadi, terapi hormon esterogen hanya diberikan pada satu tahun awal memasuki masa menoupause.
Selain itu, kebanyakan tanda – tanda serangan jantung yang diterima oleh wanita lebih general dan kurang spesifik seperti tanda serangan jantung yang diterima oleh laki – laki. Contohnya saja tanda serangan jantung pada laki – laki adalah nyeri di bagian dada, sedangkan pada wanita, bisa saja hanya dengan mual atau sampai dengan nyeri pada bagian rahangnya.
Pada laki – laki, kurang lebih hanya 15-20% tanda serangan jantung yang tidak terasa di dada. Sedangkan pada perempuan mencapai 30-40% yang tidak merasakan nyeri dada sebagai tanda serangan jantung . Kebanyakan pada wanita juga tidak merasakan sakit pada dada saat mereka terkena tanda serangan jantung, sehingga banyak wanita yang kurang aware pada tanda serangan jantung.
Untuk menghindari sakit jantung, kita harus selalu ingat betapa pentingnya gaya hidup sehat dan selalu berusaha untuk mengaplikasikannya pada gaya hidup kita. Kita juga harus mulai bisa mengatur pola makan dengan gizi seimbang agar aktivitas fisik kita dapat berjalan dengan teratur.