Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Jenis Makanan Apa yang Dapat Dikonsumsi Setelah Muntah?

Sobat pernah merasakan muntah? Duh, rasanya benar-benar tidak nyaman bukan? Apalagi setelah muntah biasanya tubuh menjadi lemah dan lambung terasa tidak enak. Muntah merupakan suatu keadaan dimana seluruh isi saluran cerna bagian atas dikeluarkan melalui mulut secara tiba-tiba dan refleks yang disebabkan karena adanya rangsangan muntah. Muntah diawali dengan adanya perasaan mual, karena adanya sensasi tidak nyaman pada bagian lambung. Mual dan muntah bukan suatu diagnosis, melainkan suatu gejala atau tanda dari suatu kondisi penyakit atau keadaan tertentu misalnya mabuk perjalanan, kehamilan atau kondisi psikologis tertentu.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Mual Saat Hamil

Mual dan muntah merupakan gejala yang umum terjadi, dan tidak terbatas usia, maupun jenis kelamin, selain disertai mual, gejala lainnya juga dapat menyertai muntah misalnya migren, nyeri kepala, demam, vertigo, diare, nyeri ulu hati, pucat, berkeringat dan napas tidak beraturan.

Terjadinya muntah diawali dengan tiga fase yaitu yang pertama adanya rangsangan pada medulla oblongata di otak yang memicu ambang rangsang muntah, kemudian timbul perasaan mual. Lalu terjadi gerakan yang diusahakan otot perut dan dada sebelum muntah. Terakhir, terjadi gerakan retroperistaltis, yaitu pengeluaran isi lambung melalui mulut.

Proses Terjadinya Muntah

Muntah dapat disebabkan karena gangguan pencernaan seperti iritasi lambung yang disebabkan oleh rokok, alkohol, dan obat pereda nyeri. Selain itu, muntah dapat disebabkan karena adanya gangguan di otak (trauma, infeksi, tumor), nyeri kepala (vertigo, migrain), serta kondisi lainnya (hamil, rangsangan bau, mabuk perjalanan, gangguan psikologi), diabetes serta efek samping dari pengobatan (obat kemoterapi, steroid, pereda nyeri, antibiotic, kodein, morfin). Hayo, Sobat pernah merasakan muntah karena apa?

Baca Juga: Punya Penyakit Asam Lambung, Hindari 8 Makanan Ini

Nah, setelah muntah Sobat dapat memperhatikan asupan makanan sebaiknya dikonsumsi, antara lain:

  1. Air

    Ketika muntah, sejumlah air ikut keluar dari tubuh, baik melalui muntah, keringat maupun diare (gejala lain yang mengikuti), sehingga untuk mengembalikan jumlah air merupakan hal wajib yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Terjadinya dehidrasi dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari yang ringan sampai yang berat, yaitu mulai dari bibir kering, puing, mata cekung, jantung terasa berdebar, urine berwarna pekat, jumlah urine berkurang sampai terjadinya kehilangan kesadaran (pingsan).
    Minumlah air hangat sedikit demi sedikit setelah muntah.

  1. Cairan Elektrolit

    Minum cairan yang mengandung elektrolit (larutan gula dan garam) karena selain air, elektrolit juga berkurang dalam darah sehingga jangan lupa untuk kembalikan jumlah elektrolit yang hilang.

  1. Makan makanan yang lunak

    Hindari makanan yang berat sekitar 6 jam setelah muntah, mulai dengan makanan ringan seperti bubur atau biskuit apabila terasa lapar setelah muntah.

  2. Hindari posisi berbaring ketika minum atau makan setelah muntah

    karena dapat merangsang terjadinya muntah kembali. Lalu tenangkan kondisi, seperti istirahat dahulu setelah muntah.

  3. Hindari makanan yang dapat merangsang muntah kembali

    seperti makanan yang mengandung minyak berlebih dan lemak seperti keju dan susu.

  4. Hindari minuman yang mengandung kafein  seperti cokelat dan teh.
  5. Berikan makanan yang terlalu manis untuk menghindari mual dan muntah berulang kembali.
  6. Hindari makanan yang pedas,minuman bersoda dan makanan serta minuman yang mengandung alkohol.

Bagaimana agar Sobat tidak muntah kembali? Nah, ini ada triknya loh. Apa saja? Yuk, coba kita cek:

Hindari kegiatan yang merangsang muntah

Apabila muntah disebabkan motion sickness atau mabuk perjalanan maka hindari kegiatan di kendaraan yang dapat merangsang mual seperti hindari main gadget serta hindari membaca di dalam kendaraan.

Banyaklah istirahat

Perbanyak istirahat, batasi aktivitas fisik. Sobat bisa duduk di tempat yang tidak ramai untuk mencegah tidak muntah kembali. Pastikan kepala tetap tegak dan tidak menunduk. Sobat juga sebaiknya menghindari melihat benda yang bergerak karena dapat memicu mual.

Pahami tanda dan bahaya muntah

Pahami tanda-tanda bahaya dan segera mencari pertolongan apabila muntah terjadi secara terus-menerus, muntah yang menyembur, muntah yang disertai darah, demam, nyeri kepala hebat, lesu, hilang kesadaran, nafas yang tidak teratur, diare serta sulit buang air kecil (jumlah urine berkurang) dan tidak mau makan dan minum. Segera hubungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan fisik serta dilakukan penanganan lebih lanjut. Apabila gejala cukup berat maka dokter akan mempertimbangkan pemberian infus.

Konsumsi obat sesuai dengan gejala dan anjuran dokter

Beberapa jenis obat dapat diberikan untuk mengurangi gejala mual dan muntah. Pastinya, obat-obatan ini harus sesuai dengan anjuran dan resep dokter ya Sobat. Biasanya bila muntah disebabkan karena infeksi bakteri H. Pylori, dokter akan memberikan antibiotik untuk mengobati penyebab utama terjadinya infeksi pada lapisan lambung. Lain halnya bila muntah disebabkan karena mabuk perjalanan atau motion sickness, maka diperlukan obat anti motion sickness yang mengandung dimenhydrinate sebelum melakukan perjalanan. Lalu, muntah akibat gastritis atau luka pada lapisan lambung dapat diobati dengan obat yang dapat mengurangi asam lambung seperti misalnya antasida, atau obat golongan H2 pump inhibitor serta obat yang mempercepat pengosongan lambung untuk mengurangi gejala mual dan muntah.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Asam Lambung

Kini Sobat sudah tahu kan langkah apa saja yang harus ditempuh setelah mengalami muntah. Apabila Sobat memerlukan informasi lainnya, silakan hubungi Asisten Kesehatan Maya 08111816800 atau klik http://www.prosehat.com/wa.

 

Daftar Pustaka

  1. Furyk, J., Meek, R. and McKenzie, S. (2014). Drug treatment of adults with nausea and vomiting in primary care. BMJ, [online] 349(aug07 2), pp.g4714-g4714. Available at: bmj.com/content/349/bmj.g4714 [Accessed 20 Sep. 2018].
  2. Singh, P., Yoon, S. and Kuo, B. (2018). SAGE Journals: Your gateway to world-class journal research. [online] Journals.sagepub.com. Available at: journals.sagepub.com/doi/pdf/10.1177/1756283X15618131 [Accessed 20 Sep. 2018].
  3. WebMD. (2018). How to Treat Nausea and Vomiting. [online] Available at: webmd.com/digestive-disorders/understanding-nausea-vomiting-treatment [Accessed 20 Sep. 2018].

 

Chat Asisten Maya
di Prosehat.com