Telp / WhatsApp : 0811-1816-800

Cegah Penyakit Hepatitis B dengan Vaksinasi Hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B merupakan pencegahan terhadap penyakit hepatitis B. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh virus. Virus hepatitis B menular melalui darah, semen, atau cairan tubuh lain dari penderitanya. Beberapa orang memiliki risiko tinggi terhadap penyakit ini antara lain adalah tenaga medis, orang yang bertato dan tindik dengan menggunakan jarum tidak steril, pengguna narkoba suntik orang yang menerima transfusi darah dan transplantasi organ,tahanan penjara, orang yang melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dengan penderita, mereka yang sering berpergian ke daeran endemis, serta janin yang dikandung oleh ibu yang terinfeksi virus hepatitis B

Penyakit Hepatitis B memiliki gejala yang paling sering ditemukan adalah badan yang menguning serta urin yang berwarna gelap. Gejala lain seperti demam, penurunan nafsu makan, rasa lelah yang hebat, mual muntah dan nyeri perut, nyeri sendi, kemerahan pada kulit juga sering menyertai. Jangka waktu masuknya virus ke dalam tubuh hingga timbulnya gejala adalah 3 hingga 4 bulan. Pada hepatitis B akut, penanda penyakit ini yaitu HbsAg dapat menghilang dan fungsi hati dapat kembali normal. Sedangkan pada hepatitis B kronik, virus akan tetap berada di tubuh lebih dari 6 bulan.

Pada penyakit Hepatitis B yang bersifat akut, tidak ada pengobatan spesifik yang dapat diberikan. Terapi diberikan untuk menghilangkan gejala demam, mual, muntah, dsb. Sedangkan pada hepatitis B kronis tujuan pengobatan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup, mencegah penularan dari ibu hamil ke janin dan virus yang kembali hidup, serta mencegah komplikasi yang dapat terjadi. Pengobatannya menggunakan obat-obat anti virus yang diberikan selama 4 hingga 12 bulan dengan angka kesembuhan yang minimal

Di Asia Tenggara, sekitar 100 juta orang hidup dengan hepatitis B kronis dan setiap tahun ditemukan 1,4 juta kasus baru dan 300.000 kematian. Sedangkan di Indonesia, sekitar 18 juta orang menderita hepatitis B. Sekitar 50% dari penderita di Indonesia berpotensi menjadi kronis dan 10% berisiko menderita fibrosis hati yang akan berkembang menjadi kanker hati. Melihat fakta ini, Sobat pasti sudah membayangkan ternyata di sekitar kita banyak yang menderita hepatitis B. Lalu, apakah Sobat takut tertular penyakit ini?Tentu tidak, vaksinasi heptitis B adalah cara untuk mencegahnya.

Cara Pemberian Vaksin Hepatitis B

Pada orang dewasa, vaksinasi hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali dengan waktu pemberian bulan ke-0, 1, dan 6. Sedangkan bayi baru lahir mendapatkan 4 kali suntikan imunisasi hepatitis B, yaitu saat lahir dan saat berusia 2,3,4 bulan. Bayi yang lahir dari ibu penderita hepatitis B memerlukan vaksinasi hepatitis B dan Imunoglobulin Hepatitis B (HBIG) pada 12 jam pertama setelah kelahiran. Pemberian vaksinasi ini akan merangsang tubuh untuk menghasikan antibodi yang akan melindungi dari Virus Hepatitis B.

Jenis Vaksin Hepatitis B

Vaksin hepatitis B terdiri dari 2 tipe, yaitu:

  • Vaksin hepatitis B tunggal (monovalen)
    Vaksin hepatitis B tunggal dibuat dari komponen virus hepatitis B.
  • Vaksin hepatitis B kombinasi
    Vaksinasi kombinasi hepatitis B dengan vaksin lain seperti DTP-Hep B, DTP-Hib-Hep B, DTP-Hib-inactivated poliovirus-HepB, Hib-HepB, dan hepatitis A-HepB.

Manfaat Vaksinasi Hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B dapat melindungi dari penyakit hepatitis B dengan jangka waktu lebih kurang 25 tahun.5 Namun, pada beberapa penelitian disebutkan bahwa antibodi yang dihasilkan untuk melindungi dari virus ini akan menurun pada setahun pertama setelah anak diberikan imunisasi komplit hepatitis B.Kemudian, 15% hingga 50% diantaranya mengalami penurunan atau bahkan tidak terdeteksi antibodinya pada 5 hingga 15 tahun setelah vaksinasi. Sedangkan pada dewasa, sekitar 30% hingga 60% diantara penerima vaksinasi hepatitis B mengalami penurunan konsentrasi dalam 9-11 tahun setelah vaksinasi. Hal ini menyebabkan vaksin penguat (booster) dapat diberikan dengan mengecek kadar antibodi (Anti-HBs) terlebih dahulu.6

Reaksi setelah Vaksinasi Hepatitis B

Vaksinasi hepatitis B dapat menimbulkan reaksi setelah penyuntikan. Reaksi ringan yang dapat dirasakan setelah penyuntikan adalah rasa pegal, sakit, kemerahan, dan bengkak di lokasi penyuntikan, demam, dan sakit kepala pada 24 jam setelahnya. Reaksi berat yang dapat terjadi adalah reaksi anafilaksis karena alergi komponen dari vaksin, salah satunya adalah ragi. Reaksi anafilaksis ditandai dengan pembengkakan pada bibir dan lidah, susah bernapas, denyut nadi melemah, pucat, hingga terjadinya penurunan kesadaran. Keadaan ini harus cepat ditangani karena akan membahayakan kondisi penerima vaksin.6

Ayo, Sobat, jangan menunda pemberian vaksinasi hepatitis B untuk kepentingan bersama. Apalagi bagi bayi baru lahir dan anak, vaksinasi ini sangat berperan penting. Penyakit hepatitis B dapat dicegah dengan vaksin ini. Segera datangi layanan kesehatan terdekat yang menyediakan layanan vaksinasi untuk mendapatkannya.

instal aplikasi prosehat

Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Viral Hepatitis. [Internet]. Retrieved from: cdc.gov (04.07.2018).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sebagian besar kematian akibat hepatitis virus berhubungan dengan hepatitis B dan C kronis. 2016. [Internet]. Retrieved from: depkes.go.id (04.07.2018).
Kwon SY, Hong Lee C. Epidemiology and prevention of hepatitis B. The Korean Journal of Hepatology. 2011;17:87-95.
World Health Organization. Information sheet, observed rate of vaccine reactions: hepatitis B vaccine. 2012. Geneva.
World Health Organization. Hepatitis B. [Internet]. Retrieved from: who.int/ith/vaccines/hepatitisB (04.07.2018)
Van Damme P. Long term protection after hepatitis B vaccine. The Journal of Infectional Disease. 2016:214: 1-3

Chat Asisten Maya
di Prosehat.com